BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Ukuran dasar kebijakan sudah ada dalam bentuk modul pelatihan dan lembar balik ABPK. Tujuan kebijakan dalam program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB
sudah tepat yaitu untuk
menurunkan angka kejadian drop out dan meningkatkan cakupan peserta KB, namun dalam pelaksanaannya terdapat hambatan dalam hal pendistribusian modul dan lembar balik ABPK. 2. Sumber daya dalam pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dalam hal jumlah bidan yang berkompeten melaksanakan konseling dengan ABPK masih kurang. Masih terdapat beberapa kekurangan dalam pemerataan lembar balik ABPK bagi setiap bidan dan ketersediaan dana bagi pengadaan ABPK. 3. Komunikasi dalam pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB sudah efektif, selama ini bidan pelaksana mendapatkan sosialisasi mengenai pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dari bidan koordinator KIA KB Puskesmas, IBI, DKK dan Kantor PP dan KB Kabupaten Klaten dan juga melalui pelatihan ABPK yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Provinsi. 4. Karakteristik badan pelaksana pada pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dalam hal persiapan tidak ada yang bersifat khusus, hanya perlu persiapan sumber daya
94
95
manusia dalam hal ini bidan yang kompeten dan lembar balik ABPK yang layak digunakan. Dalam tahap pelaksanaan, bidan masih kurang optimal dalam menggunakan ABPK sebagai alat bantu serta kurang optimal dalam menggunakan teknik SATU TUJU selama konseling KB. 5. Disposisi/ sikap pelaksana dalam pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB positif, pelaksanaan program sudah sesuai dengan ketentuan yang ada namun kurang optimal, akan tetapi tidak menurunkan keyakinan dari bidan sebagai pelaksana bahwa dengan adanya program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dapat menurunkan angka kejadian drop out peserta KB dan meningkatkan cakupan peserta KB.
B. Implikasi 1. Implikasi teoritis Pelaksanaan kebijakan program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB dipengaruhi oleh beberapa variabel meliputi ukuran dasar dan tujuan kebijakan, sumber daya, komunikasi antar organisasi terkiat, karakteristik badan pelaksana, disposisi/sikap pelaksana, dan lingkungan sosial, ekonomi, politik. Upaya penurunan angka kejadian drop out peserta KB dan peningkatan cakupan peserta KB memerlukan kerjasama banyak pihak, karena bukan merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan saja.
96
Green (1991) mengungkapkan model pendekatan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan dengan kerangka Precede Proceed. Terdapat 3 hal dalam precede yang digunakan pada fase diagnosis masalah, menetapkan prioritas masalah dan diagnosis program, yaitu faktor predisposisi, pendukung dan pendorong. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya, faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam fasilitas-fasilitas atau saranasarana, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya dan faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini menyimpulkan masih terdapat beberapa kendala dan hambatan dalam pelaksanaan Program konseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB, dalam hal ukuran dasar kebijakan, pendistribusian modul belum merata dan modul yang ada saat ini belum tercantum sasaran, tujuan dan indikator pencapaian dari Program konseling dengan menggunakan ABPK. Pada faktor sumber daya, masih kurangnya tenaga kesehatan/ bidan yang berkompeten (sudah terlatih ABPK) dan belum seluruh tempat pelayanan KB mempunyai lembar balik ABPK. Dalam faktor karakteristik badan pelaksana, bidan kurang optimal dalam menggunakan ABPK dan teknik SATU TUJU dalam konseling.
97
Upaya memperbaiki kinerja program ini perlu memperhatikan kendala yang menjadi penghambat keberhasilan program. 3. Implikasi Metodologi Penelitian ini hanya melihat dari faktor pelayanan kesehatan saja dalam upaya penurunan angka kejadian drop out peserta KB, sehingga faktor lain di luar pelayanan kesehatan yang dapat mempengaruhi peningkatan kejadian drop out peserta KB tidak terkaji.
C. Saran Ada beberapa saran untuk pelaksanaan program konseling dalam pelayanan KB, yaitu: 1. Dinas Kesehatan Kabupaten a. Menentukan
target dan pedoman pelaksanaan secara tertulis untuk
program konseling dalam pelayanan KB. b. Melakukan pemerataan sumber daya, baik pemerataan bidan yang berkompeten dengan bekerja sama dengan badan diklat untuk mengadakan pelatihan ABPK, dan pemerataan ABPK bagi semua tempat pelayanan KB. 2. Puskesmas Ada komitmen dari Kepala Puskesmas, bidan koordinator KIA dan KB dan bidan pelaksana untuk mengusulkan pengadaan ABPK bagi bidan
98
serta melakukan pertemuan khusus yang digunakan sebagai evaluasi pelaksanaan program konseling dalam pelayanan KB. 3. Bidan Mempunyai kemauan dan komitmen yang tinggi untuk mempelajari dan menggunakan ABPK dalam setiap konseling KB yang dilaksanakan. 4. Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang program konseling dalam pelayanan KB dengan metode yang berbeda.