97
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan mengenai kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dan saran berdasarkan pada penjelasan bab sebelumnya. Berikut kesimpulan dan saran yang penulis berikan ; 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulan bahwa dalam “networking” antara pemerintah dan bisnis cukup baik. Hal ini didasarkan pada peran pemerintah yakni Disperindagkop dan Dinas Pariwisata yang selalu mengontrol, membantu dan memberikan informasi kepada UMKM yang ada di Kasongan untuk berkembang.
Disperindagkop serta Dinas Pariwisata cukup
berhasil dalam melakukan hal tersebut. Pemerintah daerah memberi perhatian utama dalam pengembangan UMKM Kasongan dikarenakan banyaknya persaingan antara UMKM untuk menjadi lebih baik. Di sinilah fungsi dari “networking” itu berjalan. Fungsi yang memberikan kesatuan dan kerjasama antar pelaku bisnis demi kemajuan bersama. Tanpa adanya kerjasama antara pemerintah dan pelaku bisnis seperti koperasi dan perbankan, maka UMKM di Kasongan tidak akan berjalan dengan baik. “Networking” juga sangat dibutuhkan oleh para UMKM untuk melakukan pengembangan bisnis yang dimilikinya, baik relasi dari pemerintah ataupun koperasi dan perbankan. Dengan adanya pemerintah daerah, UMKM dapat
98
meminta bantuan baik berupa bantuan konseling maupun informasi tentang bagaimana cara pembuatan desain baru gerabah, bagiamana cara memasarkan produk, serta bagaimana cara peminjaman modal ketika UMKM membutuhkan biaya pengembangan. Beberapa pihak yang terkait langsung dengan “networking” dalam pengembangan UMKM Kasongan adalah pemerintah Bantul. Pemerintah yang dimaksud adalah Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi serta Dinas Pariwisata. Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi menjadi fungsi strategis dalam kemajuan UMKM Kasongan. Disperindagkop memberikan fasilitas, sarana prasarana dalam pembuatan dan pemasaran produk UMKM Kasongan. Disperindagkop juga menjadi kontrol untuk koordinasi dan kerjasama antar pelaku UMKM Kasongan. Hal ini dilihat dengan adanya visi dan isi Disperindagkop bagi kemajuan bisnis di Bantul. Disperindagkop selalu memberikan pengarahan kepada UMKM Kasongan. Pengarahan – pengarahan yang diberikan dilakukan melalui Unit Pelaksana Teknis yang berada di Kasongan. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa Disperindagkop menginginkan kerjasama yang lebih dekat dengan UMKM Kasongan. Disperindagkop juga memberikan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) untuk membimbing UMKM melalui pelatihan UMKM. Dekranasda juga memberikan pinjaman modal bagi para pengusaha UMKM Kasongan ketika UMKM membutuhkan biaya/dana untuk pengembangan bisnisnya. Untuk memaksimalkan performa pemerintah , perlu adanya bantuan dan campur tangan dari pihak asosiasi bisnis. Asosiasi bisnis yang ada yakni
99
Dekranasda. Dekranasda memiliki peran dibawah dari Disperindagkop untuk membantu sektor kerajinan di Bantul. Sesuai dengan fokus peneliti, Dekranasda melakukan beberapa hal untuk membantu UMKM yang ada di Kasongan. Seperti misalnya membantu peminjaman modal untuk UMKM sebesar Rp 2.000.000,00 dan kemudian terdapat beberapa pelatihan, seminar dan pameran. Hal ini sangat membantu UMKM dalam melaksanakan bisnisnya dengan baik. Asosiasi bisnis sangat membantu kemajuan UMKM dikarenakan adanya kesamaan dan keinginan UMKM untuk mengembangkan bisnis gerabah. Dengan kesamaan tersebut, akan timbul kerjasama baik berupa informasi maupun bantuan modal melalui kerjasama dengan pihak bank. Selain itu, juga yang berperan di sini adalah koperasi dan perbankan. Untuk peran koperasi, Koperasi di Kasongan Bantul yakni koperasi Setya Bawana dan Koperasi Senin Kliwon cukup baik dalam melakukan kerjasama dengan UMKM dan pemerintah daerah. Koperasi selalu memberikan penjelasan kepada para anggotanya ketika UMKM berada dalam masa yang sulit seperti kurangnya pelanggan yang datang ke showroom-nya dan permodalan. Dengan adanya koperasi, UMKM mendapatkan kemudahan untuk melakukan pengembangan bisnisnya. Mulai dari informasi design baru produk Kasongan, bentuk dan jenis pembuatan gerabah yang baru untuk menunjang kualtias produk yang lebih baik. Adanya kerjasama dengan UMKM oleh koperasi menjadikan UMKM lebih mandiri dengan bisnis yang dijalaninya. Beberapa bentuk pinjaman modal juga diberikan kepada UMKM. Koperasi Setya Bawana dan Koperasi Senin Kliwon juga memberikan bantuan modal, walaupun jumlah pinjaman yang diberikan juga
100
terbatas. Hal ini dikarenakan banyaknya anggota koperasi lainnya yang juga membutuhkan bantuan modal. Koperasi Setya Bawana dan Koperasi Senin Kliwon juga bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk lebih baik. Kerjasama yang dilakukan berupa pelatihan – pelatihan kepada UMKM dan pengenalan mengenai produk/desain baru produk melalui pertemuan dan musyawarah antara pengurus koperasi dengan Disperindagkop/ Dinas Pariwisata. Pelatihan yang diberikan seperti misalnya penggunaan alat scan gerabah untuk lebih menjaga kualitas produk. Selain itu juga diberikan pelatihan tata cara manajemen keuangan yang baik bagi UMKM agar lebih mandiri. Untuk perbankan, bank Daerah bantul seperti BRI, Mandiri dan BNI memberikan pinjaman modal bagi UMKM di Kasongan yang membutuhkan dana. Hal ini cukup baik untuk pengembangan usaha di Kasongan. Namun pinjaman yang diberikan tidak dapat melalui koperasi, dan hanya terkait langsung dengan individu. Hal ini dikarenakan adanya jaminan peminjaman modal ketika terjadi hal yang tidak dinginkan, dan berkaitan dengan peminjaman memiliki tanggung jawab untuk individu yang meminjam. Dari beberapa sumber informasi dengan metode wawancara, penulis menyimpulkan bahwa bank di Bantul memberikan beberapa pinjaman modal untuk UMKM Kasongan dan pinjaman bersifat individu, bukan kelompok. Secara keseluruhan , networking yang dilakukan antara pelaku industri di Kasongan cukup berhasil. Seperti yang dijelaskan di dalam teori, ada tiga unsur
101
yang menentukan baiknya networking antar lembaga pelaku bisnis unntuk UMKM yakni pembinaan SDM, permodalan dan pembinaan manajemen. UMKM yang ada di Kasongan melaksanakan beberapa pertemuan dengan pelaku terkait seperti pemerintah, bank, koperasi dan juga asosiasi bisnis untuk mengembangkan usahanya. Pertemuan dilakukan untuk berdiskusi mengenai pasar yang sedang diminati konsumen pada saat itu ataupun barang produksi seperti apa yang diinginkan pasar. Pembinaan juga diberikan melalui pelatihan manajemen keuangan, manajemen admisnistrasi bahkan hingga manajemen pemasaran produk. Mengenai permodalan. Kerjasama di Kasongan antara pelaku bisnis dinilai berhasil. Terdapat peminjaman modal yang berjalan, peningkatan kualitas produk gerabah melalui beberapa pertemuan, baik dari Disperindagkop ataupun Dinas Pariwisata Bantul, dan juga invoasi mengenai trend pasar untuk Kasongan pada saat ini. 6.2 Saran Dari beberapa permasalahan yang ada di dalam penulisan, berikut saran yang diberikan yakni : 1. UMKM Industri di Kasongan merupakan salah satu UMKM yang menjadi target oleh para wisatawan di Bantul. Pemerintah dan pelaku bisnis harus lebih bekerjasama lagi untuk melakukan kerjasama yang lebih rutin dan berkualitas. Hal ini dilihat dari beberapa pertemuan yang dilakukan antara Disperindagkop dengan koperasi dan UMKM yang tidak rutin. Padahal
102
wisatawan selalu berdatangan setiap hari untuk membeli barang produk kasongan. Perlu adanya pertemuan rutin bagi pemerintah dan pelaku bisnis UMKM Kasongan untuk melakukan Focus Group Discussion tentang permasalahan yang didapat dan cara penanganannya. 2. Dalam melakukan networking yang baik, diperlukan adanya kerjasama demi kemajuan bersama bagi pemerintah, koperasi, perbankan dan terutama UMKM. Kerjasama tersebut dapat dilakukan dengan cara kerjasama dalam pengembangan ide, kerjasama mendapatkan informasi, kerjasama mendapatkan pelatihan. Dalam melakukan networking harus didasarkan pada persaingan yang positif. Persaingan yang dimaksud adalah persaingan yang tidak menjatuhkan lawan bisnis, tetapi persaingan yang saling membantu ketika UMKM lainnya mendapatkan masalah di lapangan. Dengan persaingan yang sehat inilah UMKM akan lebih baik. 3. Promosi menjadi sangat penting untuk eksistensi UMKM Kasongan. Pemerintah seharusnya menyediakan tempat yang efektif melalui bisnis online. Banyak para pengrajin yang tidak tahu menahu tentang promosi secara online. Kebanyakan para pengrajin / UMKM hanya menunggu para konsumen datang ke showroom dan tidak menjual melalui online. Hal ini disebutkan karena bisnis online memiliki peluang besar untuk mendapatkan relasi dan wisatawan yang lebih banyak.