BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 1.
Kereta api yang beroperasi pada track Klaten-Maguwo Jumlah kereta api yang beroperasi berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar
93
KA/hari,
track
Srowot-
Brambanan sebesar 93 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 90 KA/hari. Jumlah kereta api yang beroperasi berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 82 KA/hari, track SrowotBrambanan sebesar 83 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 80 KA/hari. Persentase
jumlah kereta api pada
track
Klaten-Maguwo
berdasarkan GAPEKA 2015 untuk kereta penumpang sebesar 84% dan kereta barang sebesar 16%. Sedangakan persentase jumlah kereta api pada track Klaten-Maguwo berdasarkan GAPEKA Realisasi untuk kereta penumpang sebesar 79,6%, kereta barang sebesar 10,8%, dan kereta dinas PT. KAI DAOP 6 Yogyakarta sebesar 9,7%. Kecepatan kereta api tidak hanya dipengaruhi oleh prasarana dan sarana, namun juga dipengaruhi oleh jenis barang yang diangkut. Terbukti dengan kecepatan kereta api penumpang lebih tinggi daripada kecepatan kereta api barang. 2.
Kapasitas lintas kereta api Rumus Kemenhub dan idle capacity Nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Kemenhub berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot
sebesar
196
KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 221 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 195 KA/hari. 97
98
Nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Kemenhub berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 196 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 233 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 196 KA/hari. Perbedaan nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Kemenhub berdasarkan GAPEKA 2015 dan berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 0 KA/hari, track SrowotBrambanan sebesar 12 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 1 KA/hari. Perbedaan antara nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Kemenhub dengan jumlah kereta yang beroperasi (idle capacity) berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 103 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 128 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 105 KA/hari. Perbedaan antara nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Kemenhub dengan jumlah kereta yang beroperasi (idle capacity) berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track Klaten-Srowot 114 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 140 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 116 KA/hari. Hal yang menyebabkan perbedaan nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Kemenhub berdasarkan GAPEKA 2015 dan berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 adalah kecepatan kereta api rata-rata (Vav) pada masing-masing track.
99
3.
Kapasitas lintas kereta api Rumus Scott dan idle capacity Nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Scott berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot
sebesar
186
KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 207 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 186 KA/hari. Nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Scott berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 185 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 213 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 181 KA/hari. Perbedaan nilai kapasitas lintas menggunakan Rumus Scott berdasarkan GAPEKA 2015 dan berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 1 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 6 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 5 KA/hari. Perbedaan antara nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Scott dengan jumlah kereta yang beroperasi (idle capacity) berdasarkan GAPEKA 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 93 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 114 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 96 KA/hari. Perbedaan antara nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan Rumus Scott dengan jumlah kereta yang beroperasi (idle capacity) berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track Klaten-Srowot sebesar 103 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 130 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 101 KA/hari. Hal yang menyebabkan perbedaan nilai kapasitas lintas kereta api menggunakan
Rumus
Scott
berdasarkan GAPEKA 2015
dan
berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA
100
realisasi tanggal 12-18 April 2015 adalah waktu tempuh kereta api ratarata (T) pada masing-masing track 4.
Perbedaan kapasitas lintas kereta api Rumus Kemenhub dengan Rumus Scott Perbedaan nilai kapasitas lintas menggunakan Rumus Kemenhub dan Rumus Scott berdasarkan GAPEKA 2015 pada track KlatenSrowot sebesar 10 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 14 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 9 KA/hari. Perbedaan nilai kapasitas lintas menggunakan Rumus Kemenhub dan Rumus Scott berdasarkan kondisi eksisting dengan mengambil sampel GAPEKA realisasi tanggal 12-18 April 2015 pada track KlatenSrowot sebesar 11 KA/hari, track Srowot-Brambanan sebesar 20 KA/hari, dan track Brambanan-Maguwo sebesar 15 KA/hari. Perbedaan nilai kapasitas lintas menggunakan Rumus Kemenhub dan Rumus Scott disebabkan karena terdapat perbedaan beberapa parameter yang mempengaruhi nilai kapasitas lintas kereta api. Rumus Kemenhub dipengaruhi oleh nilai headway sedangkan Rumus Scott dipengaruhi oleh waktu tempuh kereta api, waktu pelayanan blok, dan waktu pelayanan sinyal.
6.2. Saran 1.
Rekomendasi untuk PT. KAI DAOP 6 Yogyakarta Berdasarkan Rumus Kemenhub dan Rumus Scott, nilai kapasitas lintas kereta api yang terendah berada para track Klaten-Srowot dan track Brambanan-Maguwo. Untuk meningkatkan nilai kapasitas lintas kereta api pada track tersebut dapat dilakukan dengan menaikkan kecepatan kereta api. Dengan naiknya kecepatan kereta api, nilai headway akan berkurang sehingga dapat meningkatkan nilai kapasitas lintas kereta api. Berkurangnya nilai headway akan membuat kereta
101
lebih cepat berangkat sehingga penumpang tidak harus menunggu lama. Hal tersebut akan menyebabkan banyak orang yang datang ke stasiun dan memilih kereta api sebagai moda transportasi. Rekomendasi yang dapat diberikan kepada PT. KAI DAOP 6 Yogyakarta untuk meningkatkan kapasitas lintas kereta api adalah menaikkan kecepatan kereta api yang dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan idle capacity untuk menambah jumlah rangkaian kereta api atau dengan kata lain mempersingkat headway. Namun dalam menaikkan kecepatan kereta api terdapat hal yang perlu diperhatikan, yaitu meningkatkan perawatan (maintenance). Perawatan tersebut terdiri dari perawatan prasarana (track / jalur kereta api) dan sarana (rolling stock / lokomotif dan kereta). 2.
Saran untuk penelitian selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya, perlu dilakukan kajian mengenai rumus-rumus kapasitas lintas yang dapat digunakan untuk menghitung kapasitas lintas kereta api sesuai dengan kondisi di Indonesia. Diperlukan juga penelitian lebih lanjut mengenai penghitungan kapasitas lintas kereta api pada masing-masing lintas di seluruh DAOP 6 untuk mengetahui nilai kapasitas lintas kereta api pada DAOP 6 dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh PT. KAI DAOP 6 Yogyakarta dalam mengoptimalkan pelayanan operasi kereta api.