BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil dari analisa pengolahan data yang terkait dengan
Usulan Analisa Kualitas Dengan Metode Six Sigma-DMAIC Dalam Upaya Mengurangi Kecacatan Produk Plastik Film Di PT. Indonesia Du Pont Films (ITDF) yang telah dilakukan pada bab V sebelumnya, sehingga dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Asumsi waste yang dilakukan dengan harga Rp 1000 @meternya pada @roll dalam 1 bulan dan dengan melihat nilai PPM total terkecilnya yaitu untuk within dengan hasil yang sama untuk kedua jenis cacat maka waste 1 bulannya mencapai Rp 120 juta dengan tingkat sigma hanya 2 . PPM total terkecil untuk overall jenis cacat polarized light maka waste 1 bulannya adalah Rp 105 juta maka tingkat sigma berkisar antara 2-3 2. Faktor-faktor penyebab terjadinya defect pada pembuatan produk plastik film tipe G2 adalah Polarized Light, Reflected Light,
193 http://digilib.mercubuana.ac.id/
194
Transmitted Light, Flower Pattern, Kyatapira, Tarumi, tingkat keburaman plastik film (Haze), dan tingkat keterangan plastik film (Tt). 3. Berdasrkan analisis kualitas produk plastik film tipe G2, berikut merupakan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode Six Sigma: a. Dari hasil diagram pareto antara kedua jenis cacat pada platik film G2, jenis cacat polarized light merupakan jumlah frekuensi cacat tertinggi dengan jumlah 31 kejadian dan presentase sebesar 74%. b. Hasil capability process untuk tipe G2 untuk kedua jenis cacat, masing-masing ketiga sample Haze dan Tt PPM total terkecil diperoleh pada jenis Tt2 untuk (exp. within performance) yaitu sebesar 8960,3 (0,90%) dengan asumsi waste Rp 8~9 juta (3~4 ), sedangkan untuk (exp. overall performance) adalah jenis Hz2 sebesar 13702,9 (1,40%) dengan asumsi waste 13~14 juta (3~4 ). Hasil capability process graph untuk ketiga sample yang sama perolehan tingkap Ppk tertinggi (mendekati 1) adalah jenis Hz2 overall yaitu sebsar 0,809 yang masih membutuhkan lebih dari 0,191 untuk proses dianggap capable (praktisi = 1,33/4 c. Hasil FMEA untuk kedua jenis cacat dengan tingkat RPN before dan after action terbesar diperoleh pada jenis cacat polarized light dengan spesifikasi jenis cacat FD Tensha yaitu dengan jumlah RPN before action = 168 dan direduksi sebesar 120 poin hingga pada jumlah RPN after action = 48.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
195
d. Hasil ANOVA untuk tipe G2, Haze, Tt, HzTt all, HzTt, Hz1Tt1, dan Ha2Tt2, nilai-nilai yang diidentifikasi adalah P-Value dengan nilai terkecil yang paling signifikan (0,05) dan sangat signifikan (0,01) adalah nilai P-Value columns (excel dan minitab) pada HzTt all yaitu sebesar 0,0000... (9E-188), nilai MS terkecil diperoleh pada jenis Tt (excel dan minitab) yaitu sebesar 0,0045, dan untuk nilai f hitung dengan selisih terbesar dengan f tabel diperoleh pada tipe G2 (minitab) sample dengan nilai f hitung = 0,071<3,55 (f tabel) dengan selisih sebsar 3,479. e. Hasil regresi linier sederhana untuk HzTt, Hz1Tt1, dan Hz2Tt2 dari nilai summary output yaitu nilai multiple R positif terbaik diperoleh pada sample HzTt dengan nilai 0,45, kedua untuk nilai R square yang paling mendekati angka 1 (100%) diperoleh pada sample HzTt dengan nilai 0,204 (20,4%) membuktikan nilai Haze tepat memprediksi Tt, ketiga adjusted R square dengan peningkatan terbesar diperoleh pada sample HzTt sebesar 0,14, dan yang terakhir nilai standard error dengan nilai terkecil dibandingkan dengan nilai standar deviasi Tt aktual diperoleh pada sample HzTt dengan nilai 0,067 (0,067<0,073 (standar deviasi Tt aktual). Hasil untuk nilai regresi lainnya yaitu f hitung dengan nilai lebih kecil dibandingkan f tabel yang paling mendekati nilai f tabel diperoleh pada sample HzTt dengan nilai 3,33898<4,60011 (f tabel) atau yang paling signifikan, kedua nilai significance F semua sample tidak ada yang signifikan dengan nilai yang paling mendekati taraf
http://digilib.mercubuana.ac.id/
196
signifikansi (0,05) diperoleh pada sample HzTt yaitu sebesar 0,09069>0,05, ketiga untuk nilai t hitung semua signifikan dengan perbandingan t tabel dan nilai terbesar diperoleh pada sample HzTt intercept sebesar 224,234>-6,3138 (t tabel), dan terkhir adalah nilai untuk P-Value yaitu intercept semua tidak signifikan dengan nilai terbesar diperoleh pada sample Hz1Tt1 sebesar 0,0000... (2,4E23)<0,05 (taraf signifikansi) dan x variable 1 semua signifikan dengan nilai terbesar diperoleh pada sample Hz1Tt1 sebesar 0,9437>0,05 (taraf signifikansi). 4. Untuk rencana usulan perbaikan dengan menggunakan pendekatan Six Sigma yaitu DMAIC (Define, Measure, Analysis, Inspection, and Control) dapat diaplikasikan dengan menggunakan beberapa tools yang telah dilakukan pada tahap pengolahan data sebelumnya. Berdasarkan penjelasan kesimpulan di atas yang menjelaskan tentang analisis kualitas produk berdasarkan metode Six Sigma. Faktor pnyebab defect didasari pada jenis cacat dalam work intruction yang telah distandarisasikan sesuai dengan tipe plastik film yang diidentifikasi serta tingkat keburaman (Haze) dan tingkat keterangan film (Tt) yang berkorelasi dengan tingkat ketebalan plastis film itu sendiri. 6.2
Saran Berikut ini merupakan beberapa saran yang dapat diambil yang
selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk melakukan tinjauan penelitian selanjutnya dalam meningkatkan kualitas produk dan untuk mengurangi jumlah kerugian yang diterima oleh perusahaan. Hal ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
197
tentu dimaksudkan agar terjadinya cacat produk dapat diidentifikasi lebih awal sehingga jumlah kerugian yang akan diterima oleh perusahaan dapat ditekan dan direduksi lebih besar, dimana profit perusahaan akan diterima jauh lebih besar dari sebelum dilakukan penelitian. Saran-saran yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti: a. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya cacat produk dengan aspek yang lebih luas dan signifikan untuk digunakan. b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk dilakukannya penambahan jumlah objek penelitian agar jumlah produk yang akan diproduksi semakin baik lagi dari segi kualitasnya dan menambah omset yang diterima oleh perusahaan. 2. Bagi Perusahaan: a. Melihat dari nilai pareto yang dihasilkan dengan frekuensi kejadian terbanyak untuk tipe G2 adalah jenis cacat polarized light, maka perlu dilakukan action untuk mereduksi jumlah frekuensi kejadian dan tingkat presentase yang terbilang besar. b. Dari hasil capability process secara keseluruhan jumlah PPM total terbesar sebelum dilakukan improve secara langsung adalah sample tipe G2 dengan asmusi kerugian mencapai Rp 120 juta (2 , maka perlu dilakukan langkah tegas untuk mereduksi jumlah kerugian yang sangat besar setiap bulannya untuk mencapai sigma minimal 3
Untuk nilai kesluruhan yang dianggap belum memenuhi standar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
198
capable process yaitu 1, maka perlu dilakukan peningkatan nilai Ppk untuk mencapai kata capable. c. Dari hasil FMEA, dengan prioritas risiko terbesar adalah jenis cacat polarized light (FD Tensha), maka perlu dilakukan action untuk mereduksi tingkat RPN yang terbilang besar. d. Dari hasil ANOVA menunjukkan bahwa tingkat signifikansi data untuk prediksi dilakukan dengan menggunakan data HzTt all secara langsung untuk semua data Haze dan Tt, nilai MS terbaik digunakan untuk melihat tingkat signifikansi terhadap model multivariatnya yaitu sample Tt dan perlu dilakukan identifikasi keseluruhan data sample untuk mencapai variasi model yang terbaik. e. Hasil regresi linier sederhana (summary output) keseluruhan sample yang terbaik diperoleh HzTt (bagian Haze dan Tt-kiri), sedangkan bagian tengah dan kanan hasil yang diperoleh sangat jauh dari ekspektasi yang sangat memungkinkan bahwa kedua bagian tersebut memilki tingkat ketebalan yang lebih ataupun kurang, maka perlu dilakukan identifikasi lebih dalam pada kedua bagian tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/