BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Program Kesejahteraan Sosial Anak dikembangkan dengan perspektif jangka panjang sekaligus untuk merespon tantangan dan upaya mewujudkan kesejahteraan sosial anak yang berbasis hak. Juga untuk mendorong perubahan paradigma dalam pengasuhan, dukungan, dan perlindungan anak yang bertumpu pada keluarga/orang tua dan strategi yang terintegrasi serta keberagaman jenis/mekanisme
pemenuhan kebutuhan
penerima
manfaat.
PKSA juga
merupakan respon terhadap permasalahan perlindungan anak, termasuk memberikan penekanan pada upaya pencegahan. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak lebih berkesinambungan terhadap upaya melindungi proses tumbuh-kembang anak. Sebagai respon perlindungan khusus terhadap anak, program ini juga memberikan perhatian dan penguatan terhadap kemampuan keluarga dan masyarakat
yang menjadi konteks terpenting kehidupan,
perlindungan, dan pembangunan pribadi anak. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kinerja PKSA di Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul berjalan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian indikator yang hampir semuanya sudah berjalan searah dengan tujuan yang ingin dicapai. Indikator yang pertama bagi anak berkebutuhan khusus yaitu terpenuhinya hak dasar yang berupa nutrisi, alat bantu, perawatan khusus, perawatan kesehatan, pendidikan dan pelatihan. Conditional
138
cash transfer yang diterima oleh penerima manfaat memang tidak bermaksud untuk memenuhi semua kebutuhan dasar anak, akan tetapi sebagai pembelajaran bagi orang tua untuk dapat memenuhi hak-hak anaknya. Keluarga penerima PKSA di Kecamatan Semin adalah keluarga dengan pendapatan yang kecil. Dengan keadaan tersebut, orang tua penerima manfaat tetap menggunakan bantuan tersebut untuk memenuhi kebutuhan dasar anaknya dan tidak digunakan untuk keperluan lainnya. Indikator yang kedua yaitu anak tidak disembunyikan oleh keluarga dan tidak dieksploitasi. Untuk keluarga dengan anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Semin sudah tidak menyembunyikan anaknya dan tidak mengeksploitasinya, akan tetapi diskriminasi dilakukan oleh masyarakat sekitarnya. Perbedaan reaksi orang tua terhadap kondisi tersebut berpengaruh terhadap persepsi masyarakat, oleh sebab itu peran tenaga pendamping PKSA dalam hal ini masih sangat dibutuhkan karena masyarakat merupakan aspek penting dalam proses tumbuh kembang anak dan aspek ini juga merupakan sasaran dari PKSA itu sendiri. Indikator ketiga dan keempat berkaitan dengan partisipasi dalam pendidikan akademik dan juga prestasi lainnya, dimana tingkat partisipasi sekolah anak berkebutuhan khusus di Kecamatan Semin masih rendah. Ada beberapa alasan untuk menjelaskan hal tersebut, yaitu beberapa anak memang tergolong ke dalam kategori “cacat” berat sehingga mereka tidak bersekolah, anak berkebutuhan khusus tidak mempunyai kemauan untuk bersekolah karena perasaan minder, serta beberapa orang tua masih tidak menyadari atas kebutuhan khusus anaknya dan masih belum menerima keadaan tersebut. Dalam posisi ini
139
memang kinerja tenaga pendamping masih sangat diperlukan untuk memberikan pendampingan dan advokasi terhadap anak berkebutuhan khusus tersebut. Di lain pihak dijelaskan juga bahwa PKSA memberikan akses bagi tenaga pendaping untuk mendorong orang tua menyekolahkan anaknya di SLB. Sehingga untuk kedua indikator ini sudah berjalan sesuai dengan tujuan akan tetapi memang belum maksimal. Indikator yang kelima yaitu terpenuhinya akses anak terhadap pelayanan sosial dasar. Dijelaskan bahwa akses yang masih kurang adalah akses terhadap informasi. Ketidaktahuan keluarga dan masyarakat atas suatu informasi terkait pelayanan yang tersedia menjadikan anak tidak mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang bisa didapatkan. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, tenaga pendamping di lapangan telah menjalankan tugasnya dengan baik sehingga beberapa masalah dapat terselesaikan. Indikator kinerja yang selanjutnya yaitu indkator bagi keluarga dan lembaga yang ada. Dari hasil pembahasan dijelaskan bahwa indikator-indikator tersebut dapat dijalankan meskipun masih belum sepenuhnya dapat dilaksanakan. Keluarga dan beberapa lembaga sudah mulai mengerti dan peduli terhadap kondisi anak berkebutuhan khusus, khususnya anak tuna grahita. Indikator yang penting dalam kategori ini yaitu keberadaan pemerintah daerah yang semakin peduli dan memberikan kontribusi terhadap PKSA. Kepedulian tersebut ditunjukkan dengan adanya pengalokasian anggaran untuk pengembangan dan keberlanjutan program dimana pemerintah daerah dapat memenuhi kewajibannya untuk memenuhi hak-hak rakyatnya dalam konteks ini adalah hak anak.
140
Penelitian ini menggunakan model proses atau alur Smith (1973).Terdapat empat variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan,dimana variabelvariabel tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dan berinteraksi secara timbal balik, keempat variabel tersebut adalah interaksi dalam kebijakan, kelompok sasaran, organisasi pelaksana dan faktor lingkungan. Berdasarkan hasil dari penelitian, keempat variabel tersebut dapat diimplementasikan dengan cukup baik seperti dijelaskan di bab sebelumnya. Menjawab pertanyaan penelitian yang kedua yaitu mengapa Program Kesejahteraan Sosial Anak di Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul menjadi program percontohan sementara dari jumlah penerima manfaat yang dilayani sebenarnya masih sedikit dari jumlah sasaran yang ada. Dilihat dari pencapain indikator kinerja di atas, maka pencapaian kinerjanya dikatakan baik. Akan tetapi memang adanya jumlah target sasaran yang harus dilayani sangat banyak sementara sumber daya yang dimiliki sangat terbatas, maka program ini diharapkan menjadi model pembelajaran bagi seluruh target program yang belum menjadi penerima manfaat. Adanya kepedulian dari pemerintah daerah juga ditunjukkan dengan alokasi anggaran untuk mendukung dan juga mengadopsi PKSA ini. Oleh sebab itu implementasi PKSA di Kecamatan Semin ini dijadikan percontohan bagi daerah lain.
141
6.2 Saran Berdasarkan temuan-temuan di lapangan dan hasil penelitian di atas, masih terdapat beberapa aspek yang dapat menghambat implementasi PKSA di Kecamatan Semin. Oleh sebab itu diperlukan saran atau rekomendasi sebagai langkah kongkret agar dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi, yaitu: 1. Untuk Kementerian Sosial melalui Direktorat Kesejahteraan Sosial Anak agar dapat membedakan dalam kebijakan PKSA ini terkait dengan perbedaan kriteria dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus karena masing-masing masalah yang dihadapi berbeda satu sama lainnya. Sosialisasi dan pelatihan teknis bagi tenaga pelaksana di lapangan juga masih dibutuhkan mengingat kompleksnya permasalahan yang ada di lapangan. 2. Untuk Pemerintah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Sosial agar dapat melakukan monitoring dan juga pembinaan terhadap pelaksanaan PKSA di lapangan tidak hanya kepada organisasi pelaksana tetapi kepada kelompok sasaran dan juga masyarakat pada umumnya. Diperlukan juga untuk mengkoordinasikan instansi-instansi terkait yang lain baik di kabupaten maupun di tingkat propinsi, agar dapat mendukung pelaksanaan PKSA sehingga akses yang dibutuhkan di lapangan dapat didapatkan secara cepat dan tepat. 3. Untuk Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi agar dapat berperan lebih dalam pelaksanaan PKSA dalam memberikan rekomendasi kepada tenaga di lapangan dan juga
142
melakukan koordinasi dengan instansi yang lain dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi di lapangan, serta memberikan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan PKSA. 4. Untuk SLB Darma Putra agar dapat memberikan dukungan yang maksimal terhadap pelaksanaan PKSA terkait sumber daya yang dimiliki yaitu adanya alokasi waktu yang cukup dan tenaga staf-nya mengingat PKSA di Kecamatan Semin ini mencakup wilayah yang cukup luas dengan kondisi fisik wilayahnya yang berbukit-bukit sehingga akses transportasi untuk mencakup keseluruhan wilayah ini membutuhkan tenaga dan waktu yang lebih banyak. Serta agar dapat membangun jaringan kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait dengan pelaksanaan PKSA dan juga membentuk suatu organisasi perkumpulan bagi para orang tua anak penerima PKSA secara umum dan juga secara khusus bagi orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. 5. Untuk Tenaga Pendamping PKSA agar dapat lebih meningkatkan advokasi sosial dalam rangka peningkatan kinerja PKSA kepada instansi atau lembaga yang terkait seperti misalnya sekolah dan juga rumah sakit. Selain itu juga masih tetap diperlukan pendekatan dan sosialisasi baik mengenai PKSA secara umum maupun mengenai karakteristik anak berkebutuhan khusus kepada masyarakat umum, serta kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus agar dapat memahami karakteristik anaknya dan juga memberikan hak-hak anaknya.
143