BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Jalur pedestrian di Jalan Sudirman Kota Pekanbaru dinilai dari aktivitas pemanfaatan ruang dan Pedestrian Level of Service. Jalur pedestrian di Jalan Sudirman dinilai efektif berdasarkan Pedestrian Level of Service (PLOS). PLOS mengindikasikan tingkat pelayanan dari segala aspek fasilitas yang disediakan untuk jalur pedestrian telah efektif. Namun, masih ada konflik ruang yang terjadi pada jalur pedestrian ini. Penilaian berdasarkan aktivitas pemanfaatan ruang mengindikasikan jalur pedestrian tidak efektif. Hal ini dikarenakan jalur pedestrian di jalan Sudirman Pekanbaru selain digunakan untuk berjalan kaki juga banyak digunakan untuk berjualan pedagang kaki lima dan parkir kendaraan bermotor. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilarang pada jalur pedestrian. Efektivitas jalur pedestrian bergantung pada minat atau keinginan masyarakat untuk berjalan kaki. Faktor yang mempengaruhi masyarakat kota Pekanbaru untuk berjalan kaki dari yang memiliki pengaruh kuat ialah variasi gunalahan yang mempermudah mencapai tujuan perjalanan dengan berjalan kaki dan volume pejalan kaki. Kemudian faktor waktu berjalan yaitu waktu yang digunakan untuk menuju tempat tujuan dan waktu yang digunakan untuk situasi tertentu. Faktor lain ialah jarak tempuh perjalanan yang apabila jauh akan menurunkan keinginan untuk berjalan kaki dan kenyamanan yang diberikan jalur pedestrian seperti jalur yang teduh dan tersedia tempat istirahat,
6.2 Saran dan Rekomendasi Saran yang diberikan penulis dalam rangka untuk meningkatkan efektivitas penggunaan jalur pedestrian dan minat masyarakat untuk berjalan kaki. Untuk meningkatkan efektivitas, maka perlu meningkatkan kualitas dan kuantitas jalur pedestrian. Aktivitas yang ada di jalur pedestrian harus merupakan aktivitas yang diperbolehkan yaitu berjalan kaki, tempat interaksi, dan sebagainya. Jalur pedestrian harus bebas dari aktivitas kendaraan bermotor dan pedagang kaki lima. 117
Aktivitas kendaraan bermotor menjadi gangguan bagi pejalan kaki karena menyebabkan kekurangan ruang untuk berjalan dan jalur pedestrian menjadi cepat rusak. Sedangkan aktivitas pedagang kaki lima menyebabkan jalur pedestrian menjadi tidak bersih. Untuk meningkatkan minat masyarakat untuk berjalan kaki adalah dengan meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat. Faktor waktu, volume dan jarak tidak dapat ditingkatkan secara langsung karena berkaitan dengan pola pikir masyarakat. Pola pikir tersebut dapat berubah seiring dengan melihat banyaknya manfaat dari berjalan kaki dan pengaruh dari faktor lain. Faktor kenyamanan berjalan kaki dapat ditingkatkan dengan menciptakan jalur yang nyaman bagi pejalan kaki, misal teduh dan tersedia tempat beristirahat. Faktor gunalahan ialah dengan mempertahankan variasi gunalahan tersebut. Berikut merupakan rekomendasi penulis kepada pihak yang dianggap paling berpengaruh terhadap efektivitas jalur pedestrian di jalan Sudirman Pekanbaru. 1.
Pemerintah Rekomendasi bagi pemerintah ialah dengan melakukan pemerataan pembangunan jalur pedestrian di jalan Sudirman Pekanbaru dan melakukan perawatan jalur pedestrian secara rutin. Pembangunan/perawatan pada jalur pedestrian difokuskan kepada 5 aspek efektivitas yaitu keamanan, keselamatan, kenyamanan, kemudahan dan keindahan. a. Untuk meningkatkan kualitas keamanan ialah dengan menyediakan lampu penerangan khusus jalur pedestrian agar kondisi pada malam hari lebih terang dan memberi kesan aman. Lampu penerangan disediakan pada setiap beberapa meter jalur di setiap segmen dan memastikan lampu tersebut berfungsi pada malam hari karena tidak tersedia lampu penerangan pada setiap segmen amatan. Selain itu, menyediakan media bagi pedestrian untuk menyebrang seperti jembatan penyebrangan, zebra cross, dan lampu penyebrangan. Media penyebrangan tersebut dapat disediakan pada setiap segmen amatan dilihat dari minimnya media
118
penyebrangan di Jalan Sudirman. Penyediaan atribut keamanan diiringi dengan perawatan atribut tersebut agar tetap dapat berfungsi optimal. b. Untuk meningkatkan kualitas keselamatan yang dapat dilakukan ialah dengan membangun jalur pedestrian secara merata dengan lebar jalur yang efektif yaitu 2-3 meter. Jalur yang perlu dibangun dan diperlebar berada pada sebagian ruas pada segmen A2, A3, B2 dan B3. Jalur pedestrian yang akan/sudah dibangun dilakukan perawatan yang rutin agar kondisi jalur tidak rusak. Jalur pedestrian yang akan/sudah dibangun menggunakan material yang tidak licin seperti paving atau batu lainnya, sehingga bebas licin baik sedang/tidak musim hujan. Jalur pedestrian yang dibangun harus dengan permukaan yang rata/datar. c. Untuk meningkatkan kualitas kenyamanan dapat dilakukan dengan membuat jalur teduh/terlindung dari berbagai cuaca. Jalur pedestrian di semua segmen di Jalan Sudirman minim peneduh baik tanaman peneduh maupun kanopi. Jalur pedestrian sebaiknya ditanami pohon peneduh atau kanopi sehingga masyarakat yang berjalan di jalur terlindung dari cuaca. Penyediaan bangku tempat beristirahat yang disebarkan merata pada setiap jalur khususnya jalur yang ramai dilalui pedestrian seperti jalur pada segmen A2, A3, B2 dan B3. Selain menyediakan, juga harus dilakukan perawatan secara berkala agar tidak berkarat dan rusak. d. Untuk meningkatkan kualitas kemudahan dapat dilakukan dengan membangun jalur pedestrian yang aksesibel bagi semua kalangan. Kalangan yang dimaksud ialah anak-anak, orangtua (lansia), dan difabel. Jalur pedestrian di Jalan Sudirman yang memiliki jalur khusus difabel hanya berada pada segmen B3. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemerataan pembangunan jalur khusus difabel pada segmen-segmen yang belum dibangun jalur bagi difabel. Selain itu, menyediakan rambu-rambu khusus pedestrian untuk memudahkan perjalanan kaki khususnya bagi pendatang. Pemasangan rambu-rambu pedestrian dapat dilakukan pada setiap segmen, khususnya yang memiliki persimpangan yang memiliki aktivitas lalu lintas yang cukup padat.
119
e. Untuk meningkatkan kualitas keindahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan dengan menyediakan tempat sampah yang cukup dan memadai. Penyediaan tempat sampah dapat dilakukan pada semua segmen pada setiap beberapa meter dikarenakan minimnya tempat sampah pada jalur pedestrian. Menanam vegetasi yang mampu menjadi peneduh khususnya pada cuaca yang panas dan menanam tanaman lainnya untuk memberi nilai estetika pada jalur pedestrian. Jalur yang membutuhkan vegetasi lebih ialah jalur pada segmen A2, A3 dan B2. Selain itu, memberi atribut pendukung pedestrian seperti lampu penerangan, bangku, patung dan lain sebagainya dengan desain yang menarik. Di sisi lain, untuk meningkatkan efektivitas jalur pedestrian agar efektif berdasarkan aktivitas pemanfaatan ruang ialah dengan adanya kerjasama yang baik antar instansi pemerintah dalam menertibkan dan merawat jalur pedestrian. Melakukan penertiban terhadap kegiatan yang tidak diperbolehkan di jalur pedestrian. Kegiatan meliputi aktivitas pedagang kaki lima dan kendaraan bermotor. Mengangkut sampah secara rutin agar tidak terjadi penumpukan sampah. Meningkatkan kinerja kendaraan umum untuk mempermudah masyarakat yang berjalan kaki ketika melakukan perjalanan yang relatif jauh. 2.
Masyarakat Rekomendasi bagi masyarakat adalah agar berjalan kaki ketika ingin melakukan perjalanan. Berjalan kaki memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan membantu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Masyarakat diharapkan mampu menjadi pedestrian yang menggunakan jalur pedestrian dengan baik. Masyarakat dihimbau untuk memanfaatkan jalur serta memeliharanya. Menjaga kebersihan jalur pedestrian dengan membuang sampah pada tempatnya. Menjaga atribut jalur dengan tidak sengaja merusaknya. Masyarakat diharapkan untuk memanfaatkan fasilitas pedestrian dengan benar. Selain itu, masyarakat juga diharapkan untuk aktif dalam menyuarakan pendapat maupun kritik kepada pemerintah terhadap kondisi
120
jalur pedestrian sehingga ada kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam meningkatkan efektivitas jalur pedestrian. 3.
Kalangan Akademisi Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut mengenai efektivitas trotoar di Jalan Sudirman yang ke arah selatan dari amatan penelitian ini. Penelitian selanjutnya juga bisa mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi minat berjalan kaki dengan metode induktif untuk menemukan faktor-faktor yang baru.
121