BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penenlitian ini menganalisis pengaruh corporate governance terhadap effective tax rate (ETR). Penelitian ini bertujuan untuk menguji komisaris independen, kepemilikan institusional dan leverage terhadap effective tax rate (ETR) perusahaan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (H1) penelitian ini adalah komisaris independen (IND) diketahui bahwa tidak berpengaruh terhadap terhadap variabel effective tax rate (ETR). Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan dewan komisaris kurang mampu menjalankan pengawasannya secara baik dan efektif dalam menentukan kebijakan mengenai besaran tarif pajak efektif perusahaan. 2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (H2), diketahui bahwa variabel kepemilikan institusional (IS) terbukti tidak berpengaruh terhadap variabel effective tax rate (ETR). Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa lebih menginginkan laba setinggi-tingginya yang menyebabkan pembagian deviden yang tinggi. 3. Nilai signifikansi variabel Leverage (LEV), diketahui bahwa variabel Leverage terbukti secara statistik signifikan dan berpengaruh positif terhadap
87 http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
variabel effective tax rate (ETR). Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan memiliki tingkat hutang yang tinggi, semakin tinggi hutang perusahaan, maka beban bunga atas hutang tersebut juga menjadi tinggi. 4.
Variabel Kontrol Penelitian ini menggunakan tiga variabel kontrol sesuai penelitian terdahulu yaitu : a.
ukuran perusahaan (size), hasil analisa keterkaitan ukuran perusahaan dengan ETR dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka akan berdampak dengan besaran tarif pajak efektifnya. Hasil ini konsisten dengan penelitian Zimmerman (1983) dalam Aunalal (2011) yang menjelaskan bahwa semakin besar perusahaan maka akan semakin besar tarif pajak efektifnya.
b.
Return on asset (ROA) merupakan slah satu variabel control yang digunakan dalam penelitian ini, salah satu indikator bagi perusahaan dalam pencapaian laba perusahaan, dimana merupakan faktor penting dalam penentuan besaran tarif pajak efektif. Namun berdasarkan data pada penelitian ini bahwa perusahaan menghasilkan laba lebih cenderung untuk membayar pajak berdasarkan aturan yang telah ditetapkan. Penelitiaan ini sependapat dengan yang dilakukan oleh Noor et al (2010) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kemapuan menghasilkan laba perusahaan dengan tarif pajak perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
c.
Capital intensity ratio (CIR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kontrol return on asset (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel dependen effective tax rate (ETR). Hal ini menunjukan bahwa perusahaan manufaktur pada periode penelitian mayoritas menginvestasikan modalnya pada persediaan (intensitas persediaannya). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang diteliti oleh Noor et al (2010), yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara Capital Intensity Ratio (CIR) dengan tarif pajak efektif perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa pengaruh corporate governance dalam hal ini adalah komisaris independen dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap variabel effective tax rate (ETR), hal ini memungkinkan karena penerapan corporate governance di Indonesia relative masih rendah. Dalam penerapan good corporate governance perusahaan public cenderung hanya terbatas memenuhi peraturan BEI/Bapepam-LK. Alasan lainnya kemungkinan nilai komposit yang digunakan sebagai pengukuran corporate governance
bersifat
subyektif
sehingga
nilai
komposit
tidak
mampu
menggambarkan keadaaan corporate governance yang sebenarnya. Rasio keuangan leverage lebih berpengaruh positif terhadap effective tax rate (ETR). Hasil ini menunjukan bahwa semakin banyak penggunaan hutang dalam membiayai kegiatan perusahaan maka semakin baik untuk tarif pajak efektif yang dihasilkan perusahaan ditandai dengan semakin kecilnya tarif pajak efektifnya, dikarenakan biaya bunga merupakan faktor pengurang pajak. Penelitian ini
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabli dan Noor et al (2012) bahwa perusahaan dalam jumlah hutang yang lebih banyak maka memiliki tarif pajak yang baik. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa keterbatasan antara lain : 1. Jumlah perusahaan manufaktur yang telah diprivatisasi dan listing di BEI hanya 40 perusahaan mengakibatkan tingkat varians yang sangat terbatas. 2. Pada penelitian makanisme corporate governance hanya menggunakan 3 (tiga) variabel, akan lebih baik jika ditambahkan variabel mekanisme corporate governance lainnya. 3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel penelitian sebanyak 160 sampel pengamatan dan hanya dalam jangka waktu 4 tahun, penilaian kinerja yang berdasarkan laporan keuangan berjangka pendek bersifat sesaat dan memiliki kelemahan. Dalam penilaian kinerja yang berdasarkan pada laporan keuangan hanya menggambarkan kondisi pada saat laporan keuangan tersebut diterbitkan dan belum tentu menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. C. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi manajemen perusahaan diharapkan dengan adanya aturan tentang Gorporate Governance maka hendaknya harus lebih memperhatikan lagi setiap tindakan-tindakan yang akan diambil dalam keputusan sehingga akan tercipta serta tercapai kondisi Corporate Governance yang baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
2.
Bagi pemerintah selaku regulator diharapkan agar memperkuat pengawasan yang selama ini telah ada agar tidak terdapat lagi praktik-praktik ilegal dalam perpajakan.
3.
Isu Corporate Governance merupakan isu global yang menjadi pembahasan berbagai belahan dunia, oleh karena itu disarankan untuk penelitian selanjutnya adalah untuk lebih objektif dalam pengukuran terhadap Corporate Governance tidak berdasarkan sudut pandang manajemen sehingga dapat memberikan dampak yang adil bagi para stakeholder.
http://digilib.mercubuana.ac.id/