BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab ini, menjelaskan mengenai hasil kesimpulan dan saran yang ada akan di berikan, untuk memperbaiki dan menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan. Dari penelitian dan analisis yang sudah dilakukan pada PT. KPI di 4 departemen yaitu maintenance, logistic & operator, fleet & maintenance, dan road & transportation yang memiliki tingkat kecelakaan paling tinggi diantara ke 9 departemen lainnya, yang terjadi di sepanjang jalan tambang PT.FI.
6.1 Kesimpulan Hasil pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dan menggunakaan data history dari perusahaan, maka terdapat beberapa penyebab yang menyebabkan terjadinya kecelakaan terhadap 4 departemen di PT. KPI dari tahun 2011-2015. Penyebab kecelakaan tersebut teruji memiliki tingkat atau potensi kecelakaan yang tinggi berdasarkan perhitungan pengolahan data dan analisis yang telah dilaksanakan pada Bab IV dan Bab V. Berikut ini merupakan kesimpulan dengan mengunakan 2 metode yang memiliki beberapa tahapan sebagi berikut: 1. Hasil perhitungan menggunakan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC), menjelaskan bahwa faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan pada ke 4 departemen yaitu faktor lingkungan dan manusia (karyawan) yang dapat dipengaruhi oleh minimnya penerangan, jalan menanjak/menurun sempit dan dua arah, tekstur jalan berbatu dan berdebu, rawan longsor dan minimnya display begitpula, dipengaruhi oleh tingkat fatigue pada karyawan. Hasil score kategori risk matriks dapat dilihat pada Gambar 5.1 hingga Gambar 5.5. 2. Hasil identifikasi menggunakan metode HIRARC, didapatkan bawah kecelakaan kerja yang terjadi selama 5 tahun, terjadi pada area low land hingga high land yang memiliki potensi resiko kecelakaan yang tinggi, seperti yang sudah dijelaskan pada poin 1, sehingga perilaku karyawan dalam mengoperasikan alat berat pada jalan tambang sangat mempengaruhi
122
123
tingkat keselamatan kerja, yang dapat dilihat lebih lanjut pada Job Safety Analysis (JSA) Bab V dan untuk area low land high land Tabel 5.1. 3. Dari hasil penggabungan metode HIRARC dan JSA maka, dihasilkan rekomendasi perbaikan seperti yang tertera pada Bab V analisis mengenai JSA Tabel 5.1, sehingga menghasilkan rekomendasi perbaikan dari jenis kegiatan kerja yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja, yang banyak terjadi pada saat shift malam khususnya pada waktu jam kritis yaitu pukul 00.00-05.00 dini hari. Hasil perhitunggan JSA mengunakan FR, SR dan STS menyimpulkan bahwa, semakin besar man-hours maka kemungkinan terjadinya cidera dan waktu hilangkan semakan tinggi yang menyebabkan kinerja tim safety memburuk. Rekomendasi perbaikan yang dapat segera diterapkan salah satunya adalah rotasi kerja.
6.2 Saran Pada bagian akhir penulisan skripsi ini, penulis memberikan beberapa saran yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan yang berhubungan dengan pembahasan penelitian ini. Berikut ini saran yang ingin penulis berikan kepada perusahaan: 1. Diharapkan PT. KPI dapat menjalankan rekomendasi perbaikan yang telah di jabarkan pada Job Analisis Safety pada Tabel 5.3 hingga Tabel 5.7. 2. Perusahaan dapat menggunakan memperhitung untuk memperkirakan jumlah accident pertahun, waktu yang hilang akibat kecelakaan, dan juga penilaian untuk tim safety dengan menggunkan perhitungan FR, SR, dan STS sebagai referensi metode tambahan. 3. Perusahaan dapat mengembangakan metode penilaian resiko dan identifikasi sebagai metode tambahan, selain metode yang sudah digunkan oleh perusahaan. 4. Perusahaan dapat mencoba menerapkan sistem rotasi kerja khususnya pada shift malam, yaitu sebagai berikut:
124
Tabel 6. 1 Rotasi Jam kerja Shift Malam pada Bagian Lapangan Tim Kerja Shift Malam Sebelum Tim
Tim 1
Tim 2
Bagian
Jumlah orang
Lokasi kerja
Dispecer
5
Kantor dan lapangan
Kendaran kecil
15
Lapangan (Lokasi tambang dan pelabuhan)
Crane, Super Stacker, Truck,Loader dan Hister
Crane 4 alat = 4 orang,Super Stacker 3 alat=3 orang, Loader 2 alat= 2 orang, dan Hister 3 alat=3 orang
Lapangan (Lokasi tambang dan Pelabuhan)
Forklift, Hister,Lowbay
Forklift 7 alat=7 orang, Hister 6 alat=6 orang, dan Lowbay 7 alat=7 orang
Jalan tambang
Trailer, Double Trailer, Bus, Water Tank, Backhoe, IVECO Bus, dan Flatbed
Trailer 4 alat=4 orang, Double Trailer 5 alat=5 orang, Bus 4 alat=4 orang, Water Tank 3 alat=3 orang, Backhoe 4 alat=4 orang, IVECO Bus 6 alat=6 orang, dan Flatbed 4 alat=4orang
Operator
Riger
20
Tim 3
Tim 4
Driver
30
Jenis Kendaraan
Formasi
Dampak
Rotasi kerja yang selama ini diterapkan dilapangan kerja, yaitu 1 jenis kendaraan di tangani oleh 1 karyawaan (1 alat transportasi = 1 karyawan)
Karyawan mudah lelah dan jenuh, sehingga dapat menimbulkan kelelahan otot (Muscular fatigue) yang mengakibatkan semakin rendahnya reaksi kerja fisik (gerakan), yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang telah di uraikan pada Bab V, 5.2.3 Job Analisi Safety (JSA)
124
124
Keterangan rotasi kerja
125
Tabel 6. 2 Saran Perbaikan Rotasi Jam kerja Shift Malam Tim Kerja Shift Malam Sebelum Tim
Bagian
Jumlah orang
Lokasi kerja
Jenis Kendaraan
Formasi
Keterangan rotasi kerja
Crane, Super Stacker, Truck,Loader dan Hister
Rolling formasi dalam mengemudikan alat berat, seperti berikut ini: Crance 4 dan Loader 2 (C1, C2, C3, C4) dan (L1, L2). C1, C2 rolling dengan L1, L2 sisa dari operator Crane C3 dan C4 beristirahat. Super Stacker dan Hister (ST1, ST2, ST3) dan (H1,H2,H3) operator di rolling
Formasi yang di terapkan sebelumnya menimbulkan dampak pada performa kinerja karyawan pada saat shift malam, sehingga formasi tersebut dapat di perbaiki dengan melakukan rotasi operator/riger/driver yang dapat dilakukan pada pukul 00.00-05.00 yang merupakan jam kritis
Tim 1
Tim 2
Operator
15
Lapangan (Lokasi tambang dan pelabuhan)
125
126
Tabel 6. 3 Saran Perbaikan Rotasi Jam kerja Shift Malam (lanjutan) Tim Kerja Shift Malam Sebelum Tim
Tim 3
Tim 4
Bagian
Riger
Driver
Jumlah orang
20
30
Lokasi kerja
Lapangan (Lokasi tambang dan Pelabuhan)
Jalan tambang
Jenis Kendaraan
Forklift, Hister,Lowbay
Trailer, Double Trailer, Bus, Water Tank, Backhoe, IVECO Bus, dan Flatbed
Formasi
Rolling formasi dari Forklift, Hister, dan Lowbay yaitu sebagai berikut: F1,F2,F3,F4,F5,F6H1,H2,H3,H4,H5,H6 L1,L2,L3,L4,L4,L5,L6. Sisa dari riger F7 dan H7 beristirahat dan pada jam berikutnya di rolling kembali sehingga seluruh riger mengalami rolling alat berat Rolling formasi dari Trailer ke Double Trailer, Bus ke IVECO Bus, Backhoe ke Flatbed yaitu: T1T2, T3, T4 ke DT1,DT2,DT3,DT4 sisa dari DT5 beristirahat. Rolling Bus ke IVECO Bus yaitu: B1, B2, B3, B4 ke IVB1, IVB2, IVB3, IVB4 sisa dari IVB5 dan IVB6 beristirahat. Rolling dari Backhoe ke Flatbed yaitu: BK1, BK2, BK3, BK4 ke Fl1, Fl2, Fl3, Fl4. untuk Water Tank tidak mengalami rolling di karenakan water tank hanya beraktivitas pada saat jalan berdebu
Keterangan rotasi kerja
Formasi yang di terapkan sebelumnya menimbulkan dampak pada performa kinerja karyawan pada saat shift malam, sehingga formasi tersebut dapat di perbaiki dengan melakukan rotasi operator/riger/driver yang dapat dilakukan pada pukul 00.00-05.00 yang merupakan jam kritis
126
127 Rotasi jam kerja ditujukan kepada tim shift malam, dapat dilakukan setiap hari sesuai dengan jadwal kerja yang telah di terapkan oleh perusahaan. Begitupun dengan keahlian dalam mengoperasikan alat berat yang telah mendapatkan pelatihan dari PT.FI kepada seluruh Operator, Riger, dan Driver sehingga dari hasil pelatihan mengoperasikan alat berat tersebut, mendapatkan lisensi mengoperasikan kendaraan berat di seluruh area tambang. Maka karyawan tidak membutuhkan waktu lebih untuk beradaptasi dengan kendaraan berat yang akan mendapatkan di operasikan oleh karyawan mendapatkan rolling alat berat. Jenis alat berat yang di operasikan memiliki cara mengoperasikan yang hampir sama, hanya fungs, kekuatan angkutan, dan dimensi alat berat yang membeda. Pertukaran alat berat yang akan di rotasi dapat dilakukan pada saat berada di cek point pada MP 70 menuju MP 71 hingga MP 72, dengan tim yang sama atau pertukaran posisi pada saat operator yang sedang beristirahat. Rotasi juga dapat dilakukan pada saat berada di lokasi tambang MP 74, sehingga proses pengoperasionalan alat berat dilakukan dengan operator yang berbeda.