121
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan, sasaran serta analisis yang telah
dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari studi ini, yaitu : 1. Kondisi Performansi Armada Labi-Labi Eksisting : a. Tingkat pelayanan yang tercipta pada pengalokasian 163 armada LabiLabi, sudah lebih baik dari kondisi yang dikehendaki oleh pengguna jasa. Namun besaran tarif formal (Rp 2.300) belum sesuai dengan tarif persepsi pengguna jasa. b. Pengalokasian 163 armada Labi-Labi (eksisting) sudah memenuhi kondisi keseimbangan
bagi
usaha
operator.
Hal
ini
terlihat
antara
pendapatan/kend/th dengan (BOK/th/kend + margin 10%) menunjukkan angka positif yaitu Rp 34.408.219,c. Performansi yang tercipta pada tingkat armada eksisting (163 armada) belum memenuhi kriteria keseimbangan antara kepentingan operator dan pengguna jasa. 2. Kondisi Performansi Armada Bus Damri Eksisting : a. Tingkat pelayanan yang tercipta pada pengalokasian 5 armada, belum memenuhi kondisi yang dikehendaki oleh pengguna jasa. b. Pengalokasian 5 armada Bus Damri (eksisting) sudah memenuhi kondisi keseimbangan
bagi
usaha
operator.
Hal
ini
terlihat
antara
pendapatan/kend/th dengan (BOK/th/kend + margin 10%) menunjukkan angka positif yaitu Rp Rp 33.052.050,c. Performansi yang tercipta pada tingkat armada eksisting (5 armada) belum memenuhi kriteria keseimbangan antara kepentingan operator dan pengguna jasa. 3. Estimasi Jumlah Penumpang Rute Keudah-Darussalam : a. Penumpang/hari moda Labi-Labi sebanyak 28.362 penumpang/hr b. Penumpang/hari moda Bus Damri sebanyak 2.800 penumpang/hr c. Estimasi Total Penumpang Rute Keudah-Darussalam sebanyak 31.162 penumpang/hr 121
122
4. Kebutuhan Armada Angkutan Umum Optimal Rute Keudah-Darussalam : Tabel VI.1 Kebutuhan Armada Angkutan Umum Optimal Rute Keudah-Darussalam No
Berdasarkan Tarif
Armada Optimal Labi-Labi
Bus Damri
1
Tarif Formal (Eksisting)
225
6
2
Tarif Persepsi
147
5
2
Tarif/Penumpang-km
411
9
Sumber : Hasil Analisis 2008, Bab V
5. Pemilihan Moda Angkutan Umum Rute Keudah-Darussalam : a. Variabel-variabel yang mempengaruhi pengguna jasa angkutan umum dalam memilih moda transportasi rute Keudah-Darusssalam adalah variabel WP (Waktu tempuh perjalanan ), WT (Waktu tunggu di Terminal), X6 (Prestise /gengsi di dalam Angkutan Umum), dan X8 (Kemudahan mendapatkan angkutan umum). b. Preferensi pengguna jasa angkutan umum rute Keudah-Darussalam, dalam melakukan pemilihan moda cenderung memilih moda Bus Damri yang ditunjukkan dengan nilai estimasi konstanta bertanda negatif (-32,921). c. Nilai probabilitas agregat pemilihan moda Bus Damri 63,31 %, sedangkan moda Labi-Labi 36,69 %. d. Persamaan model fungsi utilitas pemilihan moda Labi-Labi sebagai berikut : U(Labi-Labi) = -32,921 + 3,152 WP + 3,143 WT - 14,399 X6 -18,307 X8 6. Kebutuhan Armada Optimal Berdasarkan Preferensi Terhadap Moda yang Diinginkan Pengguna Jasa : Tabel VI.1 Armada Angkutan Umum Optimal Berdasarkan Preferensi Terhadap Moda yang Diinginkan Pengguna Jasa No
Berdasarkan Tarif
Armada Optimal Labi-Labi
Bus Damri
1
Tarif Formal (Eksisting)
60
25
2
Tarif Persepsi
39
20
2
Tarif/Penumpang-km
110
38
Sumber : Hasil Analisis 2008, Bab V
122
123
6.2
Saran Dari kesimpulan yang telah diambil, maka terdapat beberapa saran yang
dapat diberikan, yang berkaitan langsung dengan penelitian ini, yaitu: 6.2.1
Saran Operasional
6.2.1.1 Untuk Operator 1. Untuk mencapai titik impas usaha (Break Event Point), maka operator angkutan umum rute Keudah-Darussalam Kota Banda Aceh, perlu melakukan perubahan jumlah armada dengan pilihan sebagai berikut : a. Jika ingin mempertahankan tingkat tarif resmi yang berlaku saat ini, maka jumlah armada Labi-Labi optimal adalah 225 unit. b. Jika ingin mengikuti tarif persepsi pengguna jasa maka jumlah armada Labi-Labi optimal adalah 147 unit. c. Jika akan memberlakukan tarif/penumpang-Km, maka jumlah armada Labi-Labi optimal adalah 411 unit. d. Jika ingin mempertahankan tingkat tarif resmi yang berlaku saat ini, maka jumlah armada Bus Damri optimal adalah 6 unit. e. Jika ingin mengikuti tarif persepsi pengguna jasa maka jumlah armada Bus Damri optimal adalah 5 unit. f. Jika akan memberlakukan tarif /penumpang-Km, maka jumlah armada Bus Damri optimal adalah 9 unit. 2. Dengan diketahuinya variabel pembentuk utilitas moda dan bobot masingmasing, maka operator angkutan transportasi moda Labi-Labi harus memperhatikan variabel pelayanan dengan urutan sebagai berikut : WP (Waktu tempuh perjalanan ), WT (Waktu tunggu di Terminal), X6 (Prestise /gengsi di dalam Angkutan Umum), X8 (Kemudahan mendapatkan angkutan umum). 6.2.1.1 Untuk Pemerintah 1. Perlu diefektifkan pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai kebijakan Pemerintah Daerah Kota Banda Aceh, terutama yang berkenaan dengan pelayanan angkutan umum, misalnya pengawasan pelaksanaan ketentuan rute trayek, kapasitas angkut penumpang, tarif, dan lain-lain.
123
124
2. Dalam rangka menertibkan ketentuan trayek secara keseluruhan, maka perlu dilakukan evaluasi dan pengkajian secara sistematis terhadap kondisi performansi angkutan umum seluruh trayek yang ada di Kota Banda Aceh. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya oversupply dan over demand yang dapat merugikan operator dan user. 3. Pemerintah Dearah perlu mempertimbangkan perubahan jumlah armada dan tarif angkutan umum Rute Keudah-Darussalaam. 4. Pemerintah Dearah perlu mempertimbangkan perubahan armada Labi-Labi menjadi Bus Damri, guna memfasilitasi pergerakan Rute Keudah-Darussalam dengan tingkat pelayanan yang lebih baik berdasrkan prefernsi pengguna jasa. 5. Jika perubahan jumlah armada dan tarif tidak dapat dilakukan, maka alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah : a. Merancang kembali lintasan/rute trayek. b. Mengurangi beban Biaya Operasional Kendaraan yang ditanggung operator dengan cara menghilangkan biaya jasa calo dan biaya lain-lain dalam pengurusan berbagai dokumen kendaraan.
6.2.2
Saran Penelitian Selanjutnya Mengingat terdapat simplifikasi dalam beberapa aspek analisis dalam
penelitian ini, maka guna mendapatkan hasil analisis yang lebih akurat dan komprehensif penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai hal-hal sebagai berikut : 1. Perlu dilakukan analisis pola dan karakteristik demand angkutan umum LabiLabi dan Bus Damri Rute Keudah-Darussalam dengan : a.
Menggunakan Matriks Asal Tujuan agar diperoleh besar potensial loading profile dari setiap titik pemberhentian dan terminal.
b.
Mengkaji titik-titik pemberhentian berdasarkan zona kajian per 500 m.
c.
Mengkaji potensi demand untuk seluruh maksud perjalanan yang mungkin terjadi baik yang bersifat harian maupun bukan harian.
d.
Mengkaji potensi demand yang berasal dari masyarakat yang bertempat tinggal diluar daerah kajian.
124
125
e.
Mengkaji fluktuasi arus penumpang menurut periode waktu puncak (peak hours) dan periode waktu tidak puncak (off peak hours).
2.
“Studi Kebutuhan Angkutan Umum di Kota Banda Aceh” ini hanya mencakup rute Keudah-Darussalam, karena pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian pada rute-rute lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif terhadap perilaku atau preferensi pengguna angkutan umum di Kota Banda Aceh dalam hal pemilihan moda.
3. Pada penelitian selanjutnya perlu menggunakan model pemilihan moda lainnya sebagai bahan pembanding. 4. Perlu pengembangan lebih lanjut terhadap atribut-atribut transportasi yang yang lebih terukur secara kuantitatif pada studi-studi lanjutan. 5. Perlu dilakukan analisis sensitifitas guna mengetahui variabel mana yang paling sensitif pengaruhnya terhadap pangsa pasar moda angkutan.
125