BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: a. Keterbatasan sumberdaya air di Kota Tanjungpandan dikarenakan kondisi wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah (ground water). Sumber air yang ada hanyalah berasal dari air hujan yang menjadi air permukaan (soil water). Keterbatasan sumber air ini membuat Kabupaten Belitung dan Kota Tanjungpandan khususnya menjadi daerah yang rawan kekeringan. Selain itu, struktur batuan pembentuk Kabupaten Belitung juga merupakan batuan beku, sehingga relatif kedap atau tidak lulus air, dan tidak dapat menyimpan air. Kondisi keterbatasan air di Kota Tanjungpandan diperparah dengan adanya kegiatan penambangan. Hal ini menjadi salah satu sebab ketersediaan air semakin berkurang bahkan langka. Selain itu, kegiatan penambangan juga membawa dampak buruk terhadap kualitas air. b. Pada dasarnya, kesulitan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih disebabkan oleh keterbatasan sumber air, kuantitas dan kualitas air yang belum memadai dan masih kurangnya prasarana air bersih yang menjangkau seluruh wilayah kota. c. Peran pemerintah daerah harus terus ditingkatkan hingga terpenuhi kebutuhan air bersih yang layak bagi seluruh warga. Termasuk di dalamnya harus
163
164
merubah perilaku masyarakat yang masih belum baik dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangganya. d. Perilaku masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjunpandan dipengaruhi oleh: 1) kebiasaan, 2) keterbatasan sumber air pribadi, 3) pengaruh air minum kemasan isi ulang, 4) pengaruh tingkat ekonomi, 5) persepsi masyarakat terhadap air PDAM, serta 6) pemahaman dan kesadaran masyarakat. e. Faktor-faktor yang memengaruhi pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan adalah: 1) ketiadaan air tanah dalam; 2) Geologi; 3) Curah Hujan; 4) Keberadaan Kolong Bekas Penambangan; 5) Cakupan Pelayanan PDAM; dan 6) Sosial Budaya. f. Terdapat hubungan yang erat antara peran pemerintah daerah, perilaku masyarakat, dan faktor-faktor yang memengaruhi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga. Peran pemerintah daerah dapat menjadi penyebab perilaku tertentu pada masyarakat dan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga. Demikian pula sebaliknya, perilaku masyarakat dan faktor-faktor yang memengaruhi dapat menentukan peran yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. g. Pada masa mendatang Kota Tanjungpandan kemungkinan akan semakin mengalami krisis air bersih karena terbatasnya sumber air bersih. Penduduk dan kegiatan perkotaan memerlukan kuantitas air yang besar, sedangkan pada masa sekarang saja ketersediaan air terbatas dan kondisi air tersebut
165
mengalami penurunan akibat eksploitasi dan pencemaran. Disamping itu keterbatasan pengembangan pelayanan melalui sistem jaringan air bersih turut menurunkan kemampuan kota dalam memenuhi kebutuhan air bersih di masa mendatang.
6.2. Saran Dari kesimpulan dikemukakan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga di Tanjungpandan adalah : a. Penyediaan air bersih yang memadai dari sisi kualitas, kuantitas dan kuantinuitas bagi seluruh penduduk Kota Tanjungpandan harus selalu ditingkatkan dan merata di seluruh wilayah kota agar agar pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga terjamin. b. Perlindungan sumber air baku, penghematan, pemeliharaan dan pelestarian sumber-sumber
air
perlu
diupayakan
dengan
baik
untuk
menjaga
keberlangsungan keberadaan air di Kota Tanjungpandan. Pemanfaatan air perlu terus dipantau agar tidak terjadi pemanfatan air yang berlebihan. c. Sebagai penyedia pelayanan air bersih, PDAM harus terus ditingkatkan, terutama dalam kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan keluhan masyarakat. Peningkatan cakupan pelayanan air bersih melalui sistem jaringan harus dilakukan tidak hanya menambah jaringan pada wilayah yang telah terlayani namun juga memperluas cakupan ke wilayah yang belum terlayani dengan cara menambah kapasitas produksi dan distribusi air bersih dengan
166
memanfaatkan sumber-sumber air yang potensial meskipun berada di wilayah lain. d. Untuk merubah persepsi masyarakat yang belum percaya terhadap air PDAM diperlukan penyebaran informasi yang benar dari pihak terkait kepada masyarakat luas mengenai air PDAM, sehingga masyarakat mengetahui kondisi air PDAM yang sebenarnya. Hal ini dapat dilakukan melalui sosialisasi, penyuluhan ataupun penyebaran informasi dengan menggunakan media cetak dan elektronik. Hal ini juga diperlukan untuk meningkatkan pemahaman
dan
kesadaran
masyarakat
terhadap
air
bersih
dan
pemanfaatannya. e. Pemerintah
daerah
perlu
meningkatkan
penyuluhan-penyuluhan
yang
berkaitan dengan penggunaan air bersih yang berkualitas baik dan sehat, sehingga masyarakat dapat menggunakan air tidak hanya berdasarkan kuantitas air saja tetapi juga mengetahui bagaimana cara mendapatkan air dengan kualitas yang baik. Pemberdayaan dan melibatkan peranserta masyarakat yang ditujukan untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan dan penggunaan air bersih serta pengelolaannya. f. Perlu untuk berpikir jauh ke depan, dengan memikirkan sumber air baku yang potensial seperti air laut dan tekhnologi yang sesuai. Demikian juga dengan potensi sumber air baku yang terdapat pada kolong-kolong bekas penambangan, diperlukan tekhnologi dan peningkatan sumber daya manusia yang lebih baik.
167
g. Diperlukan penelitian selanjutnya yang lebih komprehensif terkait penyediaan air bersih yang berkelanjutan demi perbaikan pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga bagi seluruh masyarakat di Tanjungpandan baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang.