BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 6.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial Lamin Adat Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya konsep spasial pada Lamin Adat adalah a). adanya “nilai kebersamaan” masyarakat Dayak Kenyah yang mengakar dalam kehidupan sehar-hari dan b). Lamin (rumah panjang) dulu sebagai rujukan baik dari segi bentuk maupun dasar filosofis ruanng yang g merupakan perwujudan beranda/usei sebagai tempat yang menjadi perwujudan nilai keberasamaan tersebut.
6.1.2 Konsep Spasial Lamin Adat Konsep spasial yang terjadi pada Lamin Adat saat ini berdasar pada “nilai kebersamaan” yang mengakar pada masyarakat Dayak Kenyah, Lamin Adat tidak hanya perwujudan nilai kebersamaan secara simbolik adanya “konsep tengah” namun juga secara fisik yang diwujudkan dengan adanya beranda/usei sebagai pusat tempat mereka berkumpul bersama. Lamin Adat merupakan representasi beranda/usei,
amin kepala adat ketika masih di Lamin/rumah panjang dulu.
Secara detil konsep spasial Lamin Adat diuraikan secara struktur spasial maupun makna spasialnya sebagai berikut :
195
6.1.2.1 Struktur Spasial : Setting lamin Adat Dayak kenyah
cenderung di tengah, hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah seluruh warga mencapainya dari arah mana saja karena Lamin berfungsi sebagai tempat berkumpulnya seluruh warga. Fasilitas umum Lainnya juga diletakkan berdekatan dengan Lamin. Sedang rumah warga menyebar di sekeliling Lamin maupun fasilitas umum. Jalan raya/poros desa sebagai Janan bio masa kini. Lamin saat ini berorientasi sejajar memanjang searah janan bio.
Hal ini dimakusudkan agar
lamin adat mudah terlihat/terekspos keseluruhan bentuk dan ukirannya; selain itu memudahkan seluruh warga untuk mencapai dari arah mana saja. Akibat orientasi yang sejajar memanjang searah janan bio, maka perletakan 2 buah pintu masuk utama juga menghadap janan bio. Sistem teritori yang terdapat pada lamin meliputi ketiga elemen teritori. 1. Fixed Element/Elemen tetap : digunakan baik untuk membatasi antara luar dan
dalam maupun antar ruang di dalam bangunan. 2. Semifixed feature dan nonfixed feature : digunakan sebagai pembatas yang
terdapat di dalam ruangan. Sistem organisasi Lamin Dayak Kenyah dapat dijelaskan sebagai berikut: Lamin Adat dayak Kenyah terdiri 2 bangunan, yaitu bangunan utama lamin dan bangunan servis. Bangunan Lamin terdapat ruang tengah/usei, area duduk, area makan dan gudang alat musik. Sedang banguan servis terdiri dari dapur, area persiapan, dan tempat penampungan air. Km/wc yang merupakan fungsi yang
196
baru muncul pada masa kini, diletakan pada bangunan pendukung, karena memiliki sifat ruang yang sama yaitu kelompok servis. Dari analisis konfigurasi ruang dapat disimpulkan, bahwa bangunan utama merupakan representasi beranda/usei dari amin kepala adat, Bangunan pendukung/servis merupakan representasi dari dapur amin kepala adat, sedang rumah-rumah tunggal yang berdiri sekarang merupakan pengembangan dari bagian amin-amin yang bersifat privat Sistem hirarki yang terjadi, terdapat perbedaan tergantung jenis pelaku yang mempengaruhi sitem aktivitas yang terjadi. Nilai privat usei/ruang tengah meluas bila terdapat orang luar (tamu/pejabat). sistem sirkulasi yang terbentuk pada lamin dibentuk oleh orientasi lamin yang sejajar memanjang janan bio, maka pencapaian pintu masuk bersifat frontal/langsung berjumlah 2 buah kiri dan kanan, sehingga alur sirkulasi berupa koridor menembus ruang di antara aktivitas di area duduk, berlanjut ke area makan dan keluar melalui pintu menuju dapur pada bangunan servis. 6.1.2.2 Makna Spasial : Empat karakter visual yang mendominasi tampilan Lamin Adat yaitu : 1. Konstruksi rumah pangung berbahan kayu dan beratap sirap 2. Bentuk Atap pelana sederhana, 2 susun maupun 1 susun tidak mengikat. 3. Bahan Bangunan didominasi bahan kayu Ulin. 4. Ukiran Dayak kenyah mendominasi tampilan lamin. Ukiran ini dijumpai tidak hanya pada bangunan
lamin tapi juga terdapat di Belawing dan
Gerbang.
197
Makna simbolik dari aspek warna, figur rujukan, perletakan ukiran dan elemen arsitektur lain ( belawing dan gerbang) perwujudan nilai kebersamaan dan kesatuan dari suku Dayak Kenyah. macam-macam warna memiliki makna berbagai perbedaan, figur rujukan memiliki makna utama peran sentral kepimpinan kepala adat sedang elemen arsitektur lain yaitu belawing dan gerbang, memilki makna penjaga perdamaian hasil dari persatuan yang terwujud. Makna spasial dari penekanan bangunan utama yang memiliki penekanan dari tampilan visual dan simbol ukiran (warna yang meriah, dan kelengkapan figur rujukan yang digunakan) bangunan utama Lamin.
memiliki makna spasial betapa pentingnya
Lamin dulu, dimana amin kepala Adat dihias dengan
meriah pada beranda/useinya, sedang lamin adat pada ruang tengah/usei.
6.2 Saran-Saran Penelitian mengenai suku Dayak telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, namun penelitian yang khusus di bidang arsitektur suku Dayak Kenyah masih dirasa kurang padahal suku Dayak Kenyah sendiri terdiri dari banyak sub suku, yang terpecah lagi menjadi lepoq. Hal ini memberi warna tersendiri bagi kebudayaan suku Dayak secara umum. Dari beberapa temuan yang ada, peneliti ingin menbagi saran-saran yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait : 1.
Nilai kebersamaan dan gotong royong pada masyarakat suku Dayak Kenyah, hendaknya mendorong pemerintah untuk memberi ruang untuk masyarakat
198
berpartisipasi dalam hal pembangunan yang berhubungan dengan konsep spasial Lamin. 2.
Jalinan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat setempat lebih ditingkatkan, karena Lamin merupakan bangunan yang memiliki makna dan simbol indentitas suku Dayak. Sudah tentu yang paling mengetahuinya adalah suku Dayak sendiri.
3.
Konsepsi Lamin Adat merupakan wujud dari melestarikan rumah panjang dari nenek moyang yang perlu dilestarikan karena merupakan simbol identitas masyarakat suku Dayak Kenyah.
Selain itu peneliti membuka jalan untuk penelitian selanjutnya mengenai suku Dayak Kenyah antara lain : 1. Pola Permukiman suku Dayak Kenyah pasca lamin rumah panjang 2. Morfologi permukiman suku Dayak Kenyah sebelum dan pasca migrasi 3. Penerapan elemen-elemen arsitektur pada Lamin adat suku Dayak Kenyah.
199