BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Dari temuan dan pembahasan penelitian BAB V, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan olah data dan hasil temuan, serta kenyataan di lapangan bahwa penetapan agropolitan dilaksanakan pada tahun 2007. Penetapan berasal dari Pemerintah Pusat telah tercantum dalam Perda RTRT Provinsi Bengkulu tahun 2012-2032, RaPerda RTRW Bengkulu Utara 2013-2033, Perda RPJMD tahun 2011-2016. Program agropolitan di Kabupaten Bengkulu Utara , berjalan dalam pembinaan Lintas Sektor dengan Bappeda Sebagai leading sektornya. Pemilihan agropolitan di Kecamatan Padang Jaya menggunakan petunjuk teknis, dikarenakan sumber daya manusia dan sumber daya alamnya yang berpotensi dibidang pertanian holtikultura salak dan perikanan. Pertimbangan pemilihan Kawasan Agropolitan di Kecamatan Padang Jaya ini dikarenakan sebagai Kawasan Agropolitan PPK (pusat pelayanan Kecamatan) yang berfungsi sebagai untuk memenuhi kebutuhan penduduk di sebelah timur wilayah Kabupaten. Kecamatan Padang
Jaya ini masyarakatnya sebagaian besar adalah
masyarakat transmigran yang memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola petanian dan mudah dalam menerima kemajuan, baik dari kemajuan pengetahuan
maupun maju dalam perekonomian serta teknologi, serta keterampilan dari masyarakatnya dapat dikatakan mumpuni. Berdasarkan olah data dan hasil temuan menunjukkan bahwa perkembangan agropolitan tidak ideal, karena tidak sesuai dengan teori konsep agropolitan. Dengan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa perkembangan agropolitan Padang Jaya menunjukan stagnan, bahwa agropolitan Padang Jaya yang berperan besar dalam pergerakannya adalah masyarakat. Pemerintah hanya memberikan fasilitas saja berupa pasar agropolitan, sehingga selebihnya masyarakatlah yang mengembangkan secara mandiri. Ditunjukkan bahwa kebijakan SKPD yang tidak ada, serta RTRW yang masih berbentuk Raperda. Selama ini, yang bergerak adalah masyarakat, petani dan kelompok petani yang bergerak secara mandiri, meskipun ada bantuan dari pemerintah, akan tetapi yang utama adalah masyarakat bergerak secara mandiri terlebih dalam hal pemasaran hasil pertanian. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan Kawasan Agropolitan Padang Jaya ini dibedakan menjadi 2(dua) peran yaitu pemerintah dan masyarakat, dari dua peran tersebut temuannya ada 4 faktor yaitu sebagai berikut: 1. Faktor kebijakan tidak menerus menyebabkan pembangunan tidak berjalan, sehingga pemerintah tidak membina secara optimal Kebijakan yang tidak jelas,karena RTRW yang masih dalam bentuk Raperda yang belum disahkan sampai sekarang, serta untuk penetapan SKPD yang membina tidak ada ,sehingga membuat kinerja dari pemerintah dan
dinas-dinas terkait tidak berjalan dengan baik, karen kebijakan yang belum disahkan, hingga SKPD yang membina tidak ada, membuat pembangunan agropolitan tidak berlanjut sampai sekarang. Tidak ada kejelasan kelanjutan pembangunan,sehingga pusat perdagangan telah di rubah oleh pemerintah desa dan kecamatan menjadi pasar desa. 2. Masyarakat bergerak mandiri dan bekerja sama dengan pihak swasta Tidak adanya kelembagaan pembina dibawah naungan pemerintah, sehingga masyarakat sebagian besar, bergerak secara mandiri, baik dari usahausaha transportasi pertanian, pemasaran, pengolahan, diversifikasi pertanian maupun pembibitan yang dilakukan mandiri, karena tidak adanya pembinaan dari pemerintah, sehingga masyarakat bekerja sama dengan pihak swasta baik tengkulak, koperasi swasta seperti PT SIL(Sandabi Indah Lestari) 3. Pemerintah berpartisipasi di agropolitan Peran pemerintah terdapat diurutan ke 3 (tiga) itu menunjukkan bahwa minimnya pembinaan pemerintah dalam program agropolitan Padang Jaya. hanyalah
sebaaian
Dinas-Dinas
yang
memberikan
bimbingan
serta
penyuluhan kepada para petani. 4. Masyarakat Tidak Berpartisipasi Didalam masyarakat tidak berpartisipasi ini ada faktor budaya. Budaya ini lah merupakan faktor di luar dari variabel-variabel pengembangan agropolitan. Masyarakat di Kecamatan Padang Jaya memiliki solidaritas
gotong royong yang tinggi, menjadikan budaya di dalam masyarakat di Kecamatan Padang Jaya ini adalah, budaya saling bantu membantu walaupun merasa dirugikan. yang penting asalkan hubungan silaturahmi masih tetap terjaga, menjadikan masyarakat tidak dapat meningkatkan perekonomian dan bersikap sportif. Empat (4) faktor ini lah yang merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengembangan Kawasan Agropolitan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara. Terlihat dari faktor-faktor tersebut bahwa kebijakan yang syarat tujuan merupakan faktor penentu tidak berjalannya Kawasan Agropolitan Di Padang Jaya. menjadikan pemerintah tidak memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk melakukan pembinaan, bimbingan dan pembangunan dalam Kawasan Agropolitan Padang Jaya ini. Karena faktor kebijakan yang tidak jelas inilah yang membuat masyarakat bergerak secara mandiri.
6.2 Saran Dari hasil penelitian, dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemerintah a. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara dapat meningkatkan kinerja dan tanggung jawab SKPD agropolitan ke dinas-dinas yang terkait serta melakukan pendampingan secara serius bagi para petani dan
meningkatkan fasilitas
infrastruktur di Kawasan Agropolitan agar dapat meningkatkan produktivitas dan
kinerja para petani. juga pembinaan ini diharapkan dapat mendorong investor untuk berinvestasi baik di bidang wisata, industri maupun di kelembagaan di agropolitan disamping itu juga memberikan reward kepada masyarakat yang aktif dalam perikanan dan industri pengolahan. b. Pemerintah mengaktifkan kembali kelembagaan pengeloaan di Kawasan Agropolitan Kecamatan Padang Jaya seperti KUD (Koperasi unit desa), kelembagaan mikro kelompok agrobisnis. Dari hal tersebut harga hasil bumi dan hasil olah industri rumah tangga mendapatkan harga yang berstandar pemerintah dan memudahkan para petani untuk mendapatkan pupuk dan obat-obatan.
2.
Masyarakat Diperlukan peningkatan peran koordinasi dan kerjasama antar lembaga pemerintah desa dengan dukungan pasrtisipasi dari masyrakat untuk dapat melibatkan nyata masyarakat dalam kegiatan asosiasi kelompok tani, PKK (pembinaan keluarga sejahtera), sub unit kegiatan ekonomi, agar dapat meningkatkan kemampuan pola berfikir masyarakat menjadi lebih produktif
3. Akademisi Bagi kepentingan akademik dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dilakukan secara mendalam. Penelitian ini masih terbatas sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai perkembangan agropolitan baik dari peran serta kemitraan masyarakat, swasta maupun dari
pemerintah. Adapun dengan amatan yang multikasus dengan membandingkan antara beberapa kasus yang berbeda pada beberapa kecamatan yang dijadikan sebagai kawasan agropolitan untuk bisa memberikan wawasan pelaksanaan penerapan agropolitan lebih mendalam untuk selanjutnya juga perlu dilakukan penelitian lintas wilayah dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegagalan antar beberapa Kawsan Agropolitan kecamatan Kawasan Agropolitan.