BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari pasar Ramayana Surya Kencana Bogor. Pedagang yang sebelumnya berjualan di pasar Ramayana Surya Kencana berpindah lokasi disebabkan pasar Ramayana telah dirubah menjadi pasar modern. Lokasi pengganti pasar Ramayana telah disediakan, akan tetapi pedagang memilih pindah ke pasar Bogor, dengan alasan bahwa lokasi pasar Bogor lebih strategis. Pasar Bogor menjadi pilihan pedagang dikarenakan mudah dicapai dan ketesedian akses transportasi lebih memadai. Masalah yang muncul akibat bertambahnya jumlah pedagang menyebabkan bertambahnya jumlah pedagang yang berjualan di Pasar Bogor sedangkan lahan yang disediakan sangat terbatas. Hal tersebut membuat pedagang harus berjualan dalam bentuk lapak di luar pasar. Pedagang ayam ras pedaging dikelompokkan berdasarkan saluran pemasaran yang ada, dikarenakan tidak adanya data awal yang dimiliki oleh Dinas Pengelola Pasar mengenai karakteristik pedagang ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor, maka pedagang ayam ras pedaging dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu pedagang besar dan pedagang kecil. Pedagang besar dikategorikan apabila pedagang tersebut langsung membeli ayam ras pedaging ke peternakan dan menjual ke pedagang lain yang ada di Pasar Baru Bogor, serta menjual juga ke konsumen langsung. Pedagang kecil dikategorikan berdasarkan saluran pemasaran apabila pedagang membeli ayam ras pedaging hidup dari pedagang besar yang ada di Pasar Baru Bogor. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Baru Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Baru Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Klasifikasi No Klasifikasi Pedagang 1 Pedagang Besar 2 Pedagang kecil Jumlah
Jumlah (Orang) 8 22 30
Persentase (%) 26,67 73,33 100,00
34
Tabel 9 menunjukkan jumlah pedagang kecil di Pasar Baru Bogor lebih besar yaitu sebanyak 22 orang (73,33%), hal tersebut karena keterbatasan modal pedagang dan tidak mempunyai kekuatan dalam pengadaan ayam ras pedaging tidak dapat mengambil secara langsung ke peternak, dibandingkan jumlah pedagang besar yaitu sebesar 8 orang (26,67%). Pedagang di Pasar Baru Bogor dapat menjadi pedagang besar apabila mempunyai modal yang cukup dan mampu menjual ayam ras pedaging dalam jumlah yang banyak ke pedagang kecil, pedagang pengecer, dan konsumen. Sebaran responden berdasarkan pengalaman cukup beragam (Tabel 10). Pedagang kecil dengan pengalaman antara 6-15 tahun persentasenya lebih tinggi sebesar 63,64 persen, sedangkan persentase responden pedagang kecil dengan pengalaman lebih dari 26 tahun sangat rendah sebesar 3,54 persen. Persentase responden pedagang besar untuk kelompok 6-15 tahun dan kelompok pengalaman lebih dari 26 tahun relatif sama (37,50), akan tetapi responden dengan pengalaman 16-25 tahun sedikit lebih rendah (25%) dari kelompok pengalaman lainnya. Tabel 10. Sebaran Responden Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Baru Bogor Tahun 2009 Berdasarkan Pengalaman No Pengalaman (Tahun) 1 2 3
6 – 15 16 – 25 ≥ 26 Jumlah
Pedagang Besar Pedagang Kecil Σ (orang) % Σ (orang) % 3 37,50 14 63,64 2 25 7 31,82 3 37,50 1 3,54 8 100,00 22 100,00
6.1.1 Aspek Permodalan Modal merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menjalankan usaha ayam ras pedaging. Modal yang digunakan untuk melakukan usaha berdagang ayam ras pedaging adalah modal yang berasal dari pedagang sendiri. Para pedagang ayam ras pedaging untuk pertama kali membeli ayam diharuskan membayar secara tunai kemudian setelah mendapatkan kepercayaan dari peternak, pedagang dapat mengambil ayam terlebih dahulu yang kemudian dibayar setelah ayam ras terjual habis. Komponen modal yang digunakan pedagang untuk usaha ayam ras pedaging yaitu berupa uang tunai atau aset lainnya seperti peralatan dan perlengkapan. Modal berupa uang tunai digunakan pedagang ayam ras pedaging sebagai biaya pembelian barang yaitu untuk 35
membeli ayam ras, mesin bubut untuk pencabut bulu ayam, dan untuk pedagang besar dibutuhkan modal yang digunakan untuk pembelian sarana transportasi berupa mobil L300 atau truk sebagai pengangkut ayam ras dengan kapasitas angkut 300 sampai dengan 1000 ekor ayam ras hidup, sarana produksi seperti pisau daging, timbangan, talenan dan kantong plastik. 6.2 Pemasaran Ayam Ras Pedaging Kegiatan pemasaran ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang akan melakukan fungsi-fungsi pemasaran, maka lembaga tersebut akan membentuk saluran pemasaran dalam melakukan tugas pemindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Hasil yang diperoleh berdasarkan metode snow bowling, pedagang yang ada di Pasar Baru Bogor dikelompokkan menjadi tiga yaitu pedagang besar, pedagang kecil dan pedagang pengecer. Setiap lembaga pemasaran melakukan fungsi pemasaran yang berbeda sehingga keuntungan yang diperoleh tiap lembaga sangat berbeda. Pedagang ayam di Pasar Baru Bogor memperoleh keuntungan dari selisih harga yang diterima dari konsumen akhir dengan harga yang dibayarkan ditambah biaya pemasaran. Selama proses pemasaran terdapat beberapa lembaga yang terlibat dalam aktivitas pemasaran, maka dapat dianalisis distribusi marjin pemasaran di antara lembaga-lembaga yang terlibat ini. Sistem pemasaran yang terjadi di Pasar Baru Bogor ialah konsumen langsung membeli ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dalam hal ini kebutuhan daging ayam ras pedaging. Lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat dalam proses pemasaran produk-produk pertanian sangat beragam tergantung dari jenis yang dipasarkan, ada komoditi yang melibatkan banyak lembaga pemasaran dan adapula yang melibatkan sedikit lembaga pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ayam ras pedaging, melibatkan beberapa lembaga pemasaran dalam penyampaian komoditi dari peternak hingga konsumen akhir, diantaranya: pedagang besar, pedagang kecil dan pedagang pengecer. Setiap lembaga pemasaran umumnya melakukan fungsi-fungsi pemasaran berdasarkan kepentingan dan tujuan pemasaran. Lembaga yang berperan dalam pemasaran ayam ras pedaging lebih lanjut dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
36
6.2.1 Lembaga Pemasaran Ayam Ras Pedaging a. Pedagang Besar Pedagang besar melakukan pembelian langsung kepada peternak, dengan tujuan penjualan adalah pedagang kecil, pengecer dan konsumen. Keberadaan pedagang besar yang menjual ayam di Pasar Baru Bogor pada awalnya terkonsentrasi di TPA Pondok Rumput dikarenakan rumah pedagang besar terletak di sekitar TPA. Sehingga untuk proses pendistribusian ayam ke pedagang kecil tidak sulit. Pasar Baru Bogor merupakan tempat berjualan pedagang besar yang melakukan pemotongan di TPA Pondok Rumput. Rata-rata volume penjualan pedagang besar sangat fluktuatif, besar kecilnya volume penjualan pedagang ditentukan oleh kemampuan modal yang dimiliki dan konsumen yang datang untuk membeli daging ayam serta kemampuan pedagang memasarkan ayam ras pedaging. Penjualan tersebut dilakukan pedagang untuk memperkecil resiko kerugian karena ketidakpastian jumlah daging ayam yang dapat terjual setiap harinya. Volume rata-rata penjualan pedagang besar per harinya sebanyak 505 ekor atau seberat 757,5 kg perharinya, dengan pembagian penjualan rata rata sebanyak 173 ekor atau seberat 259,5 kg (34,26%) di jual kepada pedagang kecil, 35 ekor dengan berat 52,5 kg (6,93) di jual kepada pedagang pengecer, dan sisanya sebanyak 297 ekor atau seberat 445,5 kg (58,81%) langsung di jual kepada konsumen. Pedagang besar mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyampaian produk dari peternak kepada pengecer, terdapat beberapa tahapan kegiatan diantaranya pengolahan, pemotongan, pengangkutan dan penyimpanan. Kegiatan tersebut menggambarkan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang besar, serta terbentuknya saluran pemasaran dari pedagang besar dikarenakan pedagang kecil dan pedagang pengecer membeli ayam ras pedaging melalui pedagang besar. Perbedaan saluran yang terbentuk akan menentukan biaya pemasaran dan keuntungan yang diperoleh pedagang besar, sehingga perbedaan dapat mempengaruhi keuntungan pedagang lainnya. b. Pedagang Kecil Pedagang kecil mempunyai peranan yang cukup besar, apabila lembaga ini tidak mampu dalam memberikan pelayanan kepada konsumen akan membawa 37
dampak negatif kepada kemajuan lembaga yang terlibat dalam proses penyaluran barang bersangkutan, seperti peternak dan pedagang besar. Pedagang kecil tidak bisa berpindah-pindah membeli ayam kepada pedagang besar, sehingga pedagang kecil hanya mengambil ayam kepada satu orang pedagang besar karena yang digunakan sistem kepercayaan, oleh karena itu pedagang besar hanya memberikan kepada orang yang sudah dipercaya, biasanya diantara pedagang mempunyai hubungan kekerabatan atau pedagang kecil dahulunya merupakan pegawai pedagang besar. Pedagang kecil melakukan pembelian ayam kepada pedagang besar tidak membayar secara tunai tetapi di bayarkan setelah ayam laku terjual atau 1 hari setelah mengambil ayam. Setelah membeli ayam pedagang kecil menjual kepada konsumen langsung di Pasar Baru Bogor, ayam dijual secara perkilo dalam bentuk karkas baik utuh maupun dalam bentuk potong-potongan kecil. Setiap pedagang kecil mengambil ayam dengan harga yang bervariasi tergantung harga yang ditentukan pedagang besar. Ayam yang dibeli oleh pedagang kecil sangat tergantung dengan yang diberikan dari pedagang besar sehingga pedagang kecil tidak dapat memilih ayam yang akan dibelinya. Pedagang kecil menjual ayam dagangannya biasanya di los pasar atau pinggir jalan depan pasar karena pedagang kecil berdagang dalam bentuk lapak dan tempatnya tidak berpindah pindah tetapi harus bergantian. Pedagang kecil di Pasar Baru Bogor menjual ayam berdasarkan jam yang ditentukan oleh pengelola pasar dikarenakan sebagian berdagang di luar Pasar Baru Bogor yaitu di pinggir jalan Surya Kencana, pedagang yang berdagang di luar pasar antara pukul 23.00 – 05.00. Setiap hari pedagang kecil membeli ayam sebanyak 48 ekor (72 kg), dan sebanyak itu pula pedagang menjual ke konsumen. c. Pedagang Pengecer Lembaga
pemasaran pengecer adalah merupakan pelaksana kegiatan
terakhir dari pola penyaluran suatu barang atau jasa. Pedagang pengecer juga merupakan pedagang yang menjual langsung kepada konsumen. Pedagang pengecer melakukan pembelian kepada pedagang besar tetapi tidak dalam jumlah banyak karena pedagang pengecer yang menjual kembali ayam tersebut menjajakan dagangan ke rumah-rumah penduduk seperti pedagang sayur. 38
Pedagang pengecer biasanya membeli ayam pada dini hari antara jam 03.0004.30, dikarenakan pada pagi hari mereka sudah harus berkeliling untuk menjual kembali ayam yang dibelinya. Pada saat penelitian didapat hasil dari pedagang pengecer, hasil tersebut didapatkan dari data primer, pedagang kecil diwawancara agar dapat diperoleh informasi bagaimana proses pemasaran dan biaya apa saja yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer. Pada saluran ini merupakan saluran terakhir pendistribusian ayam ras, pedagang yang menggunakan saluran ini, yang paling besar pembebanan biaya perkilonya karena sedikitnya jumlah ayam yang dibelinya, rata-rata pedagang pengecer membeli ayam sebanyak 5 ekor (7,5 kg). 6.2.2 Fungsi-Fungsi Pemasaran Fungsi pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperlancar proses penyampaian barang atau jasa. Pedagang besar terlibat dalam penyaluran ayam ras pedaging dari produsen ke pedagang lain dan konsumen akhir, secara umum dikelompokkan dalam tiga fungsi utama yaitu: fungsi pertukaran, fungsi fisik, fungsi fasilitas. Tabel 11. Fungsi-Fungsi Lembaga Pemasaran Ayam Ras Pedaging di Pasar Bogor Tahun 2009 Fungsi Pemasaran Pertukaran - Pembelian - Penjualan Fisik -Pemotongan -Penyimpanan -Pengangkutan -Pengolahan Fasilitas -Grading -Pembiayaan -Penanggungan Resiko
Peternak
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Pedagang Pengecer
+ +
+ +
+ +
+ +
+ -
+ + + +
+ # # +
+ -
+ +
+ + +
+ +
+ -
Keterangan: (-) Kegiatan tidak dilakukan (-) Kegiatan kadang dilakukan
(+) Kegiatan dilakukan
Tabel 11, menjelaskan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh pedagang besar dalam penyampaian komoditi ayam ras pedaging dari produsen hingga ke konsumen akhir. Dalam Pemasaran terdapat kegiatan yang berhubungan penyampaian produk ke konsumen, kegiatan yang dilakukan adalah perubahan 39
bentuk produk tersebut dalam hal ini pedagang merubah dari ayam hidup menjadi dalam bentuk potongan atau utuh hanya jeroan dan bulu sudah dikeluarkan dan dibersihkan. Pedagang ayam di pasar sebagian besar menjalankan lebih dari satu fungsi pemasaran, yaitu: (a)fungsi pertukaran, (b)fungsi fisik, dan (c)fungsi fasilitas. a. Fungsi Pertukaran Pedagang Besar Fungsi pertukaran menjelaskan terjadinya perpindahan hak kepemilikan atas barang dalam proses jual beli melalui transaksi. Tahap awal pemasaran yang dilakukan pedagang besar adalah transaksi pembelian, pedagang besar membeli ayam ras kepada peternak. Pada umumnya peternak menjual ayam ras kepada pedagang tujuan dengan jumlah yang cukup besar. Pedagang besar menghubungi peternak terlebih dahulu untuk membuat kesepakatan. Setelah tercapai persetujuan, pada saat pembelian pertama, pedagang besar akan mengirim sejumlah uang ke peternak tetapi setelah beberapa kali membeli ayam ras, pedagang dapat mengambil terlebih dahulu dan membayar setelah laku terjual, pembayaran biasanya setelah satu hari. Setelah pedagang besar melakukan pembayaran, kemudian pedagang besar berangkat ke peternak dengan menggunakan mobil L300 untuk mengambil ayam. Pada saat penelitian harga beli ayam berada pada kisaran harga Rp 11.500 – Rp 13.000 per ekor dengan bobot hidup 1,5 Kg. Harga beli yang bervariasi disebabkan pembelian kepada beberapa peternak. Setelah hal tersebut dilakukan pedagang besar dapat melakukan penjualan ayam ras pedaging kepada pedagang kecil, pedagang pengecer dan konsumen akhir agar memperoleh keuntungan. Pedagang Kecil Pedagang kecil melakukan pembelian kepada pedagang besar dalam bentuk ayam hidup. Setiap hari pedagang biasanya mengambil ayam langsung kepada pedagang kecil dan setelah ditimbang, pedagang kecil meminta untuk disembelih tanpa biaya tambahan. Setelah disembelih dan dibersihkan pedagang kecil membawa ayam ke pasar untuk dijual kepada konsumen.
40
Pedagang Pengecer Pedagang pengecer yang membeli ayam kepada pedagang besar dalam bentuk karkas. Pedagang pengecer membeli ayam dengan pembayaran secara tunai. Setelah melakukan pembelian pedagang pengecer langsung menjual kembali ayam di luar pasar dengan cara menjajakan ke rumah-rumah secara langsung. b. Fungsi Fisik Pedagang Besar Fungsi fisik merupakan fungsi pemasaran yang dimaksudkan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai bentuk, waktu dan tempat yang diinginkan
konsumen
melalui
pemotongan,
pengangkutan,
penyimpanan,
pengolahan. Proses pemotongan ayam hidup dilakukan oleh pedagang besar tanpa mengeluarkan biaya pemotongan karena menggunakan tenaga para pegawai pedagang besar yang dibayarkan setiap bulan, upah rata-rata pegawai sebesar Rp 991.600,- per bulan. Penyembelihan dilakukan menggunakan pisau yang tajam, kemudian
dengan membaca doa terlebih dahulu satu-persatu leher ayam
disembelih hingga seluruh darah di tubuh ayam keluar hingga habis. Ayam yang telah disembelih, dikumpulkan dalam sebuah wadah. Setelah darah dari dalam tubuh dikeluarkan hingga habis, ayam dicelup ke dalam sebuah kompor yang berisi air panas dengan suhu kira-kira 50o celcius selama 1-2 menit. Tahap selanjutnya ayam dimasukkan ke dalam mesin bubut untuk merontokkan bulubulu hingga bersih. Bulu-bulu yang masih menempel di tubuh ayam dibilas hingga bersih. Bagian perut dibedah untuk mengeluarkan isi perut, kemudian isi perut dibersihkan dari kotoran. Proses pemotongan pada umumnya dilakukan mulai pukul 21.00 – 05.00 WIB, tergantung datang ayam dari peternakan. Selain melakukan pemotongan, pedagang besar juga menanggung proses pengangkutan ayam, pengangkutan dilakukan dengan menggunakan truk, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 150.000,- untuk membeli bahan bakar, proses pengangkutan pertama kali dilakukan dari peternakan untuk mengambil ayam hidup. Setelah proses pengambilan selesai pedagang tidak langsung membawa ayam tersebut ke Pasar Baru Bogor, tetapi membawa ke rumah pedagang untuk dilakukan proses seperti yang di jelaskan di atas yaitu pemotongan, kemudian 41
sesudah proses tersebut pedagang besar membawa ayam yang telah di potong ke Pasar Baru Bogor untuk melakukan penjualan kepada konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan ke Pasar Baru Bogor sebesar Rp 50.000,-. Keseluruhan biaya pengangkutan yang dikeluarkan pedagang besar setiap harinya sebesar Rp 200.000,-. Fungsi penyimpanan hanya dilakukan oleh pedagang besar. Pedagang besar melakukan penyimpanan ayam dalam freezer atau dalam wadah yang diisi dengan es batu, di dalam toko Pasar Baru Bogor.
Pedagang
besar
hanya
melakukan pengolahan untuk ayam yang dijual kepada konsumen dan pedagang kecil. Pengolahan yang dilakukan adalah merubah ayam hidup menjadi bentuk karkas, dalam melakukan pengolahan, bobot ayam susut menjadi 1,1 kg daging yang bisa dijual. Bagian non karkas seperti: hati, ampela, usus dijual secara terpisah. Pedagang Kecil Fungsi-fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang kecil yaitu fungsi pemotongan, dan ada pedagang kecil yang melakukan penyimpanan dan pengangkutan. Pedagang kecil tidak menanggung biaya untuk penyembelihan ayam karena penyembelihan di lakukan bersama pedagang besar dengan menumpang di TPA, pedagang hanya memotong apabila konsumen membeli ayam secara satuan atau per kilo. Selain tidak menanggung biaya pemotongan ayam, ada juga pedagang kecil yang tidak menanggung penyimpanan dikarenakan apabila pada hari itu tidak semua laku terjual pedagang kecil dapat menitipkan ayam yang tidak laku untuk disimpan oleh pedagang besar dan kemudian diambil kembali esok harinya. Pengangkutan dilakukan pedagang kecil dari TPA menuju Pasar Baru Bogor, tetapi tidak semua pedagang kecil melakukan fungsi ini karena ada beberapa pedagang kecil yaitu sebanyak 4 orang yang menumpang pedagang besar untuk berjualan di Pasar Baru Bogor. Pada lembaga pemasaran pedagang kecil, pengolahan yang dilakukan adalah merubah fisik ayam hidup menjadi karkas. Pedagang Pengecer Fungsi fisik yang dilakukan pedagang pengecer hanya pengangkutan. Pedagang pengecer melakukan pengangkutan ayam dari Pasar Baru Bogor hingga 42
ke rumah pedagang tersebut, setelah itu pedagang melakukan pengangkutan untuk menjual ayam dari rumah ke rumah dengan menggunakan gerobak dagangannya. c. Fungsi Fasilitas Pedagang Besar Fungsi fasilitas yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah grading, pembiayaan dan penanggungan resiko. Grading dilakukan oleh pedagang besar yaitu pedagang besar dalam mengambil ayam ke produsen berdasarkan ukuran ayam ras yaitu dengan ukuran minimal adalah 1,5 kg dalam bentuk ayam hidup. Pembiayaan yang dikeluarkan pedagang besar berupa biaya transportasi sebesar Rp 200.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp 991.600, biaya Dinas Kesehatan sebesar Rp 75, biaya pembelian ayam perkilo sebesar Rp 12.170, biaya penyimpanan sebesar 8.800, biaya sewa tempat setiap bulan sebesar Rp 500.000, biaya retibusi setiap hari sebesar Rp 15.000 dan biaya listik per bulan sebesar Rp 225.000. Penanggungan resiko dibebankan kepada pedagang besar, penanggungan resiko yang ditanggung adalah berupa resiko fisik, yaitu kematian akan ayam hidup akibat kelelahan dan berkurangnya bobot ayam ketika perjalanan kembali setelah mengambil ayam dari peternakan sebagai pembeli rata-rata resiko yang di tanggung sebesar dua persen dan untuk ayam pedaging yang dijual ke konsumen dan pedagang pengecer, resiko yang ditanggung pedagang besar adalah pengurangan bobot ayam yang telah di potong karena sebagian berat ayam tidak memiliki nilai jual.
Pedagang Kecil
Fungsi fasilitas yang dilakukan pedagang kecil adalah pembiayaan dan penanggunggan resiko, pembiayaan yang dilakukan pedagang kecil meliputi biaya pembelian ayam per kilo sebesar Rp 15.215, biaya transportasi untuk pengangkutan ayam dari rumah hingga Pasar Baru Bogor per hari sebesar Rp 16.800, biaya retribusi yang dibebankan untuk berdagang di Pasar Baru Bogor, setiap hari sebesar Rp 4.018 dan biaya listrik per bulan Rp 2.660. Setelah memotong ayam pedagang kecil harus menanggung resiko berupa pengurangan berat badan sekitar 2 ons, dikarenakan setelah dibersihkan dan dipotong, ada beberapa bagian dalam tubuh yang tidak memiliki nilai jual dan harus dibuang.
43
Pedagang Pengecer Pedagang pengecer melakukan fungsi fasilitas berupa pembiayaan, pembiayaan yang dilakukan pedagang kecil adalah pembelian ayam dalam bentuk karkas per kilo Rp 19.275 dan biaya transportasi setiap hari sebesar Rp 10.000, untuk pengangkutan ayam dari Pasar Baru Bogor hingga ke rumah pedagang tersebut. 6.2.3 Saluran Pemasaran Pedagang Ayam Ras Pedaging Saluran pemasaran merupakan serangkaian lembaga pemasaan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak dalam hal ini pedagang membantu penyaluran komoditi ayam ras pedaging dari peternak hingga konsumen. Saluran pemasaran komoditi ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor melibatkan beberapa lembaga pemasaran, diantaranya: peternak, pedagang besar, pedagang kecil dan pedagang pengecer. Saluran pemasaran yang dilakukan pedagang besar di Pasar Baru Bogor ditunjukkan pada Gambar 4. Peternak
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Konsumen
Pedagang Pengecer Gambar 4. Saluran Pemasaran Pedagang Ayam Ras Pedaging di Pasar Baru Bogor
Saluran pemasaran dapat menggambarkan proses penyaluran ayam ras pedaging dari produsen hingga konsumen. Saluran pemasaran ini diawali dari pedagang besar, kemudian ditelusuri dari mana asal ayam ras didapat. Pada gambar 4, dapat dijelaskan bahwa saluran pemasaran pedagang ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor adalah pedagang besar membeli ayam ras pedaging hidup kepada peternak setiap hari ke beberapa peternak, diantaranya peternak di daerah Jalan Sholeh Iskandar, Ciampea dan Sukabumi. Kemudian ayam tersebut dijual kembali oleh pedagang besar kepada pedagang kecil. Pedagang kecil mengambil ayam hidup dari pedagang besar setiap hari. Untuk proses pengambilan, biasanya pedagang kecil langsung mengambil ayam hidup tesebut. Setelah ayam tesebut 44
dipotong oleh pedagang kecil, Selanjutnya ayam tesebut dibawa ke Pasar Baru Bogor untuk dijual ke konsumen akhir. Pedagang besar menjual ayam yang sudah dalam bentuk karkas kepada pengecer di Pasar Baru Bogor, kemudian pengecer menjual kembali kepada konsumen akhir. Selanjutnya pedagang besar juga menjual ayam ras dalam bentuk karkas kepada konsumen akhir. Perbedaan yang mendasar adalah pedagang besar merupakan pedagang inti atau yang memegang peranan penting dalam pendistribusian ayam ras pedaging dari peternak ke konsumen akhir. Perbedaan antara pedagang kecil dengan pengecer terletak pada fungsi-fungsi pemasaran dalam pembelian dan penjualan, pedagang kecil menjual ayam ras di Pasar Baru Bogor sedangkan pedagang pengecer menjual ayam ras di luar Pasar Baru Bogor. Selain itu pedagang kecil membeli ayam ras dalam bentuk hidup dan harus menanggung resiko pembebanan bobot badan, berbeda dengan pedagang pengecer yang membeli ayam dalam keadaan sudah disembelih dan dibersihkan. Pedagang pengecer dapat memilih membeli ke pedagang besar yang manapun, sedangkan pedagang kecil hanya dapat membeli ayam kepada satu pedagang besar karena yang digunakan sistem kepercayaan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan pemasaran ayam ras yang dimulai dari peternak sampai kepada konsumen akhir, dapat terbentuk tiga saluran pemasaran ayam ras pedaging yang dilalui pedagang ayam Pasar Baru Bogor, yaitu: Pola 1: Peternak → Pedagang Besar → Pedagang Kecil → Konsumen Pola 2: Peternak → Pedagang Besar → Pedagang Pengecer → Konsumen Pola 3: Peternak → Pedagang Besar → Konsumen Total ayam ras dibeli pedagang besar rata-rata sebesar 757,5 kg atau 505 ekor dengan rata-rata bobot hidup ayam perekor 1,5 kilogram. Berdasarkan hasil penelitian, pola saluran pemasaran ayam ras pedaging terbagi menjadi tiga. Pola saluran 1 terdiri dari: peternak, pedagang besar, pedagang kecil dan konsumen. Pedagang besar setelah membeli ayam dari peternak, menjual kembali ayam tersebut kepada pedagang kecil dan pedagang kecil menjual kembali ayam tersebut kepada konsumen. Pola saluran 2 terdiri dari: peternak, pedagang besar, pedagang pengecer dan konsumen. Pedagang besar tidak hanya menjual kepada pedagang kecil, tetapi 45
menjual kepada pedagang pengecer dan pedagang pengecer menjual kembali ayam tersebut kepada konsumen. Pola saluran 3 terdiri dari: peternak, pedagang besar dan konsumen. Pedagang besar tidak hanya menjual ayam kepada pedagang kecil dan pedagang pengecer, tetapi pedagang besa juga melakukan penjualan ayam ras pedaging kepada konsumen. 6.2.4 Marjin Pemasaran Harga pembelian ayam yang diperoleh pedagang merupakan harga yang ditentukan peternak sesuai dengan harga pasar tetapi pedagang besar yang merupakan langganannya, dapat berperan dalam menentukkan harga dimana harga yang ditawarkan oleh peternak belum merupakan harga kesepakatan dan pedagang besar masih dapat melakukan tawar menawar. Pedagang besar dalam memasarkan ayam ras dapat menentukan harga jual yang akan diberikan ke pedagang kecil dimana pedagang kecil tidak mempunyai kekuatan dan hanya sebagai penerima harga. Hal tersebut dipengaruhi oleh peran penting pedagang besar dan keterikatan pedagang kecil dengan pedagang besar, bahwa pedagang kecil dapat mengambil ayam ras pedaging kepada pedagang besar yang telah mempercayainya untuk dapat diberikan ayam. Biaya pemasaran adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk mengalirkan komoditi dari produsen hingga konsumen akhir di luar keuntungan dari lembaga tersebut. Marjin pada pedagang kecil dan pedagang pengecer di dapat dari selisih harga yang diterima dari pedagang besar dengan harga yang di bayarkan oleh konsumen. Keuntungan pedagang kecil dan pedagang pengecer di dapat dari selisih harga di kurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam penyaluran ayam ras hingga ke konsumen akhir. Pedagang pengecer hanya mengeluarkan biaya transportasi untuk memperoleh ayam ras di Pasar Baru Bogor sebesar Rp 10.000,- setiap pembelian ayam ras pedaging. Berbeda dengan pedagang kecil yang menjual ayam di Pasar Baru Bogor, pedagang pengecer yang menjual ayam ras diluar Pasar Baru Bogor membeli ayam dalam bentuk karkas, sehingga tidak perlu menanggung biaya pengurangan bobot badan yang harus di bebankan. Marjin merupakan perbedaan harga atau selisih harga yang dibayar konsumen akhir dengan harga yang diterima peternak. Dalam hal ini marjin 46
pemasaran pedagang besar adalah perbedaan harga yang dibayarkan kepada peternak dengan harga jual kepada pedagang kecil, pengecer dan konsumen dalam saluran pemasaran dengan komoditi yang sama. Analisis marjin digunakan untuk mengetahui faktor pembentukkan marjin pemasaran yang terbesar sebagai pengukur efisiensi pemasaran dengan komoditi ayam ras pedaging. Sebaran marjin pada pedagang besar setiap pola saluran cukup berbeda. Marjin pemasaran pada pedagang ayam ras pedaging di hitung berdasarkan harga yang diperoleh pedagang besar dari peternak dengan selisih harga penjualan pedagang besar kepada pedagang kecil berdasarkan saluran pemasaran pola 1 dan harga penjualan pedagang besar kepada konsumen berdasarkan saluran pemasaran pola 2. Marjin pemasaran diperoleh dari harga per kilo ayam ras pedaging dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Harga Rata-Rata dan Marjin Pemasaran Pedagang Ayam Ras Pedaging Pada Pola 1 dan Pola 2 Unsur Marjin Pemasaran Peternak Harga Jual B Pedagang Besar Harga Pembelian Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Penjualan Marjin C Pedagang Kecil Harga Pembelian Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Penjualan Marjin D Pedagang Pengecer Harga Pembelian Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Penjualan Marjin E Konsumen Akhir Harga Beli Total Biaya Pemasaran Total Keuntungan Total Marjin Tataniaga
Saluran 1 Nilai Persentase (Rp/Kg) (%)
Saluran 2 Nilai Persentase (Rp/Kg) (%)
A
12.170
54,57
12.170
52,91
12.170 924 2.121 15.215 3.045
54,57 4,14 9,51 68,23 13,65
12.170 4.136 2.969 19.275 7.105
52,91 17,98 12,91 83,80 30,89
15.215 4.020 3.065 22.300 7.085
68,23 18,03 13,74 100,00 31,77 19.275 1.333 2.392 23.000 3.725
83,80 5,80 10,40 100,00 16,20
23.000 5.469 5.361 10.830
100,00 23,78 23,31 47,09
22.300 4.944 5.186 10.130
100,00 22,17 23,26 45,43
47
Pola saluran 1 yang terdiri dari peternak, pedagang besar dan pedagang kecil. Total marjin sebesar Rp 10.130,- per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp 4.944,- per kilogram. Kompenen biaya oleh pedagang besar adalah sebesar Rp 924,- untuk biaya pemasaran dengan perhitungan biaya tenaga kerja sebesar Rp 382,08,- per kilogram, biaya retribusi sebesar Rp 8,27,- per kilogram, biaya angkut Rp 198,01,- per kilogram, biaya listrik Rp 19,80,- per kilogram, biaya bobot ayam yang berkurang karena perjalanan sebesar Rp 243,5,dan biaya pemeriksaan ayam yang dilakukan oleh Dinas Peternakan sebesar Rp 75,- per kilogram. Untuk pedagang kecil komponen biaya yang ditanggung adalah sebesar Rp 4.020,- per kilogram dengan perhitungan biaya retribusi sebesar Rp 55,80,- per kilogram, biaya angkut Rp 233,33,- per kilogram, biaya listrik sebesar Rp 36,94,- per kilogram dan biaya pengurangan bobot ayam sebesar Rp 3.694,-. Adanya biaya pengurangan bobot ayam pada pedagang kecil karena pedagang membeli ayam hidup dan menjualnya setelah dipotong dan dikeluarkan jeroannya. Pedagang besar tidak mengeluarkan biaya pemotongan karena dilakukan oleh karyawan pedagang tersebut. Apabila pemotongan dilakukan di tempat pemotongan ayam, pedagang akan dikenakan biaya pemotongan sebesar Rp 200,/kg. Sedangkan pada saluran pemasaran pola 2, marjin pemasaran tersebut merupakan marjin pedagang pengecer untuk pedagang sayur, karena pedagang sayur tidak mengolah ayam tersebut untuk di jual kepada konsumen. Saluran pemasaran terdiri dari peternak, pedagang besar, pedagang pengecer. Total marjin sebesar Rp 10.830,- per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp 5.469,- per kilogram. Kompenen biaya yang ditanggung oleh pedagang besar adalah sebesar Rp 4.136,- untuk biaya pemasaran dengan perhitungan biaya tenaga kerja sebesar Rp 154,43,- per kilogram, biaya retribusi sebesar Rp 17,30,per kilogram, biaya angkut Rp 348,60,- per kilogram, biaya kios sebesar Rp 33,46,- per kilogram, biaya listrik Rp 19,80,- per kilogram, biaya pemeriksaan ayam yang dilakukan oleh Dinas Peternakan sebesar Rp 75,- per kilogram, dan biaya pengurangan bobot ayam pada saat perjalanan dan pengurangan karena setelah dibersihkan ada sebagian yang harus dibuang karena tidak mempunyai nilai jual yaitu sebesar Rp 3.487,5,-. Untuk pedagang pengecer komponen biaya 48
yang ditanggung adalah sebesar Rp 1333,- per kilogram hanya untuk biaya angkut. Tingginya biaya angkut yang ditanggung pedagang pengecer karena jumlah kuantitas yang kecil. Perbedaan biaya pemasaran pedagang besar yang menjual ke pedagang dengan yang menjual langsung ke konsumen dipengaruhi oleh biaya yang dikeluarkan dan kuantitas ayam pedaging yang dijual per harinya dan juga dikarenakan perbedaan biaya pengurangan bobot ayam. Pedagang besar menjual ayam setelah dipotong dan dibersihkan. Penyusutan berat ayam biasanya terjadi setelah ayam sampai tempat pedagang setelah dari peternakan. Total marjin yang diperoleh pada saluran 3 lebih kecil dibandingkan saluran pemasaran lainnya, hal tersebut disebabkan karena hanya satu lembaga pemasaran yang terlibat yaitu pedagang besar. Pada tabel 13 dijelaskan harga rata-rata dan marjin pemasaran pedagang ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor pada saluran pemasaran pola 3 Tabel 13. Harga Rata-Rata dan Marjin Pemasaran Pedagang Ayam Ras Pedaging Pada Pola 3 Unsur Marjin Pemasaran Peternak Harga Jual B Pedagang Besar Harga Pembelian Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Penjualan Marjin C Konsumen Akhir Harga Beli Total Biaya Pemasaran Total Keuntungan Total Marjin Tataniaga
Saluran 3 Nilai (Rp/Kg) Persentase (%)
A
12.170
58,91
12.170 4136 4354 20660 8490
58,91 20,02 21,07 100,00 41,09
20660 4136 4354 8490
100,00 20,02 21,07 41,09
Pola saluran 3 yang terdiri dari peternak dan pedagang besar, total marjin sebesar Rp 8.490,- per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp 4.136,per kilogram. Kompenen biaya yang ditanggung oleh pedagang besar adalah sebesar Rp 4.136,- untuk biaya pemasaran dengan perhitungan biaya tenaga kerja sebesar Rp 154,43,- per kilogram, biaya retribusi sebesar Rp 17,30,- per kilogram, biaya angkut Rp 348,60,- per kilogram, biaya kios sebesar Rp 33,46,- per kilogram, biaya listrik Rp 19,80,- per kilogram, biaya pemeriksaan ayam yang 49
dilakukan oleh Dinas Peternakan sebesar Rp 75,- per kilogram, dan biaya pengurangan bobot ayam pada saat perjalanan dan pengurangan karena setelah dibersihkan ada sebagian yang harus dibuang karena tidak mempunyai nilai jual yaitu sebesar Rp 3.487,5,-. Berdasarkan tabel sebaran marjin pemasaran pada pedagang besar, pedagang kecil dan pedagang pengecer diatas dapat dilihat perbedaan pada pola saluran dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya: a) ada beberapa lembaga yang terlibat, b) besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran pada suatu pola saluran, c) jumlah ayam ras pedaging yang diperdagangkan. Semakin kecil jumlah ayam pedaging yang diperdagangkan akan semakin besar biaya yang ditanggung per kilo ayam, sedangkan semakin besar biaya yang dikeluarkan akan semakin banyak keuntungan yang di dapat. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu lembaga pemasaran berkaitan dengan fungsifungsi pemasaran yang dilakukan, dimana semakin besar biaya yang dikeluarkan untuk membeli ayam maka semakin banyak fungsi-fungsi yang dilaksanakan. 6.2.5 Keuntungan Pedagang Besar Suatu usaha yang dilakukan pada akhirnya akan dinilai dari besarnya biaya yang dikeluarkan dalam aktifitas pemasaran tersebut dan besarnya penerimaan yang diperoleh. Penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan ayam ras pedaging, setelah dikurangi dengan biaya usaha yang dikeluarkan akan menghasilkan besarnya keuntungan yang diterima dari usaha pedagang besar ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor. Biaya yang dikeluarkan pedagang besar terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yang dikeluarkan oleh pedagang besar sebesar Rp 310.844.650,-/bulan atau sebesar 99,55 persen dari biaya total yang dikeluarkan dalam 30 hari penjualan, sedangkan biaya tetap hanya sebesar Rp 1.400.000-/bulan atau sebesar 0,45 persen dari total biaya yang dikeluarkan dalam 30 hari penjualan ayam ras pedaging. Pedagang besar selain menjual ke pedagang kecil dan pedagang pengecer juga menjual ke konsumen, maka penerimaan yang diperoleh setiap bulan dari hasil menjual ayam ras hidup ke pedagang kecil sebesar Rp 118.448.775,-/bulan, pedagang pengecer Rp 22.262.625,-/bulan. Pedagang besar menjual ayam ras pedaging ke konsumen dalam bentuk karkas dan non karkas, penjualan dalam bentuk karkas sebesar 50
9.801 kg perbulan dengan harga penjualan ke konsumen sebesar Rp 20.660,-/Kg, total penerimaan karkas sebesar Rp 235.854.660,-/bulan (75,54%). Selain itu pedagang besar memperoleh penjualan dari non karkas yang terdiri dari: kepala, kaki, hati ampela, dan usus. Total penerimaan dan biaya rata-rata pedagang besar ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Penerimaan dan Biaya Rata-Rata Pedagang Besar Ayam Ras No Uraian A Komponen Penerimaan Pedagang Kecil - Penjualan Ayam Pedagang Pengecer - Penjualan Karkas Konsumen Penjualan - Karkas tanpa kepala&kaki - Kepala - Kaki - Hati ampela - Usus Total konsumen Total Penerimaan B Biaya Variabel Biaya angkut Tenaga kerja 5 orang Biaya Dinas Kesehatan Pembelian Ayam Biaya Penyimpanan Pengurangan di perjalanan 2% Pengurangan setelah dipotong Total Biaya Variabel C Biaya Tetap Sewa tempat Retribusi Listrik D Total Biaya Tetap Total Biaya (B+C)
Satuan Jumlah Harga (Rp)
Total (Rp)
%
Kg
7.785
15.215
118.448.775
37,93
Kg
1.155
19.275
22.262.625
7,13
Kg Kg Kg Kg Kg
9.801 664 498 996 249
20.660 12.000 16.000 15.000 10.000
202.488.660 7.968.000 7.968.000 14.940.000 2.490.000 235.854.660 376.566.060
64,85 2,55 2,55 4,78 0,80 75,54
Hari Orang Kg Kg Hari Kg Kg
30 5 22.725 22.725 7 454,5 1.122,5
200.000 991.600 75 12.170 8.800 12.170 12.170
6.000.000 4.958.000 1.704.375 276.563.250 61.600 7.896.600 13.660.825 310.844.650
1,92 1,59 0,55 88,57 0,02 2,53 4,38 99,55
Bulan Hari Hari
1 30 30
500.000 15.000 15.000
500.000 450.000 450.000 1.400.000 312.244.650
0,16 0,14 0,14 0,45 100
Pada Tabel 14, biaya yang dikeluarkan meliputi biaya variabel dan biaya tetap, komponen biaya variabel yang dikeluarkan ialah biaya untuk tenaga kerja sebanyak 5 orang dengan rata-rata upah perorang sebesar Rp 991.600,- perbulan, banyaknya jumlah tenaga kerja dengan pembagian pekerjaan sebanyak 3 orang untuk bertugas mengambil ayam ke peternak dan 2 orang untuk membantu 51
penjualan di Pasar Baru Bogor. Biaya penyimpanan rata-rata dalam sebulan 7 hari dikarenakan tidak setiap hari pedagang besar menyimpan ayam yang tidak terjual. Biaya retribusi meliputi 2 tempat yaitu biaya retribusi pada saat penjualan ayam dan pada saat pengolahan. Biaya pengurangan bobot setelah dipotong merupakan penanggungan resiko karena setelah di sembelih tidak semua bagian tubuh ayam dapat dijual. Komponen penerimaan dan biaya-biaya yang dikeluarkan pedagang besar yang menjual ayam ras pedaging ke pedagang kecil dan ke konsumen. Dapat dilihat bahwa biaya variabel jauh lebih besar dibandingkan biaya tetap dikarenakan banyak faktor yang harus dilakukan sebelum melakukan pemasaran yaitu pembelian ayam dan biaya transportasi yang terpenting. Penggunaan biayabiaya dalam usaha ayam ras pedaging pada pedagang besar, sebagian besar biaya dialokasikan untuk menunjang pemasaran ayam baik ketika ingin mengambil ayam dan setelah mengambil ayam dari peternak. Keuntungan usaha ayam ras pedaging dianalisis menggunakan konsep keuntungan atas biaya total. Keuntungan atas biaya total diperoleh dari penerimaan pedagang besar ayam ras dikurangi seluruh biaya yang telah dikeluarkan dalam usahanya, termasuk biaya variabel dan biaya tetap. Besarnya keuntungan yang diperoleh pedagang besar berdasarkan besarnya penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu satu bulan. Penerimaan pedagang sebesar Rp 376.566.060,-/bulan. Penerimaan yang diperoleh pedagang besar masih harus dikurangi biaya total sebesar Rp 312.244.650,-/bulan dengan pembagian untuk biaya variabel sebesar Rp 310.844.650,-/bulan dan biaya tetap sebesar Rp 1.400.000,-/bulan, setelah dikurangi biaya total laba yang di peroleh pedagang besar sebesar Rp 64.321.410,-bulan. Analisis keuntungan usaha pedagang besar ayam ras pedaging di Pasar Baru Bogor dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Analisis Keuntungan Pedagang Besar Ayam Ras Pedaging Keterangan Penerimaan Usaha Biaya Variabel Biaya Tetap Jumlah total biaya Keuntungan atas biaya total Rasio keuntungan
Pedagang Besar Ayam Ras Pedaging Nilai (Rp/Bulan) 376.566.060 310.844.650 1.400.000 312.244.650 64.321.410 0,205
% 99,55 0,44 100
52
Rasio keuntungan atas penggunaan biaya total usaha ayam ras pedaging pada pedagang besar (0,205), dengan artian bahwa setiap Rp 1,- yang dikeluarkan akan menghasilkan laba sebesar 0,205 dengan kata lain usaha yang dijalankan oleh pedagang besar menguntungkan. 6.2.6 Keuntungan Pedagang Kecil Biaya yang dikeluarkan oleh pedagang kecil tidak terlalu besar hal tersebut terjadi dikarenakan sedikitnya fungsi pemasaran yang dilakukan oleh pedagang kecil dan jumlah kuantitasnya yang kecil maka sedikit pengeluaran perharinya. Pedagang kecil hanya menanggung biaya angkut, biaya retribusi di Pasar Baru Bogor dan biaya listrik, tetapi tidak seluruh pedagang kecil mengunakan listrik karena yang menjual ayam ras pada siang hari tidak membutuhkan listrik. Penerimaan dan biaya-biaya yang ditanggung pedagang kecil disajikan dalam Tabel 16. Tabel 16. Penerimaan dan Biaya Rata-Rata Pedagang Kecil Ayam Ras No A
B
C
D
Uraian Penerimaan Penjualan Karkas Penjualan Non karkas - Kepala - Kaki - Hati ampela - Usus Total Non Karkas Total Penerimaan Biaya Variabel Biaya angkut Pengurangan bobot ayam Pembelian Ayam Total Biaya Variabel Biaya Tetap Listrik Retribusi Total Biaya Tetap Total Biaya (B+C)
Satuan Jumlah
Harga (Rp)
Total (Rp)
%
Kg
1584
22.300 35.323.200
95,37
Kg Kg Kg Kg
96 72 144 36
12.000 16.000 15.000 10.000
1.152.000 1.152.000 2.160.000 360.000 4.824.000 40.147.200
3,11 3,11 5,83 0,97 13,02
Hari Kg Kg
30 228 2160
16.800 504.000 15.215 3.469.020 15.215 32.864.400 36.837.420
1,36 9,37 88,73 99,46
Hari Hari
30 30
2.660 4.018
79.800 120.540 200.340 37.037.760
0,22 0,33 0,54 100
Pada Tabel 16 dijelaskan, biaya variabel yang dikeluarkan oleh pedagang kecil sebesar Rp 36.837.420,- perbulan atau sebesar 99,46 persen dari biaya total yang dikeluarkan dalam 30 hari penjualan, sedangkan biaya tetap hanya sebesar 53
Rp 200.340,-/bulan atau sebesar 0,54 persen dari total biaya yang dikeluarkan dalam 30 hari penjualan ayam ras pedaging. Penggunaan biaya yang dikeluarkan pedagang kecil, sebagian digunakan untuk biaya pemasaran dan biaya yang dikeluarkan pedagang yang terbanyak untuk membeli ayam ras pedaging yaitu sebesar Rp 32.864.400.-/hari. Keuntungan pedagang kecil lebih sedikit dibandingkan keuntungan pedagang besar yang menjual ayam ke pedagang kecil, dikarenakan pedagang kecil tidak langsung memperoleh keuntungan tetapi berupa penerimaan dari hasil penjualan karkas dan non karkas kemudian penerimaan tersebut masih harus dikurangi dengan biaya pemasaran dan biaya penyusutan ayam yaitu bobot ayam berkurang karena sebagian harus dibuang karena tidak mempunyai nilai jual setelah itu dapat diperoleh keuntungan yang diterima pedagang kecil. Perbedaan keuntungan yang diperoleh pedagang kecil dikarenakan jumlah kuantitas ayam yang dijual pedagang kecil sangat kecil oleh karena itu biaya yang dibebankan kepada 1 ekor ayam semakin besar. Tabel 17, memperlihatkan keuntungan yang diterima pedagang kecil dan rasio keuntungan yang diperoleh pedagang kecil. Tabel 17. Analisis Keuntungan Pedagang Kecil Ayam Ras Pedaging Keterangan Penerimaan Usaha Biaya Variabel Biaya Tetap Jumlah total biaya Keuntungan atas biaya total Rasio keuntungan
Pedagang Kecil Ayam Ras Pedaging Nilai (Rp/Bulan)
%
40.147.200 36.837.420
99,45
200.340
0,54
37.037.760
100
3.109.440 0,083
Usaha ayam ras pedaging pada pedagang kecil yang menjual ayam ke konsumen menghasilkan penerimaan dari penjualan rata-rata sebanyak 48 ekor perharinya, dalam sebulan pedagang kecil memperoleh penerimaan sebesar Rp 40.147.200,-. Penerimaan di dapat dari hasil penjualan karkas sebesar Rp 35.323.200,-/bulan, ditambah dengan penerimaan non karkas dalam sebulan sebesar Rp 4.824.000,-. Setelah dikurangi total biaya sebesar Rp 37.037.760,/bulan, pedagang kecil memperoleh keuntungan sebesar Rp 3.109.440,-/bulan.
54
Rasio keuntungan atas penggunaan biaya total usaha ayam ras pedaging pada pedagang kecil lebih kecil dibandingkan pedagang besar karena menjual ayam ras pedaging lebih banyak. Rasio keuntungan yang diperoleh pedagang kecil (0,083). Hal ini menjelaskan bahwa dari penambahan biaya sebesar Rp 1,maka akan menghasilkan tambahan keuntungan sebesar Rp 0,083 dan membuktikan bahwa rasio keuntungan atas biaya total positif dengan kata lain usaha pedagang kecil menguntungkan.
55