BAB V THE CHALLENGE FOR BUSINESS Ketika terjadi inflasi besar-besaran, kenaikan harga akan lebih mudah terjadi bagi semua orang dengan berbagai macam alasan. Kemudian para teknisi mempelajarinya seperti mempelajari teknik ski, tennis, berenang, atau apapun yang pertama dilakukan dengan mudah, yang dapat diterapkan selanjutnya ketika inflasi ekonomi telah menurun. Jadi, seperti di tempat lain inflasi menurunkan inflasi. W.D Slawson
PENDAHULUAN Perusahaan dengan keadaan keuangannya merupakan ujian untuk semua tekanan kuat, telah menjadi goyah dalam perekonomian karena inflasi yang sangat tinggi – ilusi uang, perubahan keputusan, kebingungan konsumen, dan pasar uang yang bereaksi secara berlebihan. Mereka juga merupakan fokus dari operasi kekuatan baru di dunia tanpa inflasi, termasuk kehati-hatian konsumen dan tingkat suku bunga yang rendah. Dan tentu saja, mereka akan berada di garis awal saat level harga umum mulai turun. Hasilnya adalah bahwa masalah utama yang ditimbulkan oleh revolusi teknologi, perubahan organisasional, dan persaingan dari negara-negara dinamis, kematian inflasi menimbulkan bisnis dengan seluruh tantangan barunya. Ada tiga area utama dimana perubahan lingkungan inflasi bisa memberikan konstribusi terhadap kemakmuran – membujuk firma-firma untuk memilih batas terendah, strategi volume tinggi, mendorong level investasi lebih tinggi dan meningkatkan kualitas keputusan yang diambil manager. Pada semua area ini, ada keuntungan yang bisa diambil oleh perusahaan dan masyarakat. Banyak perusahaan akan tenggelam sebagai akibat langsung dari perubahan lingkungan,
seringnya dikarenakan mereka gagal merasakan
pentingnya perubahan sampai keakarnya untuk bertahan dan makmur tanpa inflasi. Dan industri jasa keuangan menghadapi masa sulit.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
61
AKIBAT SENSITIVITAS HARGA Keruntuhan inflasi telah berlangsung bergandengan dengan meningkatnya sensitivitas konsumen akan harga. Hal ini memberikan konsekuensi penting bagi makroekonomi. Tetapi juga memiliki implikasi yang sangat kuat untuk bisnis pribadi. Karena kenaikan harga yang konstan merupakan perintah hari ini dalam lingkungan inflasi, artinya penjual bisa mencoba atau mengujinya dengan menaikan harga. Jika kenaikannya terlalu jauh, maka yang harus mereka lakukan adalah menunggu sampai level harga umum kembali . Dalam kasus apapun. Sensitivitas keterbatasan harga konsumen akan berarti bahwa kerugian yang banyak mungkin tidak akan terlalu hebat, dan kekuatan departemen pemasaran dan periklanan biasanya dapat dipercayakan pada perubahan yang akan terjadi kalau tidak akan menjadi saham yang tidak terjual. Waktu ada disisi kenaikan harga inflasi. Semua ini terjadi naik turun di dunia dengan tingkat inflasi yang rendah. Tentunya ada faktor-faktor lain selain harga, seperti kualitas, desain, dan tingkat pelayanan yang masih menjadi masalah, tetapi sekarang harga menjadi masalah yang lebih rumit dibanding dahulu. Jika harga naik terlalu tinggi, maka akan menimbulkan banyak respon penting. Hal ini tidak berlaku dengan mudah bagi pedagang untuk menunggu kenaikan harga barang lain sebagai jaminan. Bagi mereka.. Konsumen harus mendorong pedagang untuk keuntungan mereka sendiri, untuk memilih strategi volume penjualan lebih tinggi dan batas unit lebih rendah. Satu ciri dari tingkah laku baru konsumen yaitu ancaman terhadap merkmerk telah berdiri sejak puluhan tahun lalu. Pada tahun 1993, perusahaan tembako US milik Philip Morris menarik perhatian industri dan pasar uang dengan membanting harga rokok Marlboro dalam menghadapi penjualan yang lemah. Dan di kedua sisi Atlantik, barang-barang bermerk dari sereal sampai cola mengalami tekanan dari pemilik label pedagang eceran, dan dari toko-toko yang memberi diskon. Sementara itu, pedagang eceran yang sudah mapan di Eropa berada dibawah tekanan toko-toko yang memberi diskon seperti Germany‟s Aldi dan Denmark‟s Netto. Keadaan ini sudah mengambil alih 25% pasar makanan di
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
62
Jerman. Di negara-negara Eropa lainnya andilnya lebih kecil tetapi meningkat dimana-mana. Kekuatan persaingan harga eceran dirasakan mengejutkan. Pada November 1995, Guinness mengaku bahwa pertumbuhan supermarket telah membahayakan kemampuan produsen minuman untuk
mendikte harga.
Pertumbuhan itu belum bisa meningkatkan harga merk-merk meski hanya 1% . Analis Pasar Saham, Andrew Holland menyatakan : Semangat pemimpin meremas tangan mereka dalam ketakutan. Mereka terus berkata
bahwa
mereka
akan
menaikan
harga
tanpa
mampu
mendemonstrasikannnya.
Rupanya, kenaikan anggaran pemasaran Guinness (yang mencapai £ 300 milyar setahun) bahkan tidak mampu merubah situasi. Ini adalah bagian dari tren umum. Kekuatan memanipulasi konsumen dengan iklan tampaknya merosot. Seperti yang dikatakan oleh Peter Brabeck, Kepala ahli pemasaran Nestle : Sekarang orang tidak melakukan sesuatu karena orang lain menyuruh mereka.
Sensitivitas kenaikan harga konsumen dibawah kondisi inflasi yang rendah telah mendapat dukungan yang mengejutkan dari negara bagian – Argentina. Secara tradisional, sebuah negara dengan tingkat inflasi tinggi, dimana rakyatnya telah dirugikan , Argentina baru-baru ini telah menjalankan rencana stabilitas dramatis yang menurunkan tingkat inflasi sampai 1,6% pada tahun 1995. Menurut Financial Times, hal ini digabungkan dengan asosiasi resesi telah menuntun pada sensitivitas harga - dengan akibat dramatis dalam tingkah laku bisnis. Setelah setengah abad inflasi yang merajalela, rasa persaudaraan orangorang Argentina banyak berubah, sampai pada kalimat “ Seberapa banyak ? “yang jarang terdengar di Buenos Aires . Tetapi sekarang berbeda, tahun lalu toko eceran USA Wallmart membuka toko pertama disana dan dibombardir oleh para pemburu diskon, sepertinya bisa mengalahkan harga dari saingannya yang ada di Argentina seperti French Carrefourrs dan The Chilean Firm Jumbo. Kalimat “Perang Harga” pun menjadi perbincangan. Financial Times melaporkan efek dramatis yang lainnya. Pembuat mobil yang bertahun-tahun telah menjual mobil diatas harga biasa kepada pasar telah The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
63
memotong harga mobil baru sampai 40% ; harga penyewaan mobil telah anjlok sampai seperempatnya ; selebaran yang menawarkan diskon pada barang-barang seperti pemotong rambut dan restoran makanan “ Sampah kaki lima”. Meskipun upah telah turun dibeberapa sektor. Ada akibat penting dalam efisiensi, pemberontakan dimana bisnis-bisnis kecil bangkrut dan meningkatkan angka pengangguran. Sensitivitas kenaikan harga berarti keuntungan rendah, dan keuntungan rendah berarti kecil, produsen yang tidak efisien tidak mampu bertahan. Menurut Carlos Paciarotti, Direktur cabang Disco supermarket pada zaman dulu di Argentina : Setiap orang bisa menjadi tukang daging, grosir (penjual bahan pangan), atau tukang roti.
Tetapi tidak lagi, lebih dari 4 tahun lalu sepuluh dari ribuan pemilik toko kecil telah keluar dari bisnis. Efek ini telah membatasi negara-negara seperti Argentina dengan pergolakan sejarah yang baru saja terjadi. Pengalaman terbaru UK ( Inggris) mengungkapkan efek dari sensitivitas kenaikan harga barang dengan jelas. Saat pengeluaran
eceran
UK
diperinci
pada
bagian-bagian
komponennya,
membuktikan bahwa pada tahun 1993-4 bagian-bagian pengeceran mengadopsi strategi harga rendah yang berjalan baik dalam istilah nilai volume penjualan mereka meningkat. Mereka yang tidak memperhatikan pelajaran ini akan kalah. Yang menarik, hal ini tidak berlaku dalam masa penyembuhan pada awal tahun 1980, ataupun pada masa ledakan di akhir tahun 1980an. Dengan kata lain karena konsumen pada tahun 1990 menjadi lebih sensitive terhadap harga, hal ini sekarang terbayar oleh para produsen dan pedagang eceran untuk bersaing dalam harga. Di Inggris, realisasi ini telah menuntun pada pecahnya perang harga berkali-kali, seringnya terjadi di daerah-daerah
yang mengejutkan. Daerah
pengeceran yang akhir-akhir ini telah menemukan kekuatan harga di Inggris termasuk pakaian dan outlet perlengkapan alas kaki , koran, asuransi dan supermarket. Mengadakan kampanye penurunan harga pada bulan September 1995. Grup supermarket Somerfield menunjukan hasil penelitian 5 bulan yang
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
64
menunjukan bahwa pelanggan masih menuntut harga rendah. Direktur Pemasaran somerfield menyatakan : Pada masa ketidakpastian ini, keluarga sekarang menginginkan nilai untuk uang
Permintaan surat kabar selalu dianggap tidak sensitive akan harga, tetapi perang harga pada tahun 1994 terbukti salah. 7p yang berbeda dan hanya dalam satu hari turun harga 10p menaikan penjualan The Sun hampir 4 juta dan membuat catatan terkemuka untuk rivalnya. Sementara itu, penjualan The Times meningkat hampir 30% setelah harganya dipotong sampai 20p. Sensitivitas kenaikan harga digabungkan dengan persaingan pasar, tekanan pasar berubah melalui pergerakan harga. Bahkan penjualan buku di Inggris yang telah ditentukan selama hampir 100 tahun oleh „persetujuan jaringan buku‟ , semacam
gabungan perusahaan, sekarang mulai ditentukan oleh kekuatan
persaingan normal seperti supermarket memamerkan untuk menawarkan bukubuku terlaris dengan memotong harga sampai 50% dari harga penuh. Sementara itu, perdagangan paket liburan terus menerus dibawa berhadapan dengan realita ekonomi. Di akhir tahun 1995, agen penjualan besar menawarkan potongan 10% di brosur tahunan berikutnya sebelum menginjak tahun baru. Disamping pemotongan harga secara terbuka, banyak pengecer barang dan jasa telah mengambil jalan untuk memberikan diskon, penawaran khusus, kenang-kenangan, hadiah-hadiah, dan bentuk lainnya dari pengurangan harga. Agaknya ini dikarenakan mereka menghargai sensitivitas nilai saat ini di pasar untuk sementara dan atau berharap untuk melindungi imej harga yang terlarang sebagai “ harga sesungguhnya”. Seiring dengan berjalannya waktu, mereka akan belajar bahwa tuntutan nilai itu bersifat permanen dan itu mungkin membuat penggabungan diskon dan penawaran khusus yang lebih masuk akal. Pada tingkat bisnis pribadi, hasilnya adalah tambahan harga yang melebihi kemampuannya. Daripada memulai dengan harga mereka dan menambahkan keuntungan yang beralasan untuk mencapai harga yang ditetapkan, mereka harus membebani konsumen, bisnis sekarang harus dimulai dengan harga pelanggan yang akan membayar kembali harga yang mereka keluarkan. Ini bukan biaya tambahan tetapi potongan harga.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
65
Di divisi General Motor‟s Cadillac, misalnya, sekarang mereka mulai menetapkan target harga untuk model baru. Lalu, kamu bilang keuntunganmu sangat banyak dan kamu mundur dari biayanya, kita tidak pernah menggunakan cara itu, tutur Janet Eckhoff, direktur strategi produk dan pemasaran.
BEBERAPA NAIK, BEBERAPA TURUN Dalam kondisi inflasi, bisnis setidaknya tahu bahwa harga hanya tentang sesuatu yang terus naik. Ini hanya masalah sederana kapan dan seberapa banyak. Pergerakan yang perlu dalam harga relatif disempurnakan oleh beberapa harga yang naik kurang dari yang lainnya. Di dunia yang harganya stabil merata, bagaimanapun ini tidak akan jadi kenyataan ; beberapa harga akan cenderung naik sementara beberapa cenderung turun dan yang lainnya berfluktuasi. Namun mengetahui mana yang akan terjadi merupakan tantangan bisnis yang nyata. Dengan upah buruh yang masih meningkat secara keseluruhan, maka barang dan jasa yang dihasilkkan buruh akan lebih intensif dan akan meningkatkan harga. Hal ini mewakili pengulangan pengalaman yang telah biasa pada masa inflasi panjang dimana ada kecenderungan barang yang dihasilkan buruh lebih intensif, dan khususnya jasa atau pelayanan yang mana harganya naik sangat tinggi. Tetapi sekarang seharusnya berbeda. Padahal masa setelah perang dicirikan dengan kekurangan buruh yang terus menerus, termasuk buruh yang tidak memiliki keahlian karena perubahan teknologi dan persaingan dari Timur, masa yang kita lihat sekarang sepertinya untuk mengetahui kelebihan dari tenaga buruh yang tidak memiliki keahlian dan penyebaran pendapatan yang berbeda. Jadi, harga barang dan jasa sangat tergantung pada tenaga buruh yang tidak memiliki keahlian yang mungkin tetap atau bahkan jatuh. Biaya makan di luar dan berbagai macam pembantu rumah, contohnya cenderung meningkat tajam selama hampir 30 tahun kebelakang, mungkin sekarang tidak meningkat sama sekali. Sebaliknya barang dan jasa sangat mengandalkan pada tenaga ahli yang akan menaikan harga. Biaya sekolah swasta, biaya pengobatan, biaya administrasi semuanya mungkin akan terus meningkat, bahkan di dunia baru yang berani dimana tidak ada inflasi sama sekali. The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
66
Barang-barang yang mungkin turun harga adalah barang-barang yang pertumbuhan daya produksi dan kemajuan teknisnya lebih rendah dari biaya produksi, atau barang-barang yang kenaikannya ditetapkan oleh biaya produsen di Timur yang rendah. Kandidat yang jelas dari kelompok ini adalah mobil, konsumen yang tahan lama, barang-barang elektronik dan pakaian dasar. Sebaliknya desainer pakaian akan terus melanjutkan untuk menaikan harga, yang mencerminkan kelangkaan keahlian khusus para desainer terkenal.
APAKAH HARGA BARANG KOMODITAS MASIH TINGGI ? Sulit untuk memastikan apakah harga barang komoditas akan naik berkaitan dengan harga barang lain. Kadang kala kita mendengar para ahli ekonomi memperkirakan bahwa beberapa atau semua barang komoditas akan menjadi langka atau bahkan menghilang. Misalnya pada tahun 1970, Kelompok Roma memprediksikan bahwa dunia akan mengalami pertumbuhan yang rendah atau akan menghadapi kemunduran dari berbagai barang komoditas utama. Pada prakteknya, bukan hanya kekurangan komoditas tidak menghambat pertumbuhan, tetapi harga riil dari kebanyakan komoditas tidak naik. Harga riil minyak yang merupakan salah satu yang terpenting dalam dunia industri jatuh sejak awal tahun 1980. Meskipun begitu, dengan pertumbuhan di negara-negara dinamis di Timur, permintaan untuk bermacam-macam barang komoditas akan meningkat. Contohnya minyak, logam, bahan kimia, makanan, dan fiber. Dengan penawaran yang terbatas, hasilnya akan meningkatkan harga barang komoditas yang akan dibayari baik oleh negara Timur maupun Barat. Tentu saja, hal ini dikarenakan mereka menyadari bahaya ini dan tidak menyadari tekanan dis-inflasi lainnya. Banyak pengamat yang melihat pembangunan di Timur sebagai tekanan bagi Barat. Jadi, peningkatan harga barang komoditas merupakan ancaman, tetapi seberapa seriuskah bahayanya? Wilayah Timur berkembang dalam banyak hal, peningkatan sumber daya intensif, budaya lama, cerobong asap, industri logam hidup dan berkembang di banyak negara dinamis.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
67
Di Barat, meskipun kegiatan ekonomi menjadi kekurangan sumber daya intensif. Hal ini sebagian disebabkan oleh perubahan harga, dan perhatian lingkungan yang membuat masyarakat menjadi ekonomis (seperti dalam kasus minyak), dan sebagian lagi disebabkan karena Barat mengizinkan negara / wilayah Timur mengambil sebagian kegiatan ekonomi sumber daya intensif. Tetapi, alasan utamanya adalah ketika negara / wilayah barat menjadi kaya dan semakin kaya, kegiatan ekonomi diisi dengan kegiatan yang menggunakan beberapa bahan material. Sektor jasa, khususnya jasa keuangan menggunakan beberapa bahan material dibandingkan dengan perusahaan manufaktur yang pertumbuhannya mendominasi pembangunan ekonomi selama hampir abad ke-20. Kesimpulannya adalah bahwa meskipun kuantitas absolut dari bahan material diharapkan oleh Barat bisa menumbuhkan hasil yang terus meningkat, sekarang ini meningkat kurang dari pertumbuhan GDP. Dengan demikian, Barat sama sekali tidak terbuka terhadap pergerakan harga
barang komoditas seperti sebelum-sebelumnya. Jika harga minyak
meningkat pada proporsi yang sama seperti yang terjadi pada tahun 1970, umpamanya efek yang merugikan tidak akan seserius seperti sekartang. Sederhananya, Minyak masih sangat penting, meskipun tidak sepenting seperti sebelumnya. Ketika harga berkembang lagi, perekonomian yang dinamis akan mereka raih pada tahap ini, saat perluasan lebih lanjut didasarkan pada jasa dibanding manufaktur. Tentu saja, Hongkong dan Singapura sudah sampai pada tahap ini. Lebih jauh, terdapat jangkauan yang besar bagi perekonomian dalam hal penggunaan energi. Penyebaran penggunaan mekanisme kontrolisasi komputer yang luas akan memberi penyelarasan terhadap permintaan bahan bakar. Seberapa jauh harga barang komoditas dikendalikan oleh permintaan Barat yang berkelanjutan dan oleh pembangunan di Timur, juga akan tergantung seberapa jauh kemungkinan untuk meningkatkan produksi barang komoditas sejajar dengan peningkatan permintaan. Faktanya, terdapat prosfek yang bagus untuk adanya peningkatan besar dalam penawaran. Kemajuan teknologi memberi dampak yang besar terhadap produksi barang komoditas. Misalnya, beberapa tahun lalu sangat tidak mungkin untuk mengebor minyak di Atlantik Utara. The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
68
Lebih jauh lagi, dimana pembangunan Jepang dan kemudian sesudah itu, macan-macan Asia telah meliputri negara-negara yang luas yang tidak kaya akan sumber daya ( Misalnya, Singapura, Hongkong dan Taiwan), gelombang pembangunan baru mengajak negara-negara yang kaya akan sumber daya ( termasuk Indonesia ). Lebih lanjut lagi, ketika negara bekas Uni Soviet dan bekas Eropa Timur telah pulih dari masalah, mereka akan membawa kapasitas penghasil sumber daya secara besar-besaran. Salah satu penderitaan utama dari kekacauan dan dislokasi di Rusia adalah produksi minyak. Jika pencabutan kekuatan industri di Rusia ditentukan sebagaimana batas Barat modern, maka akan tidak mungkin untuk menjamin peningkatan besar dalam produksi minyak, gas, dan batu bara. Pada bekas negara Republik Soviet, Kazakhstan dan Azerbaijan, kebanyakan perusahaan minyak Barat terkemuka saling bersaing ( termasuk dengan orang Rusia) untuk mendapatkan minyak.
AKHIR DARI KETIDAKSTABILAN KURS Satu kemungkinan kompensasi bagi pengelola bisnis dalam menghadapi kebijakan harga bisa datang pada akhir fluktuasi mata uang. Bagaimanapun besar dan frekuensi perubahan mata uang hanya muncul pada tahun 1970 bersamaan dengan kenaikan inflasi. Jadi akankah kematian inflasi membawa akhir bagi mereka ? Jawabannya tergantung seberapa jauh lingkungan baru yang tidak mengalami atau bebas dari inflasi merata secara internasional. Jika tersebar merata, kemudian perubahan kurs bisa menjadi lebih kecil karena tidak diragukan lagi, perbedaan tingkat inflasi telah menjadi alasan utama dibelakang tren sekuler kurs. Contohnya, penurunan mata uang Sterling yang panjang terhadap Deutschmark. Dan tentu saja, penurunan inflasi pada tahun 1980 secara umum mengurangi perbedaan tingkat inflasi diantara negara-negara yang tadinya tingkat inflasinya tinggi seperti Itali, Perancis, dan Inggris berubah menjadi turun tingkat inflasinya seperti Jerman. Hal ini, kemungkinan diambil untuk mendukung kestabilan kurs yang lebih besar, apakah berlaku untuk EU ( Uni Eropa ) atau lebih lagi berlaku untuk The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
69
dunia industri keseluruhan – Jenis system moneter internasional baru didasarkan pada system kurs tetap. Implikasinya adalah perusahaan-perusahaan akan lebih mudah untuk mengatur perbedaan kurs mereka – dan bank akan lebih sulit untuk mengeluarkan atau mencetak uang dari operasi kurs asing mereka. Tetapi perubahan kurs sepertinya tidak hilang. Meskipun, tidak terjadi inflasi.
Bagi
mereka
kurs
berguna
untuk
memberi
reaksi
terhadap
kegiatan-kegiatan nyata seperti penyatuan kembali Jerman yang memberi dampak yang berbeda bagi semua negara. Kejadian seperti itu masih akan terjadi, meskipun jika semua pengalaman inflasi semua negara sama. Ketiadaan ancaman inflasi akan membuat kebijakan devaluasi mata uang menjadi mungkin dilakukan bagi negara-negara dalam menghadapi goncangan yang merugikan. Salah satu pesan dari buku ini adalah bahwa bagaimanapun banyak negara di dunia Barat tingkat inflasinya turun, pembangunan yang cepat di Timur masih akan menjadi pengalaman masalah inflasi yang serius. Dimana hal ini bisa membatasi perkembangan inflasi murni, kemudian tidak ada alasan mengapa persaingan perdagangan harus dihalangi dan tidak perlu penurunan mata uang. Inflasi tinggi bisa cocok dengan penguatan mata uang. Lebih jauh, membiarkan mata uang menjadi kuat adalah merupakan satu-satunya cara perkembangan inflasi bisa ditahan. Ketika inflasi di Timur lebih cepat diluar tahap ini, bagaimanapuan akan sangat perlu bagi mata uang Timur untuk berdepresiasi terhadap mata uang barat yang memimpin. Dan tentu saja, perusahaan Barat akan melakukan peningkatan proporsi bisnis mereka dengan rekanan dari Timur, sehingga apa yang terjadi pada mata uang Timur akan meningkatkan kepentingan. Lebih jauh lagi telah dijelaskan, bahkan di Barat, dunia baru sepertinya tidak menjadi keseimbangan yang menyenangkan. Tingkat harga berfluktuasi, dan pada waktu dan tingkat yang berbeda dalam negara yang berbeda pula. Sistem keuangan beberapa negara akan mampu mengatasi periode turunnya harga dibanding negara lainnya. Secara khusus, negara dengan pemerintahan yang memiliki hutang yang banyak, akan menemukan kesulitan saat harga-harga mulai turun. Dan hal ini akan tejadi pada saat kekacauan dan ketidakpastian dimana tidak seorangpun yang yakin apa yang terjadi sebenarnya. Sepertinya akibat Kurs. The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
70
Jadi, akhir inflasi di Barat tidak akan mudah memberi akhir pada perubahan kurs, dan kesulitan bisnis yang disebabkan pengaturan pembukaan mata uang akan terus berlanjut. Tetapi, paling tidak pedagang kurs asing para pekerjanya bisa istirahat.
JATUHNYA HARGA DUNIA Tidak adanya inflasi terdengar seperti berita yang bagus bagi perekonomian dunia. Meskipun banyak orang bisnis dan manager yang mungkin mengeluh bahwa hal tersebut akan membuat hidup mereka lebih sulit. Ini tidak berarti, meskipun bahwa sesuatu akan lebih baik bila harga-harga mulai turun. Faktanya adalah penurunan atau jatuhnya harga dunia sangat sama efeknya dengan inflasi dunia yang berkelanjutan, hanya tanda-tandanya yang terbalik. Jika semua orang tahu bahwa harga-harga akan turun dalam 3 tahun, setiap tahun, dan semua rencana diatur seperti ini, maka deflasi harga hampir tidak memberi perbedaan. Tetapi dengan inflasi, orang-orang tidak akan tahu seberapa banyak harga akan turun dan tentu saja semuanya tidak akan bebas untuk jatuh harganya. Beberpa harga akan turun secara bebas dan yang lainnya akan tetap.Tingkat bunga akan menjadi masalah utama karena tingkat bunga tidak bisa berubah menjadi negatif. Jadi, ketika kamu mendapatkan deflasi harga yang kecil, masalah tingkat bunga yang tinggi nampaknya akan naik lagi. Dan justru karena individu dan perusahaan-perusahaan tidak bisa menghukum dan memegang asset keuangan dengan pengenaaan tingkat bunga yang negatif, terdapat insentif untuk menunda menghabiskan uang dan menyimpannnya. Orang-orang masih akan menghabiskan uang untuk pengeluaran hidup sehari-hari seperti untuk makanan, transportasi, pakaian, dan hiburan. Tetapi konsumen yang setia akan menjadi masalah lain. Jika kamu bisa menunda pembelian, dan kemudian kamu menemukan harganya murah, maka kamu akan kembali untuk membelinya lagi. Hal ini mungkin tidak terlihat seperti fenomena baru, karena konsumen memiliki sejumlah pengalaman yang cukup dalam bidang barang teknologi tinggi. Video, Camecorder, Fax, Komputer dan Telepon genggam, semuanya banyak yang harganya turun, dan ada kecenderungan para konsumen untuk menunda The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
71
pembelian terhadap barang-barang tersebut, selain untuk memperoleh keuntungan dari harga yang lebih murah, tetapi juga kualitas yang lebih baik dan spesifikasi yang lebih tinggi nantinya. Namun di pasar barang tekonologi tinggi, kecenderungan seperti ini paling tidak tertutupi oleh kesadaran fashion. Meskipun telepon genggam mungkin lebih murah harganya dalam 2 tahun, memilikinya sekarang akan memeberimu tambahan status. Jenis pertimbangan yang sama tidak akan dipakai oleh konsumen tetap pada saat penurunan harga dunia secara umum. Lebih jauh lagi, kecenderungan untuk menunda pembelian tidak hanya dilakukan konsumen. Perusahaan akan menjadi subjek struktur insentif yang sama. Pada masa turunnya harga-harga, jika mereka menunda pembelian mesin-mesin atau gedung ataupun saham di perusahaan lain, perusahaan akan mendapatkaan harga yang lebih murah ketika mereka akhirnya membeli barang tersebut. Jadi, ketika pengeluaran yang lebih tinggi diperlukan untuk membentuk kestabilan tingkat harga, ada kecenderungan sistematik menuju pengeluaran yang lebih rendah. Meskipun tingkat deflasi yang rendah bisa ditolerir secara sempurna sebagaimana tingkat inflasi yang rendah, reaksi dunia bisnis akan sesuatu yang labih dari turunnya harga minimal menjadi sesuatu ketakutan yang ekstrim, hampir panik. Untuk sebagian elemen yang mengejutkan dan berbeda dari masa lalu, penurunan harga-harga tanpa kenaikan volume membawa kemungkinan terjadinya bencana. Tingkat bunga riil meningkat, pendapatan riil dan kesejahteraan ditransfer dari peminjam kepada yang meminjamkan ; perusahaan yang berhutang banyak membahayakan ; institusi atau lembaga keuangan terlihat gemetar ketakutan ; bahkan pemerintah melihat keuangan mereka merosot. Reaksi perusahaan-perusahaan adalah dengan melakukan penghematan dan meminta pengurangan biaya, termasuk pengurangan dalam tingkat pembayaran seperti yang mereka lakukan pada saat terjadi depresi pada tahun 1930. Hal ini pastinya akan menemui perlawanan dari para pekerja. Jadi, serangan deflasi memungkinkan membawa ke arah perselisihan dan konflik dalam industri, seperti
halnya kenaikan inflasi yang terjadi di tahun 1970. Tidak ada yang
mengejutkan.
Seperti inflasi,
periode/waktu terjadinya deflasi mewakili
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
72
perjuangan terhadap pembagian pendapatan riil dalam kondisi atau situasi ketidakpastian dan kegelisahan yang amat sangat.
MENYADARI PENTINGNYA HARGA Status dan pentingnya perubahan dalam kebijakan harga meningkat secara tajam. Dulu, tidak mungkin untuk menaikan harga pada waktu yang tetap – “ Harga naik di bulan Januari”, kurang lebih menghiraukan pasar. Tidak lagi, tak satu pun pilihan yang aman untuk menguji pasar dengan menaikan harga karena waktu tidak lagi memihak usaha untuk menaikan harga. Jika pasar tidak menahan kenaikan harga-harga, para penjual mungkin terpaksa mengurangi harga pada tingkat yang memalukan. Lebih jauh lagi, sekarang penting bagi pebisnis/perusahaan untuk mengetahui termasuk jenis kategori mana mereka dalam hal tren harga produk dalam jangka panjang. Apakah produk mereka termasuk jenis produk yang bisa naik meskipun harga umum di dunia sedang stabil, ataukah jenis produk yang harganya akan turun bersamaan dengan waktu? Sangat
penting
bagi
perusahaan/firma untuk mengetahuinya dengan benar. Jika perusahaan berpikir termasuk kedalam kelompok yang pertama dan secara efektif bisa terus bereaksi lebih dari sebelumnya, tetapi kenyataannnya termasuk kedalam kelompok yang terakhir, maka perusahaan akan mengalami kesulitan. Penjualan akan merosot, tagihan marketing dan iklan akan naik, stok barang yang tidak terjual akan bertambah. Tanda peringatan ini akan terjadi khususnya pada industri mobil. Biaya produksi mobil turun dengan output/hasil yang lebih banyak, tetapi industri mengeluarkan biaya yang besar untuk melakukan diferensiasi produk. Produk itu sendiri merupakan produk lama dan tidak lagi menonjol seperti sebelumnya. Sementara itu negara-negara yang berkembang dengan cepat dengan biaya yang rendah menjadi lebih mampu menawarkan/mengedarkan mobil-mobil kepada negara Barat yang berkembang. Pendeknya, di dunia Barat yang tanpa inflasi, mobil merupakan produk yang harganya bisa turun. Tanpa inflasi, perputaran gaji/upah tahunan bisa membawa corak baru. Asumsi atau anggapan umum bahwa upah/gaji naik bagi semua orang, paling The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
73
tidak satu tahun sekali berkaitan erat dengan pengalaman terjadinya inflasi yang terus-menerus. Di dunia dengan ting\kat inflasi nol, perusahaan/pebisnis akan mempertimbangkan system yang berbeda, mungkin meliputi masa pembayaran yang lebih lama seperti kombinasi biasa antara jasa dengan hadiah promosi. Perubahan
yang
tajam
dalam
inflasi
membutuhkan
pendekatan
perencanaan yang berbeda dalam hal keuangan atau penganggaran uang dan hukum. Sebagai contoh, bahkan dalam keadaan normal, budget atau keuangan dibutuhkan untuk membuat asumsi penurunan harga. Dan sebagai kemungkinan semuanya dibutuhan sebagai dasar untuk menurunkan tingkat harga umum Yang lebih [penting, penganggaran dan perencanaan
harus konsisten
dengan tingkat inflasi di masa datang. Kematian inflasi bukan hanya berati turunya harga barang, tetapi juga upah sulit untuk naik, tingkat bunga rendah dan harga asset-aset tidak meningkat banyak. Untuk melihat dan mewujudkan rencana kerjasama sebagian dari dunia tanpa inflasi tetapi tidak keseluruhan bisa membaca adanya bencana.
TINGKAT SUKU BUNGA DAN INVESTASI Inflasi merupakan masalah utama dalam anggaran keuangan maupun investasi. Salah satu implikasinya akan mengurangi keuntungan yang cukup besar dalam suatu perusahaan maupun perekonomian secara keseluruhan. Kecenderungan dalam tingkat suku bunga, akan menyebabkan kenaikan tingkat inflasi, hal ini berarti bahwa aliran uang masuk dalam suatu pembangunan akan dapat dipenuhi dengan kredit apabila kondisi yang terjadi tingkat bunga ditetapkan tanpa terjadinya inflasi yang cukup besar. Jika kita ingin meminjam uang dalam periode tetap, kita akan membayar bunga selama pengembalian pinjaman dan secara berangsur-angsur sampai pinjaman itu lunas. Inflasi masuk kedalam suatu sistem dan perubahan waktu pengembalian kembali dipengaruhi oleh tingkat suku bunga nominal. Bagian dari pembayaran kembali tingkat suku bunga menjadi pengganti dalam inflasi dan pada kenyataannya menjadi imbalan dari pembayaran kapital. Kompensasi mengurangi nilai riil kapital pembayaran kembali dimasa yang akan datang. Jadi kerugian dalam keuangan akan ditimbulkan secara cepat oleh adanya inflasi dan The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
74
penurunan tingkat suku bunga. Kenyataann itu menjadi fenomena dalam pembagian kembali nilai riil saat pembayaran waktu habis. Perusahaan-perusahaan
besar
yang
sudah
berpengalaman
telah
menemukan jalan dalam mengatasi kesulitan tersebut. Mereka mengatur keuangannya dalam bentuk usaha yang berbeda, banyak mempercayakan modal ataupun pendapatan yang akan dihasilkannya dengan pinjaman dalam jangka panjang secara luas. Hal itu dilakukan agar selama peminjaman mereka dapat memenuhi jadwal pembayaran kembali atau meminjam banyak uang selama pinjaman untuk menghasilkan dana pinjaman beserta bunganya. Akan tetapi perusahaan kecil tidak siap dengan semua itu. Jika mereka mengerti proses kerja secara lengkap bahwa biaya riil dalam meminjam saat ini lebih besar daripada tingkat bunga nominal yang akan dibayar. Hal ini menjadi kenyataan yang tidak mudah dalam mempertahankan keberadaannya, perusahaan kecil meraa sangat khawatir antara manajer bank disatu sisi dan waktu yang mendesak disisi lainnya. Biaya keuangan yang dipinjam harus sesuai dengan arus produksi. Untuk menghindari penambahan kerugian dalam keuangan mapun pembangunan investasi, tingkat suku bunga jangan sampai mencapai dua digit. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tingkat suku bunga 15 % karena inflai diprediksi 12 %, dan hal ini berarti bahwa bisnis akan mengalami kenaikan sebesar 12 % dalam setahun. Berarti mereka membayar untuk tingkat bunga sebesar itu. Pada saat inflasi telah menaikkan tingkat suku bunga, hal ini akan mempengaruhi investasi, khususnya untuk sektor perusahaan kecil ditingkat yang lebih tinggi. Inflasi akan berpengaruh positif terhadap tingkat suku bunga dan untuk jangka pendek maupun panjang akan mengurangi investasi untuk UKM.
SEBERAPA JAUH PENGARUHNYA TERHADAP MASA DEPAN? Inflasi memberikan efek yang merugikan bagi investasi riil secara lebih lanjut. Salah satu efek yang ditimbulkannya adalah penurunan nilai mata uang. Selama Inflasi terjadi penyusutan nilai mata uang dimasa yang akan datang. Bisnis memberi perhatian lebih terhadap masalah ini, bahkan konsentrasi yang penuh, terutama pada saat terjadi Inflasi yang tinggi. Sebagai awalnya, saat Inflasi The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
75
terjadi, yang dipikirkan tidak hanya Inflasi pertahun ataupun perbulan tetapi secara ekstrim memikirkan perubahan Inflasi setiap hari. Tetapi efek ini tidak memperpanjang persetujuan dan kontrak pada saat terjadi Inflasi yang sangat tinggi, yang mengakibatkan perubahan pada keuangan pasar dalam jangka panjang. Diwaktu yang akan datang membuktikan bahwa bisnis merupakan bagian terpenting dari dunia. Sukses yang mencolok dari bidang bisnis memberi nilai ekonomi yang dinamis. Budaya tradisional China memperlihatkanya. Banyak hal sama yang terjadi pada kebudayaan asing.. Di Jepang, kehidupan dalam keluarga dan komunitas termasuk kehidupan perubahan menjadi hal yang penting bagi individu. Efek dari etos ini membuat kuat dan tentu saja tanpa mengabaikan keberadaan Inflasi dan pada akhirnya hal tersebut memberi pengaruh yang kuat terhadap turunnya nilai suku bunga. Di negara-negara barat, budaya tidak dianggap sebagai latar belakang yang penting, diakuinya hal ini setelah melihat kejadian yang sudah terjadi. Budaya Victorian Inggris sebagai salah satu contoh yang dapat dilihat. Keragu-raguan menjadi komponen utama dalam pengaruh non ekonomi dan kepercayaan diri sedangkan optimis dan stabilitas memperpanjang turunnya tingkat suku bunga dan tentu saja hal ini menjadi perbedaan yang mendasar. Di Barat, turunnya Inflasi menjadi kontribusi utama sekarang ini. Jika perubahan (dan pemerintah) memberi potongan pada tingkat bunga 8, 10 atau 12 %hal itu menjadi keajaiban bahwa tingkat suku bunga investasi turun. Dalam pembangunan jangka panjang tingkat suku bunga harus diturunkan. Jika tidak dilakukan penurunan tingkat suku bunga yang tinggi, terutama sekali akan mengakibatkan banyak resiko. Jika perubahan berpikir tepat resiko beban penurunan katakan 15 %, itu mungkin akan menambah 5 % menjadi 20 % dan terjadi resiko. Tetapi karena dalam pembangunan jangka panjang terutama sekali sensitif terhadap penurunan tingkat suku bunga, hal tersebut menjadi pertimbangan yang kuat, terlepas dari resiko bahwa proyek „Shorter Life‟. Dengan demikian penurunan Inflasi akan memberikan pertolongan pada perubahan dalam investasi dan investasi untuk pembangunan jangka panjang, asalkan tingkat suku bunga diturunkan secara lengkap dengan refleksinya dan The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
76
realitanya dan perusahaan memperoleh keuntungan yang besar. Akan tetapi hal itu hanya menjadi paradoks.
MASALAH DALAM TRANSISI Selama
proses
dis-inflasi,
beberapa
penyimpangan
terjadi
yang
menjadikan keadaan menjadi lebih buruk. Keuangan pasar harus mengatur rendahnya Inflasi. Hasil dari tingkat suku bunga tinggi dan beberapa pemikirannya menjadikan tingkat bunga nominal secara umum turun. Beberapa orang akan terkejut dengan keuangan dipasar dan berusaha menyesuaikan diri. Setelah Inflasi praktis mematikan sama sekali, dengan cara demikian mengekalkan tingginya tingkat suku bunga riil dan menurunkan investasi. Tapi proses dalam transisi ini tidak ada batasnya dalam keuangan pasar. Saat Inflasi turun, industrial dan komersial tidak mengharapkan banyak. Perusahaan melihat bahwa dengan penurunan Inflasi akan terjadi prospek investasi. Di Britain pada 1994, Bank of England menemukan fakta bahwa banyak perusahaan dengan terang melihat tingkat suku bunga sampai 20 % atau Inflai turun 3% dan penanaman modal yang tidak akan rugi sebesar 10%. Perusahaan dengan jelas tidak mengatur target atau berusaha mengatasi tingkat suku bunga dengan menegakkan nilai nominal. Untuk tingkat penurunan tingkat suku bunga jangka panjang, pokok yang mendasari perubahan Inflasi adalah pasar. Pada prosesnya secara efektif mereka mengatur syarat yang tinggi daripada yang mereka dapat dimasa lalu dan menjadi pertanyaan yang bagus. Apakah mereka menggunakan operasi yang mudah dalam penggunaannya?. Mereka berhati-hati dengan masa yang akan datang dan sadar pada pilihan kriteria dibanding sebelumnya. Apapun alasannya, hasilnya mereka menurunkan prospektif investasi yang telah dibuat.
PERUBAHAN CITRA Inflasi mengubah alokasi sumber penghasilan. Demikian hal itu menjadi improvisasi pemikiran dalam keputusan bisnis dan alokasi sumber penghasilan. Masalah serius yang telah diciptakan dari interaksi Inflasi dengan sistem pajak, dibanyak negara-negara di Barat, hal itu menjadi asumsi dalam ekonomi The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
77
maupun saat tidak terjadinya Inflasi. Modifikasi di AS, Inflasi menaikkan pajak secara efektif dalam modal kapital dan dalam proses menghalangi rencana investasi riil dan bahan baku mesin. Selain itu, Inflasi merusakkan aktivitas perusahaan dalam banyak hal sebagai ukuran profit dan kekuatan neraca keseimbangan. Secara serius Inflasi mengubah neraca penyusunan keuangan secara keseluruhan catatan
untuk
yang sebenarnya menaikkan biaya dan dapat dikatakan
semua
transaksi
pada
masa
waktu
pembayaran
tanpa
memperhatikan perubahan nilai uang yang diakibatkan oleh Inflasi. Bermacam usaha telah dilakukan dalam profesionalisme keuangan. Dalam metode keuangan Inflasi dalam beberapa perusahaan saat ini menekan biaya dengan malakukan bentuk keuangan Inflasi. Tapi sejak tingkat Inflasi mengalami penurunan, dorongan untuk membuat pengakuan secara luas dan dikerjakan secara umum sistem keuangan Inflasi telah menghamburkan dan beberapa perusahaan dan akuntan mempunyai kenyataan untuk melakukan „Historical‟ metode biaya. Jadi, distorsi atau pembedaan signifikan terhadap turunnya Inflasi dan secara lebih jauh memberi efek yang serius dan juga terhadap keuangan perusahaan. Masalah penting lainnya adalah harta tetap dan penyusutan . dalam akuntansi terdapat anggaran untuk penyusutan terhadap perlengkapan. Tapi pada saat kondisi Inflasi turun, biaya untuk penyusutan perlengkapan secara umum naik dan sebagai biaya penggantinya akan menjadi lebih tinggi. Besarnya depresiasi secara umum akan menaikkan tingkat harga. Kenyataannya, hal itu tidak berarti perusahaan terlalu keras menekan profit. Beberapa perusahaan membayar lebih pajak dari yang seharusnya. Peranan penting dari akuntan, jika dianggarkan penyusutan dalam anggaran keuangan akan memberikan efek Inflasi. ICI‟s nyata menahan berlebihnya pada periode 19721991. Inflasi, bagaimanapun juga bukan pekerjaan akuntan perusahaan dalam suatu direksi. Dalam perusahaan nilai tanah dan gedung , saat turunnya Inflasi nilainya akan menahan kenaikan Inflasi maupun pertanggungjawaban neraca keseimbangan. Dari penurunan nilai sebenarnya, pengaturan hal ini dalam efek
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
78
Inflasi dapat dihubungkan dengan perusahaan-perusahaan AS pada 1979, selama Inflasi beberapa produksi hasilnya mengejutkan dalam hal kenaikan profit. Demikianlah, saat Inflasi baru sudah manjadi masalah intens bagi keuangan perusahaan. Didunia, secara umum tingkat harga hampir tidak terlihat dan secara terus-menerus tentu saja Deflasi menjadi masalah serius setelah turunnya Inflasi. Berfluktuasinya tingkat harga didunia,walaupun property dalam batas dan perbaikan distorsi barangkali mungkin menyebabkan kebingungan yang besar, dalam hal distorsi sesuatu menjadi lawan bagi yang lainnya.
KEUNTUNGAN MENINGKAT ATAU MENURUN? Apakah implikasi stabilitas harga terhadap keuntungan perusahaan? Untuk jawaban singkatnya semuanya tidak ada. Kenapa dikatakan demikian, tidak adanya Inflasi tidak berarti bahwa keuntungan uang mengalami kenaikan atau penurunan, jadi dapat diberikan poin tergantung uangnya. Tapi hal itu juga tidak berpengaruh signifikan karena kenyataannya sama. Jawaban berbeda yang sangat mencolok telah dikemukakan, sebaliknya Inflasi diinginkan oleh perusahaan-perusahaan . Sisi baiknya, bahwa kenaikan harga secara terus-menerus membantu fleksibilitas dan harga relatif. Yang secara simultan mendorong kenaikan nilai aset, menaikkan harga penjualan dan menaikkan tingkat laba nominal. Jika ingin melakukan Inflasi, menaikkan harga akan lebih baik. Disisi debet menjadi kekhawatiran bagi perusahaan-perusahaan, lambat dalam adaptasi harga, biaya tinggi dan bahwa Inflasi dapat menekan laba. Lainnya, interaksi sisem pajak dengan Inflasi mungkin memberikan pernyataan lebih dalam untuk laba perusahaan dan pemberian pajak. Apakah dapat dilakukan dengan melakukan kebohongan „neraca keseimbangan?‟. Logika dari naiknya harga menjadi sensitif terhadap unit margin terutama tingkat retail, mungkin menetap pada level bawah dalam kapaaitas penggunaan yang menjadikan tingginya dalam ketiadaan Inflasi. Karena strategi penjualan begitupun faktor lainnya mendorong untuk menurunkan Inflasi. Saat turunnya tingkat pengangguran, kebijakan moneter akan mengejar tingkat ekonomi pada The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
79
tingkat tinggi dalam permintaan. Hasilnya, bahwa tingkat bunga kembali naik saat unit margin menurun. Sementara itu, turunnya tingkat suku bunga memberi pengaruh kuat pada laba perusahaan dan rendahnya keuangan. Bagi beberapa perusahaan dengan peminjaman luas, deduksi laba perdagangan untuk pembayaran kembali dikenai bunga kecil. Nyatanya, tingkat suku bunga riil tanpa perubahan, asalkan keuangan dibuat penuh dengan didukung Inflasi yang pantas, laba real didalam bisnis tidak akan berubah. Tapi, perdebatan bahwa tanpa Inflasi berperan penting untuk menurunkan nilai tingkat suku bunga, baik jangka pendek maupun panjang. Dalam kenyataannya hak stakeholder akan lebih tinggi. Hasil dari turunnya tingkat suku bunga dan menurunnya tingkat nominal, perusahaan-perusahaan mungkin memulai untuk meminjam dalam jangka panjang dengan bunga uang tetap. Mereka mungkin menggunakan kenaikan keuangan investasi dan mengganti modal dengan hasil yang dilengkapi rasio kenaikkan. Hal ini menjadi keberatan yang paling penting. Harga stabil didapat pada saat turunnya masa tingkat suku bunga yang diakui akan menjadi kondusif untuk jangka panjang dengan tingkat suku bunga tetap. Tetapi perusahaan merasa khawatir pada saat turunnya harga pada jangka panjang yang akan memberi ketakutan dari penetapan tingkat suku bunga pinjaman tetap pada jangka panjang, saat kenyataannya tingkat suku bunga sama. Penurunan Inflasi akan dengan mencolok mengubah pola relative kekuatan diantara perusahaan, beberapa pasti akan memperbaiki strategi penting harga karena harus bersaing dengan perusahaan lain. Status neraca keseimbangan akan memainkan peranan utama. Perusahaan akan meminjam dengan pajak yang memberatkan pada tingkat suku bunga tetap dan akan membuat kelanjutan Inflasi yang akan mengakibatkan kerugian yang lebih berat. Poisi yang paling buruk akan terjadi pada saat bunga tetap tinggi sedangkan harga tanah dan gedung menyusut.
TEKANAN PADA INDUSTRI-INDUSTRI BAWAH Banyak faktor yang akan mempengaruhi posisi perusahaan-perusahaan dibeberapa sektor, selain memang karena nasib industri tersebut tentunya. Tapi The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
80
secara relatif dapat disebutkan 3 faktor lingkungan yang mempengaruhinya yaitu tempat perusahaan, pengecer dan konsumen-sebagai relasi bisnis dan pengecer sebagai pelayanan keuangan. Pada permulaannya, harga real rumah akan lebih rendah dan akan terus menurun dibanding pasar. Saat kebutuhan akan rumah baru bertambah dan tekanan refleksi demografi dengan permintaan penggantian, hasilnya akan ada banyak tekanan terhadap bisnis pasar rumah. Terdapat
dua
kekuatan
dalam
pengeluaran
konsumen.
Pertama,
argumentasi bahwa efek kombinasi dari perubahan teknologi dan persaingan negara-negara timur akan mengurangi tingkat penditribusian pendapatan, dalam hal pembayaran proses pasar akan mendorong dalan UK. Kedua, berapapun pendapatannya, konsumen mungkin mempunyai alasan untuk menyimpan uangnya karena ragu-ragu dan mengantisipasi harga kekurangan rumah. Ketiga, saat mereka mengeluarkan uang, mereka akan melanjutkan dengan harga yang lebih tinggi. Agar dengan demikian, membuat penjual lebih sulit dalam memprediksi pengeluarannya. Terakhir dan paling atas, mereka menyukai pembagian besar dalam sektor konsumsi. Bertambahnya jumlah ketidaksamaan dalam pendapatan, dinegaranegara Barat mereka menambah profitabilitas dalam pengeluaran. Sementara tingkat bawah dalam pembayaran mungkin lebih tinggi dalam pembayaran daripada keluarga pasangan muda. Tekanan dalam pengeluaran keuangan secara relatif menjadi ilusi terjadinya Inflasi. Perantara keuangan biasanya memberi reward/hadiah dalam bentuk selisih presentasi antara harga pembelian dan penjualan. Atau perbedaan antara dua tingkat suku bunga. Hal ini adalah jumlah yang nyata yang seperti itu akan menghadapi biaya yang mungkin akan datang. Sistem dengan Inflasi tinggi akan meninggikan tingkat suku bunga. Berpikir tentang ongkos permulaan membeli unit dalam investasi atau unit kepercayaan. Katakanlah biaya 5%. Itu adalah jumlah yang besar yang terjadi (at least) Inflasi didunia tinggi, investor mungkin membayar untuk kemudahan kembali selama 1 tahun. Perkiraan bahwa nominal kembali dalam 1 tahun pertama 15 %, tapi tapi Inflasi 10 %. Kita dapat mengatakan bahwa terdapat ongkos The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
81
tambahan kembali. Faktanya, hal itu salah karena kita membutuhkan 10 % hanya untuk memenuhi Inflasi. Anda akan membuat 5% nyata dan hal itu secara lengkap tertelan dalam ongkos. Poin sama adalah memakai bank.lembaga deposit membuat uang dengan pembayaran deposit dibanding biaya pinjaman. Persamaannya, pembayaran turun dalam deposit kompetitif daripada untuk pembiayaan pasar uang. Deposit yang normal membayar sekitar 3% dari official tingkat uku bunga. Official 3% akan membayar semuanya, kesiapan dari penerimaan konsumen bank. Atau berpikir tentang tingkat pegadaian. Biasanya 1-2% tingkat official suku bunga. Sekarang 1-2% dapat dilihat disini saat tingkat suku bunga umum antara 10-12%, tapi saat tingkat suku bunga umum sangat rendah, margin sama akan terlihat dengan perkiraan tingkat suku bunga umum 3%. Mungkin pegadaian mengambil offered 5%. Jika dilihat pada tingkat bawah, hal ini akan terlihat terdapat dua pasar dalam penentuan tingkat suku bunga.
MANAJEMEN MENJADI LEBIH SULIT Saat tingkat Inflasi sangat tinggi, akan mendatangkan manajemen yang sulit pada pendiri bisnis termasuk manajemen faktor utama, yang dinamakan posisi bisnis dalam proses Inflasi. Tapi, saat tingkat suku bunga sedang, Inflasi mungkin membuat mudah karena hal itu memberikan tingkat ekstra kekuatan untuk menipu. Mungkin penipuan untuk menjadi konsumen pekerja, stakeholders atau bahkan manajer. Seberapa sering kita mendengar manajemen berpegang teguh untuk mencapai rekor keuntungan? Namun, dengan laporan inflasi yang terus menerus, meskipun, jika performa bisnis ada dalam tingkat atau level yang sama dengan keadaan nyata,
setiap tahun harus mencapai rekor keuntungan dalam istilah
nominal. Apapun kurang dari kemunduran yang ditunjukkan dari tahun sebeluimnya. Untuk menghasilkan rekor keuntungan dalam kenyataan tentu saja, tingkat keuntungan nominal harus meningkat lebih cepat dari tingkat inflasi,dari tingkat atau level keuntungan sebelumnya. Jadi, inflasi memberi godaan bagi manajemen untuk mengadakan peninjauan yang lebih rendah.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
82
Dalam hubungan dengan para pekerja, dalam kondisi inflasi, manajemen paling tidak mampu memberi penghargaan bagi tenaga kerja mereka dengan kenaikan gaji, katakanlah di bulan Januari, yang mana lebih baik dilakukan daripada di bulan Desember. Tanpa inflasi, manajemen hanya mampu memberi sedikit kenaikan gaji atau tidak sama sekali. Pekerja tidak menyukai tambahan gaji di bulan januari. Akhir dari inflasi mengeluarkan fakta nyata untuk dilihat semua. Ilusi tidak lagi menjadi alat manajemen. Pada saat bersamaan, perubahan penting di dunia bisnis dan keuangan dihubungkan dengan keruntuhan inflasi, menjatuhkan beban berat bagi para pemimpin bisnis. Hal ini akan memberi premi bagi manajemen yang bagus. Hampir semua orang bisa memimpin diatas bisnis yang menguntungkan yang bergerak bersamaan dengan kondisi yang stabil. Ini membutuhkan keterampilan nyata, bagaimanapun, untuk merasakan perubahan alam yang tajam dalam lingkungan eksternal dan beradaptasi dengan kesuksesan bisnis. Hal ini merupakan tantangan bisnis yang harus dihadapi.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
83
KESIMPULAN INTISARI BUKU Setiap kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pastilah memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi. Tantangan-tantangan bisnis yang harus dihadapi sangat berkaitan dengan keadaan perekonomian. Ketika perekonomian dalam keadaan inflasi, harga-harga cenderung naik dan pasar uang pun cenderung memberikan reaksi yang berlebihan, dimana perubahan kurs mata uang dalam negeri berfluktuasi tajam,yang seringnya melemah terhadap kurs mata uang asing. Hal ini memberikan dampak yang sangat negatif terhadap kegiatan bisnis dalam negeri, dimana banyak perusahaan-perusahaan yang tidak mampu bertahan sampai akhirnya bangkrut. Sebaliknya ketika perekonomian sedang mengalami deflasi, dimana harga-harga mengalami penurunan yang terus menerus, tingkat bunga riil meningkat, pendapatan riil dan kesejahteraan ditransfer dari peminjam kepada yang meminjamkan ; perusahaan yang berhutang banyak membahayakan ; institusi atau lembaga keuangan terlihat gemetar ketakutan ; bahkan pemerintah melihat keuangan mereka merosot. Jadi, dampak yang diberikan inflasi dan deflasi terhadap perekonomian hampir sama hanya tandanya saja yang terbalik. Dunia tanpa inflasi bukan berarti dunia bisnis atau ekonomi secara keseluruhan tidak mengalami masalah. Kesimpulannya inflasi dibutuhkan untuk pasar bisnis, karena dengan ketiadaan inflasi para pengelola bisnis akan mengalami kesulitan. Tingkat inflasi dalam perekonomian diusahakan jangan melebihi 2 digit. Implikasi inflasi bagi perusahhaan adalah bahwa kenaikan harga secara terus-menerus membantu fleksibilitas dan harga relatif. Yang secara simultan mendorong kenaikan nilai aset, menaikkan harga penjualan dan menaikkan tingkat laba nominal. Jika ingin melakukan Inflasi, menaikkan harga akan lebih baik. Sedangkan sisi buruknya adalah inflasi menjadi kekhawatiran bagi perusahaan-perusahaan, lambat dalam adaptasi harga, biaya tinggi dan bahwa Inflasi dapat menekan laba. Lainnya, interaksi sistem pajak dengan Inflasi mungkin memberikan pernyataan lebih dalam untuk laba perusahaan dan pemberian pajak. Pada pokoknya Pembangunan yang cepat di Timur pun menjadi tekanan pengalaman masalah inflasi yang serius bagi Barat. Dimana hal ini bisa membatasi perkembangan inflasi murni, kemudian tidak ada alasan mengapa persaingan perdagangan harus dihalangi dan tidak perlu penurunan mata uang. Inflasi tinggi bisa cocok dengan penguatan mata uang. Lebih jauh, membiarkan mata uang menjadi kuat adalah merupakan satu-satunya cara perkembangan inflasi bisa ditahan.
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
84
CHAPTER REPORT
TANTANGAN UNTUK BISNIS (THE CHALLENGE FOR BUSINESS)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Ekonomi Moneter”
Disusun: Farida Widianingsih
(011553)
Ratih Puspitasari
(011552)
Yuli Pujianti
(011558)
PROGRAM EKONOMI KOPERASI JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
85
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2004
The Death of Inflation Surviving & Thriving in The Zero Era
86