BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengendalian intern atas persediaan bahan baku yang dilaksanakan oleh perusahaan adalah efektif, karena didukung oleh jawaban kuesioner sebesar 80,77% dan faktor-faktor sebagai berikut: A. Lingkungan Pengendalian: (a) Dibuatnya kebijakan dan aturan mengenai etika dan perilaku yaitu tata cara kepegawaian secara tertulis, yang mendorong setiap pegawai untuk mematuhi aturan, bertindak jujur, dan mempunyai nilai etika. (b) Komitmen terhadap kompetensi yaitu karyawan harus mempunyai pendidikan dan keahlian yang disyaratkan sesuai dengan bidangnya. (c) Struktur organisasi yang disertai uraian tugas dan wewenang yang jelas untuk
masing-masing
bagian
sehingga
memudahkan
dalam
pengawasan operasi perusahaan, terutama dalam aktivitas pengelolaan persediaan bahan baku. (d) Pelaksanaan kebijakan dan prosedur dalam penerimaan pegawai, pemilihan pegawai, dan penempatan pegawai. B. Penetapan Risiko oleh Manajemen Manajemen mengidentifikasi dan menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan persediaan bahan baku. C. Informasi dan Komunikasi (a) Adanya kemudahan dalam pemberian informasi ke berbagai pihak yang membutuhkan, baik secara lisan maupun tertulis. (b) Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan persediaan bahan baku dicatatat dan dilengkapi dengan dokumen pendukung yang lengkap. (c) Adanya komunikasi dengan pimpinan perusahaan untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan persediaan bahan baku. 66
67
D. Aktivitas Pengendalian (a) Adanya pemisahan fungsi atas kegiatan dengan persediaan bahan baku, yaitu fungsi penerimaan dan penyimpanan, dan fungsi pengeluaran bahan baku. (b) Otorisasi atas transaksi dan aktivitas yang berkaitan dengan persediaan bahan baku diberikan oleh orang yang ditunjuk dan dipercaya untuk melakukan otorisasi. (c) Dipergunakannya dokumen dan catatan yang lengkap dan otorisasi terlebih dahulu di tiap-tiap bagian. (d) Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan yaitu dilakukannya stock opname atas persediaan bahan baku. E. Pemantauan Kegiatan pemantauan dilakukan dengan cara penugasan kepada manajer masing-masing untuk kemudian dilaporkan kepada direktur utama dan komisaris utama. Selanjutnya tujuan pengendalian intern atas persediaan bahan baku pada perusahaan ini juga efektif, ini dapat dilihat dari: a. Adanya efektivitas dan efisiensi dalam menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan persediaan bahan baku, tercermin dengan adanya kriteria pembelian bahan baku, adanya ijin bongkar dan pengukuran terhadap bahan baku yang akan dibeli atau diterima, adanya penggunaan fasilitas secara efektif dan efisien. b. Dapat dipercayainya informasi keuangan tercermin dari adanya catatancatatan dan laporan-laporan keuangan yang memadai. c. Adanya kepatuhan terhadap berbagai peraturan dan undang-undang yang harus dipatuhi oleh perusahaan tercermin dengan dipatuhinya peraturanperaturan yang ditetapkan oleh pemerintah, dan perusahaan memiliki perijinan yang berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas perusahaan.
68
2. Audit internal atas persediaan bahan baku yang dilaksanakan di PT. "X" memadai. Hal ini didukung oleh jawaban kuesioner sebesar 85,37% dan didukung oleh hal-hal berikut ini: (a) Auditor internal dalam perusahaan tidak memiliki hubungan keluarga dengan Direktur Utama, Komisaris Utama, Maupun terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan, hal ini menyebabkan auditor internal dapat melakukan tugasnya dengan independen dan obyektif. (b) Auditor dalam perusahaan ini memiliki latar belakang pendidikan dan keahlian serta kemampuan teknisi yang baik. (c) Disusunnya program auditing secara rinci yang terdiri dari tahap persiapan auditing, tahap pemeriksaan auditing, dan tahap penyelesaian auditing. (d) Dalam melaksanakan kegiatan auditingnya, auditor internal melakukan fungsi verification, complience, dan evaluation. (e) Dibuatnya laporan hasil auditing (Komunikasi Hasil penugasan) yang berisi temuan-temuan, pendapat, dan saran atau rekomendasi yang disampaikan kepada Komisaris Utama dan direktur Utama. Laporan ini merupakan bahan pertimbangan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan. (f) Dilaksanakannya tindak lanjut atas rekomendasi yang diajukan oleh auditor internal untuk memperbaiki kelemahan yang ditemukan dalam auditing. Jika dalam pelaksanaan tindak lanjut ini ditemukan kesulitan maka pihak auditor internal dan auditee akan mendiskusikannya untuk mencari jalan keluar yang terbaik. 3. Peranan audit internal dalam menunjang pengendalian intern persediaan bahan baku memadai didukung oleh jawaban kuesioner yang berada diantara 76% 100%.
Di samping hal-hal yang mendukung di atas, ternyata masih terdapat beberapa kelemahan, yaitu: 1) Adanya pembelian bahan baku yang dilakukan secara mendadak dan tidak teratur oleh direktur utama yang mengakibatkan terjadinya penumpukan bahan
69
baku
yang tidak terpakai di gudang dan mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan. 2) Bukti-bukti yang mendukung hasil temuan kurang lengkap dan dilampirkan secara terpisah dari laporan hasil auditing. 3) Belum adanya komite audit yang dapat menunjang pemeriksaan terhadap pengendalian yang ada dan terdapatnya kerancuan atas peran auditor internal yang sebenarnya adalah Komisaris yang mendapat pertimbangan perusahaan.
5.2 Saran Untuk perbaikan dan peningkatan kualitas terhadap pelaksanaan fungsi audit internal dan pengendalian intern persediaan bahan baku, maka penulis mencoba memberikan saran-saran yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan, yaitu: 1) Dalam hal adanya pembelian bahan baku yang dilakukan secara mendadak dan tidak teratur oleh Direktur, maka penulis menganjurkan agar dalam melakukan pembelian bahan baku tersebut, Direktur melakukan konfirmasi dengan bagian logistik dan produksi. Dengan adanya konfirmasi tersebut logistik dapat melakukan terlebih dahulu pengukuran terhadap bahan baku dan konfirmasi pada bagian produksi untuk mengetahui kriteria atau ukuran bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi, sehingga dapat mengantisipasi penumpukan bahan baku yang tidak terpakai di gudang. 2) Dalam hal bukti pendukung temuan yang kurang lengkap dan dilampirkan secara terpisah, penulis menyarankan agar dalam laporan hasil audit (Komunikasi Hasil Penugasan) dicantumkan bukti-bukti yang lengkap, yang mendukung temuan-temuan yang ada, sehingga dapat diketahui sebab-sebab terjadinya kelemahan tersebut. 3) Untuk semakin meningkatnya pemeriksaan terhadap pengendalian intern yang ada dan kegiatan operasi perusahaan maka penulis menyarankan untuk mendirikan suatu komite audit yang terdiri dari orang-orang yang independen dan profesional. Dan dalam pendiriannya harus didukung dengan surat keputusan yang sah yang mengukuhkan keberadaan komite audit yang
70
independen. Sedangkan untuk mengatasi kerancuan atas peran auditor internal yang sebenarnya adalah Komisaris yang mendapat pertimbangan perusahaan karena perusahaan melakukan efisiensi biaya, penulis menyarankan sebaiknya membuat suatu staf auditor internal yang merupakan orang yang independen dan berlatar belakang pendidikan yang memadai atas profesinya sebagai auditor internal. Pertimbangan efisiensi biaya yang dilakukan oleh perusahaan akan lebih baik lagi bila mempekerjakan auditor internal yang independen dari pada terjadinya kerancuan tugas dan wewenang Komisaris yang lambat laun akan menjadi risiko bagi perusahaan.