123
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di bab-bab
sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1.
Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Return Saham pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011.
a.
Perkembangan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada sektor perbankan periode 2005-2011 telah memenuhi kriteria kecukupan modal minimum yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu rasio CAR minimum 8%. Dimana dapat dilihat bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi pada tahun 2005 dan tahun 2006 diperoleh Bank Swadesi. Namun pada tahun 2007 Bank Mayapada memiliki Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi. Pada tahun 2008 dan tahun 2009 Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi kembali diperoleh Bank Swadesi. Pada tahun 2010 Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi diperoleh Bank Pundi. Dan pada tahun 2011 Capital Adequacy Ratio (CAR) tertinggi diperoleh Bank Kesawan. Untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah pada tahun 2005 diperoleh Bank Mutiara. Pada tahun 2006 Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah diperoleh Bank Pundi. Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah pada tahun 2007 diperoleh Bank Kesawan. Bank Mutiara kembali memperoleh Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah pada tahun 2008. Begitu juga dengan Bank Pundi pada tahun 2009 kembali memperoleh Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah. Pada tahun 2010 Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah diperoleh Bank Kesawan. Dan pada 2011 Bank Mutiara kembali memperoleh Capital Adequacy Ratio (CAR) terendah. Jadi dapat disimpulan bahwa sektor perbankan telah mampu untuk mempertahankan modal serta kemampuan
124
manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank. b.
Non Performing Loan (NPL) merupakan gambaran kredit bermasalah yang penyebabnya adalah ketidakmampuan nasabah membayar angsuran pokok pinjaman dan bunga yang dibebankan sesuai yang diperjanjikan. Dimana sektor perbankan periode 2005-2011 pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2011 telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yaitu tingkat Non Performing Loan (NPL) berada dibawah 5%. Sedangakan pada tahun 2005 dan tahun 2010 tingkat Non Performing Loan (NPL) berada diatas 5%. Dapat dilihat bahwa tingkat Non Performing Loan (NPL) tertinggi pada tahun 2005 adalah Bank Mandiri. Dan untuk tahun 2006-2011 selama 6 tahun berturut-turut Bank Pundi memperoleh Non Performing Loan (NPL) tertinggi. Untuk Non Performing Loan (NPL) terendah pada tahun 2005 diperoleh Bank Mega. Pada tahun 2006 dan 2007 Bank Mayapada memiliki Non Performing Loan (NPL) terendah. Sedangkan untuk tahun 2008 Non Performing Loan (NPL) terendah diperoleh Bank Central Asia (BCA). Non Performing Loan (NPL) terendah pada tahun 2009 diperoleh Bank Mandiri. Bank Ekonomi memperoleh Non Performing Loan (NPL) terendah pada tahun 2010. Dan pada tahun 2011 Non Performing Loan (NPL) terendah kembali diperoleh Bank Mandiri dan juga Bank Central Asia (BCA). Maka dapat disimpulkan, bahwa sektor perbankan telah mampu memenuhi tentang pengelolaan kredit bermasalah yang telah ditetapkan Bank Indonesia maksimal 5%.
c.
Pertumbuhan Loan to Deposit Ratio (LDR) sektor perbankan periode 20052011 cukup stabil. Dimana sektor perbankan periode 2005-2011 memiliki tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) yang sudah mendekati sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 85%110%. Dimana dapat terlihat bahwa tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi pada tahun 2005 diperoleh Bank Artha Graha. Pada tahun 2006 tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi diperoleh
Bank ICB
125
Bumiputera. Sedangkan pada tahun 2007 dan tahun 2009 tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi diperoleh Bank Mayapada. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) tertinggi diperoleh Bank Danamon. Untuk tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2005-2007 selama 3 tahun berturut-turut diperoleh Bank Mutiara. Dan pada tahun 2008 dan 2009 tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah diperoleh Bank Central Asia (BCA). Bank Pundi memperoleh tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah pada tahun 2010. Dan pada tahun 2011 tingkat Loan to Deposit Ratio (LDR) terendah kembali diperoleh Bank Central Asia (BCA). Maka dapat disimpulkan, bahwa sektor perbankan telah mampu dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. d.
Rata-rata nilai return saham selama periode 2005-2011 berfluktuatif dan mengalami penurunan yang cukup besar pada tahun 2008, tetapi meningkat kembali pada taun 2009. Dimana dapat terlihat bahwa return saham tertinggi pada tahun 2005 diperoleh Bank Kesawan. Pada tahun 2006 return saham tertinggi diperoleh Bank Mayapada. Bank Artha Graha memperoleh return saham tertinggi pada tahun 2007. Dan Bank Mayapada kembali memperoleh return saham tertinggi pada tahun 2008. Pada tahun 2009 return saham tertinggi diperoleh Bank negara Indonesia (BNI). Pada tahun 2010 return saham tertinggi diperoleh Bank CIMB Niaga. Dan pada tahun 2011 return saham tertinggi diperoleh Bank Mayapada. Untuk return saham terendah pada tahun 2005 diperoleh Bank Artha Graha. Bank ICB Bumiputera memperoleh return saham terendah pada tahun 2006. Sedangkan pada tahun 2007 return saham terendah diperoleh Bank Negara Indonesia (BNI). Bank Artha Graha kembali memperoleh return saham terendah pada tahun 2008. Pada tahun 2009 Bank Mega memperoleh return saham terendah. Pada tahun 2010 return saham terendah diperoleh Bank Mutiara dan bank Swadesi. Dan pada tahun 2011 return saham terendah diperoleh Bank Internasional Indonesia (BII).
126
2.
Pengaruh Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return Saham pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011 secara Simultan. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap pengaruh secara simultan Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap return saham menunjukkan bahwa nilai Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki hubungan yang positif dengan return saham dan memiliki keeratan hubungan yang sedang. Dan dari hasil pengujian hipotesis (Uji F) diperoleh Ho diterima, dan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return saham. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh secara simultan terhadap Return Saham.
3.
Pengaruh Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return Saham pada Sektor Perbankan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2011 secara Parsial. Dikarenakan hasil pengujian secara simultan pengaruh CAR, NPL, dan LDR terhadap return saham pada sektor perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia tidak berpengaruh signifikan, maka penulis tidak melakukan pengujian kembali secara parsial.
127
5.2
Saran Berdasarkan simpulan di atas, penulis menyarankan:
1.
Bagi bank harus dapat mengurangi risiko dari aktiva atau menambah dan memperkuat modal yang dimiliki, meningkatkan jumlah kredit yang disalurkan, dan meningkatkan tingkat kesehatan perbankan. Dengan meningkatnya tingkat kesehatan perbankan melalui analisis terhadap berbagai kondisi yang terjadi dan kebijakan-kebijakan yang terkait kecukupan modal, pengelolaan kredit bermasalah, likuiditas dan juga kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat dan investor yang berimbas positif terhadap perkembangan return saham.
2.
Bagi peneliti lain yang tertarik dengan topik yang sama, diharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan unit analisis yang lebih luas dan juga penambahan periode penelitian sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal. Selain itu diharapkan dapat melakukan analisis laporan keuangan yang lebih mendalam, menambahkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai return saham selain dari nilai Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) seperti Return on Equity, BOPO, Net Income Margin, Net Profit Margin, dan juga aktiva produktif dan kepatuhan (compliance) dapat juga digunakan kedalam model penelitian.