BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1
Proses Penyusunan Skenario Dari hasil analisis scenario planning didalam industri PP Indonesia, maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Isu atau keputusan utama Pembangunan
pabrik
: polypropylene
(PP)
yang
sesuai
dengan
perkembangan industri PP dalam kurun waktu sampai dengan tahun 2025. 2. Faktor-faktor utama : a) Supplier
: Kepastian suplai sangat diperlukan untuk menjaga
kontinuitas operasi pabrik PP. b) Produk substitusi : Produk substitusi yang paling kuat terhadap PP adalah polyethylene (PE). c) Konsumen
: PP digunakan untuk memproduksi kemasan
makanan dan minuman; karung untuk pupuk, beras, dan produk petrokimia; peralatan rumah tangga; dan komponen otomotif. d) Pendatang baru/new entrant
: Volume produk PP impor yang
masuk ke Indonesia mengalami kenaikan. Sebanyak 37% volume impor PP berasal dari wilayah ASEAN, terutama Singapura, Malaysia, dan Thailand. 86
e) Tingkat intensitas persaingan diantara kompetitor dalam industri : Harga merupakan faktor utama yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian. Faktor lainnya adalah pelayanan dalam penyediaan fasilitas kredit dan ketepatan waktu pengiriman produk. Pembeli menanggung switching cost yang rendah jika berpindah ke merek produk lain. 3. Driving forces
:
Driving forces yang termasuk dalam kategori predetermined antara lain peningkatan jumlah penduduk Indonesia, peningkatan jumlah perempuan yang bekerja, insentif fiskal dari Pemerintah untuk penyediaan infrastruktur, dan berlakunya skema Common Effective Preferential Tariffs for ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA).
Driving forces yang termasuk dalam kategori uncertain antara lain bersumber dari faktor supplier, konsumen, new entrant, dan intensitas persaingan diantara kompetitor dalam industri.
4. Peringkat atas faktor-faktor utama dan driving forces : Faktor-faktor utama dan driving forces yang termasuk dalam tingkat kepentingan tinggi antara lain perkembangan pendayagunaan batu bara dan minyak mentah dalam industri PP, perkembangan harga minyak mentah, volume permintaan PP yang dipengaruhi fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, iklim investasi di Indonesia, dan penambahan pabrik PP di Asia Tenggara. 87
Faktor-faktor utama dan driving forces yang termasuk dalam tingkat kepentingan rendah antara lain permintaan PP dari industri otomotif, harga produk merupakan faktor utama dalam penentuan pembelian, dan entry barrier yang signifikan bagi new entrant.
5. Logika skenario
:
Asumsi yang digunakan dalam variabel skenario antara lain : 1. Faktor perkembangan pendayagunaan batu bara dan minyak mentah dalam industri PP menggunakan asumsi pendayagunaan minyak mentah saja serta asumsi pendayagunaan minyak mentah dan batu bara. 2. Faktor fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika
Serikat
mempengaruhi
volume
permintaan
PP
menggunakan asumsi tingkat tinggi dan tingkat rendah. 3. Faktor perbaikan iklim investasi di Indonesia dapat mendorong peningkatan investasi PMA bagi industri PP menggunakan asumsi tingkat dukungan pemerintah rendah dan tinggi. 4. Faktor penambahan pabrik PP di Asia Tenggara akan meningkatkan volume impor PP menggunakan asumsi tingkat tinggi dan rendah. 6. Penyempurnaan skenario
:
Ketersediaan infrastruktur untuk pengembangan pabrik PP dengan bahan baku minyak mentah sudah cukup memadai. Hal tersebut merupakan salah 88
satu sumber daya saing yang dapat menekan biaya produksi. Sedangkan pabrik PP dengan bahan baku batu bara belum memiliki infrastruktur yang memadai. Iklim investasi yang baik juga merupakan sumber daya saing dalam pengembangan pabrik PP. 7. Implikasi
:
Skenario 1 : Dukungan pemerintah yang rendah, perkembangan pabrik PP di Asia Tenggara tinggi, pendayagunaan minyak mentah, dan kurs Rupiah terhadap dollar AS tinggi. Implikasi : Penerapan good governance yang tidak baik menyebabkan produsen PP akan menanggung biaya yang tinggi. Dengan semakin lambatnya realisasi pembangunan pabrik PP, maka volume impor PP akan semakin meningkat. Produk PP dari negara tetangga dapat lebih dahulu melakukan penetrasi di pasar Indonesia dengan mudah, karena suplai PP domestik yang belum mencukupi.
Skenario 2 : Dukungan pemerintah yang tinggi, perkembangan pabrik PP di Asia Tenggara tinggi, pendayagunaan minyak mentah, dan kurs Rupiah terhadap dollar AS tinggi. Implikasi : Pembangunan pabrik PP dapat berjalan dengan lancar oleh karena adanya dukungan pemerintah melalui insentif fiskal. Produsen PP tidak menanggung tingginya biaya-biaya tidak terduga terkait kasus korupsi dan otonomi daerah.
89
Skenario 3 : Dukungan pemerintah yang rendah, perkembangan pabrik PP di Asia Tenggara tinggi, pendayagunaan minyak mentah dan batu bara, dan kurs Rupiah terhadap dollar AS tinggi. Implikasi : Pembangunan PP dengan bahan baku minyak mentah dan batu bara tidak dapat berjalan dengan baik karena rendahnya dukungan dari pemerintah. Dengan adanya kendala infrastruktur, maka diprediksikan periode pembangunan pabrik PP akan memakan waktu lebih lama.
Skenario 4 : Dukungan pemerintah yang tinggi, perkembangan pabrik PP di Asia Tenggara tinggi, pendayagunaan minyak mentah dan batu bara, dan kurs Rupiah terhadap dollar AS tinggi. Implikasi : Pembangunan PP dengan bahan baku minyak mentah dan batu bara dapat berjalan dengan baik dengan tingginya dukungan dari pemerintah. PP domestik dengan bahan baku batu bara dapat menjadi first mover terhadap PP impor. 8. Indikator dan tanda-tanda utama
: Indikator utama yang dapat
digunakan untuk mengetahui deskripsi skenario mana yang mendekati fakta antara lain tingkat pertumbuhan PDB, nilai investasi, dan volume impor PP.
90
5.2
Respon Perusahaan Dalam menentukan Final Investment Decision (FID), diperlukan kajian
yang komprehensif sehingga memakan waktu cukup lama. Pendekatan strategis yang dapat dilakukan berbagai perusahaan yang memiliki rencana untuk investasi pembangunan pabrik PP adalah ”bet on the most probable scenario”. Dalam periode tersebut, perusahaan harus dapat mengamati perkembangan faktor-faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai investasi tersebut. Dalam skenario penelitian ini, indikator-indikator utama yang harus diamati terdiri dari data PDB, nilai investasi, dan volume impor yang disertai dengan adanya potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan mengetahui perkembangan terkini dari indikator-indikator tersebut maka perusahaan dapat menentukan skenario mana yang paling mungkin terjadi dan kemudian menentukan strategi kompetitif apa yang akan dilaksanakan. Skenario yang saat ini dianggap paling mungkin terjadi adalah skenario 2 yaitu dukungan pemerintah yang tinggi, perkembangan pabrik PP di Asia Tenggara tinggi, pendayagunaan minyak mentah, dan kurs Rupiah terhadap dollar AS tinggi. Perusahaan yang memiliki sumber daya bahan baku PP seperti naphtha dapat melakukan backward integration dalam pengembangan pabrik PP. Dengan hasil produksi propylene sendiri, maka perusahaan dapat menekan biaya produksi PP sehingga profit akan tinggi. Pabrik PP juga akan memiliki kehandalan suplai bahan baku dan tidak tergantung kepada supplier bahan baku.
91
Disamping itu, apabila perusahaan memiliki lokasi pabrik PP di pulau Jawa, maka perusahaan juga dapat melakukan forward integration. Dengan lokasi yang dekat dengan konsumen, perusahaan dapat mengelola pendistribusian produk kepada konsumen secara langsung. Infrastruktur di pulau Jawa yang memadai mendukung kelancaran kegiatan pengiriman produk.
92