BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembahasan masalah yang telah dirumuskan melalui fokus permasalahan serta menurut hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: •
Tingkat brand awareness Kuku Bima Ener-G lebih unggul dibandingkan dengan brand awareness Extra Joss. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden lebih aware terhadap merek Kuku Bima Ener-G dibandingkan dengan Extra Joss. Untuk variabel brand awareness, Kuku Bima memperoleh ratarata 3.94 dan Extra Joss memperoleh rata-rata 2.94. Kuku Bima EnerG dapat dikatakan memiliki nilai positif pada tingkat brand awareness top of mind dan Extra Joss memiliki nilai yang cukup positif pada kategori brand recall. Hasil penelitian juga mengindikasikan adanya perbedaan antara brand awareness Extra Joss dengan brand awareness Kuku
113
114
Bima Ener-G dengan kriteria F-hitung (13.502) > F-tabel (4.413), maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada perbedaan antara variabel brand awareness Extra Joss dan variabel brand awareness Kuku Bima Ener-G. Brand awareness menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan mempunyai peranan kunci dalam brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek merupakan key of brand asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah. •
Brand association Kuku Bima Ener-G lebih unggul daripada brand association Extra Joss. Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G memperoleh nilai rata-rata 3.08 dan 3.70 untuk penilaian variabel brand association. Hal ini menunjukkan bahwa brand association Kuku Bima Ener-G lebih unggul jika dibandingkan dengan Extra Joss. Hasil penelitian juga mengindikasikan adanya perbedaan antara brand association Extra Joss dengan brand association Kuku
115
Bima Ener-G dengan kriteria F-hitung (195.680) > F-tabel (4.964), maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada perbedaan antara variabel brand associaton Extra Joss dan variabel brand association Kuku Bima Ener-G. Kesan yang terkait dengan merek akan semakin meningkat dengan
semakin
banyaknya
pengalaman
konsumen
dalam
mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya merek tersebut
dikomunikasikan.
Brand
association
menjadi
acuan
konsumen untuk memutuskan membeli produk dan loyal pada produk tersebut. •
Perceived Quality Kuku Bima Ener-G lebih unggul dibandingkan dengan perceived quality Extra Joss. Perceived quality Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G memperoleh nilai 3.35 dan 3.86, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
perceived
quality
Kuku
Bima
Ener-G
lebih
unggul
dibandingkan dengan perceived quality Extra Joss. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara perceived quality Extra Joss dengan perceived quality Kuku Bima Ener-G dengan kriteria F-hitung (75.605) > F-tabel (4.964), maka H1 diterima dan H0 ditolak yang artinya ada perbedaan antara variabel
116
perceived quality Extra Joss dan variabel perceived quality Kuku Bima Ener-G. Perceived quality terhadap suatu merek sangat penting bagi perusahaan, karena perceived quality yang positif akan mendorong keputusan konsumen untuk memutuskan membeli dan membentuk loyalitas terhadap merek tersebut. Sebaliknya, jika nilai perceived quality negatif, merek tersebut tidak akan disukai konsumen dan tidak akan bertahan lama di pasar. Apabila perceived quality dari suatu merek tinggi maka kemungkinan besar program promosi dan periklanan yang dilakukan akan efektif. Perceived quality mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun suatu merek. •
Konsumen lebih loyal terhadap Kuku Bima Ener-G dibandingkan dengan Extra Joss. Konsumen menyatakan puas terhadap Kuku Bima Ener-G. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian rata-rata (mean) variabel customer loyalty Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G masing-masing 3.69 dan 2.90. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumen lebih loyal terhadap Kuku Bima Ener-G dibandingkan dengan Extra Joss. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara customer loyalty Extra Joss dan customer loyalty Kuku Bima Ener-G dengan kriteria F-hitung (459.573) > F-tabel (4.413), maka H1
117
diterima dan H0 ditolak yang artinya ada perbedaan antara variabel customer loyalty Extra Joss dan variabel customer loyalty Kuku Bima Ener-G. •
Terdapat hubungan antara Brand Awareness, Brand Association, dan Perceived Quality dengan Customer Loyalty. Dari hasil uji korelasi Spearman Rho dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara brand awareness, brand association, dan perceived quality Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dengan customer loyalty, sehingga hipotesis korelasi Ha diterima, yaitu terdapat hubungan positif antara brand awareness, brand association, dan perceived quality dengan customer loyalty. Nilai korelasi antara brand awareness Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dengan customer loyalty adalah 0.880 dan 0.827, menunjukkan korelasi yang sangat kuat. Perolehan nilai korelasi antara brand association Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dengan customer loyalty juga menunjukkan korelasi yang sangat kuat, yaitu 0.849 dan 0.865. Sedangkan untuk korelasi antara perceived quality Extra Joss dan Kuku Bima Ener-G dengan customer loyalty juga mempunyai hubungan yang sangat kuat, yaitu 0.820 dan 0.824. Nilai positif menunjukkan bahwa antara brand awareness, brand association dan perceived quality dengan customer loyalty
118
mempunyai hubungan yang positif atau searah, yaitu bila brand awareness, brand association, dan perceived quality meningkat maka customer loyalty juga meningkat. Hasil penelitian memberikan petunjuk kepada PT. Bintang Toedjoe (Extra Joss) dan PT. Sido Muncul (Kuku Bima Ener-G), bahwa brand awareness, brand association dan perceived quality harus diperhatikan bila ingin customer loyalty meningkat. Karena, jika brand awareness, brand association dan perceived quality meningkat, maka customer loyalty akan meningkat.
5.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian, berikut ini adalah saran yang dapat diberikan untuk: •
Extra Joss (PT. Bintang Toedjoe) Pertama, Extra Joss sebaiknya melakukan repositioning produknya dalam benak konsumen dengan cara memilih bintang iklan dan konsep iklan yang menampilkan sisi “kekuatan” sesuai dengan tujuan produknya yaitu minuman penambah tenaga. Karena iklan dan strategi promosinya kurang menampilkan sisi “kekuatan” tersebut dan kurang tepat mengenai target.
119
Kedua, sebaiknya Extra Joss rutin melakukan kegiatan brand activation
untuk
mengingatkan
produknya
kepada
konsumen.
Kegiatan ini dapat dilakukan di pasar tradisional, pasar malam atau tempat hiburan rakyat, dan terminal, mengingat positioning produk Extra Joss bermain di pasar menengah ke bawah (low-mid market). Extra Joss juga dapat melakukan strategi brand retention dengan cara meningkatkan komunikasi mereknya dengan konsumen. Ketiga, sebaiknya Extra Joss terus berinovasi menambah varian rasa mengikuti keinginan konsumen dan mengubah bentuk kemasan agar lebih menarik minat konsumen untuk tetap membeli atau tetap loyal terhadap produknya. Menurut Mullins (2008), strategi yang tepat untuk produk yang mengalami penurunan (declining) adalah dengan terus melakukan inovasi, misalnya dengan mengubah bentuk kemasan, menambahkan varian rasa, yang selalu mengikuti keinginan konsumen. Keempat,
diperlukan
penelitian
lebih
lanjut
dengan
menggunakan sampel yang lebih besar dengan ruang lingkup yang lebih luas, tidak terbatas pada area Jakarta Barat sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan.
120
•
Kuku Bima Ener-G (PT. Sido Muncul) Pertama, PT. Sido Muncul harus menjaga agar brand-nya tetap relevan di mata konsumen, yaitu: Kuku Bima Ener-G sebagai minuman berenergi yang berkhasiat menambah tenaga, minuman para juara, praktis dan ekonomis. Kedua, Kuku Bima Ener-G melakukan strategi brand retention untuk mempertahankan customer loyalty, yaitu dengan meningkatkan dan menjaga komunikasi dengan konsumennya. Menurut Mullins (2008), strategi yang tepat untuk produk yang sedang berkembang menuju mature adalah dengan strategi customer retention. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan rutin mengadakan brand activation, untuk mengingatkan produknya kepada konsumen. Ketiga, sebaiknya Kuku Bima Ener-G terus berinovasi menambah varian rasa mengikuti keinginan konsumen dan mengubah bentuk kemasan agar lebih menarik minat konsumen untuk tetap membeli atau tetap loyal terhadap produknya. Keempat,
diperlukan
penelitian
lebih
lanjut
dengan
menggunakan sampel yang lebih besar dengan ruang lingkup yang lebih luas, tidak terbatas pada area Jakarta Barat sehingga dapat digeneralisasikan.