167
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 1. Kondisi Awal Pembelajaran Proses pembelajaran menggambar ragam hias merancang kriya tekstil pada awalnya menggunakan paradigma lama pelaksanaan pembelajarannya masih konvensional dengan metode drill metode yang digunakan hampir didominasi yang cenderung siswa terus – menerus melihat contoh hasil karya gurunya membuat siswa belum mampu meningkatkan minat dan kemampuan kegiatan – kegiatan kreativitas menciptakan karya sendiri. Hasil karya siswa dalam menggambar ragam hias masih sederhana pada umumnya siswa menggmabar motif hias geometris kawung, selain itu ada sebagian menggambar motif hias pilin, motif hias tumpal, motif hias yang di pelajari di SD belum mengenal motif hias dari daerah lain dari Sumatra, Kalimantan dan lainnya. Sarana pembelajaran kurang tidak tersedianya
buku – buku tentang
ornamen motif hias Nusantara pembelajaran hanya menggunakan buku paket saja akibatnya guru kurang mengembangkan rancangan pembelajaran merancang motif hias kriya tekstil sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Sebagian siswa tidak mempunyai perlengkapan alat – alat yang diperlukan dalam menggambar ragam hias
167
168
2. Pelaksanaan Pembelajaran CTL dengan Tahap –Tahap Kemampuannya Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak ’mengalami’ apa yang dipelajarinya, bukan ’mengetahui’-nya. Tujuh pendekatan CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata. Tahap pertama permodelan ( modeling) pada latihan mencipta hasil karya sendiri dengan teknik eksplorasi penelusuri bentuk nyata, siswa mengamati langsung beberpa tumbuhan yang ada di sekitar sekolah dan membuat karya seni yaitu merancang motif hias tumbuhan dengan komponen CTL menemukan tahap kedua
(Inquiry) dengan unsur pendukung motif hias geometris sebagai komponen
CTL konstruktivisme
(Constructivism) menggabungkan pelajaran yang sudah
dengan yang baru sesuai dengan kehendak siswa dengan memilih pola hias vertikal dan horizontal. Siswa masih menggunakan komponen CTL tahap ke tiga kerja kelompok ( Learning Community ) tahap keempat karena siswa tidak diberi tahu guru belajar mandiri temanlah sebagai berbagi yang pintar membantu yang lemah, Setelah itu komponen CTL tahap kelima refleksi (Reflection) cara berpikir siswa tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang apa yang sudah dipelajari masa lalu. Lalu komponen CTL bertanya tahap keenam
(Questioning) guru
bertanya apa sudah diketahui siswa dan yang terakhir atau ke tujuh komponen CTL penilaian yang sebenarnya
(Authentic assessment) pengumpulan data atau karya
untuk memberikan gambaran perkembangan belajar siswa atau prestasi siswa.
168
169 . 3. Hasil – Hasil yang Dicapai a. Perbaikan guru proses pembelajaran 1. Dalam proses membuka pelajaran tahap 1 belum menarik perhatian siswa, memberikan motivasi maka tahap ke 2 ini guru membuka pelajaran memberikan motivasi memberikan acuan acuan bahan pelajaran yang disajikan, metode CTL komponen menemukan
(Inquiry) teknik eksplorasi motif hias tumbuh –
tumbuhan Tidak membahas pelajaran yang lalu 2. Menjelaskan tujuan pembelajaran CTL baik tujuan merancang kriya tekstil motif tumbuan menyusun komposisi menambah unsur pendukung motif geometris sesuai dengan langkah – langkah yang direncanakan kejelasan menerangkan materi. 3. Sikap guru dalam proses pembelajaran baik dengan penyajian bahan pelajaran kecermatan dalam memanfaatkan waktu karena proses pembelajaran CTL berpusat kepada siswa . 4. Memberikan motivasi baik guru memperlihatkan alat peraga bermacam – macam ragam hias kriya tekstil. Guru membimbing dan berkeliling melihat siswa belajar mandiri menemukan (Inquiry) motif tumbuhan teknik ekspolrasi dan memberikan semangat mengungkapkan perasaan dan gagasan imajinasi 5. Guru menutup pelajaran baik meninjau kembali pelajaran, memberikan kesempatan
bertanya,
menginformasikan
bahan
pelajaran
berikutnya
menciptakan b. Perbaikan siswa selama proses pembelajaran 1. Kehadiran siswa atau partisipan baik walaupun ada siswa tidak mengukuti kegiatan merancang kriya tekstil alasan sakit
169
170 2. Persiapan alat – alat cukup baik ada siswa yang tidak membawa peralatan pencil dan mistar menjadi membawa peralatan setelah bimbingan 3. Antusiasme dalam menerima tugas baik karena siswa bersemangat menggambar di luar kelas karena belajar sambil bermain. 4. Teknik keterampilan menggambar atau merancang cukup karena siswa sudah berani merubah tumbuhan atau stilasi. 5. Kesungguhan dalam mengerjakan tugas baik mereka masih bertanggung jawab mengerjakan tugasnya. 6. Sikap waktu mengerjakan tugas baik karena semua siswa mengumpulkan hasil karya siswa tidak santai walaupun belajar bermain dan menyenangkan. 7. Krativitas menciptaka kresi baru baik siswa sudah berani menciptakan sendiri belajar mandiri .8.
Kerja sama kelompok baik
semua siswa saling memberi berbagi ide dan
gagasan. .
Hasil penampilan guru dari cukup menjadi baik dan aktivitas siswa yang
mulanya cukup dan kurang menjadi baik.
c. Penggunaan fasilitas belajar untuk kemajuan siswa 1. Alat – alat peraga berbagai jenis karya tekstil atau reproduksi hasil karya seni rupa terapan 2. Lembar kerja siswa, alat – alat mistar, pewarna cat poster, dan kuas 3. Buku sumber berbagai jenis buku ragam hias untuk diperlihatkan kepada siswa, fasilitas tempat
4. Faktor Pendukung dan Penghambat
170
171 Faktor pendukung dalam penelitian ini tempat dilaksanakannya penelitian di SMP Negeri 1 Cihampelas Kabupaten Bandung Barat . Siswa kelas VIII 4,VIII 6 dan VIII 3 yang dijadikan sampel penelitian dalam menggambar ragam hias. Bekerja sama dengan teman sejawat guru kolaborasi guru seni budaya,guru tatabusana dan PKS kurikulum.Faktor penghambat siswa yang tidak masuk sekolah tidak bisa melaksanakan
tindakan siklus selanjutnya dan siswa masih ada yang tidak
membawa peralatan menggambar misalkan mistar,pensil dan kuas.
B. Saran Berdasarkan hasil pembelajaran dan pengamatan siklus pertama hingga siklus ke tiga,maka pada bagian ini dikemukakan saran – saran yang diperkirakan bermanfaat bagi pihak terkait yang peduli tentang pendidikan seni budaya khususnya seni rupa melatih siswa kreatif. 1. Kepada guru seni rupa di lapangan agar lebih kreatif mencari sumber pembelajaran dan media pembelajaran dalam usaha meningkatkan motivasi
belajar
pembelajaran yang
siswa,
dengan
demikian
diharapkan
tercipta
bertujuan untuk mengembangkan aktivitas dan
kreativitas siswa, dan perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran serta evaluasi. 2. Kepala sekolah sebagai pihak yang paling strategis dan memiliki kewenangan dalam menentukan kebijakan – kebijakan pendidikan pada tingkat sekolah, maka diharapkan lebih memperhatikan pengadaan sarana dan prasarana pendukung belajar.Kepala sekolah selayaknya dapat memberikan motivasi dan kesempatan seluas- luasnya kepada guru untuk mengembangkan potensinya dan meningkatkan kompetensi 171
172 dalam melaksankan pembelajaran. Peningkatan kompetensi ini dapat dilakukan melalui wadah pengembangan profesional guru seperti kegiatan MGMP maupun kegiatan – kegiatan lain seperti penataran workshop, dan sebagainya perlu terus diberdayakan. 3. Kepada Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
salah satu masukan untuk meningkatkan kinerja guru dan membenahi pembelajaran untuk mencapai kurikuler yang lebih optimal 4. Kepada guru pendidikan seni disarankan mengambil pengalamannya berkreasi, berpameran, dan dalam kegiatan apresiatif untuk menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan jiwa anak di sekolah
172