BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa proses penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia belum berhasil menerapkan langkah-langkah penyelenggaraan diklat yang baik dan terintegrasi. Hal ini dapat dilihat dari proses penyelenggaraan diklat yang dilakukan oleh CFP, dimana mulai dari proses analisis stratejik sampai kepada evaluasi penyelenggaraan dan evaluasi hasil diklat belum dilakukan secara terencana dan sistematis oleh unit-unit yang berkompetensi dan tidak dilakukan secara kontinyu. Fakta-fakta atau bukti belum berhasilnya dapat dilihat bahwa; 1) Analisis stratejik yang dilakukan CFP belum didasarkan pada
kondisi ril
lingkungan internal dan eksternal CFP, dengan melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor internal maupun faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi eksistensi CFP. Analisis stratejik yang dibuat belum mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan serta peluang dan hambatan atau tuntutan-tuntutan kinerja yang diharapkan oleh organisasi sebagai pedoman
untuk
menentukan
langkah-langkah
103
berikutnya
dalam
104
penyelenggaraan diklat. Stratejik CFP memperoleh dukungan dari luar dilakukan dengan kurang memperhatikan kelebihan-kelebihan dan kelemahankelemahan yang telah dimilikinya, serta kurangnya komunikasi internal CFP baik secara struktural maupun secara fungsional, mengakibatkan adanya perbedaan-perbedaan persepsi dalam proses penyelenggaraan diklat. Dalam analisis stratejik perlu dilakukan prioritas-prioritas program, menyeleksi kebutuhan-kebutuhan stratejik yang mempunyai dampak bagi internal organisasi maupun eksternal organisasi. 2) CFP belum melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan diklat dengan membandingkan kompetensi
yang telah dimiliki dengan kompetensi-
kompetensi apa saja yang masih dibutuhkan. Analisis kebutuhan diklat yang dilakukan CFP tidak didasarkan pada kemampuan yang telah dimilki. Akibatnya apa yang telah dimiliki seperti instruktur yang telah dipersiapkan sebelumnya tidak dimanfaatkan dengan baik, tetapi justru mendatangkan instruktur dari luar untuk menyelenggarakan pendidikan dasar dan pelatihan. 3) Rancangan diklat yang mempunyai hubungan erat dengan analisis kebutuhan diklat, disusun oleh dua unit kerja yang berbeda, sehingga menghasilkan rancangan diklat yang berbeda pula. Keputusan yang diambil untuk memakai rancangan diklat yang dipersiapkan personil GNR Portugal bukan didasarkan pada analisis kebutuhan diklat, melainkan hanya kepada alasan bahwa
105
instruktur
GNR
Portugal-lah
yang
akan
menjadi
instruktur
dalam
penyelenggaraan diklat fase pertama. 4) Dalam penyelenggaraan diklat, proses belajar-mengajar tidak berjalan dengan baik, karena penggunaan bahasa Potuguês menjadi kendala komunikasi antara instruktur dengan peserta diklat. Oleh karena itu membutuhkan penterjemah, yang berakibat pada efisiensi waktu pembelajaran. 5) Evaluasi yang dilakukan oleh CFP hanya sebatas ujian pada akhir setiap pelajaran dan akhir proses diklat. Evaluasi terhadap penyelenggaraan diklat dan evaluasi hasil diklat belum dipakai sebagai umpan-balik bagi proses diklat berikutnya.
5.2. Saran Berdasarkan simpulan di atas, penulis menyampaikan beberapa saran untuk perbaikan penyelenggaraan pendidikan dasar dan pelatihan di Centro de Formação da Polícia ke depannya. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut; 1) Proses penyelenggaraan diklat, hendaknya diawali dengan sebuah analisis stratejik terhadap kondisi ril lingkungan internal dan lingkungan eksternal CFP, dengan melakukan identifikasi terhadap kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan serta peluang-peluang dan hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan diklat. Analisis stratejik ini dilakukan oleh unit kerja yang
106
berkompetensi yaitu secção Estudos e Planeamento atau melalui tim yang dibentuk bersama dengan mitra kerja, sehingga tidak menimbulkan perbedaan persepsi dalam penyelenggaraan diklat. 2) CFP perlu melakukan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan diklat dengan membandingkan kompetensi dan kemampuan yang telah dimiliki dengan kompetensi dan kemampuan yang masih dibutuhkan dalam penyelenggaraan diklat, sehingga kompetensi dan kemampuan yang diminta dari luar CFP tidak terbentur dengan kompetensi dan kemampuan yang telah dimiliki; 3) Rancangan diklat hendaknya disusun oleh unit kerja yang berkompetensi, yaitu departamento de Formação dengan bagian-bagiannya dengan didukung oleh para mitra kerja, sperti TLPDP, personil GNR Portugal, sehingga hanya terdapat satu rancangan diklat yang berkualitas dan terwakilkan untuk disetujui dalam penyelenggaraan diklat; 4) Dalam proses belajar-mengajar, hendaknya memperhatikan bahasa yang digunakan dan efisiensi waktu belajar, sehingga kualitas anggota baru PNTL yang dihasilkan sesuai dengan harapan institusi PNTL dan harapan masyarakat pada umumnya; 5) Evaluasi, hendaknya dilakukan baik terhadap penyelenggaraan diklat maupun evaluasi terhadap hasil diklat. Evaluasi dilakukan tidak hanya sebatas pada ujian akhir pada setiap pelajaran atau ujian pada akhir penyelenggaraan diklat, tetapi evaluasi harus direncanakan dari awal dengan mempersiapkan formulir khusus untuk mengevaluasi baik evaluasi terhadap siswa maupun evaluasi
107
terhadap
organisasi
penyelenggara
dan
instruktur
selala
proses
penyelenggaraan diklat. Evaluasi juga dilakukan terhadap peserta diklat setelah mereka melaksanakan tugas di lapangan minimal setelah enam (6) di lapangan. 6) Penyelenggaraan diklat di Centro de Formação da Polícia hendaknya dilakukan secara terintegrasi dan kontinyu berdasarkan langkah-langkah penyelenggaraan diklat dalam rangka pencapaian tujuan, visi dan misi CFP dan institusi PNTL.