BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan Penelitian ini memberikan hasil meskipun Jasa Raharja merupakan
perusahaan asuransi satu-satunya yang diberi tugas oleh pemerintah untuk memberi perlindungan dasar kepada masyarakat yang mengalami kecelakaan di darat, laut maupun udara dan tidak memiliki pesaing, Jasa Raharja memandang perlu untuk tetap melakukan strategi-strategi untuk meningkatkan kekuatan mereknya. Jasa Raharja berusaha mengelompokkan persepsi konsumen terhadap mereknya melalui brand awareness dan brand image. Dengan terus menerus melakukan pengelolaan merek yang efektif, Jasa Raharja berusaha untuk meningkatkan kekuatan mereknya. Jasa Raharja identik dengan kecelakaan. Kecelakaan dan Jasa Raharja merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Jasa Raharja menjaga konsistensi mereknya dengan selalu meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan sistem jemput bola dan terus menjaga hubungan baik dengan kepolisian ataupun rumah sakit untuk mempermudah dan mempercepat masyarakat dalam menerima santunan Jasa Raharja. Sistem jemput bola merupakan sesuatu hal yang unik yang membedakan Jasa Raharja dengan perusahaan asuransi pada umumnya. Hal ini akan membuat kesan tersendiri di hati masyarakat yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Terlihat jelas bahwa Jasa Raharja secara konsisten menanamkan di dalam pikiran
81
masyarakat mengenai mereknya, sehingga setiap ada kecelakaan pasti akan dikaitkan dengan Jasa Raharja. Namun di sisi lain, untuk masyarakat yang belum mengalami kecelakaan, strategi yang dilakukan masih terasa kurang. Program keselamatan lalu lintas yang dilakukan lebih sering menempel dengan instansi lain sehingga instansi lain tersebutlah yang lebih terekspose dibandingkan dengan Jasa Raharja. Hal ini mengakibatkan lemahnya kekuatan merek Jasa Raharja bagi masyarakat yang belum mengalami kecelakaan. Selalu hadir menemani perjalanan masyarakat dengan memberikan informasi terkini mengenai keadaan lalu lintas merupakan strategi yang dilakukan Jasa Raharja dalam menjaga kontinuitas pengartian mereknya, selain itu Jasa Raharja juga aktif menayangkan iklan produk layanan Jasa Raharja di 11 Stasiun Televisi. Selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi agar terus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Memilih Jaja Miharja sebagai bintang iklan produk layanan Jasa Raharja dapat membuat masyarakat mudah mengingat Jasa Raharja sehingga dapat meningkatkan kekuatan merek Jasa Raharja, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Plummer (2000) yang menegaskan pentingnya personalitas merek yang memanfaatkan karakteristik manusia ke dalam produknya agar memudahkan konsumen mengingat. Namun intensitas penayangan iklan tersebut masih dirasakan kurang, begitupula dengan intensitas penayangan iklan di radio. Sumber ekuitas merek Jasa Raharja adalah kepuasan masyarakat atas pelayanan Jasa Raharja, hal inilah yang terus dipertahankan atau ditingkatkan oleh
82
Jasa Raharja. Membangun ikatan emosional antara Jasa Raharja dan masyarakat diyakini dapat meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap Jasa Raharja. Strategi yang dilakukan oleh Jasa Raharja dalam membangun merek adalah selalu berupaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Dengan bertatap langsung dengan masyarakat, Jasa Raharja menginformasikan mengenai kemudahan untuk mendapatkan santunan kecelakaan dari Jasa Raharja. Logo atau simbol Jasa Raharja, billboard, spanduk dan rambu-rambu keselamatan berlalu lintas merupakan strategi yang digunakan Jasa Raharja untuk meningkatkan kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat merek Jasa Raharja ketika melihat logo atau simbol Jasa Raharja dan kemudian mengkaitkannya dengan kecelakaan. Jika dilihat dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun Buku 2013, biaya yang ditujukan untuk membangun dan meningkatkan brand equity Jasa Raharja tidaklah terlalu tinggi. Jasa Raharja menilai bahwa laba perusahaan akan tetap meningkat meskipun aktivitas membangun merek tidak tinggi, namun Jasa Raharja menyadari pentingnya membangun merek. Kekuatan merek Jasa Raharja akan dapat dimiliki jika tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Jasa Raharja tinggi, yang berarti meningkat pula kepercayaan pemerintah terhadap Jasa Raharja sehingga Jasa Raharja tetap dipercaya oleh pemerintah untuk menjalankan UU No. 33 dan No. 34 Tahun 1964. Berbagai strategi untuk meningkatkan merek Jasa Raharja telah dilakukan oleh Jasa Raharja. Strategi tersebut dilakukan secara konsisten dan terus menerus dengan memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat. Strategi-strategi yang
83
dilakukan Jasa Raharja bertujuan untuk menanamkan produk Jasa Raharja di dalam pikiran masyarakat sehingga masyarakat akan langsung mengingat Jasa Raharja ketika terjadi kecelakaan. Dengan mengutamakan kepuasan masyarakat, berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat yang mengalami kecelakaan dan membuat ikatan emosional dengan mereka menjadi strategi yang selalu dilakukan oleh Jasa Raharja sehingga kekuatan merek Jasa Raharja dapat meningkat dan yang terpenting adalah Jasa Raharja tetap dipercaya oleh pemerintah untuk mengelola Undang-Undang No. 33 dan No. 34 tahun 1964 yang tugas utamanya adalah melindungi masyarakat yang mengalami kecelakaan baik di darat, laut maupun udara. Jasa Raharja berupaya untuk meningkatkan kekuatan mereknya dengan fokus kepada penguatan brand awareness dan brand image melalui strategi penguatan merek yang dilakukan dengan cara menjaga konsistensi merek, kontinuitas dalam pengartian merek dan perubahan dalam taktik pemasaran, melindungi sumber-sumber ekuitas merek dan aktivitas pemasaran dalam membangun merek.
5.2
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diambil beberapa saran
sebagai berikut. 1.
Konsumen Jasa Raharja bukan hanya masyarakat yang mengalami kecelakaan namun seluruh masyarakat Indonesia pengguna transportasi darat, laut maupun udara. Strategi Jasa Raharja lebih fokus kepada
84
masyarakat
yang telah
mengalami kecelakaan.
Masyarakat
akan
merasakan kehadiran Jasa Raharja setelah mengalami kecelakaan dan beerhubungan langsung dengan Jasa Raharja. Dengan kualitas pelayanan yang selalu ditingkatkan, masyarakat yang pernah berhubungan dengan Jasa Raharja pasti akan memiliki kesan dan penilaian lebih baik terhadap Jasa Raharja dibandingkan masyarakat yang belum pernah berhubungan dengan Jasa Raharja. Oleh karena itu penulis menyarankan perlunya ditingkatkan strategi penguatan merek kepada masyarakat yang belum mengalami kecelakaan dengan terus meningkatkan intensitas sosialisasi dan memaksimalkan pemanfaatan media komunikasi kepada masyarakat, juga dengan meningkatkan layanan ke masyarakat luas melalui penyediaan informasi yang lebih intensif ke masyarakat. Di samping itu penulis juga memberi saran agar mengadakan kegiatan program keselamatan lalu lintas dengan lebih menonjolkan merek Jasa Raharja. 2.
Sebagian besar masyarakat yang pernah berkomunikasi dengan Jasa Raharja memiliki penilaian yang baik/positif terhadap Jasa Raharja, penulis menyarankan Jasa Raharja bisa membina sebagian dari masyarakat tersebut untuk dijadikan opinion leader atau brand advocate yang bisa membantu sosialisasi Jasa Raharja di masyarakat.
3.
Keller (2008) mengatakan bahwa kekuatan merek dapat menimbulkan loyalitas yang berarti adanya kekuatan ikatan psikologis antara pelanggan dan merek, serta aktivitas yang ditimbulkan loyalitas tersebut, salah satunya yaitu keterlibatan aktif pelanggan di mana pelanggan dengan
85
sukarela menjadi brand ambassadors suatu produk. Penulis memberi saran untuk memberikan beasiswa kepada ahliwaris korban kecelakaan. Dengan adanya beasiswa ini, dapat membangun hubungan emosional masyarakat dengan Jasa Raharja. Diharapkan penerima beasiswa dapat menjadi duta (brand ambassadors) Jasa Raharja dan membagi pengalaman mereka bersama Jasa Raharja kepada masyarakat di sekeliling mereka.
86