BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Pada dasarnya penelitian ini dibuat untuk mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki oleh Bank BTN serta menentukan sumber daya dan kapabilitas mana yang bisa dijadikan sebagai sumber keunggulan bersaing bagi perusahaan dengan menggunakan pendekatan Resource-Based View. Terkait dengan hasil penelitian dan hasil wawancara dengan beberapa nara sumber, maka telah terindentifikasi 10 jenis sumber daya dan kapabilitas Bank BTN, yaitu gedung dan peralatan kantor, sistem (program aplikasi bisnis) dan main server, brand dan reputasi, pengalaman perusahaan, karyawan yang berpengalaman dan memiliki kompentensi, serta loyal kepada perusahaan, hubungan baik dengan shareholder dan pola kemitraan dengan stakeholder, hubungan baik antar karyawan, kemampuan manajerial manajemen, database dan informasi, serta budaya perusahaan. Dari 10 sumber daya dan kapabilitas, terdapat 6 sumber daya dan kapabilitas yang memenuhi kriteria VRIO dan dapat dijadikan sebagai sumber keunggulan
bersaing,
yaitu
pengalaman
perusahaan,
karyawan
yang
berpengalaman dan memiliki kompentensi, serta loyal kepada perusahaan, hubungan baik dengan shareholder dan pola kemitraan dengan stakeholder, hubungan baik antar karyawan, database dan informasi, dan budaya perusahaan. Sedangkan yang belum memenuhi kriteria VRIO dan belum bisa dijadikan
133
sebagai sumber keunggulan bersaing ada 4 sumber daya dan kapabilitas, yaitu gedung dan peralatan kantor, sistem (program aplikasi bisnis) dan main server, brand dan reputasi, serta kemampuan manajerial manajemen. Tangible asset adalah sumber daya yang terlihat (Grant, 1991) dan relatif lemah dalam upaya duplikasi yang dilakukan oleh kompetitor (Fahy, 2000) dan karenanya
bukan
merupakan
sumber
bagi
keunggulan
bersaing
yang
berkelanjutan (Clulow et al., 2003). Gedung dan peralatan kantor serta sistem (program aplikasi bisnis) dan main server termasuk dalam aset berwujud (tangible asset). Sumber daya yang berupa gedung dan peralatan kantor serta sistem (program aplikasi bisnis) dan main server tidak bisa menjadi sumber keunggulan bersaing karena aset ini termasuk sumber daya berwujud (tangible) yang mudah diperoleh, mudah ditiru dan dimiliki oleh perusahaan lain. Selain itu aset atau sumber daya ini juga tergolong sebagai, benda berwujud yang dapat terdepresiasi dengan cepat (Grant, 1991), sehingga ketika umur ekonomis dan produktivitasnya telah habis, maka aset atau sumber daya tersebut tidak dapat digunakan lagi. Brand dan reputasi, serta kemampuan manajerial manajemen belum bisa menjadi sumber keunggulan bersaing. Alasannya adalah pertama, meskipun kekuatan brand dan reputasi sebagai Bank yang memberikan pelayanan pembiayaan disektor KPR, namun Bank BTN belum dapat memaksimalkan kemampuannya untuk melakukan inovasi terhadap produk-produk bank selain kredit KPR. Kedua, kurangnya promosi produk-produk Bank BTN selain produk kredit KPR. Selama ini sebagian besar masyarakat mengetahui produk Bank BTN hanya pada produk KPR-nya saja. Sedangkan Bank
BTN adalah salah satu
134
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya sama dengan bank-bank lainnya, yaitu menghimpun dana dan meyalurkannya kembali kepada masyarakat. Dan ketiga, brand dan reputasi Bank BTN yang kuat ternyata belum didukung oleh penampilan yang profesional, baik profesionalisme dalam gaya berpenampilan, khususnya karyawan bagian pelayanan nasabah KPR, dan profesionalisme dalam penampilan sarana dan prasarana yang modern. Sumber daya dan kapabilitas pada kemampuan manajerial manajemen Bank BTN juga belum bisa menjadi sumber keunggukan bersaing. Dari analisis dengan pendekatan kerangka kerja VRIO, diketahui bahwa Bank BTN belum bisa mengorganisasikan sumber daya dan kapabilitas ini, antara lain, pertama adalah kesempatan karir yang tersedia baru secara struktural saja atau dengan menempati lowongan posisi jabatan yang sangat terbatas, sedangkan karyawan yang ingin menempati posisi jabatan yang kosong itu sangat banyak. Sehingga karyawan yang berpotensi beranggapan dengan keterbatasan posisi jabatan yang kosong, maka ini berarti tidak ada kesempatan bagi mereka untuk menempati posisi tersebut dan pada akhirnya mereka lebih memilih mengundurkan diri untuk mendapatkan tawaran yang lebih baik dari perusahaan lain. Kedua adalah masih ada karyawan yang dapat menempati posisi suatu jabatan yang tidak sesuai dengan prosedur atau jalur karir yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga akhirnya menimbulkan kesenjangan dan ketidaknyamanan antara sesama karyawan Bank BTN. Ketiga adalah keterbatasan jumlah sumber daya manusia terhadap satu divisi, yang kemudian berakibat overload pekerjaan pada karyawan unit kerja tertentu dan mengganggu kinerja dan produktivitas karyawan yang
135
bersangkutan. Dan yang keempat adalah sistem penilaian yang berpengaruh pada reward antara satu unit kerja dengan unit kerja lainnya yang belum sebanding dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang mereka jalani.
5.2 Saran Sumber daya tidak berwujud (intangible asset) merupakan sumber daya yang relatif tahan lama atau tidak mudah diduplikasi oleh kompetitor (Fahy, 2000), sehingga sumber daya dan kapabilitas ini merupakan aset paling berpotensi untuk mencapai keunggulan bersaing. Berdasarkan hasil analisis terdapat 6 sumber daya dan kapabilitas yang memenuhi kriteria VRIO yang dapat dijadikan sebagai sumber keunggulan bersaing, yaitu pengalaman perusahaan, karyawan yang berpengalaman dan memiliki kompentensi, serta loyal kepada perusahaan, hubungan baik dengan shareholder dan pola kemitraan dengan stakeholder, hubungan baik antar karyawan, database dan informasi, dan budaya perusahaan. Untuk ke-6 sumber daya dan kapabilitas yang sudah memenuhi kriteria VRIO ini disarankan untuk terus dipertahankan dan ditingkatkan potensi sumber daya dan kapabilitasnya. Sumber daya dan kapabilitas tidak berwujud yang belum memenuhi kriteria VRIO adalah brand dan reputasi serta kemampuan manajerial manajemen. Hal-hal yang masih perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan pada sumber daya brand dan reputasi adalah pertama, melakukan inovasi dan pengembangan produk khususnya produk simpanan seperti tabungan, giro, deposito, dan sebagainya. Inovasi ini bisa dilakukan dengan melakukan survei pasar untuk mengetahui
136
produk simpanan bank seperti apa yang diinginkan dan diminati oleh masyarakat dengan tidak mengesampingkan brand image Bank BTN. Selain survei pasar, inovasi juga bisa dilakukan dengan membuka forum diskusi dengan masyarakat umum secara online, untuk memberikan ide atau masukan mengenai produk baru Bank BTN atau bekerja sama dengan lembaga pendidikan seperti sekolah dan universitas, untuk melombakan ide-ide kreatif produk baru Bank BTN dikalangan pelajar atau mahasiswa. Kedua, meningkatkan kegiatan promosi pada produkproduk Bank BTN selain produk KPR. Seperti misalnya pada produk tabungan Bank BTN yang bekerjasama dengan Kantor Pos, yang mana Kantor Pos terkoneksi secara online dengan kantor-kantor Bank BTN, sehingga Kantor Pos secara langsung dapat menawarkan produk dan layanan Bank BTN kepada pelanggan. Sebagian besar masyarakat kurang mengetahui bahwa produk dan layanan Bank BTN juga tersedia di Kantor Pos dan terkoneksi secara online. Oleh karena itu agar produk dan layanan Bank BTN dikenal masyarakat luas, perlu dilakukan promosi yang gencar dan menarik. Ketiga adalah meningkatkan profesionalisme dalam gaya berpenampilan dan tampilan sarana dan prasarana. Penampilan seorang karyawan dan tampilan sarana dan prasarana juga turut membentuk image Bank BTN di masyarakat. Seseorang bisa memutuskan untuk menjadi nasabah atau tidak, hanya dengan melihat penampilan karyawannya dan juga tampilan sarana dan prasarananya. Untuk gaya berpenampilan, salah satu solusinya adalah dengan mengikutsertakan karyawan Bank BTN khususnya bagian pelayanan nasabah KPR, dalam kursus pelatihan kecantikan atau kursus public relation. Sedangkan untuk tampilan sarana dan prasarana, Bank BTN
137
disarankan untuk mempercantik tata ruang kantor khususnya bagian pelayanan nasabah dengan sentuhan modern sehingga nasabah menjadi nyaman dan senang. Perbaikan gaya berpenampilan karyawan dan tata ruang yang indah penting dilakukan untuk membentuk opini masyarakat yang lebih baik lagi bagi brand dan reputasi Bank BTN yang sudah kuat. Hal-hal yang masih perlu untuk diperbaiki dan ditingkatkan pada sumber daya kemampuan manajerial manajemen, pertama adalah untuk jalur karir, selain jalur struktural, juga perlu untuk dibuka jalur karir secara fungsional, sehingga meskipun mereka tidak menempati posisi jabatan tertentu tapi mereka tetap memiliki kesempatan mengembangkan karirnya melalui kenaikan grade karyawan. Sehingga karyawan-karyawan yang berpotensi ini termotivasi karena kemampuannya dihargai oleh perusahaan. Kedua, mengevaluasi dan memperbaiki sistem dan prosedur jalur karir karyawan, serta melakukan pengawasan apabila terjadi penyimpangan jalur karir yang tidak sesuai dengan sistem dan prosedur perusahaan. Dengan demikian diharapkan karyawan merasa lebih dihargai serta tidak menimbulkan kesenjangan dan ketidaknyamanan antar sesama karyawan. Ketiga, melakukan evaluasi kembali atas ketersediaan jumlah sumber daya manusia yang diperlukan terhadap masing-masing divisi, yaitu menambahkan jumlah sumber daya manusia pada divisi yang memerlukan, dengan memindahkan sumber daya manusia pada divisi yang kelebihan tenaga sumber daya manusia, ke divisi yang kekurangan tenaga sumber daya manusia. Sehingga diharapkan kinerja dan produktivitas karyawan bisa lebih meningkat. Dan keempat adalah
138
mengevaluasi dan memperbaiki suatu sistem penilaian dan reward untuk setiap unit kerja sesuai dengan pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing unit kerja. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sulitnya memperoleh informasi dari narasumber secara bersama-sama dalam satu waktu dikarenakan kesibukan masing-masing pihak. Tidak tersedianya data-data pesaing menyebabkan perbandingan kinerja serta sumber daya dan kapabilitas antara Bank BTN dengan para pesaing tidak dapat dilakukan, sehingga pada penelitian ini hanya terbatas pada analisis internal Bank BTN saja. Pada penelitian selanjutnya, apabila ketersediaan data-data yang mendukung lebih lengkap dan akurat, perusahaan atau peneliti selanjutnya dapat mengevaluasi kembali, sehingga dapat memperluas ruang lingkup penelitian ini.
139