BAB V PERBANDINGAN REGIONAL
TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN EMPAT LAWANG 2010-2015 Analisis Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Empat Lawang Menurut Lapangan Usaha
47
Analisis perbandingan PDRB Kabupaten Empat Lawang dengan kabupaten/ kota lain yang ada di wilayah Sumatera Selatan ini difokuskan dengan menggunakan teknik analisis Tipologi Klassen. Teknik analisis tersebut digunakan untuk membadingkan secara relatif posisi suatu wilayah terhadap wilayah lainnya. Analisis disajikan dalam bentuk “diagram
empat
kuadran”,
dimana
sumbu
vertikal
menggambarkan
tingkat
pertumbuhan ekonomi dan sumbu horizontal menggambarkan PDRB per kapita setiap wilayah. Pada tengah-tengah masing-masing sumbu digambarkan garis tegak lurus. Garis-garis ini menggambarkan rata-rata tingkat pertumbuhan ekonomi (tegak lurus dengan garis vertikal) dan rata-rata PDRB per kapita (tegak lurus dengan garis horisontal). Garis-garis tersebut membagi bidang grafik menjadi empat kuadran. Selanjutnya searah putaran jarum jam, empat kuadran tersebut disebut dengan kuadran I (terletak di sudut kanan atas), kuadran II (terletak di sudut kanan bawah), kuadran III (terletak di sudut kiri bawah), dan kuadran IV (di sudut kiri atas). Perbandingan relatif kabupaten/kota ini menggunakan PDRB atas dasar harga konstan dengan migas dan tanpa migas. Pada grafik 14 dan grafik 15 berikut ini menunjukkan hal tersebut dan terlihat bahwa semua kabupaten dan kota di Sumatera Selatan sudah masuk kesetiap kuadran. Kuadran I menunjukkan bahwa daerah tersebut “daerah cepat maju dan cepat tumbuh” atau Rapid Growth Region yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang relatif lebih tinggi terhadap Provinsi Sumsel. Kuadran II menunjukkan bahwa daerah tersebut “daerah maju tapi tertekan” atau Retarded Region yaitu daerah yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Sumsel. Kuadran III menunjukkan bahwa daerah tersebut “daerah relatif tertinggal” atau Relatively Backward Region yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapat per kapita yang lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Sumsel. Kuadran IV menunjukkan bahwa daerah tersebut “daerah berkembang” atau Growing Region yaitu daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah dibanding ratarata Provinsi Sumsel. Data PDRB yang digunakan pada analisis ini menggunakan PDRB atas dasar harga konstan 2010 untuk seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Sumatera Selatan selama periode 2011 sampai dengan 2015. Sedangkan untuk jumlah penduduk masingTINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN EMPAT LAWANG 2010-2015 Analisis Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Empat Lawang Menurut Lapangan Usaha
48
masing kabupaten/kota menggunakan jumlah penduduk pertengahan tahun hasil proyeksi atas data Sensus Penduduk 2010 yang dipublikasikan oleh BPS Provinsi Sumatera Selatan. 5.1. Perbandingan PDRB Antar Kabupaten/Kota Grafik dibawah ini menunjukkan perbandingan/posisi relatif setiap kabupaten dan kota dengan menggunakan data PDRB secara total. Terlihat bahwa Kabupaten Empat Lawang berada pada Kuadran III dan itu artinya selama periode 2011 s.d 2015, Kabupaten Empat Lawang masih digolongkan dalam daerah yang relatif tertinggal bersama Kota Pagaralam, OKU Selatan, Musi Rawas, PALI, Muratara, OKU, dan Lahat. Kuadran I diisi oleh Muara Enim dan Kota Palembang yang menjadi daerah dengan kategori cepat maju dan cepat tumbuh. Sedangkan Kuadran II diisi oleh Musi Banyuasin yang menjadi satu – satunya daerah dengan kaegori daerah maju tetapi tertekan. Terakhir di Kuadran IV terdapat Kota Prabumulih, Kota Lubuk Linggau, Ogan Ilir, OKU Timur, Banyuasin, dan OKI yang menjadi kategori daerah berkembang. Grafik 14. Diagram Perbandingan Relatif PDRB Dengan Migas Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2011 – 2015
RATA-RATA LAJU PERTUMBUHAN PDRB (PERSEN)
8,00
8,00
III Ogan Ilir OKUT
I
7,50 Prabumulih 7,00 6,50
Banyuasin 6,00 OKI Lubuk Linggau 5,50 Sumsel Pagaralam 28,00 38,00 OKUS18,00 5,00 Empat Lawang Musi Rawas PALI 4,50 Muratara OKU 4,00 Lahat
Muara Enim Palembang
48,00
IV
58,00
68,00 Muba
II
3,50 RATA-RATA PDRB PERKAPITA (JUTA RUPIAH)
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 (diolah) TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN EMPAT LAWANG 2010-2015 Analisis Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Empat Lawang Menurut Lapangan Usaha
49
5.2. Perbandingan PDRB Tanpa Migas Antar Kabupaten/Kota Untuk memperoleh keterbandingan antar wilayah yang lebih fair maka pada analisis tipologi selanjutnya, sektor migas dikeluarkan dari total PDRB. Hal ini dilakukan karena tidak semua kabupaten/kota memiliki kekayaan alam berupa minyak dan gas. Grafik dibawah ini hampir menunjukkan hal yang sama dengan grafik sebelumnya yang menggunakan PDRB total. Grafik 15. Diagram Perbandingan Relatif PDRB Tanpa Migas Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan Tahun 2011 - 2015
RATA-RATA LAJU PERTUMBUHAN PDRB (PERSEN)
7,50 Musi Rawas
III
Ogan Ilir PALI
OKUT
Muratara 6,50 Prabumulih OKU 6,00
10,00
15,00
20,00 25,00 OKI Banyuasin 5,50 Lubuk Linggau Pagaralam OKUS 5,00 Empat Lawang Lahat
IV
I
Muara Enim
7,00
Muba Palembang Sumsel 30,00
35,00
4,50
40,00
45,00
50,00
II
4,00 RATA-RATA PDRB PERKAPITA (JUTA RUPIAH)
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 (diolah)
Terlihat bahwa Kabupaten Empat Lawang masih menempati Kuadran III yang berarti bahwa Kabupaten Empat Lawang dikategorikan sebagai salah satu daerah relatif tertinggal, bersama OKU Selatan, Pagaralam, Lubuk Linggau, Banyuasin, OKI, dan Lahat. Kuadran I diisi oleh Musi Banyuasin, Muara Enim, dan Kota Palembang yang dikategorikan daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Kuadran IV diisi oleh OKU Timur, PALI, OKU, OI, Musi Rawas, Muratara, dan Kota Prabumulih yang dikategorikan sebagai
TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN EMPAT LAWANG 2010-2015 Analisis Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Empat Lawang Menurut Lapangan Usaha
50
daerah berkembang. Tidak ada kabupaten/kota di Kuadran II atau kategori daerah maju tapi tertekan. Apabila kita melihat dan membandingkan kedua grafik tersebut, terlihat bahwa terdapat pergeseran kategori dari beberapa kabupaten/kota, diantaranya adalah Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muratara, dan PALI. Pergeseran tersebut terjadi dari kuadran II ke kuadran I dan dari kuadran III ke kuadran IV. Fenomena ini secara tidak langsung menunjukkan adanya perlambatan di sektor Migas.
TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN EMPAT LAWANG 2010-2015 Analisis Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Empat Lawang Menurut Lapangan Usaha
51