BAB V PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN MODEL PROGRAM PEMBEKALAN PENSIUN
5.1
Gambaran Umum Proyek Program Pembekalan Pensiun pada Divisi SDM PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk Proyek Program Pembekalan Pensiun ini berada langsung di bawah pengawasan langsung dari divisi Sumber Daya Manusia PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk yang langsung dipimpin oleh Bapak Basoeki Soeseno sebagai Wakadiv SDM bidang. Proyek ini merupakan percontohan yang akan diimplementasikan ke semua cabang BII di seluruh Indonesia pada tahun 2004. GFP yang dilakukan ini berada langsung dibawah koordinator Bapak Basuki. Dalam proyek ini penulis telah banyak melibatkan pihak lain yang ahli dan berpengalaman dalam melaksanakan program Outplacement guna mendapatkan masukan yang berguna dalam penyusunan program Program Pembekalan Pensiun.
Lamanya proyek ini berlangsung selama 2,5 bulan dan diharapkan
berakhir pada akhir Juni 2004. Proyek Program Pembekalan Pensiun ini merupakan salah satu program pembekalan yang diberikan pihak PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk kepada karyawannya yang menerima pensiun.
5.2
Analisa dan Perancangan Program Pembekalan Pensiun Berdasarkan alur kerja proyek yang dilakukan di PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk yang disesuaikan dengan program kerja proyek manajer dibawah bimbingan Bapak Basoeki Soeseno (Wakil Kepala Divisi SDM Sistem dan Pengembangan), proyek yang penulis lakukan merupakan salah satu bagian dari program kerja SDM BII guna memberikan pembekalan bagi karyawan yang mengakhiri masa purna bakti mereka pada PT Bank Internasional Indonesia, Tbk. Berikut ini merupakan langkah pengerjaan Proyek Program Pembekalan Pensiun, dimana penulis hanya melakukan proyek pada desain sistem program pembekalan pensiun sesuai bagi BII. Adapun tahapan yang dilakukan dalam melakukan desain sistem pada program pembekalan pensiun yang dilakukan penulis meliputi 3 tahapan besar yang merupakan satu kesatuan dalam penyusunan model program, antara lain : 1) Memahami sistem pensiun pada PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk. 2) Melakukan wawancara dengan beberapa orang yang ahli dalam program outplacement, seperti : Ibu Eka Irbania Imbi (DBM Indonesia), Bapak Adhianto (BNI Human Resource Advisor), Bapak A.C. Wirapati (Bank Lippo) dan Bapak Iwan Purnajaya dari PT Caltex Pacific Indonesia. 3) Merancang model program pembekalan pensiun yang sesuai berdasarkan data – data yang didapat.
5.3
Hasil Perancangan Program Pembekalan Pensiun Program pembekalan pensiun yang kami rancang meliputi tiga tahapan besar dapat dilihat pada gambar 5.1. Tiga tahapan tersebut yaitu : 1)
Tahap pengkondisian dan persiapan Individu akan dibantu mengkondisikan agar dapat menerima kondisi yang akan mereka alami selepas dari BII. Konselling yang dilakukan pada tahap ini mempunyai 2 objective besar yaitu : 1. Mempersiapkan mental individu / kandidat untuk menerima keadaannya yang baru setelah keluar dari BII (pengkondisian). 2. Memberikan bantuan financial planner bagi kandidat guna perencanaan masa depan mereka.
2)
Assessment kemampuan Individu Tiap individu akan dinilai karakternya, guna mengarahkan individu pada program pelatihan yang sesuai.
3)
Program Pelatihan Program Pelatihan yang dirancang penulis akan meliputi tiga bagian besar, yaitu : 1
Program persiapan bagi mereka yang ingin kembali bekerja.
2
Program persiapan bagi mereka yang ingin berusaha.
3
Program persiapan bagi mereka yang ingin menjadi investor.
Pembagian tiga jenis pelatihan tersebut berdasarkan assessment yang dilakukan pada tahap 2.
Kandidat
Entrepreneur
Persiapan dan Pengkondisian
Assessment
Investor
Professional
Gambar 5.1 Gambaran Perancangan Program
5.3.1 Tahap Pengkondisian dan Persiapan Tahap pertama yang dilaksanakan pertamakali pada Program Pembekalan Pensiun ini adalah Tahap Pengkondisian dan Persiapan. Pada tahap ini perusahaan menyediakan jasa konseling/konsultasi psikologis bagi para kandidat yang akan menghadapi masa pensiun. Adapun langkah - langkah dari tahap pertama ini adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Mental Menghilangkan perasaan – perasaan negatif seperti takut, was – was, sedih, cemas,marah, tidak aman, tidak nyaman, kehilangan, dan lain – lain dari para kandidat.
2. Persiapan Finansial Membuka wawasan atau memberikan pengertian akan masalah – masalah keuangan yang biasanya dihadapi oleh kandidat di masa pensiun.
5.3.1.1
Persiapan Mental
Bagi sebagian besar orang, memasuki masa pensiun merupakan salah satu fenomena yang tidak menyenangkan. Biasanya fenomena ini akan menimbulkan tekanan mental atau depresi bagi kandidat tersebut (gejala post power syndrome). Banyak faktor atau alasan yang dapat memicu terjadinya fenomena ini. Objective: Tujuan utama dari langkah persiapan mental ini adalah untuk membantu kandidat dalam mengatasi perasaan depresinya itu.
Metode Pelaksanaan: Langkah ini dapat dilaksanakan dalam 2 cara atau prosedur sebagai berikut : 1. Konseling Perorangan Dalam konseling Perorangan ini kandidat akan mendapatkan layanan konsultasi secara pribadi oleh ahli psikologi (psikolog / psikiater). Mungkin konseling yang diberikan bisa dilakukan dalam beberapa kali sesi pertemuan, di mana salah satu pertemuan tersebut kandidat harus
hadir bersama pasangan hidup mereka (suami atau istri) karena pasangan hidup sangat mempunyai peran penting dalam mengatasi tekanan mental yang dihadapi oleh seorang kandidat (begitu juga sebaliknya, pasangan hidup juga dapat memperburuk kondisi tekanan mental kandidat). 2. Konseling Kelompok Apabila perusahaan menganggap pemberian fasilitas konseling secara pribadi merupakan suatu program yang mahal (menimbang biaya jasa konseling pribadi oleh seorang ahli psikologi yang mahal), maka langkah persiapan mental ini dapat dilakukan secara berkelompok, bisa dalam ukuran suatu kelompok kecil (grup diskusi) atau kelompok besar (kelas seminar) tergantung kesanggupan dari masing – masing perusahaan. Metode yang diterapkan tidak secara pribadi seperti metode perorangan di atas, tetapi lebih bersifat membahas atau memaparkan masalah – masalah yang biasa terjadi secara global, serta saran – saran untuk dapat mengatasi masalah – masalah itu.
Materi yang diberikan pada tahapan ini meliputi : 1) Mengenali dan memecahkan masalah (mental) yang dirasakan oleh kandidat mengenai pensiun yang mereka hadapi. 2) Mengenali atau memahami alasan yang benar mengenai pensiun. 3) Mengajak atau mengarahkan kandidat kepada pola pikir yang positif, seperti : ‘saya akan dapat melewati masa ini’, ‘saya telah
melakukan pekerjaan saya dengan baik selama ini’, ‘saya tidak sendirian’, ‘saya memiliki keluarga dan teman yang mendukung saya’, dan lain sebagainya.
5.3.1.2
Persiapan Financial
Seperti langkah persiapan mental di atas, langkah persiapan finansial ini dapat diberikan dalam dua cara, yaitu secara perorangan atau secara kelompok. Cara penyampaiannyapun bisa digabungkan dengan sesi persiapan mental, atau dalam sesi terpisah. Objective: Tujuan utama dari langkah ini adalah memberikan tambahan wawasan kepada tiap calon kandidat mengenai permasalahan keuangan yang sangat mungkin muncul pada masa mereka memasuki masa pensiunnya. Mungkin ada kandidat yang telah cukup memiliki informasi akan masalah – masalah keuangan apasaja yang harus mereka hadapi, tetapi biasanya sebagian besar kandidat tidak menyadari masalah – masalah tersebut. Misalnya dana kesehatan yang harus mereka sediakan, atau kenaikan harga barang sesuai dengan tingkat inflasi, atau bahkan biasanya si kandidat tidak mempunyai rencana yang efisien dan efektif dalam pemakaian dana pensiun (pesangon) yang akan mereka dapatkan. Mereka menganggap bahwa pesangon yang mereka dapatkan berjumlah cukup besar dan dapat menopang biaya hidup keluarga selama masa pensiun, bahkan ada yang terlena sehingga menggunakan pesangon tersebut secara
tidak terkontrol. Padahal untuk sebagian besar karyawan yang telah memasuki masa pensiun, jumlah uang pesangon yang mereka terima tidak akan mencukupi biaya hidup merekan dan keluarga di masa pensiun. Jadi pada intinya, pada langkah persiapan keuangan ini, kandidat diberikan bekal agar tidak terjebak kedalam permasalahan – permasalahan keungan di seputar masa – masa pensiun yang akan mereka hadapi. Lalu mereka juga dikenalkan dengan beberapa metode yang dapat digunakan agar pesangon yang didapatkan cukup untuk menopang biaya hidup pensiun mereka beserta keluarganya. Solusi yang ditawarkan dapat dibagi menjadi tiga bagian, pertama kandidat bisa disarankan untuk melakukan usaha tertentu yang biasa disebut dengan wiraswasta (entepreneur) sesuai dengan jumlah pesangon yang didapatkan, yang kedua kandidat bisa melakukan program investasi (yang beresiko tinggi atau rendah) seperti investasi saham, obligasi, reksadana, properti, atau yang lainnya. Lalu yang ketiga kandidat juga dapat disarankan untuk kembali bekerja.
5.3.2 Tahap Assessment Tahap kedua dari Program Pembekalan Pensiun ini adalah tahap Assessment. Setelah kandidat mengetahui perlunya untuk mengelola pesangon yang diterima agar dapat mencukupi biaya hidup pensiun mereka, lalu pada tahap kedua ini masing – masing kandidat diberikan
suatu sesi yang berisi tes untuk menentukan bagaimana cara yang cocok untuk mereka lakukan sesuai dengan : -
Bakat
-
Karakter
-
Pengalaman
-
Pengetahuan
-
Keterampilan
-
Nilai – nilai yang dianut
-
Motivasi dan Keinginan
-
Kemampuan menejerial
-
Peluang pasar yang ada
Objective : Tahap Assessment ini bertujuan untuk mengukur kondisi kandidat dalam hal kejiwaan dan potensi serta kemampuan khusus yang mereka miliki. Pengukuran beberapa aspek tersebut di atas merupakan usaha yang sangat penting dalam memprediksi kemapuan / potensi yang dimiliki seseorang sesuai dengan kriteria dari kegiatan finansial yang akan mereka lakukan di masa pensiun kelak. Dua fungsi utama dari tahap assessment ini adalah untuk mendiagnosa dan memprediksi keadaan kandidat, yang secara umum keduanya mempunyai tujuan yang sama.
Metode Pelaksanaan : Dalam tahap assessment ini dapat dibagi ke dalam 4 macam tes sebagai berikut : a. Tes kecerdasan (intellegency test) Tes ini mengukur seberapa tinggi tingkat kecerdasaan seseorang / kandidat dan mengukur beberapa bidang kemampuan kognisi seperti: logika berpikir dan kemampuan analisa. Tidak semua tes kecerdasan menghasilkan IQ (Intellegency Quotient), karena beberapa tes hanya menempatkan seseorang pada grade tertentu. b. Tes minat (interest test) Tes ini mengungkap ketertarikan seseorang / kandidat terhadap suatu jenis pekerjaan / kegiatan tertentu. c. Tes bakat (aptitude test) Tes ini mengetahui bakat atau kemampuan, baik yang telah dikembangkan maupun yang masih terpendam. Tes ini berusaha memprediksi kecakapan dan kemampuan kandidat di kemudian hari. Biasanya tes ini diberikan kepada fresh graduate atau tenaga yang belum berpengalaman, namun tes ini tetap dapat diberikan kepada kandidat guna menggali potensi bakat yang ada dalam diri kandidat yang bersangkutan. d. Tes kepribadian (personality test) Tes
ini
mengungkap
kepribadian
atau
personaliti
kandidat.
Kepribadian bukanlah sesuatu yang salah atau benar, karena pada
dasarnya tiap orang memiliki kelemahan dan kekuatan masing masing. Kepribadian yang akan diungkap dalam suatu tes psikotes tergantung dari keadaan (jabatan, keuangan, dlsb) yang tersedia.
Dari uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa tahap assessment ini hanya untuk `memotret` diri kandidat, bukan untuk menghakiminya. Sebagai cermin, tahap assessment ini hanya bertujuan untuk membantu kandidat dalam menentukan kegiatan finansial apa yang cocok baginya di masa pensiun yang akan datang. Adapun pelaksanaan dari keempat tes di atas dapat dilakukan secara terpisah, atau sekaligus dilaksanakan dalam waktu satu hari. Semua ini tergantung dari sedalam apa minat, bakat, intelegensi, dan kepribadian seorang kandidat akan digali, dan juga seberapa banyak dana yang dapat dialokasikan untuk pelaksanaan tahap ini. Setelah proses assessment dilaksanakan, lalu masing – masing kandidat diarahkan untuk melakukan usaha pengelolaan pesangon sesuai dengan kriteria – kriteria yang mereka miliki (sesuai dari hasil assessment). Untuk pengambilan keputusan atas usaha apa yang akan dilakukan, diserahkan sepenuhnya kepada masing – masing kandidat, karena keputusan sepenuhnya ada di tangan mereka.
5.3.3 Program Pelatihan Program Pelatihan yang dirancang penulis akan meliputi tiga bagian besar dan dapat dilihat secara garis besar pada gambar 5.2. Tiga bagian tersebut yaitu : 1
Program
pelatihan
entrepreneur,
yaitu
program
yang
diperuntukan bagi kandidat yang ingin atau cocok untuk membuat suatu bisnis atau usaha. 2
Program pelatihan investor, yaitu program yang diperuntukan bagi kandidat yang ingin atau cocok untuk berinvestasi.
3
Program
pelatihan
professional,
yaitu
program
yang
diperuntukan bagi kandidat yang ingin atau cocok untuk bekerja kembali.
Menemukan Usaha yang Cocok
Menemukan Peluang Dasar – Dasar Memulai Suatu Usaha
Gambar
Keuntungan Membeli Usaha dengan Membuka Usaha Baru Membeli Franchise
Review mengenai Jenis / Tipe Usaha
5.2
Dasar – Dasar Perencanaan Bisnis Merencanakan Suatu Bisnis
Memulai Bisnis Plan
Melakukan Apa Yang Direncanakan
Program
Dasar – Dasar Pembiayaan Mencari Modal Pembiayaan
Melakukan Pinjaman Manajemen Keuangan
Program Pelatihan Entrepreneur
Biaya Memulai Bisnis Dasar – Dasar Pemasaran Marketing Research Pemasaran
Competitive Analysis Rencana Pemasaran
Promosi dan Periklanan Bagaimana Mencari Tenaga Kerja Karyawan
Hukum Tenaga Kerja
Employee Benefit Pajak Gaji Pajak
Pajak Tenaga Kerja
Pajak Usaha Program Pelatihan Investor
Pemahaman Jenis – Jenis Produk Investasi Pelatihan Investasi
Teknik Berinvestasi Secara Hemat
Evaluasi Karir
Mencari Kerja Lewat Networking Program Pelatihan Professional
Pelatihan Teknik Mencari Kerja
Mencari Kerja Lewat Koran Mencari Kerja Lewat Internet
Pelatihan Membuat Resume yang Efektif
Membuat Resume
Membuat Surat Lamaran Pelatihan dalam Wawancara
Teknik Wawancara Kerja
Teknik Bernegosiasi
Pelatihan
5.3.3.1 Program Pelatihan Entrepreneur Adapun modul yang ada dalam program pelatihan entrepreneur ada 6 modul, yaitu: 1. Dasar – dasar memulai suatu usaha. 2. Merencanakan suatu bisnis (business planning). 3. Pembiayaan (Financing). 4. Pemasaran (Marketing). 5. Karyawan (Employee). 6. Pajak (Taxes).
Keenam modul tersebut dapat dijelaskan berikut ini: 1. Dasar-dasar memulai suatu usaha Objective : Dalam tahap ini, kita akan melakukan beberapa pengukuran mengenai sifat yang ada pada individu dalam memulai usahanya dan memberikan gambaran yang jelas mengenai langkah yang akan ditempuh oleh individu tersebut. Adapun materi yang termasuk dalam tahap dasar-dasar memulai usaha adalah: •
Menemukan usaha yang cocok Disini kandidat akan diberikan kembali assessment mengenai bagaimana kandidat harus memulai jenis usahanya sesuai dengan karakter yang dimilikinya.
•
Menemukan peluang Disini kandidat akan diberikan materi bagaimana melihat peliang yang ada dan bagaimana mengukur peluang tersebut beserta kemungkinan yang ada.
•
Keuntungan membeli usaha dengan membuka usaha baru Disini kandidat dibekali mengenai keunggulan dan kerugian antara membeli suatu usaha dengan mendirikannya sendiri.
•
Membeli Franchise Disini kandidat akan dibekali mengenai memperkirakan valuation dari Franchise yang akan dipilihnya, bagaimana memilih Franchise yang sesuai dan berprospek
•
Review mengenai jenis / tipe usaha Disini kandidat akan diberikan pengetahuan dasar mengenai berbagai badan usaha yang ada beserta keuntungan dan kerugian dari tiap badan hukum untuk usaha yang akan dibukanya.
2. Merencanakan Suatu Bisnis (Business Planning) Objective : Dalam tahap kedua ini, individu akan dibekali dengan bagaimana individu harus membuat perencanaan yang matang sebelum memulai usahanya. Hal tersebut menjadi penting karena merupakan landasan untuk menentukan apakah bisnis yang dijalankannya akan dapat bertahan dalam jangka panjang atau gagal dalam beberapa waktu saja.
Materi yang diberikan pada tahapan ini meliputi : •
Dasar-dasar perencanaan bisnis Disini akan dibahas apa saja yang perlu direncanakan sebelum memulai usahanya (aspek-aspek yang perlu diperhatikan)
•
Menulis Bisnis Plan Bagaimana menulis bisnis plan yang baik. Format yang standard yang dapat digunakan bagi peekembangan bisnis kedepan
•
Melakukan apa yang direncanakan Memberikan arahan bagaimana harus memulai apa yang telah menjadi rencana dengan baik.
3. Pembiayaan (Financing) Objective : Setelah melewati tahapan diatas, Individu akan disiapkan untuk memperkirakan
pembiayaan
dan
bagaimana
cara
mendapat
pembiayaan tersebut bagi usaha yang akan dijalankannya. Modal merupakan sesuatu yang penting karena tanpa kecukupan modal, suatu usaha tidak akan mungkin dapat berjalan dengan baik, oleh sebab itu pengetahuan yang lengkap mengenai pembiayaan akan sangat membantu dalam menentukan keberhasilan usaha. Materi yang diberikan pada tahapan ini meliputi :
•
Dasar-dasar pembiayaan Disini kandidat akan diberikan pengetahuan mengenai pembiayaan beserta dengan bagaimana mengatur dan mendapatkan biaya.
•
Mencari Modal Disini kandidat akan diberikan masukan tentang mencari sumbersumber modal bagi usahanya beserta dengan apa saja mengukur bisya dari pengembalian modal untuk masa datang
•
Melakukan Pinjaman Disini akan dijelaskan apa saja yang perlu disiapkan dalam melakukan pinjaman agar proposal pinjaman yang dilakukan kandidat dapat memenuhi kriteria Kreditor dan disetujui. Dalam tahapan ini dibahas mengenai aspek apa saja yang menjadi kritikal dalam melakukan suatu pinjaman
•
Manajement Keuangan Bagaimana memaksimalkan modal yang ada untuk kemajuan perusahaan, beserta bagaimana mengatur cash flow yang efektif dan efisien.
•
Biaya memulai bisnis Disini akan dibahas biaya dasar dalam memulai usaha sesuai dengan jenis usaha yang dipilih. Dalam hal ini biaya standar minimal yang dibutuhkan beserta kecukupan modal dalam menjalankan bisnis tersebut.
4. Pemasaran (Marketing) Objective : Pada tahap ini, individual akan diajarkan bagaimana melakukan pemasaran terhadap barang atau jasa yang akan dihasilkannya. Marketing sangat penting karena teknik pemasaran yang baik akan membuat usaha yang dirintisnya akan berkembang dengan pesat atau gagal karena tidak dapat menangkap peluang pasar yang ada. Adapun materi yang diberikan pada tahapan ini meliputi : •
Dasar-dasar Pemasaran Kandidat diberikan dasar-dasar dan pentingnya marketing yang baik bagi perkembangan usahanya
•
Marketing Research Kandidat akan dibekali bagaimana mendapatkan data dan mengetahui langkah ke depan bagi perkembangan usahanya. Disini juga
kandidat
dibekali
teknik-teknik
dan
langkah
dalam
mengadakan Marketing Research yang baik. •
Competitive Analysis Kandidat
diajarkan
bagaimana
mengukur
perusahaan
dan
produk/jasa yang dihasilkannya dengan keadaan pasar dan persaingan yang ada pada jenis usaha yang dipilihnya. •
Rencana Pemasaran Kandidat dibekali bagaimana membuat rencana pemasaran yang efektif bagi usahanya.
•
Promosi dan Periklanan Kandiadat akan dibekali bagaimana memilih Promosi dan Periklanan yang efektif bagi usahanya beserta bagaimana mengukur budget dan efektifitas dari pendekatan yang dipilih kandidat.
5. Karyawan (Employee) Objective : Pada tahap ini, individu akan diajarkan bagaimana manangani aspek tenaga kerja bagi usaha yang dijalankannya. Mungkin bagi beberapa usaha kecil, dirasakan hal ini tidak penting karena tidak membutuhkan pegawai dengan kemampuan khusus bagi usahanya. Tetapi ada baiknya pula individu yang akan memulai usaha mengetahui benar mengenai
dasar-dasar
ketenaga-kerjaan
sebelum
menjalankan
usahanya. Adapun materi yang diberikan dari tahapan ini meliputi : •
Bagaimana Mencari Tenaga Kerja Kandidat akan dibekali bagaimana cara mencari tenaga kerja guna memenuhi kebutuhan usahanya dan meng asses bagaimana agar tenaga kerja yang didapat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Disini diperlukan cara-cara yang baik untuk menilai karakter dan kemampuan individu.
•
Hukum tenaga kerja
Memberikan pengetahuan yang jelas mengenai hukum ketenaga kerjaan yang ada di Indonesia beserta hak dan kewajiban yang ada. •
Employee Benefit Bagaimana
menyesuaikan
kemampuan
perusahaan
dalam
memberikan employee benefit bagi karyawannya. Hal tersebut terkait juga pada loyalitas dan ketenangan karyawan guna memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Employee Benefit akan memberikan jaminan bagi si karyawan untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan.
6. Pajak (Taxes) Objective : Pada tahap ini individu akan diberikan pengetahuan dasar dan cara perhitungan perpajakan yang ada sebelum seseorang menjalankan usaha yang ditekuninya. Adapun Pajak yang perlu diketahui oleh seorang dalam memulai suatu usaha adalah : •
Pajak Gaji (Payroll Taxes) Sesuai dengan peraturan yang berlaku. Yang menjadi objek pajak ini
adalah
karyawan,
yang
mana
perusahaan
langsung
memotongnya pada tanggal Payroll karyawan sesuai dengan jumlah penghasilan yang didapatnya. •
Pajak Tenaga Kerja
Sesuai dengan peraturan yang berlaku. Yang menjadi objek pajak ini adalah perusahaan, sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang dimilikinya. •
Pajak Usaha Sesuai dengan bentuk badan usaha yang dipilih oleh kandidat (CV, PT, Perusahaan Perorangan, Firma). Pelaporan Pajak Usaha sesuai dengan ketentuan yang ada dan dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Mapping Program Pelatihan (Berdasarkan Pembagian Kecukupan Modal)
< 5 Juta a/Bisnis - Usaha Penjualan Makanan : argin Ayam goreng (15-20%) Bakpao (15-20%) Bakso (15-20%) Batagor (15-20%) Buah-buahan (15-20%) Bubur ayam (15-20%) Bubur K. Hijau (15-20%) Empek-empek (15-20%) Es Campur (15-20%) Gado-gado (15-20%) Goreng-gorengan (15-20%) Gulai Kamping (15-20%) Karedok (15-20%) Ketoprak (15-20%) Lontong (15-20%) Keripik (15-20%) - Penjualan Barang / Toko : Accessories HP (>20%) Bensin, Oli (10%) Kelontong (5-15%) Mainan Anak (> 10%) Pakaian Bekas (>15%) Perbaikan sepatu (>20%) Retal VCD (>10%) - Usaha Jasa : Agen Koran (10-15%) - Kerajinan Tangan : Anyaman (>10) Pahatan dan Patung (>15%)
bekalan - Dasar dasar Memulai suatu usaha : • Menentukan usaha yang cocok • Menemukan peluang yang ada - Pemasaran (Marketing) : • Advertising and Promotion - Pajak (taxes) : • Pajak Usaha
5 juta – 500 juta - Restauran : Indonesian Taste (25-20%) Café (>20%) - Bazaar : Membuka Warung/Toko kecil (5%) Mini Market (5%) Good Retail/Toko Kelontong (5%) Premiere Retail/Sembako (3%) - Education Institution : Kursus Pelajaran untuk bimbingan belajar (3-9%) Membuka Lembaga Pelatihan (>20%) - Courier Service : Usaha Ekspedisi/jasa pelayanan surat Jasa Pengantaran Barang - Brokerage : Property Agent tanpa franchise (15-20%) - Advertising : Sablon dan Percetakan kartu (10-12%) - Telecommunication : Wartel (2-3%) - Automotive : Bengkel Motor (>15%) Bengkel Mobil kecil (>20%) - Consultant : Business (10-20%) Finance (>20%) - Franchise : Dunkin Donuts (5%) Minimarket (Alfamart &Indomart) - Laundry Service : Membuka Layanan Laundry Pakaian (510%) - Dasar dasar Memulai suatu usaha : • Menentukan usaha yang cocok • Menemukan peluang yang ada • Membeli Suatu Usaha • Membeli Franchise • Bentuk Badan Hukum yang dapat Dipilih - Merencanakan Suatu Bisnis (Bisnis Plan) • Dasar-Dasar Bisnis Plan • Menulis Bisnis Plan : Pengenalan (Introduction) Marketing Aspek Financial Management Operation - Pembiayaan(Financing) : • Memperkirakan Biaya • Mencari Modal - Pemasaran (Marketing) : • Dasar-dasar Marketing • Competitive Analysis • Advertising and Promotion - Pajak (taxes) :
> 500 juta - Jasa : Rental Mobil (10-12%) - Information Technology I.T Provider (2-4%) - Franchise Asing : MacDonalds (>20%) Pizza Hut (>25%) - Exsport –Import : Jasa Pengiriman (>10%) Jasa Transport - Dealer : Mobil Baru (5-10%) Mobil Bekas (10-12%) Motor Baru
- Dasar dasar Memulai suatu • Menentukan usaha y • Menemukan peluang • Membeli Suatu Usa • Membeli Franchise • Bentuk Badan Huku dapat Dipilih - Merencanakan Suatu B Plan) • Dasar-Dasar Bisnis • Menulis Bisnis Plan Pengenalan (Intro Marketing Aspek Financial Manage Operation - Pembiayaan(Financing) : • Dasar-dasar pembia • Memperkirakan Bi cost &Operation) • Mencari Modal • Melakukan Pinjam Loan):
Tabel 5.1 Tabel Mapping Pelatihan Program
5.3.3.2 Program Pelatihan Investasi Dalam program pelatihan investasi ini terdapat dua kegiatan sebagai berikut : 1. Self-assessment 2. Pelatihan investasi Tiap kegiatan, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Self-assessment Objective: Pada tahap self-assessment, kandidat akan di nilai karakteristik atau sifatnya, untuk menentukan tipe aatu kategori investasi yang sesuai dengan karakteristik kandidat. Pada initinya, tahap ini hanya merupakan tahap tambahan dari tahap assessment sebelumnya. Pada tahap ini, kandidat yang memiliki minat dan bakat di bidang investasi akan deberikan beberapa tes tambahan guna menentukan kategori investasi mana yang cocok baginya. Berdasarkan sifatnya Investor dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan : •
Risk Averse, takut akan resiko, investor dengan sifat demikian akan memilih investasi berdasarkan tingkat resiko yang rendah walaupun terkadang dengan konsekuensi keuntungan yang kecil.
•
Risk medium, proporsional melihat resiko, model sifat demikian akan melakukan investasi dengan resiko sedang dan harapan mendapatkan keuntungan tertentu.
•
Risk Taker, berani mengambil resiko, model ini lebih memilih investasi dengan estimasi keuntungan yang tinggi dengan tidak terlalu memperdulikan konsekuensi resiko yang tinggi juga.
2. Pelatihan Investasi Berbeda dengan program pelatihan wiraswasta (entepreneur) di atas, pada program pelatihan investasi ini dapat diberikan secara bersamaan kepada seluruh kandidat yang cocok dan tertarik untuk melakukan kegiatan investasi. Seluruh materi dapat diberikan secara bersamaan, tanpa harus membedakan per masing – masing jenis produk investasi. Objective: Pada tahap pelatihan investasi, kandidat akan dilatih untuk memilih jenis investasi yang sesuai dengan sifat atau karakteristik dari kandidat. Materi yang diberikan pada pelatihan: 1. Pemahaman jenis – jenis produk investasi Dalam materi ini, kandidat akan diberikan penjelasan mengenai produk – produk investasi apa saja yang dapat mereka terjuni. Dalam materi ini akan diberikan penjelasan mengenai produk – produk investasi apa saja yang ada, berapa modal awal yang
mereka butuhkan, berapa besar (range) return yang mungkin diraih, berapa besar resiko yang mungkin akan dihadapi, serta bagaimana cara untuk melakukan investasi yang bersangkutan. 2. Teknik berinvestasi secara cermat Pada modul ini akan diberikan penjelasan mengenai bagai mana menyusun strategi investasi yang tepat, guna mencapai hasil sesuai dengan yang diinginkan, serta bagaimana cara memonitor perkembangan investasi yang dimiliki.
Adapun jenis – jenis produk investasi yang dapat diperkenalkan atau disampaikan adalah sebagai berikut : a. Produk Investasi Pendapatan Tetap (fixed income investment), yaitu produk investasi yang sudah pasti memberikan pendapatan (biasanya disebut bunga), dan uang yang Anda diinvestasikan tidak akan berkurang nilainya. Contoh : Deposito dan Tabungan di Bank. b. Produk Investasi Pertumbuhan (growth income investment), yaitu produk investasi yang tidak memberikan hasil pasti berupa bunga, tetapi hanya memberikan hasil apabila dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Contoh : saham, emas, rumah, barang-barang koleksi, mata uang asing. Risiko produk seperti ini adalah uang yang Anda invesatasikan bisa berkurang nilanya apabila produk investasi itu dijual dengan harga yang lebih rendah dibanding dengan harga ketika Anda membelinya.
Dari kedua kategori investasi di atas, terdapat beberapa jenis investasi yang dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Tabel Produk – Produk Investasi
Jenis Investasi Tabungan Bank
Modal • Kecil
Kelebihan • Dapat dilakukan berkali-kali • Nilai nominal tetap
Resiko • Tidak ada
Return • Kecil
Deposito
• Kecil
• Tidak ada
• Kecil
• Satu kali
Saham
• Kecil
• Tinggi
• Variatif
• Variatif
Properti
• Besar
• Nilai nominal tetap • Bunga diatas tabungan • Kemungkinan gain besar • Bila inflasi naik, maka harga properti juga naik
• Biasanya cukup tinggi
• Panjang
Koleksi
• Sedang
• Sedang, karena ada kemungki nan loss, tetapi tidak total • Susah mencari pembeli
• Variatif, tergantun g jenisnya
• Panjang
Forex
• Kecil
• Tinggi
• Variatif
Reksa Dana
• Kecil
• Rupiah sangat fluktuatif • Variatif
• Sedang
• Variatif
Emas
• Variatif
• Sedang, karena ada kemungki nan loss, tetapi tidak total
• Variatif
• Variatif
• Bila inflasi naik, maka harga properti juga naik • Proses sangat simpel • Produk bervariasi • Mudah untuk dijual dan harga lebih stabil
Waktu • Variatif
5.3.3.3 Program Pelatihan Professional Program pelatihan yang disiapkan untuk kandidat yang mau bekerja kembali, difokuskan pada pengajaran teknik dan kemampuan yang efektif dalam mencari pekerjaan yang lain. Ada 4 modul dalam program pelatihan professional, yaitu: 1. Self-assessment dan Evaluasi Karir 2. Pelatihan teknik mencari kerja 3. Pelatihan membuat resume yang efektif 4. Pelatihan dalam wawancara
Keempat modul tersebut dapat dijelaskan berikut ini: 1. Self-assessment dan Evaluasi Karir Objective: Pada tahap self-assessment dan evaluasi karir kandidat akan di nilai kemampuan, kekuatan dan juga kelemahan yang di miliki kandidat itu sendiri. Tahap ini diperlukan agar kandidat mengetahui potensi atau passion yang ada pada diri mereka sendiri. Dengan mengetahui hal ini, kandidat dapat mengetahui pekerjaan yang cocok untuk kandidat itu, dan juga dapat memperbaiki kelemahan yang ada pada dirinya. Kandidat dibantu dengan konsultan dapat mengevaluasi atau mengetahui karir atau pekerjaan yang cocok untuknya. Selanjutnya pada tahap ini konsultan bersama dengan kandidat
membuat rencana karir kedepan sebagai jalur menuju potensi dan passion yang dimilikinya.
2. Pelatihan Teknik Mencari Kerja Objective: Pada tahap teknik mencari kerja, kandidat akan mempelajari cara untuk mencari lowongan pekerjaan yang ada, baik itu melalui networking, koran, internet, ataupun memilih langsung perusahaan yang menjadi target. Materi pelatihan yang diajarkan adalah : 1. Mencari kerja lewat networking Mencari kerja melalui networking berarti mencari kerja melalui jaringan teman atau kenalan yang karyawan tersebut miliki. Teknik ini kalau digunakan secara benar sangat efektif hasilnya. 2. Mencari kerja lewat koran Disini kandidat diajarkan bagaimana mencari iklan lowongan kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang diinginkannya, sebab banyak iklan lowongan di koran yang tidak jelas apa posisi yang ditawarkan walaupun kriteria yang diminta sudah cocok dengan kandidat. 3. Mencari kerja lewat internet Di pelatihan ini, apabila kandidat belum terlalu mengenal internet, kandidat akan diajarkan dasar – dasar menggunakan internet
terlebih dahulu. Setelah itu kandidat akan diberikan situs – situs kerja on line yang ada di internet.
3. Pelatihan membuat resume yang efektif Objective: Pada tahap pelatihan membuat resume, kandidat akan dilatih untuk membuat resume yang ringkas namun jelas, dan tertulis dalam format yang dirancang khusus. Materi pelatihan yang diajarkan adalah: 1. Membuat resume Disini kandidat akan diajarkan untuk membuat resume yang efektif, yaitu resume yang ringkas namun jelas. 2. Membuat surat lamaran Disini kandidat akan diajarkan juga cara membuat surat lamaran yang baik. 4. Pelatihan dalam wawancara Objective: Pada tahap pelatihan wawancara kerja, kandidat akan dilatih untuk menguasai teknik wawancara dengan baik, sehingga dapat menarik minat dari pewawancara. Materi pelatihan yang diajarkan adalah : 1. Teknik wawancara kerja
Disini kandidat akan diajarkan cara menjawab pertanyaan – pertanyaan yang umum dilontarkan oleh pewawancara, juga hal – hal yang perlu diperhatikan dalam berwawancara, seperti sikap badan, pakaian, perilaku, cara menjawab, dan sebagainya. 2. Teknik bernegosiasi Disini kandidat juga akan diajarkan cara bernegosiasi yang baik.