BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kesejahteraan pemegang saham yang tercermin dari nilai EPS serta nilai pasar perusahaan yang tercermin dari nilai Tobin’s Q sebelum dan sesudah stock repurchase menghasilkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian statistik untuk mengetahui perbedaan tingkat kesejahteraan pemegang saham sebelum dan sesudah stock repurchase yang diukur melalui EPS, diketahui bahwa tidak ada perbedaan EPS sebelum dan sesudah aksi emiten stock repurchase. Maka dapat disimpulkan H1 yang menyatakan “Terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan pemegang saham sebelum dan sesudah stock repurchase” ditolak secara statistik. 2. Berdasarkan pengujian statistik untuk mengetahui perbedaan nilai pasar perusahaan sebelum dan sesudah stock repurchase yang diukur melalui Tobin’s Q, diketahui bahwa ada perbedaan Tobin’s Q sebelum dan sesudah aksi emiten stock repurchase. Maka dapat disimpulkan H2 yang menyatakan “Terdapat perbedaan nilai pasar perusahaan sebelum dan sesudah stock repurchase” diterima secara statistik.
43
44
Untuk melihat apakah ada perbedaan setelah dilakukan stock repurchase, maka peneliti mencoba mengukur perbedaan saat dilakukan stock repurchase dengan satu tahun setelah dilakukan stock repurchase. Dari hasil uji statistik diperoleh hasil sebagai berikut: 1.a. Berdasarkan pengujian statistik untuk mengetahui perbedaan tingkat kesejahteraan pemegang saham saat stock repurchase dan sesudah stock repurchase yang diukur melalui EPS, diketahui bahwa ada perbedaan EPS saat stock repurchase dan sesudah stock repurchase. Maka dapat disimpulkan H1a yang menyatakan “Terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan pemegang saham saat stock repurchase dan sesudah stock repurchase” diterima secara statistik. 2.a. Berdasarkan pengujian statistik untuk mengetahui perbedaan nilai pasar perusahaan saat stock repurchase dan sesudah stock repurchase yang diukur melalui Tobin’s Q, diketahui bahwa ada perbedaan Tobin’s Q saat stock repurchase dan sesudah stock repurchase. Maka dapat disimpulkan H2a yang menyatakan “Terdapat perbedaan nilai pasar perusahaan saat stock repurchase dan sesudah stock repurchase” diterima secara statistik.
45
5.2 Keterbatasan Dalam penelitian ini, tentu saja tidak lepas dari keterbatasanketerbatasan. Beberapa keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel sebanyak 21 sampel dan tidak memperhatikan ukuran perusahaan serta sektor bisnis yang dijalani. 2. Masih ada corporate action lainnya (deviden) dalam penelitian ini. Hal itu disebabkan karena jumlah data yang terbatas, dan jika mengeliminasi data maka asumsi peneliti akan kekurangan data. 3. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas pada satu tahun sebelum stock repurchase dan satu tahun setelah stock repurchase. 4. Peneliti mengesampingkan seberapa besar proporsi stock repurchase yang dilakukan.
5.3 Saran Untuk menyempurnakan pada penelitian yang selanjutnya, peneliti menyampaikan saran atau agenda penelitian kedepan supaya dapat dijadikan petunjuk bagi peneliti selanjutnya mengenai corporate action khususnya stock repurchase antara lain: 1. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah sampel perusahan dengan metode purposive sampling. Jumlah sampel yang lebih banyak akan lebih memungkinkan untuk memperoleh informasi yang lebih real dan juga mendapatkan hasil yang lebih baik dari penelitian sebelumnya.
46
2. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan ukuran perusahaan yang melakukan stock repurchase, akan lebih baik lagi jika dikelompokkan setiap ukuran perusahaan yang telah ditentukan kriterianya dan juga dikelompokkan per sektor bisnis perusahaan. 3. Periode pengamatan pada penelitian selanjutnya, akan lebih baik jika diamati per kuartal dengan rentang waktu yang lebih lama. Misalnya periode pengamatan 2 tahun sebelum dan 2 tahun sesudah stock repurchase namun dalam setiap tahun diamati perkuartal. Sehingga kemungkinan
adanya
perubahan
atau
perbedaan
karena
stock
repurchase akan lebih terlihat. 4. Pada penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperhatikan seberapa besar proporsi stock repurchase yang dilakukan yang mungkin bisa dibandingkan dari jumlah stock repurchase yang dilakukan terhadap modal saham atau modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Informasi yang lengkap dan relevan dengan kondisi pasar modal merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh pelaku pasar modal atau investor untuk melakukan pengambilan keputusan investasi. Berikut ini peneliti akan menyampaikan saran untuk investor supaya bisa dijadikan acuan bila ada corporate action khususnya stock repurchase, antara lain: 1. Kepada investor, diharapkan jika ada informasi mengenai stock repurchase bila asumsinya mendapat gain maka sebaiknya menjual saham yang dimiliki pada saat terjadi corporate action tersebut. Sebab dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak ada perbedaaan atau peningkatan kesejahteraan pemegang saham antara satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah dilakukan stock repurchase tersebut.
47
2. Investor juga dihimbau untuk memperhatikan alasan perusahaan melakukan stock repurchase jika informasi tersebut bisa diperoleh. Misalnya perusahaan melakukan stock repurchase dengan alasan pembobotan struktur modalnya terlalu berat pada ekuitas. Maka bisa diasumsikan masih ada investasi lain yang bisa dibiayai namun untuk mencapai struktur modal yang optimum diperlukan penyesuaian struktur modal. 3. Bagi calon investor, jika ada corporate action berupa stock repurchase dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembelian saham. Karena pada saat stock repurchase, harga saham masih murah disebabkan emiten yang melakukan stock repurchase dalam kondisi undervalue. Dan dari hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan positif nilai EPS serta Tobin’s Q pada saat stock repurchase dengan 1 tahun setelah stock repurchase. Selanjutnya,
peneliti
juga
akan
menyampaikan
saran
untuk
perusahaan selaku pembuat kebijakan corporate action yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan apabila akan melakukan stock repurchase di masa mendatang. Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, rata-rata perusahaan yang melakukan stock repurchase dalam kondisi undervalue serta banyak dilakukan pada tahun dimana terjadi resesi ekonomi. Perlu diperhatikan jika suatu perusahaan ingin meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan nilai pasar perusahaan, haruslah mempertimbangkan dahulu apakah masih ada investasi yang mungkin bisa dibiayai dan menghasilkan return yang lebih baik atau tidak. Apabila memang tidak ada investasi yang menarik untuk dibiayai, maka perlu dipertimbangkan corporate action lainnya salah satunya
48
pembagian deviden. Karena dalam penilitian ini, untuk jangka 1 tahun sebelum dan 1 tahun sesudah stock repurchase tidak berdampak pada peningkatan kesejahteraan pemegang saham. Akan tetapi ada perbedaan positif nilai pasar perusahaan. Namun jika dilihat perbedaan saat stock repurchase dengan 1 tahun setelah stock repurchase terdapat perbedaan yang positif. Perbedaan tersebut tentunya menjelaskan bahwa setelah 1 tahun dilakukan stock repurchase dapat meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan juga nilai pasar perusahaan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan nilai pasar perusahaan maka corporate action tersebut tepat dilakukan saat perusahaan memiliki kelebihan kas serta tidak ada investasi yang menarik untuk dibiayai ataupun dalam rangka perbaikan struktur modal. Karena
dari
hasil
penelitian
menunjukkan
ada
perbedaan
tingkat
kesejahteraan pemegang saham dan nilai pasar perusahaan saat stock repurchase dan 1 tahun sesudah stock repurchase. Akan tetapi, jika dibandingkan 1 tahun sebelum dengan 1 tahun sesudah stock repurchase belum bisa terlihat adanya perbedaan tingkat kesejahteraan pemegang saham. Maka dari itu jika masih ada investasi lain yang bisa dibiayai dan memiliki harapan untuk mendapatkan return yang lebih baik sebaiknya diambil. Namun, jika tidak ada maka perlu diperhatikan corporate action lainnya seperti pembagian deviden. Apabila tidak memungkinkan maka stock
49
repurchase dapat dijadikan pilihan untuk mendistribusikan kas dengan asumsi biaya pajak (penghasilan) akan dapat diminimalisir.