BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian Desain penelitian disusun dengan penuh perhitungan agar dapat menghasilkan petunjuk yang kuat hubungannya dengan masalah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah latihan half squat jump dan split squat jump dapat mempengaruhi peningkatkan kecepatan tendangan mae geri chudan atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) kabupaten Klaten, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental.
1.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunaan adalah metode eksperimen. Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan bentuk tes yang menguji kondisi awal sampel uji, yang dilanjutkan dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “The two group pretest posttest design” atau tidak adanya grup kontrol (Beaumont, 2009: 14)
2.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah “The two group pretest posttest design”. Pembagian kelompok eksperimen berdasarkan pada kemampuan kecepatan tendangan pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang
48
memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan kedalam kelompok 1 dan kelompok 2. Dengan demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang memiliki kemampuan setara. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai berikut:
Peringkat
Tabel 3. Contoh Desain Ordinal Pairing Kelompok A Kelompok B 1 2 4 5 8 9
3 6 7 10
Gambar rancangan penelitian, sebagai berikut:
Gambar 16. Rancangan Penelitian
B. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah fenomena yang bisa diamati yang berlawanan dengan definisi kamus. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh
49
prediktor terhadap kreterium. Prediktor adalah latihan half squat jump dan split squat jump sedangkan kriterium adalah kecepatan tendangan mae geri chudan. Definisi operasional prediktor dalam penelitian ini adalah half squat jump dan split squat jump. Setiap penelitian mempunyai objek yang dijadikan sasaran dalam penelitian. Objek tersebut sering disebut sebagai gejala, sedangkan gejalagejala yang menunjukkan variasi, baik dari jenisnya, maupun tingkatnya disebut variabel. Adapun devinisi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sampel yang diteliti Atlet karate senior kabupaten Klaten adalah sampel yang diteliti. Pada penelitian ini besarnya jumlah sampel adalah 24 orang (13 putri dan 11 putra). Syarat sampel ini adalah usia 21 tahun keatas, berstatus sabuk coklat kyu 3 dan minimal berlatih selama 2 tahun, serta aktif berlatih di GOR Gelarsena kabupaten Klaten.
2. Latihan half squat jump dan split squat jump Yaitu latihan berbeban diri sendiri, latihan dilaksanakan selama 16 kali pertemuan, satu minggu tiga kali pertemuan latihan, dilaksanakan dari pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 20.30 WIB, rentang waktu latihan total 90 menit, set latihan tiap kali pertemuan latihan dua kali, recovery sesuai dari repetisi maksimal masing-masing subjek uji pada program latihan tersebut. Di bawah ini merupakan tabel ringkasan dari program latihan yang telah dilaksanakan untuk proses penelitian:
50
Tabel 4. Program Latihan Tanggal 27/08/2016 30/08/201603/09/2016 06/09/201610/09/2016 13/09/201617/09/16 20/09201624/09/2016 27/09/201629/09/16 01/10/2016 04/10/2016 06/10/2016
Kelompok Half Suat Jump Kelompok Split Suat Jump Pretest tendangan mae geri chudan Repetisi = 7 detik Repetisi = 7 detik Recovery = 30 detik Set = 2 Repetisi = 8 detik
Recovery = 30 detik Set = 2 Repetisi = 8 detik
Recovery = 40 detik Set = 2 Repetisi = 9 detik
Recovery = 40 detik Set = 2 Repetisi = 9 detik
Recovery = 50 detik Set = 2 Repetisi = 10 detik
Recovery = 50 detik Set = 2 Repetisi = 10 detik
Recovery = 60 detik Set = 2 Repetisi = 10,1 detik
Recovery = 60 detik Set = 2 Repetisi = 10,1 detik
Recovery = 70 detik Set = 2 Recovery = 70 detik Set = 2 Repetisi = 9 detik Repetisi = 9 detik Recovery = 50 detik Set = 2 Recovery = 50 detik Set = 2 Repetisi = 8 detik Repetisi = 8 detik Recovery = 40 detik Set = 2 Recovery = 40 detik Set = 2 Posttest tendangan mae geri chudan
3. Uji kecepatan Uji kecepatan disini dimaksudkan sebagai uji kecepatan repetitif. Uji dilakukan sebanyak 10 kali eksekusi tendangan mae geri chudan. Dengan dihitung sejak peluit ditiup, yang menandakan waktu dimulai, sampai peluit ditiup kembali, pada saat eksekusi tendangan selesai dilakukan, yang ditandai dengan kaki penendang sudah kembali ke tanah setelah 10 kali eksekusi tendangan. Data yang diambil adalah data 10 kali tendangan, yang nantinya diolah menjadi data tendangan tunggal dengan satuan second per tendangan.
51
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1.
Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan (Sugiyono, 2007: 55). Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian populasi dalam penelitian dalam penelitian ini adalah atlet karate senior (usia 21 tahun keatas) di kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Keseluruhan populasi atlet berusia 21 tahun keatas di kabupaten Klaten berjumlah 40 atlet. Penelitian ini mengambil tempat di GOR Gelarsena kabupaten Klaten, provinsi Jawa Tengah.
2.
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut Sugiyono (2007: 85), purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria dalam penentuan purposive sampel ini meliputi: (1) daftar hadir minimal 75% (keaktifan mengikuti latihan), (2) atlet senior karate yang sudah memiliki sabuk biru ke atas (sabuk coklat kyu 3), (3) lama latihan minimal 2 tahun, (4) berusia 21 tahun keatas. Pada penelitian ini besarnya jumlah sampel adalah 24 orang yang diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah atlet karate di kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Berdasarkan kriteria tersebut yang memenuhi berjumlah 24 atlet dengan jumlah atlet putra 11 orang dan putri 13 orang.
52
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1.
Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan selama waktu penelitian. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes kecepatan tendangan mae geri chudan. Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat. Yang berarti bahwa pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya mengenai perbedaan yang satu dengan yang lain (Azwar, 1986: 137). Sebagai instrumen, dipilih stopwatch, dikarenakan memiliki ketelitian cukup tinggi, sampai pada 1/100 detik. Stopwatch juga mampu dihentikan pada waktu yang dikehendaki, yaitu pada saat tendangan mae geri chudan sudah selesai dilakukan saat proses pengambilan data. Suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki validitas yang memadai jika faktor Kaiser-Meyer-Oikin memiliki nilai 0,500 atau lebih. Hasil uji analisis faktor Kaiser-Meyer-Oikin dari sampel hasil uji menunjukkan nilai 0,500 untuk uji perlakuan half squat jump, dan 0,500 untuk uji perlakuan split squat jump, yang lebih dari atau sama dengan 0,500 berarti bahwa hasil uji cukup valid untuk dapat digunakan. Suatu instrumen penelitian mengindikasikan memiliki reliabilitas yang memadai jika koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,700. Sebagai hasil uji reliabilitas, untuk perlakuan half squat jump, didapatkan hasil Cronbach’s Alpha sebesar 0,967; lebih besar dari 0,700 yang mengindikasikan bahwa hasil uji cukup reliabel. Dan hasil Cronbach’s Aplha sebesar 0,975 untuk
53
perlakuan split squat jump, lebih besar dari 0,700 yang mengindikasikan bahwa hasil uji cukup reliabel. Kecepatan tendangan mae geri chudan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan stopwatch. Tiap testee diukur kecepatannya masing–masing 10 kali tendangan kemudian dicatat hasilnya. Satuan pengukurannya adalah second per tendangan. Dalam pelaksanaan uji, dilakukan tahap–tahap sebagai berikut : a.
Lakukan warming up sebelum melakukan uji.
b.
Ukur tinggi target setinggi ulu hati subjek penendang dari permukaan tanah dan jarak target tendangan dari ujung ibu jari kaki belakang. Satu tendangan dikategorikan sempurna apabila subjek uji melakukan tendangan sebagai berikut :
A
-----------B-----------
C
D
Gambar 17. Satu Tendangan Mae Geri Chudan Sempurna
c.
A)
Posisi awal
B)
Posisi menendang
C)
Posisi setelah menendang
D)
Posisi kembali ke awal
Briefing singkat mengenai pelaksanaan uji, serta perlunya konsistensi dalam pelaksanaan uji.
d.
Pastikan dalam setiap eksekusi tendangan mae geri chudan, setiap subjek uji mencapai target tendangan yang dituju, sehingga data yang didapatkan benar-benar sesuai dengan tujuan penelitian.
54
e.
Lakukan proses pendinginan (cooling down) setelah selesai uji.
2.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental, pengumpulan data dengan teknik tes pengukuran. Pelaksanaan pengumpulan data di GOR Gelarsena kabupaten Klaten provinsi Jawa Tengah. Agar pengumpulan data sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu disusun langkah yang sistematis dan jelas. Pada penelitian inti telah disusun petunjuk pelaksanaan tes bagi tester dan testee, serta diberikan latihan kepada tester dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan pada waktu melakukan pengukuran.
E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik T-test, yaitu data yang dianalisis harus berdistribusi normal antara variabel dependen (kecepatan tendangan mae geri chudan). dengan variabel independen (frekuensi latihan dan intensitas latihan half squat jump dan split squat jump) sehingga didapatkan koefisien varian yang minimal antara variabel dependen dengan variabel independen. 1.
Uji Prasyarat Analisis Data
Peneliti harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum peneliti menganalisis sebuah data. Agar data dapat dianalisisdengan statistik parametik, maka perlu dilakukan uji prasyarat. Adapun yang dimaksud dengan uji prasyarat adalah untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisa
55
memenuhi syarat atau tidak guna menentukan langkah selanjutnya. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas, uji homogenitas dan uji T. a.
Uji Normalitas
Uji normalitas tidak lain sebenarnya adalah mengadakan pengujian terhadap normal tidaknya sebaran data yang akan dianalisis. Uji ini sering juga disebut sebagai uji Chi Kuadrat. Pengujian dilakukan tergantung variabel yang akan diolah. Pengujian normalitas sebaran data menggunakan KolmogorovSmirnov Test dengan bantuan SPSS. Jika nilai p > dari 0,05 maka data normal, akan tetapi sebaliknya jika hasil analisis menunjukkan nilai p < dari 0,05 maka data tidak normal. Menurut Sugiyono (2011: 107), dengan rumus: 𝑘 2
𝑥 =∑ 𝑖=1
(𝑓𝑜− 𝑓ℎ ) 𝑓ℎ
Keterangan : 𝑥 2 : Chi Kuadrat 𝐹𝑜 : Frekuensi yang diobservasi 𝐹ℎ : Frekuensi yang diharapkan b.
Uji Homogenitas
Disamping pengujian terhadap penyebaran nilai yang akan dianalisis, perlu uji homogenitas agar yakin bahwa kelompok-kelompok yang membentuk sampel berasal dari populasi yang homogen. Homogenitas dicari dengan uji F dari data pretest dan posttest dengan menggunakan bantuan program SPSS. Uji homogenitas dilakukan dengan mengunakan uji anova test, jika hasil analisis menunjukkan nilai p > dari 0.05, maka data tersebut homogen, akan tetapi jika hasil analisis data menunjukkan nilai p < dari 0.05, maka data tersebut tidak homogen.
56
Menurut Sugiyono (2011: 125), 𝐹=
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Keterangan: F : Nilai f yang dicari c. Uji T Uji T digunakan untuk menguji hipotesis yang berbunyi “ada pengaruh latihan terhadap peningkatan”, dimana apabila uji T menyatakan taraf Signifikansi di atas 0,05 maka tidak ada pengaruh antara perlakuan terhadap pretest terhadap posttest. Sedangkan apabila taraf signifikansi di bawah 0,05; maka dinyatakan ada pengaruh perlakuan uji terhadap hasil uji pretest dan posttest. Uji T dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara terpisah terhadap variabel terikatnya. Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan T
hitung
melihat kolom signifikansi pada masing-masing T
dengan T hitung.
tabel
atau dengan
Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan (uji T) dari Hadi (1995: 457), sebagai berikut:
Keterangan: t = Nilai uji perbedaan Md = Mean perbedaan dari pasangan d2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan N = Jumlah pasangan
57
2.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji T dengan membandingkan mean antara kelompok 1 (pretest) dan kelompok 2 (posttest). Apabila nilai t hitung< dari t tabel,
maka Ha ditolak, jika thitung> besar dibanding t
tabel
maka Ha diterima.
Menurut Sugiyono (2011: 122), rumus uji T adalah sebagai berikut: 𝑥̅1− 𝑥̅2
𝑡=
𝑠12
√
𝑛1
+
𝑠22 𝑛2
− 2𝑟 (
𝑠1 √𝑛1
)(
𝑠2 √𝑛2
)
Keterangan: 𝑥̅1 : rata-rata sampel 1 𝑥̅2 : rata-rata sampel 2 𝑠1 : simpangan baku sampel 1 𝑠2 : simpangan baku sampel 2 𝑠12 : varians sampel 1 𝑠22 : varians sampel 2 𝑟 ∶ korelasi antara dua sampel
Untuk mengetahui persentase peningkatan setelah diberi perlakuan digunakan perhitungan persentase peningkatan dengan rumus sebagai berikut (Hadi, 1991: 34),
Persentase peningkatan = Mean Different x 100% Mean Pretest Mean Different = mean posttest-mean pretest Mean Different : Mean pretest-mean posttest Mean Pretest : Rata-rata pretest
58