BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan mulai dari bab I sampai bab IV, maka skripsi dengan judul “Manajemen Dakwah Untuk Pemberdayaan Anak Jalanan (Studi Analisis di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Gratama Yayasan Gradhika Kelurahan Jangli Kecamatan Candisari Kota Semarang)” dapat penulis simpulkan sebagai berikut: Pertama, dalam upaya pemberdayaan anak jalanan secara intensif, maka berbagai lembaga sosial yang menangani anak jalanan seperti halnya Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Gratama Yayasan Gradhika mencoba menerapkan manajemen atau pengelolaan guna tercapainya hak-hak anak untuk hidup sebagaimana mestinya. Pernyataan tersebut sebagaimana tertuang dalam visi dan misi RPSA Gratama yang menyebutkan bahwa visinya adalah “Terpenuhinya hak-hak anak jalanan sehingga anak dapat tumbuh kembang secara wajar sehingga menjadi generasi yang berkualitas”. Pemberdayaan yang ditempuh RPSA Gratama adalah berupa pembinaan mental, sikap, bantuan beasiswa, pelatihan keterampilan, pengasuhan dan pendampingan terhadap orang tua anak jalanan. Di samping itu Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Gratama juga akan melengkapi program pemberdayaan anak jalanan dengan pembentukan Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (KUEP) untuk anak jalanan yang sudah siap bekerja. Dengan model
128
129
ini anak jalanan diarahkan untuk memciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan membentuk usaha-usaha kecil mendirikan tambal ban, bengkel sepeda motor, membuka percetakan sablon, usaha penjaitan, rental komputer dan lain-lain. Program ini dilaksanakan secara bertahap dalam 1 tahun. Secara umum tahap-tahap tersebut meliputi (1) Penjangkauan (Outreack), (2) Identifikasi
(Problem
Assesment),
(3)
Persiapan
pemberdayaan,
(4)
Pemberdayaan, (5) Tindak lanjut, (6) Terminasi. Program pemberdayaan ini dilakukan secara bertahap dan ditempuh dalam tiga tahapan, tahap I selama 6 bulan pertama (Januari s.d. Juni 2005), tahap (II) 3 bulan berikutnya dan tahap (III) tiga bulan terakhir. Kedua, pelaksanaan manajemen dakwah untuk pemberdayaan anjal yaitu dengan mengembangkan mental agama anjal melalui nilai-nilai agama dan etika/moral, dengan menggunakan metode ceramah (tutorial), metode bil hikmah (kebijaksanaan), yaitu pemberian santunan/beasiswa dan ketrampilan; dan metode home visit, yaitu berkunjung ke tempat orang tua anjal, pihak sekolah dan instansi terkait. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen pemberdayaan RPSA Gratama mendasar pada fungsi manajemen dakwah RPSA Gratama. Dalam merencanakan (planning) dakwah, telah dirumuskan rencana kerja pemberdayaan anak jalanan, seperti: menyusun anggaran kerja, menentukan visi dan misi lembaga, menentukan materi, metode dan tujuan pemberdayaan, menentukan langkah-langkah/proses kegiatan pemberdayaan. dalam pengorganisasian (organizing) yang dilakukan pimpinan adalah membentuk kepengurusan dalam struktur organisasi sesuai
130
bidang
kerja.
Dalam
penggerakan
(actuating)
dakwah,
dilakukan
pemberdayaan kepada anak jalanan dengan materi berupa ketrampilan, pemberian beasiswa, dan bimbingan mental agama Islam. Adapun dalam controlling yang dilakukan berupa: menyerahkan anak jalanan kepada orang tua dan masyarakat, mencarikan orang tua asuh bagi anak jalanan yang yatim piatu, masih memberikan beasiswa dan ketrampilan anak jalanan pasca pemberdayaan, dan mengawasi anak untuk tidak terjun ke jalan. Materi yang diberikan baik berupa ketrampilan, pemberian beasiswa, dan bimbingan mental agama Islam. Beberapa materi (maddah) dakwah yang diberikan antara lain : Pengarahan dan pendalaman tentang agama Islam; Menjalankan shalat berjama’ah secara disiplin dan tepat waktu; Mengajarkan tata cara berwudhu; Mengenalkan bacaan Al-Qur'an dan belajar membaca; Pelatihan menulis Arab.
B. Saran Yang menjadi bahan pertimbangan penulis serta beberapa persoalan yang muncul dari penelitian penulis, maka ada beberapa hal yang dapat penulis kemukakan sebagai saran, yaitu sebagai berikut: 1. Perlunya kerja sama yang efektif oleh Dinas Kesejahteraan Sosial Jawa Tengah dan Bagian Proyek Pemberdayaan dengan lembaga, LSM atau instansi yang kompeten terhadap program pemberdayaan anak jalanan. 2. Perlunya koordinasi antar lembaga/organisasi Islam dalam pengelolaan manajemen dakwah sebagai upaya menangani dan menjembatani permasalahan umat dari segala aspek kehidupan.
131
3. Perlunya program pelaksanaan dakwah yang lebih intensif oleh instansi pemerintah baik Depsos maupun Depag dengan melakukan dakwah satu atap dengan ormas-ormas Islam dalam menangani kasus-kasus sosial seperti anak jalanan, kriminalitas, seks bebas, problem keluarga dan lain sebagainya 4. Perlunya dukungan stakeholder lain yang dengan senang hati mau memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan pemberdayaan anak jalanan baik dari perusahaan, perorangan, LSM dan lembaga pemerintah. 5. Perlu perhatian lebih dari pemerintah baik pusat maupun daerah untuk merumuskan undang-undang perlindungan anak dan menempatkan anak sebagai generasi bangsa yang perlu diberdayakan sehingga membutuhkan pelayanan publik yang maksimal.
C. Penutup Dengan terselesaikannya penulisan skripsi dari bab pertama hingga bab kelima, berarti terselesaikan sudah kewajiban bagi penulis untuk membuat skripsi sebagai syarat kelulusan. Atas itu semua penulis memanjatkan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan bagi penulis. Harapan penulis, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, di balik segala kekurangan dan kelebihan di dalamnya. Menyadari akan hal ini, maka penulis tidak menutup diri atas segala masukan dalam bentuk kritik dan saran. Kesemuanya itu akan penulis jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan kelak di kemudian hari.
132
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan khasanah keilmuan Islam, khususnya kepada penulis dan umumnya kepada pembaca budiman. Amin ya Rabbal ‘Alamin.