BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bagian sebelumnya penulis dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran paduan suara pada SDK Don Bosko I Kupang dilakukan dalam dua tahap yaitu: tahap prapelatihan dan tahap pelatihan. Tahap prapelatihan: Kegiatannya meliputi hal-hal teknis yang terdiri dari persiapan materi lagu “Bengu rele Kaju”, etude-etude dan penempatan posisi berdiri anggota paduan suara menurut partai suara. Tahap pelatihan: Meliputi kegiatan awal yaitu melakukan pemanasan (warming up) sebelum kegiatan bernyanyi dimulai dengan membaca tangga nada C mayor dan D mayor (solmisasi), pelatihan membidik nada dengan beberapa contoh etude, pelatihan teknik vokal seperti pernapasan, frasering, dan artikulasi. Kegiatan inti yaitu pengenalan lagu, sebelumnya didahului dengan membaca notasi lagu, syair, dan ekspresi dengan beberapa contoh materi latihan. Interpretasi lagu: setelah semua anggota paduan suara sudah dapat bernyanyi syair lagu sesuai melodi lagu, barulah guru mengadakan pemolesan dengan
melihat teknik vokal yang baik dan benar, melatih dinamika dalam membawakan lagu sesuai tanda dinamika, ekspresi dengan gerakan tubuh, keseimbangan suara dari masing-masing anggota koor/partai suara dan memulai/menutup lagu dengan “ending” yang kompak. Ketika proses pembelajaran paduan suara, siswa/i mengalami kesulitan bernyanyi antara lain: Ketepatan membunyikan pola ritme yang melibatkan not 1/16, ketepatan membidik nada sesuai nilai nada; membidik nada dalam satu ketuk ditambah tanda diam bernilai ½ dan 1 ½ ketuk, artikulasi/pengucapan katakata tertentu pada lagu model seperti kata “dho’zo”, “zale”, dan “leze”, pengucapan kata yang melibatkan vokal diftone yang cepat seperti pada frase lagu “go manu lauda ka ko rai” dan “riwu mai moni e”, teknik pernafasan yang belum tepat; pada bagian frase lagu yang panjang siswa/i sulit menyanyikan sampai akhir frase lagu tersebut. Langkah-langkah yang dilakuakan guru untuk mengatasi kesulitan siswa/i ketika bernyanyi meliputi: Mengadakan latihan membaca notasi khususnya membunyikan pola ritme yang melibatkan not 1/16 yang dibantu dengan membunyikan ritme berupa tepukan tangan, mengadakan latihan membidik nada sesuai nilai nada dengan etude latihan; membidik nada sepanjang satu ketuk ditambah tanda diam bernilai ½ dan 1 ½ ketuk, mengadakan latihan artikulasi/pengucapan sesuai pengucapan etnik Ngada dengan materi latihan khususnya huruf mati “z” dalam kata “dho’zo”, “zale”, dan “leze”, mengadakan latihan artikulasi/pengucapan kata/frase lagu yang melibatkan vokal diftong (ai
dan au) pada nada 1/8 dengan materi latihan yang terdapat pada frase lagu, mengingatkan siswa/i sebelum bernyanyi untuk selalu menggunakan teknik pernafasan diafragma sehingga pada frase lagu yang panjang dapat dinyanyikan dengan tepat sampai akhir frase lagu tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan guru di atas dilakukan dengan memberi contoh materi latihan secara berulangulang kemudian ditiru oleh siswa/i anggota paduan suara. Setelah itu guru bersama siswa menyanyikan lagu model secara bersama-sama. Kegiatan
paduan
suara
anak
di
sekolah
merupakan
kegiatan
mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui nada dan kata-kata secara bersama. Agar nyanyian bersama dapat diungkapkan dengan baik, maka semua yang ikut bernyanyi di dalam kelas harus menguasai syarat-syarat yang diperlukan untuk bernyanyi. Selain itu diperlukan pula penyeragaman teknik bernyanyi seperti sikap badan, pernafasan, teknik vokal/pembentukan suara, artikulasi/pengucapan, dan frasering. Tiap anak/partai suara harus berusaha menyesuaikan dan menyamakan suaranya dengan suara teman-temanya/partai suara lain sehingga suara yang dihasilkan terdengar dari satu sumber yang sama. Dengan adanya kegiatan paduan suara anak, kita dapat mengenal suara masingmasing anak karena suara mereka sudah berpadu menjadi satu. Kepaduan nada inilah yang dapat dicapai dari kegiatan bernyanyi dalam kegiatan paduan suara di dalam kelas.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1.
Dalam pembelajaran paduan suara anak, guru hendaknya memberikan praktik bernyanyi secara langsung dengan selalu memberikan contoh untuk ditiru oleh siswa/i.
2.
Dalam pembelajaran paduan suara anak hendaknya dilaksanakan pada kelas khusus, waktu yang banyak, dan dilengkapi sarana yang menunjang.
3.
Diharapkan agar guru lebih banyak melatih siswa untuk dapat membaca notasi angka, pelatihan membidik nada, teknik vokal, teknik bernyanyi dengan baik dan benar dengan etude-etude yang secukupnya.
4.
Guru hendaknya memberi pujian kepada setiap siswa yang mengikuti kegiatan paduan suara dan memberi arahan dan contoh secara langsung bagi siswa yang melakukan kesalahan dalam bernyanyi.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku:
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik.). Jakarta: PT Rineka Cipta Departemen Pendidikan Dan Kebudayan. Pendidikan Kesenian I (musik). 1991. Jakarta. P2LPTK Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara Miharja, Ahdian Karta. 2008. Pendidikan Seni Tentang Wawasan Seni Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Professional. Bandung: Rosdakarya Jamalus. 1988. Pengajaran Musik Melalui Pagelaran Musik. Hous TX: P2 LPTk dan University PP No.19. 2005. Standar Pendidikan Nasional MP Seni Budaya Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Grasindo Tadjudin, Nirwan. 1984. Pendidikan Seni Musik. Bandung: Angkasa. Salim, Djohan. 2005. Psikologi Musik. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik Soeharto, M. 1979. Membina Paduan Suara dan Vokal Grup. Jakarta: PT Gramedia Solich, Warsono. 2007. Seni Budaya Dasar dan Keterampilan. Jakarta: Erlangga
Sumber Website: http//anakciremai.blogspot.com/2008/06/wawasan
seni.Html.diakses
7
November 2011 http://id.SDIT Harapan Ummat. Ciri belajar anak usia SD./ diakses 11 November 2011 www.Athmosudarajatifil.tentang
tujuan
pembelajaran.com
diakses
15
November 2011
Sumber Lisan: Bapak Gabriel Bie, S.Pd, umur 45 tahun, guru seni budaya SDK Don Bosko I Kupang,
LAMPIRAN
Lampiran 01 Hasil Wawancara A. Guru Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Gabriel Bie, S.Pd (G) selaku wakil kepala sekolah SDK Don Bosko I Kupang sekaligus guru mata pelajaran Seni Budaya, peneliti (P) mengemukakan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran paduan suara anak di SDK Don Bosko I Kupang sebagai berikut :
Gambar 07. Peneliti sedang mewawancarai guru (Dok. Bento Februari 2012) a. P : Apakah kegiatan paduan suara anak wajib diikuti oleh siswa/i? G : Ya. Pada saat pelajaran semua harus ikut serta karena banyak pengetahuan dasar yang diajarkan seperti membaca tangga nada, membaca
not angka. Tetapi untuk kebutuhan lomba, siswa/i diseleksi secara individu mulai dari kelas III sampai kelas VI. Siswa/i yang memiliki kompetensi yang baik dalam bernyanyi dipilih menjadi anggota paduan suara. b. P : Apakah kegiatan paduan suara anak banyak diminati oleh siswa/i? G : Ya. Kegiatan ini banyak diminati oleh anak-anak karena pada umumnya anak-anak suka bernyanyi untuk mengekspresikan perasaannya lewat nada dan syair. c. P : Bagaimana pemilihan anggota paduan suara anak, apakah diseleksi? G : Ya. siswa/i diseleksi secara individu mulai dari kelas III sampai kelas VI. Siswa/i yang memiliki kompetensi yang baik dalam bernyanyi dipilih menjadi anggota paduan suara. d. P : Apa metode yang diterapkan dalam pembelajaran paduan suara anak? G : Metode yang digunakan adalah metode alat bantu dan metode latihan. Yang dimaksud dengan alat bantu adalah guru sendiri sebagai pelatih paduan suara dan alat musik keyboard untuk membantu siswa dalam membaca not angka sehingga nada yang dibunyikan sesuai dengan not yang dibaca. Apabila siswa salah membunyikan nada maka guru harus menuntun siswa dengan bantuan alat musik sehingga nada yang dibunyikan menjadi benar. e. P : Apa materi yang diberikan dalam proses pembelajaran paduan suara anak? G : Membaca tangga nada(C mayor), membaca not anggka, membidik nada, teknik vokal, ; pernapasan, artikulasi, frasering, resonansi, ekspresi, dan interpretasi lagu.
f. P : Lagu-lagu apa saja yang dinyanyikan dalam kegiatan paduan suara anak? G : Lagu-lagu wajib, lagu daerah seperti : bolelebo, bengu rele kaju, pai tite mura, mai falie, dan lagu ciptaan sendiri oleh Bapak Gabriel Bie S.Pd seperti : petani kecil, mentari pagi, jam baker, mencuci tangan (lagu ini pernah menjuarai perlombaan paduan suara tingkat SD sambil meragakannya). g. P : Mana sajakah hasil yang dicapai siswa/i SDK Don Bosko I Kupang setelah mengikuti kegiatan paduan suara? G : Siswa/i SDK Don Bosko I Kupang bisa bernyanyi dengan baik dan benar sesuai notasi lagu tidak dengan satu suara tetapi dengan dua suara. h. P : Apakah paduan suara anak SDK Don Bosko I Kupang terlibat dalam perlombaan paduan suara anak tingkat Sekolah Dasar se-kota Kupang? G : Ya. Paduan suara SDK Don Bosko I Kupang terlibat dalam perlombaan paduan suara antar SD, bukan saja antar SD tetapi juga antar gugusan, kota/kab dan pernah menjuarai perlombaan tersebut.
B. Siswa Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa/i (S) SDK Don Bosko I, adapun beberapa hal yang ditanyakan peneliti (P) kepada mereka adalah sebagai berikut : 1. P : Apa adik-adik suka bernyanyi? S : Ya. Kami suka bernyanyi.
2. P : Bagaimana perasaan adik-adik setelah mengikuti kegiatan paduan suara? S : Kami merasa senang dan gembira karena banyak lagu-lagu yang dipelajari selain lagu wajib. Seperti lagu daerah dan lagu anak-anak yang mengandung nilai pendidikan. 3. P : Bagian mana yang adik-adik merasa sulit dalam belajar bernyanyi? S : Membaca not yang tinggi, sulit, dan hafal lagu. 4. P : Lagu-lagu wajib apa saja yang pernah dinyanyikan? S : Indonesia Raya, Halo-halo Bandung, Bagimu Negeri, Maju Tak Gentar, dll.
Lampiran 02 Alat Bantu dan Jadwal Penelitian A. Alat Bantu Penelitian Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat bantu (instrumen penelitian) yaitu : buku catatan, balpoint, partitur lagu anak, telepon genggam (hp) dan kamera digital.
B. Jadwal Penelitian, Personel Penelitian dan Biaya Penelitian 1. Tabel Jadwal Penelitian N o
Jenis kegiatan Oktober Tahun Ajaran (2011/2012)
1 .
Tahap Pertama Penyusunan Proposal Penelitian : a. Menyusun Proposal Penelitian b.Seminar Proposal Penelitian c. Perbaikan Proposal Penelitian(Taraf Konsultasi Penulisan) 2 Tahap Kedua : . Penulisan Skripsi a. Analisis dan Pengolahan data
b. c.
b.Analisis, Perubahan data, Laporan dan Konsultasi 3Tahap Ketiga: . Pelaporan terakhir a. Konsultasi Terakhir Perbaikan Laporan Penyerahan Laporan
November Desember Januari Februari
Maret
2. Personel Penelitian 1. Judul Penelitian Metode Pembelajaran Paduan Suara Anak Pada SDK Don Bosko I Kupang.
2. Peneliti Nama
: Benediktus Abbas Cogo
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Oebobo, Jln. Gasebo Kupang
3. Pembimbing a. Pembimbing I Nama : Melkior Kian S.Sn, M.Sn Jabatan: Ketua Program Studi Sendratasik UNWIRA Kupang Alamat : Oesapa-Kupang b. Pembimbing II Nama : Drs. Petrus Riki Tukan Jabatan: Dosen Program Studi Sendratasik UNWIRA Kupang Alamat : Tarus-Kupang 3. Jadwal Penelitian dan Biaya Penelitian 1. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian yang direncanakan adalah: -
Persiapan Proposal dan Perijinan
: 48 hari
-
Pengumpulan Data
: 10 hari
(1 November - 10
November) -
Pengolahan Data Konservasi
: 20 hari (2 November - 21
November) -
Pelaporan
: 9 hari (22 Novenber – 30
November) Jumlah
: 87 hari
2. Biaya Penelitian -
Penyusunan dan Konsultasi Proposal
: Rp.300.000
-
Persiapan dan Perijinan
: Rp.200.000
-
Transportasi
: Rp.100.000
-
Penelitian Lapangan dan Dokumentasi
: Rp.300.000
-
Konsultasi Penulisan
: Rp.200.000
-
Ujian Skripsi
: Rp.800.000
-
Perbaikan dan Jilid
: Rp.400.000
Jumlah
: Rp.2.300.000