BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1
Hasil Temuan Deskriptif Hasil temuan deskriptif yang disajikan pada Bab IV mengenai dimensi
kualitas pelayanan terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 & D3 Universitas Widyatama menunjukan tendensi bahwa menurut persepsi mahasiswa implementasi kualitas pelayanan dan motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Berdasarkan hasil analisis deskripif kualitas pelayanan, respon dari responden mengenai dimensi kualitas pelayanan, yaitu dimensi yang pertama tangible menganggap bahwa implementasi tangible mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Dimensi yang kedua reability menganggap bahwa implementasi reability mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Dimensi yang ketiga responsiveness menganggap bahwa implementasi responsiveness mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Dimensi yang keempat assurance menganggap bahwa implementasi assurance mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik.
81
82
Dimensi yang kelima empathy menganggap bahwa implementasi empathy mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Berdasarkan hasil analisis deskripif motivasi belajar, respon dari responden mengenai dimensi motivasi belajar, yaitu dimensi yang pertama attention mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Dimensi yang kedua relevance mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Dimensi yang ketiga confidence mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik.. Dimensi yang keempat satisfaction attention mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama belum baik. Seluruh indikator dari kelima dimensi kualitas pelayanan pada dasarnya digunakan untuk mengukur sejauh mana implementasi konsep kualitas pelayanan yang sudah dilakukan Universitas Widyatama agar diakui oleh mahasiswa. Kualitas pelayanan sangat penting, terutama dalam melayani konsumennnya (mahasiswa). Apabila hal ini dapat dilakukan dengan baik oleh Universitas Widyatama, kemungkinan mahasiswa akan termotivasi terus untuk terus belajar hingga memperoleh gelar yang diinginkan oleh mahasiswa. Berdasarkan hasil deskriptif, mengindikasikan perlunya perhatian dari Universitas Widyatama dalam meningkatkan kualitas pelayanan. Hasil dari analisis deskriptif belum memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini bisa dilihat dari hasil
83
olah data yang menunjukan bahwa motivasi belajar mahasiswa masih kurang baik. Dengan demikian, Universitas Widyatama harus memberikan pelayanan yang lebih baik dari saat ini. Apabila kualitas pelayanan dilakukan lebih baik maka tidak menutup kemungkinan motivasi belajar mahasiswa akan jauh lebih baik. 5.2
Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Motivasi Belajar Hasil analisis regresi bivariate antara kualitas pelayanan dengan kepuasan
konsumen menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar, sedangkan pada regresi multivariate antara kelima dimensi antara kualitas pelayanan dengan motivsi belajar menunjukan bahwa dimensi empathy tidak berpengaruh yang positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dengan demikian, dimensi yang memiliki pengaruh positif hanya empat dimensi saja yaitu tangible, reliabilty, responsiveness, dan assurance. Hasil uji hipotesis diketahui 1 hipotesis ditolak dan lima hipotesis diterima. Hasil ini mungkin disebabkan oleh : 1. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama Bandung. Adanya penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa faktor ekstrinsik mahasiswa (kualitas pelayanan dosen, fasilitas belajar dan lain-lain) berpengaruh positif terhadap motivasi belajar. Alasannya adalah apabila kualitas pelayanan yang diberikan sesuai dengan
84
yang diharapkan mahasiswa, maka mahasiswa dapat belajar dengan baik (menyenangi dan menikmati aktivitas belajarnya) sehingga semangat belajar mahasiswa akan meningkat pula. 2. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tangible berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dimensi ini terdiri dari penampilan dosen, fasilitas belajar, dan suasana ruang kelas. Diterimanya hipotesis ini mungkin mahasiswa menganggap tangible yang diberikan oleh UTama sudah cukup sesuai dengan harapan mahasiswa. 3. Hasil penelitian ini menemukan bahwa reability berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dimensi ini terdiri dari materi kuliah, pelayanan yang diberikan, dan kecepatan dosen dalam membantu mahasiswa. Diterimanya hipotesis ini mungkin mahasiswa menganggap reability yang diberikan oleh UTama sudah sesuai dengan harapan mahasiswa karena dosen UTama dapat diandalkan. 4. Hasil penelitian ini menemukan bahwa responsiveness berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dimensi ini terdiri dari penampilan cepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan dan pemberian informasi yang jelas. Diterimanya hipotesis ini mungkin mahasiswa menganggap responsiveness yang diberikan oleh UTama sudah sesuai dengan harapan mahasiswa karena dosen dapat dengan cepat merespon pelayanan yang mahasiswa minta.
85
5. Hasil penelitian ini menemukan bahwa assurance berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dimensi ini terdiri dari kesopanan, keterampilan dan pengetahuan dosen, suasana kegiatan belajar yang aman. Diterimanya hipotesis ini mungkin mahasiswa menganggap assurance yang diberikan oleh UTama sudah sesuai dengan harapan mahasiswa karena pengetahuan yang dimiliki dosen cukup baik. 6. Hasil penelitian ini menemukan bahwa empathy tidak berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa. Dimensi ini terdiri dari pemberian perhatian dosen, jam layanan dosen, pelayanan dosen yang adil, pelayanan mahasiswa yang merupakan prioritas dosen. Ditolaknya hipotesis ini mungkin persepsi mahasiswa terhadap dimensi empathy yang diberikan oleh UTama tidak terlalu dipermasalahkan, contohnya kegiatan perwalian dimana dosen wali berperan dalam memberikan perhatian dan motivasi kepada mahasiswa, akan tetapi banyak mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan perwalian tersebut.
5.3
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, walaupun penulis telah
berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai usaha untuk membuat hasil penelitian ini bisa menjadi sempurna. Penulis menyadari bahwa keterbatasan penelitian ini antara lain :
86
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kasus, yaitu hanya mahasiswa Program Studi Bisnis & manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama sebagai respondennya. 2. Penelitian bersifat cross section yang menangkap persepsi hanya pada satu momen waktu saja, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat mengungkapkan tren dari variabel yang diukur. 3. Kemungkinan pemahaman responden yang berbeda atas indikator-indikator variabel penelitian yang diberikan pada responden, karena responden memiliki persepsi masing-masing. 4. Alat ukur yang seluruhnya adapted yang dikembangkan di negara maju, mungkin kurang sesuai dengan kondisi sosial dan budaya di negara sedang berkembang seperti Indonesia.
5.4
Saran Berdasarkan temuan hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian, beberapa saran dapat dikemukakan, antara lain : 1. Persepsi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan UTama Bandung masih jauh dari harapan. Dari hasil penelitian diketahui masih banyak responden yang merasa dengan kualitas pelayanan UTama masih kurang baik pada saat ini. Temuan penelitian disarankan ahar UTama bisa meningkatkan kinerjanya pada dimensi empathy dengan cara meningkatkan pelayanan dosen seperti dosen mengerti apa yang dibutuhkan mahasiswa, melayani mahasiswa secara
87
adil, adanya perhatian kepada mahasiswa sehingga motivasi belajar mahasiswa bisa meningkat. 2. berdasarkan hasil temuan deskriptif, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar mahasiswa Program Studi Binis & Manajemen S1 dan D3 kurang baik, maka disarankan UTama untuk memperhatikan kemampuan dosen dalam melayani mahasiswa, mendesain bagaimana materi belajar yang dibuat menarik seperti dengan adanya adanya audio visual yang berhubungan dengan materi belajar, meningkatkan kualitas fasilits belajar seperti internet. 3. Penelitian ini berusaha menjelaskan faktor yang mempengaruhi motivsi belajar mahasiswa. Dalam penelitian ini faktor yang dianggap penting tersebut adalah kualitas pelayanan. Secara teoritis tentunya masih banyak faktor lain yang memiliki pengaruh penting terhadap motivasi belajar, untuk itu disarankan agar penelitian berikutnya memperhatikan faktor-faktor lain yang mungkin sangat penting bagi motivasi belajar.
5.5 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dijelakan sebelumnya, penelitian ini mengambil kesimpulan sebgai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian, implmentasi kualitas pelayanan di Universitas Widyatama Bandungmasih kurang baik. 2. Menurut persepsi mahasiswa, motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 masih kurang baik.
88
3. Penelitian ini menemukan bahwa dari 6 hipotesis, hanya 5 hipotesis yang diterima, yaitu kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama Bandung, tangible berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama Bandung, reability berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama Bandung, responsiveness berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama Bandung, assurance berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama Bandung. Sedangkan hipotesis yang ditolak adalah empathy berpengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa Program Studi Bisnis & Manajemen S1 dan D3 Universitas Widyatama Bandung.