BAB V PEMBAHASAN
A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA Berdasarkan hasil penilaian postur kerja berdasarkan metode REBA di area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Station Melting a.
Proses Charging Pada proses Charging yaitu perbandingan material dan scrap, masuk dalam kategori tingkat resiko sangat tinggi dengan skor akhir REBA 11 sehingga perlu saat ini juga dilakukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki tingkat resiko sangat tinggi dikarenakan posisi badan membungkuk, leher mengalami fleksi 100⁰, kaki tertopang di atas lantai dengan baik dan salah satu kaki ditekuk fleksi 30⁰, serta posisi lengan atas mengalami fleksi 21⁰ dan bahu terangkat menjauhi badan. Selain itu faktor pembebanan (force) juga mempengaruhi, yaitu beban yang diangkut >10 kg sehingga dapat menambah skor akhir REBA. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA. Rekomendasi
yang
dapat
diberikan
yaitu
sebaiknya
mengurangi ukuran atau berat beban, lantai harus selalu dijaga kebersihannya dan dirawat dengan baik untuk menghindarkan adanya lubang dan tonjolan. 87
88
b.
Proses Disluging Pada proses Disluging yaitu proses penarikan kotoran yang mengapung di permukaan molten, masuk kedalam kategori tingkat resiko sedang dengan skor akhir REBA 6 sehingga perlu dilakukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki tingkat resiko rendah dikarenakan posisi badan membungkuk mengalami fleksi 42⁰, leher mengalami fleksi 90⁰, serta posisi lengan atas mengalami fleksi 30⁰ dan bahu terangkat menjauhi badan. Faktor pembebanan (force) tidak mempengaruhi pada skor akhir REBA karena beban yang diangkat <5 kg. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA Rekomendasi yang diberikan yaitu redesain hand tool untuk mengurangi tingkat kelicinan pegangan, berikan alternatif bergantian diantara kedua tangan
c.
Proses Tapping Pada proses Tapping yaitu proses penuangan cairan aluminium dari melting furnace ke ladle transport, masuk kedalam kategori tingkat resiko tinggi dengan skor akhir REBA 9 sehingga perlu segera dilakukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki tingkat resiko tinggi dikarenakan posisi badan membungkuk fleksi 20⁰ dan memutar, posisi leher mengalami fleksi 70⁰, posisi kaki salah satu kaki tidak tertopang diatas lantai dengan baik dan ditekuk, serta posisi
89
lengan atas mengalami fleksi 20⁰ dan bahu terangkat menjauhi badan, dan posisi pergelangan tangan yang ditekuk. Selain itu, faktor pembebanan (force) juga mempengaruhi yaitu beban yang di aduk memiliki berat beban >5 kg sehingga dapat menambah skor akhir REBA. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA. Rekomendasi yang diberikan yaitu redesain stasiun kerja dengan ketinggian yang dapat distel untuk menghilangkan sikap tubuh membungkuk ke depan pada saat mengangkat objek. 2. Station Injection a.
Proses Put The Bushring Pada proses ini yaitu proses pemasangan Bushring (crank case), Sleeve (Cylinder Comp) pada dies setelah proses trial, masuk kedalam kategori tingkat resiko tinggi dengan skor akhir REBA sebesar 9 sehingga perlu segera dilakukan tindakan. Penyebab pada aktifitas ini memiliki resiko tinggi yang dikarenakan saat memasang bushring posisi badan membungkuk dengan fleksi 20⁰ dan memuntir, leher miring kesamping dengan fleksi 70⁰, posisi kaki dimana salah satu kaki tidak tertopang dengan baik di atas lantai, posisi lengan atas yang mengalami fleksi 60⁰ dan posisi lengan tersebut menjauhi badan, posisi lengan bawah yang mengalami fleksi 60⁰ dan pergelangan tangan yang ditekuk. Faktor pembebanan (force) tidak mempengaruhi pada skor akhir REBA karena beban yang diangkat <5 kg. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA.
90
Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu sebaiknya pada operator mesin disesuaikan dengan tinggi badannya, apakah mesin kerja lebih tinggi atau rendah dari tenaga kerjanya. b.
Proses Part Casting Taking Pada proses ini masuk dalam kategori tingkat resiko tinggi dengan skor akhir REBA sebesar 8 sehingga perlu segera dilakukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki resiko tinggi yaitu dikarenakan saat pengambilan part badan membungkuk dan memuntir dengan fleksi 20⁰ dan leher miring kesamping mengalami fleksi 70⁰, salah satu kaki tidak tertopang dengan baik di atas lantai dan ditekuk fleksi 30⁰, serta posisi lengan bawah yang mengalami fleksi 40⁰, pergelangan tangan yang meyamping. Faktor pembebanan (force) tidak mempengaruhi pada skor akhir REBA karena beban yang diangkat <5 kg. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu sebaiknya jangkauan antara objek dengan meja tidak terlalu jauh sehingga memudahkan operator untuk menjangkaunya.
c.
Proses Trimming Part Casting Pada proses ini yaitu proses pemisahan gate dan stamp dari part komponen casting secara manual, ini masuk dalam kategori resiko sedang dengan skor akhir REBA sebesar 6 sehingga diperlukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki tingkat resiko sedang dikarenakan saat melakukan aktivitas posisi badan
91
sedikit membungkuk fleksi 20⁰ dan miring ke samping, leher mengalami fleksi sebsesar 53⁰ dan leher miring ke samping, salah satu kaki tidak tertopang dengan baik di atas lantai, serta posisi lengan atas mengalami fleksi 42⁰ dan bahu diangkat menjauhi tubuh, dan posisi pergelangan tangan menyamping. Faktor pembebanan
(force)
mempengaruhi pada skor akhir REBA karena beban yang diangkat 5 kg. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA. 3. Station Trimming a.
Proses Trimming Part Pada proses ini yaitu proses pembersihan part dari scrap dan parting line dengan kikir setengah bulat, ini masuk dalam kategori resiko sedang dengan skor akhir REBA sebesar 6 sehingga diperlukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki tingkat resiko sedang dikarenakan saat melakukan aktivitas posisi badan sedikit membungkuk fleksi 20⁰, salah satu kaki tidak tertopang dengan baik diatas lantai, serta posisi lengan atas mengalami fleksi 30⁰ dan bahu diangkat menjauhi tubuh, dan posisi pergelangan tangan menyamping. Faktor pembebanan (force) mempengaruhi pada skor akhir REBA karena beban yang diangkat 5 kg. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA.
b.
Proses Cape Pada proses ini yaitu pembersihan part dengan cape scrap yang menempel pada insert, masuk dalam kategori resiko rendah
92
dengan skor akhir REBA sebesar 2 sehingga mungkin perlu dilakukan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki risiko rendah dikarenakan saat melakukan aktivitas posisi badan tegak, leher mengalami fleksi 90⁰, dan pembebanan (force) mempengaruhi pada skor akhir REBA karena beban memiliki berat 5 kg. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA. c.
Proses Final Infection Pada proes ini yaitu pengecekan part, masuk dalam kategori resiko rendah dengan skor akhir REBA sebesar 2 sehingga mungkin perlu dilakukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki rsiko rendah diakrenakan saat melakukan aktivitas posisi badan tegak, leher mengalami fleksi 80⁰, dan posisi pergelangan tangan dan pembebanan (force) mempengaruhi pada skor akhir REBA karena beban memiliki berat 5 kg. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA.
d.
Proses Finishing Pada proses Finishing yaitu proses memasukkan part ke basket dan diberi part card, masuk dalam kategori tingkat resiko sangat tinggi dengan skor akhir REBA 11 sehingga perlu saat ini juga dilakukan tindakan perbaikan. Penyebab pada aktivitas ini memiliki tingkat resiko sangat tinggi dikarenakan posisi badan membungkuk dan mengalami fleksi 87⁰, leher mengalami fleksi 50⁰, posisi kaki salah satu kaki tidak tertopang di atas lantai dengan baik serta posisi
93
lengan atas mengalami fleksi 90⁰ dan bahu terangkat menjauhi badan. Selain itu faktor pembebanan (force) juga mempengaruhi, yaitu beban yang diangkut 5 kg sehingga dapat menambah skor akhir REBA. Hal ini sudah sesuai dengan metode REBA. Rekomendasi yang dapat diberikan yaitu menempatkan seluruh material pada ketinggian yang sama, pada rak sebaiknya diatur ketinggiannya agar dapat dengan mudah dijangkau, dan menyediakan suatu peralatan mekanisme dengan kemiringan untuk mengurangi aktivitas meletakkan objek. Dari penjelasan di atas jika dilihat pada standar kinerja berdasarkan skor akhir, maka perbandingan tingkat resiko postur kerja di setiap bagian dapat dilihat pada tabel 54 berikut: Tabel 54. Tingkat Risiko Postur Kerja di Area Die Casting Skor Akhir Tingkat No Bagian REBA Risiko Tindakan Sangat Diperlukan tindakan 1 Proses Charging 11 Tinggi saat ini juga 2 Proses Disluging 6 Sedang Diperlukan tindakan Diperlukan tindakan 3 Proses Tapping 9 Tinggi segera Proses Put the Diperlukan tindakan 4 Bushring 9 Tinggi segera Proses Part Diperlukan tindakan 5 Casting Taking 8 Tinggi segera Proses Trimming 6 Part Casting 6 Sedang Diperlukan tindakan Proses Trimming 7 Part 6 Sedang Diperlukan tindakan Mungkin perlu 8 Proses Cape 2 Rendah tindakan Proses Final Mungkin perlu 9 Infection 2 Rendah tindakan Sangat Diperlukan tindakan 10 Proses Finishing 11 Tinggi saat ini juga
94
Sumber: Hasil perhitungan, 10 Maret 2016 Hasil penilaian tingkat resiko postur kerja menggunakan metode REBA pada aktivitas di area Die Casting PT. X Plant Pegangsaan diperoleh skor akhir REBA secara keseluruhan berkisar antara 2-11, jika dilihat pada tabel tersebut maka masuk dalam kategori tingkat resiko rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Hal ini dapat diartikan bahwa aktivitas di area Die Casting memiliki risiko cidera tinggi bagi tenaga kerja. Oleh karena itu, diperlukan tindakan atau upaya perbaikan sesegera mungkin untuk mengurangi dan mencegah risiko cidera pada tenaga kerja serta menciptakan kenyamanan kerja. Hal ini sudah sesuai dengan Teori Tarwaka,2013.
B. Analisis Postur kerja dan Fasilitas Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada bagian Die Casting PT. X Plant Pegangsaan, ada beberapa tenaga kerja yang mengalami keluhan musculoskeletal. Keluhan yang dirasakan adalah keluhan pada otot bagian punggung, bahu, lengan tangan dan pinggang. Hal tersebut disebabkan karena pada saat bekerja harus dengan posisi berdiri dengan waktu yang lama dan membungkuk secara terus-menerus. Kondisi postur kerja dan peralatan kerja yang belum ergonomis mengakibatkan tenaga kerja mudah lelah sehingga dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja. Dari hasil observasi, dapat dianalisis postur kerja yang salah pada tenaga kerja bagian Die Casting disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
95
1. Peralatan Peralatan yang digunakan untuk menampung part memiliki ketinggian 100 cm, sehingga menyebabkan tenaga kerja saat menjangkau dan meletakkan part dengan posisi tidak alami dan dipaksakan dengan jangkauan maksimum juga dengan posisi membungkuk. 2. Beban Objek yang diangkat oleh tenaga kerja memiliki beban berat yaitu antara 3 kg sampai >10 kg. Pengangkutan beban yang melebihi dari kekuatan manusia menyebabkan tenaga kerja akan menggunakan tenaga lebih besar pula sehingga tenaga kerja akan cepat kelelahan. 3. Manusia Postur kerja yang tidak ergonomis, karena di bagian Die Casting bekerja dengan posisi berdiri dalam waktu yang lama, gerakan tubuh yang banyak memutar, postur tubuh yang membungkuk serta lengan atas dan bawah yang digunakan untuk mengambil dan meletakkan part. 4. Lingkungan Kerja (Environment) Lingkungan kerja yang kurang nyaman seperti suhu ruangan kerja yang terlalu panas dan sangat bising dapat membuat operator cepat merasa lelah.