Bab V. PEMAKNAAN ATAS HASIL ANALISIS ‘GERAK’ MENYELURUH PADA JEJER I, ADEGAN KEDHATON, LAKON ‘PARTA KRAMA’ 5.1. Pemaknaan atas hasil analisis Pemaknaan yang dimaksud merupakan perolehan dari data-data yang terkumpul berupa hasil analisis pada tabulasi, terutama hasil analisis detail ‘gerak’ di adegan dan rumusan hasil analisis. Usaha menghasilkan cara ‘membaca’ gambar-gambar pada jejer I, adegan Kedhaton, sequence ke-11, yang terdiri dari 70 gambar ‘gerak’. Jadi pemaknaan yang dimaksud adalah cara membaca gambar-gambar ‘stop motion’ tersebut, yang dijelaskan masing-masingnya sebagai berikut. Pemaknaan di mulai pada gambar, 1. Baladewa: posisi kedua dari kiri. Baladewa bergerak pertama kali untuk segera menghajar Gathotkaca. Sebagai karakter yang gampang marah, terusterang dan setia pada keluarga, merasa tersinggung dengan Gathotkaca yang tidak patuh kepadanya. Karakternya yang agak lugu, membuatnya kurang berpikir panjang, untuk segera menghajar Gathotkaca Kresna: posisi pertama dari kiri, masih dalam posisi berdiri, tetapi sudah mulai bergerak karena gelisah. Sebagai tokoh berkarakter cerdas dan dapat membaca situasi dengan cepat, sekaligus tuan rumah, Kresna segera melakukan suatu tindakan untuk mengatasi situasi yang tidak diharapkannya. Setiyaki: posisi pertama dari kanan. Bersikap duduk dengan tenang, dengan posisi tangan angapurancang. Dia merupakan sepupu dari prabu Kresna, dan juga sedang bertamu menghadap karena dipanggil prabu Kresna untuk membicarakan acara perkawinan Sembadra dengan Arjuna. Dia datang menghadap prabu Kresna setelah prabu Baladewa terlebih dahulu datang menghadap. Gathotkaca: posisi ke dua dari kanan. Duduk dengan posisi tangan anjunjur yang berarti bersikap menunggu. Karakternya yang gagah dan berkepribadian tegas, setia dan berjiwa patriot, Gatutkaca yang mendapat tugas dari Begawan Abiyasa dan Dewi Kunthi, tetap berusaha menjaga amanat yang diembankan kepadanya. Dia bersikap bertahan ditengah amukan prabu Baladewa yang sedang tersinggung. Gatutkaca datang bertamu setelah, prabu Baladewa, Samba, patih Udawa dan Setyaki datang menghadap.
192
2. Kresna: sebagai tuan rumah, dia berusaha melindungi tamunya dari kakak kandungnya yang pemarah yang dapat secara tiba-tiba menyerang Gathotkaca yang sedang duduk bersimpuh dengan tenang.Kresna masih berada di posisinya berdiri, dan sangat gelisah. Bayangannya bergerak-gerak tapi masih diam di tempat. Baladewa: Mulai bergerak untuk bersiap menghajar Gathotkaca. Dia sangat tersinggung dengan Gathotkaca yang tidak patuh kepadanya. Dia mau Gathotkaca mengubah pendiriannya untuk menyetujui kemauannya, bahwa Dewi Sembadra harus bersanding dengan adik iparnya Burisrawa, bukan dengan Arjuna yang masih bersaudara dengan Sembadra. Setyaki: tetap dalam posisi duduk tenang dengan posisi angapurancang. Dia berusaha untuk tetap tenang dalam menghadapi situasi sulit di tengah amukan prabu Baladewa. Sebagai tamu dia berusaha untuk menghormati Prabu Kresna sebagai tuan rumah dengan tetap tenang ditempatnya duduk. Gathotkaca: tetap dengan posisi duduk dengan tangan anjunjur. Gathotkaca bersiap untuk menghadapi apapun yang akan terjadi pada dirinya. Dia pasrah dengan apapun yang menyerangnya. Dia tidak akan membalas serangan yang mungkin akan diterimanya, karena dia tahu bahwa prabu Baladewa sedang meluap emosinya, tidak ada gunanya untuk dilawan. Gathotkaca yang berjiwa tegar, tetap tenang ditempatnya duduk. 3. Kresna: masih tetap berdiri dengan anjujur, bayangannya bergoyang untuk menunjukkan kegelisahannya. dalam situasi seperti ini dia memikirkan dan berusaha untuk dapat mencegah terjadinya perkelahian antara Baladewa dengan Gathotkaca yang dianggapnya tidak bersalah apapun. Karena Gathotkaca hanya berusaha memegang amanat tugas dengan sebaik-baiknya. Baladewa: Dia tidak dapat menahan emosinya, yang sudah meluap-luap karena marah. Baladewa terus bergerak dan siap menghajar Gathotkaca dan berusaha mengusirnya. Bayangan terus membesar dan bergerak maju (wangsul majeng)
193
Setyaki: Masih duduk dengan posisi tangan angapurancang. Dia berusaha tenang dan mengamati setiap kejadian yang terjadi di depannya. Tidak ada yang bisa dilakukannya, karena berusaha untuk tidak memperkeruh suasana. Gathotkaca: juga tetap duduk dengan tangan anjunjur. Dia siap dengan apa yang akan terjadi pada dirinya. Bagaimanapun orang yang dihadapinya, adalah orang dan keluarga yang lebih tuanya darinya. Dia tidak berusaha bergerak apalagi melawan. 4. Kresna: masih terus berdiri anjunjur, dan bayangannya terus bergoyang. Masih terus gelisah, meskipun belum mengambil tindakan apapun. Karena dia tahu, bahwa prabu Baladewa yang sekaligus kakaknya ini bila marah, seringkali perilakunya susah dikendalikan. Baladewa: mengambil tindakan untuk menyerang. Dia sudah sangat marah pada Gathotkaca, yang menurutnya sudah keterlaluan, karena tidak patuh kepadanya. Bayangannya lebih besar lagi, karena perlu ruang untuk bergerak. Setiyaki: masih berusaha tenang dengan duduk dan tangan angapurancang ditempatnya. Dia masih memperhatikan apa yang akan terjadi di depannya. Sebagai tamu, dia berusaha sopan dan menghargai tuan rumahnya. Gathotkaca: tetap tidak bergerak, dan tetap duduk dengan tangan anjunjur. Dia tidak berusaha melawan. Dia tetap di posisinya. 5. Kresna: masih dalam posisi berdiri anjunjur. Kresna berusaha mengatasi situasi yang mungkin saja bisa tidak terkendali, dan dia segera mengambil tindakan. Meskipun dalam keadaan berdiri (tancep) tetapi bayangannya terus bergoyang. Baladewa: bergerak berputar ke kanan ke arah belakang. Dia masih berusaha menahan emosi yang meluap, dan ini membuatnya gelisah. Setyaki: masih berusaha tenang dengan duduk dan tangan angapurancang ditempatnya. Dia masih memperhatikan apa yang akan terjadi di depannya. Sebagai tamu, dia berusaha sopan dan menghargai tuan rumahnya. Gathotkaca: tetap tidak bergerak, dan tetap duduk dengan tangan anjunjur. Dia tidak berusaha melawan. Dia tetap di posisinya. 6. Kresna: sekarang masih juga berdiri diam dengan gelisah. Dia akan mengambil tindakan untuk segera menahan Baladewa menyerang Gathotkaca. Dia akan
194
melakukan sesuatu untuk mencegah prabu Baladewa bergerak maju untuk menyerang. Baladewa:Masih dalam posisi berputar. Bayangannya menjadi pipih karena dalam keadaan berputar. Dia akan mengambil ancang-ancang untuk segera menyerang Gathotkaca. Setiyaki: masih tetap duduk dengan tidak bergerak Gathotkaca: masih duduk dan juga tidak bergerak, dia pasrah dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dia hanya tamu yang mendapat tugas untuk melancarkan urusan tuan rumahnya. 7. Kresna: merencanakan untuk menahan Baladewa, bila kakaknya bergerak menyerang Gathotkaca. Dia ingin apapun yang terjadi situasinya masih dapat dikendalikannya. Masih dalam posisi berdiri anjunjur. Bayangannya masih bergetar Baladewa: bayangannya yang berputar menuju ke ruang istana. Dia belum bergerak maju untuk menyerang Gathotkaca. Baladewa merencanakan bersiapsiap untuk menyerang dari arah pilar istana. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak Gathotkaca; masih duduk menunggu, pasrah dengan perlakuan apa yang akan diterimanya. Dia tidak bergerak sama sekali apalagi melawan. 8. Kresna: Masih dalam posisi diam berdiri anjunjur. Bayangannya semakin keras bergetar, Kresna segera mengambil tindakan sebelum Baladewa bergerak. Dia berusaha melindungi Gathotkaca yang dia tahu tidak akan melawan, yang sebenarnya tidak dalam posisi yang bersalah dan patut dihajar. Baladewa: Dia masih di dalam ruangan, bayangannya tidak tampak. Baladewa sudah mulai tidak tahan dengan emosinya yang meluap. Dia masih belum bertindak karena sibuk dengan emosinya yang meninggi. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang Gathotkaca: masih duduk dengan tangan anjunjur. Menunggu dan siap dihajar oleh Baladewa. Dia tidak akan melawan, oleh karena itu dia tidak bergerak samasekali.
195
9. Kresna: masih berdiri posisi tangan lurus ke bawah, menunggu reaksi kakaknya di dalam ruang sebelum bergerak lagi. Dia tahu kakaknya sudah mulai tidak tahan dengan emosinya yang meluap karena marah. Baladewa: masih di dalam ruangan, bayangannya masih belum tampak lagi. Baladewa sudah mulai ambil ancang-ancang untuk menyerang. Dia sudah tidak tahan dengan emosi marahnya yang meluap. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang Gathotkaca: masih duduk dengan posisi tangan anjunjur, dia tidak bergerak sama sekali. Dia sadar, bila dia bergerak sedikit saja, akan membuat Baladewa lebih marah lagi. 10. Kresna: segera mengambil tindakan untuk mendahului prabu Baladewa yang bergerak ke belakang sebelum menyerang Gathotkaca. Dia berharap kakaknya bisa lebih tenang. Dia segera mengambil tindakan dengan gerakan mundur kebelakang. Baladewa: masih berada di dalam ruang istana. Sebelum dia bergerak untuk menyerang, Dia bersiap-siap untuk bergerak lagi, dia sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi. Dia sudah sangat ingin menghajar Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi diam dalam posisi duduknya dengan tangan anjunjur. Dia menunggu, dan menjaga situasi supaya tidak semakin buruk. Dia sangat menghormati dan menghargai tuan rumahnya. 11. Kresna: berusaha mendahului prabu Baladewa sebelum menyerang Gathotkaca. Prabu Kresna segera bergerak maju ke depan untuk melindungi Gathotkaca. Baladewa: bergerak mundur ke belakang bersiap-siap untuk menyerang, emosinya semakin tinggi. Dia berada dibalik ruangan istana untuk ambil posisi menyerang Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
196
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 12. Kresna: masih berusaha untuk bergerak maju dengan cepat. Khawatir prabu Baladewa bergerak lebih cepat. Dia berusaha sedapat mungkin mencegah Baladewa menghajar Gathotkaca. Baladewa: Masih berada di dalam ruangan. Dia bersiap-siap untuk menyerang Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 13. Kresna: bergerak maju dengan cepat (mlayu). Jaraknya sudah lebih dekat ke Gathotkaca dan mencoba untuk melindunginya, sebelum Gathotkaca dihajar Baladewa Baladewa: Masih berada di dalam ruangan. Dia mempersiapkan diri untuk menyerang Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 14. Kresna: berlari lebih cepat, ada yang dikhawatirkannya. Baladewa menjadi kalap dan situasi menjadi semakin buruk Baladewa: masih berada di dalam ruangan. Dia sudah bersiap untuk menyerang Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 15. Kresna: Bergerak cepat memutuskan untuk segera menghadang Baladewa sebelum terjadi sesuatu yang tidak dikehendakinya.
197
Baladewa: mulai bergerak maju dalam keadaan emosi meluap, muncul dari dalam ruangan. Dia sangat marah, terlihat dari bayangannya yang sangat besar. Dia sudah tidak dapat mengendalikan emosinya, dan sekarang dia akan menghajar Gathotkaca Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 16. Kresna: pada saat dia sedang berlari, Baladewa dengan bayangannya yang besar karena marah, berusaha mendekati Gathotkaca. Prabu Kresna memutuskan untuk menghalanginya. Baladewa: muncul dari balik gunungan dengan bayangannya yang besar. Dia sudah sangat marah sehingga dia segera berlari menuju ke arah Gathotkaca. Dia ingin segera melampiaskan rasa marahnya pada Gathotkaca dengan menghajarnya habis-habisan. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali. 17. Kresna: Bergerak maju dan memutuskan berputar dari arah kanan ke kiri untuk menghalangi Baladewa. Dia berusaha cepat untuk menghalangi Baladewa menghajar Gathotkaca. Dia tahu, kalau kakaknya marah dengan emosi yang meluap, selalu diikuti oleh kejadiaan yang tidak dikehendaki. Baladewa: sekarang dia dalam posisi bergerak maju dengan cepat. Dalam kondisi seperti ini, dia sudah tidak dapat dihalangi lagi untuk menghajar Gathotkaca. Bayangannya yang besar terus bergerak maju. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali
198
18. Kresna: masih berputar dan berharap cukup waktu untuk segera menghalangi kakaknya yang terus bergerak maju. Baladewa: terus bergerak maju. Dia sangat ingin segera menghajar Gathotkaca habis-habisan. Bayangannya yang besar terus bergerak maju. Emosi marahnya sudah tidak dapat ditahan lagi. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengan tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 19. Kresna: masih dalam posisi berputar, dia ingin segera menghalangi gerak Baladewa yang akan menghajar Gathotkaca. Baladewa: masih dalam posisi bergerak maju dan keadaan emosi berat, ingin segera menghajar Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 20. Kresna: masih dalam keadaan berputar. Dia mencoba menghalangi Baladewa yang masih dalam keadaan kalap, akan menghajar Baladewa. Baladewa: terus bergerak maju, dengan emosi yang masih meluap untuk segera menghajar Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 21. Kresna: masih dalam keadaan berputar, dia terus berusaha secepatnya menghalangi prabu Baladewa menghajar Gathotkaca. Baladewa: terus bergerak maju dengan berlari. Dia ingin cepat melampiaskan rasa marahnya pada Gathotkaca yang tetap duduk menunggu. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
199
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 22. Kresna: masih terus berputar, dia berharap gerakannya cukup cepat untuk menghalangi gerak prabu Baladewa yang sedang marah. Baladewa: terus bergerak maju dan sudah cukup dekat dengan posisi Gathotkaca yang sedang duduk menunggu, dan siap untuk menghajarnya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 23. Kresna: masih dalam posisi bergerak berputar dengan cepat. Dia tahu jarak antara Baladewa dengan Gathotkaca semakin dekat. Dia berusaha menghalangi Baladewa. Baladewa: masih terus bergerak cepat menuju Gathotkaca. Jarak dengan Gathotkaca semakin dekat, membuat emosinya menjadi berkurang karena sasarannya sudah dekat. Hal ini membuat bayangannya menjadi menyusut, tidak sebesar sebelumnya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengan tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 24. Kresna: masih dalam posisi bergerak berputar dengan cepat. Dia tahu kakaknya sudah hampir mendekati Gathotkaca. Dia sudah hampir sampai pada posisi Baladewa berlari menuju Gathotkaca. Baladewa: masih terus bergerak maju dengan cepat. Bayangannya sudah tidak sebesar sebelummya, tapi gerak bayangan tangan belakang berayun-ayun, siap menghajar Gathotkaca. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali
200
25. Kresna: masih dalam posisi gerak berputar dengan cepat. Gerak kakaknya sudah lebih dekat lagi ke arah Gathotkaca. Posisinya sudah berada di antara Baladewa dengan Gathotkaca. Dia harus lebih cepat lagi untuk dapat menghadang Baladewa yang akan menyerang Gathotkaca. Baladewa: masih dalam posisi berlari ke arah Gathotkaca. Jaraknya sudah semakin dekat, dan siap untuk menghajar Gathotkaca, dan dia tidak siap dengan datangnya Kresna untuk menghalangi kemauannya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 26. Kresna: masih dalam posisi gerak berputar dengan cepat. Posisinya sudah siap menghadang Baladewa. Dia harus bergerak lebih cepat lagi supaya segera dapat menahan tubuh prabu Baladewa. Baladewa: masih dalam posisi berlari menuju ke arah Gathotkaca. Dia tidak melihat prabu Kresna sudah akan menghalanginya. Sehingga tidak siap dengan gerakan prabu Kresna yang akan menghadangnya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 27. Kresna: dalam gerak berputarnya, berhasil menahan gerakan dengan menabrak (nubruk) dan mendekap (nyingkep) Baladewa yang masih berusaha bergerak maju menyerang Gathotkaca. Usahanya ini membuat Baladewa tidak bisa bergerak maju untuk melampiaskan hasrat marahnya pada Gathotkaca. Baladewa: dalam gerak majunya terhalang oleh Kresna yang tiba-tiba datang. Bagaimanapun dia masih berusaha melepaskan diri. Dia sangat kesal usahanya dihambat Kresna yang datang menabrak di depannya secara tiba-tiba, lalu mendekapnya Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
201
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 28. Kresna: berhasil mendekap Baladewa. Melalui kesaktiannya, dia berusaha menenangkan prabu Baladewa yang masih murka. Dia berusaha bertahan dan tidak akan melepaskan dekapannya sampai kakaknya tenang kembali. Baladewa: Berhasil ditahan oleh Kresna. Dia kesal sekali usahanya tidak berhasil. Dia masih berusaha melepaskan diri sekuat tenaga. Tapi usahanya untuk lepas sepertinya tidak begitu berhasil, karena adiknya lebih sakti dari pada dirinya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 29. Kresna: terus berusaha mendekap Baladewa. Dia tidak akan melepaskan dekapannya sampai kakaknya tenang. Dia berusaha sekuat tenaga menahan tubuh Baladewa yang sangat ingin melepaskan diri darinya. Baladewa: terus berusaha melepaskan diri dari dekapan Kresna. Bayangan mereka berdua bergoyang-goyang, sebagai usaha untuk melepaskan diri dari usaha Kresna untuk menahan dekapannya agar Baladewa tidak terlepas. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 30. Kresna: terus berusaha menahan tubuh Baladewa, dengan kekuatannya dia berusaha menahan prabu Baladewa yang masih berusaha melepaskan diri. Bayangan mereka masih tampak bergoyang-goyang. Baladewa: terus berusaha melepaskan diri, dari dekapan prabu Kresna. Dia sudah sangat kesal, karena usaha menghajar Gatutkaca dihambat Kresna. Emosinya masih cukup tinggi pada saat ini. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
202
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 31. Kresna: terus berusaha menahan tubuh Baladewa, dan usahanya sudah cukup berhasil. Prabu Baladewa sudah mulai tenang. Tapi dia tidak akan melepaskan dekapannya sampai kakaknya benar-benar tenang dan aman bagi Gathotkaca. Bayangan mereka tampak lebih tenang dari sebelumnya. Baladewa: terus berupaya melepaskan diri, tapi usahanya sudah mulai sulit. Dia sudah mulai terasa lelah, baik fisik (dalam usahanya melepaskan diri dari Kresna) dan psikis (dalam usahanya mengendalikan emosinya yang meluap-luap). Dia mulai tenang. Tetapi arah pandangnya masih tajam mengarah pada Gathotkaca yang masih duduk tidak bergerak. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali. 32. Kresna: berhasil menenangkan prabu Baladewa, tapi dia masih belum mau melepaskan dekapannya. Dia menunggu segala situasinya menjadi aman kembali dari segala perubahan emosi kakaknya. Baladewa: Sudah cukup tenang, meskipun tidak berhasil melepaskan diri dari dekapan Kresna. Bayangan mereka sudah cukup tenang dan fokus, yang berarti gerakan mereka saling mendorong dan menahan sudah berhenti. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 33. Kresna: berhasil menenangkan diri Baladewa yang semula kalap. Melalui kesaktiannya dia mampu menahan setiap gerakan dari usaha kakaknya untuk melepaskan diri dari dekapannya. Secara perlahan dia berusaha melonggarkan dekapannya yang kuat ini.
203
Baladewa: Sudah cukup tenang, meskipun tidak berhasil melepaskan diri dari dekapan Kresna. Bayangan mereka sudah cukup tenang dan fokus yang berarti gerakan merekapun sudah berhenti. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 34. Kresna: berhasil menenangkan diri Baladewa, tapi belum berani melepaskan dekapannya. Dia sudah mulai melonggarkan dekapannya supaya kakaknya dapat bergerak memposisikan diri dengan baik dan cukup hati-hati, sampai dia yakin bahwa prabu Baladewa tidak akan menyerang Gathotkaca secara tiba-tiba. Baladewa: berhasil ditenangkan oleh adiknya. Dalam dekapan yang mulai melonggar dia memposisikan diri siap berdialog. Dari sikap ini dapat diketahui, bahwa dia sudah siap diajak berdialog kembali. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 35. Kresna: mulai melonggarkan posisinya mendekap, dan kembali bergerak untuk berdiri. Dia bergerak dengan perlahan, khawatir kakaknya yang temperamental kembali mengamuk secara tiba-tiba. Baladewa: masih berada didekapan (nyikep) Prabu Kresna. Dia sudah cukup dapat ditenangkan, dan memposisikan diri untuk siap berdialog. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 36. Kresna: bergerak perlahan melonggarkan dekapan dan sekaligus berdiri. Dia betul-betul berhati-hati dan waspada dengan sikap kakaknya.
204
Baladewa: sudah berada dalam posisi tenang dan stabil. Dia siap untuk berdialog kembali. Dia menunggu Kresna untuk melonggarkan dekapannya yang kuat dan memposisikan diri ditempatnya semula. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 37. Kresna: sudah mulai berani melonggarkan dekapan dan mulai bergerak untuk berdiri. Dia sudah mulai yakin prabu Baladewa sudah dapat dilepaskan dari dekapannya yang kuat. Dia mulai bergerak dan mulai berdialog lagi. Dia bertanya, mengapa prabu Baladewa bisa begitu marah hanya karena ada orang (yang lebih muda) bersikukuh mempertahankan pendapat, karena ada tugas yang diembannya. Baladewa: sudah berada dalam posisi tenang dan stabil. Dia siap untuk berdialog kembali. Dia menunggu Kresna untuk melonggarkan dekapannya yang kuat dan memposisikan dirinya ditempatnya semula. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 38. Kresna: sambil berdiri dan melonggarkan dekapannya, pada saat berdiri berhadapan (ngajengaken) Kresna menjelaskan bahwa kakaknya tidak perlu marah pada Gathotkaca yang hanya mengemban tugas dari Begawan Abiyasa dan Dewi Kunthi. Tidak lebih dari itu. Kalau tidak sependapat dengan pendirian Gathotkaca, bisa dibicarakan lagi dengan para sesepuh yang memberikan tugas kepadanya. Baladewa: Sudah bisa tenang dan menunggu Kresna melepaskan dekapannya dan akan berpindah tempat kembali ke posisinya semula. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
205
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 39. Kresna: berdiri dan melepaskan dekapannya, dalam posisi berhadapan sambil menunggu situasinya benar-benar tenang sebelum dia bergerak lagi berpindah posisi. Kesiapan dialog dilanjutkan. Kresna minta kakaknya untuk berpikir jernih sekali lagi. Akan sangat malu kalau yang lebih tua bertidak tanpa kurang pikir. Dia berkewajiban untuk mengingatkan, karena dia punya kuasa sebagai tuan rumah. Baladewa: masih menunggu Kresna melepaskan dekapannya, menjelaskan dengan kesal, bahwa Gathotkaca terlalu berani melawan orang yang lebih tua, dan dia merasa tidak dihargai dan dihormati. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 40. Kresna: sambil berdiri berhadapan dan bergerak menjauh dari prabu Baladewa, Kresna berharap sebagai tamu –meskipun merupakan kakaknya- Baladewa menghargai dirinya sebagai tuan rumah. Dia tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diharapkan ada dikerajaan dan istananya. Baladewa: sudah cukup tenang. Dia mulai dapat berpikir jernih sambil menunggu Kresna melepaskan dekapannya dan untuk berpindah posisi. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 41. Kresna: berdiri di tengah ruangan masih dalam posisi berhadapan, khawatir Baladewa tiba-tiba ngamuk lagi. Tetapi itu tidak terjadi. Baladewa tetap berdiri tenang. Baladewa: sudah cukup tenang dalam kondisinya yang sedang berpikir. Dia mencoba untuk berpikir ulang dan menginstrospeksi diri.
206
Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 42. Kresna: masih tetap berdiri berhadapan dan mencoba membaca situasi, bersiap untuk pindah posisi. Kresna berharap setelah ini, dan untuk seterusnya berjalan lagi sebaik-baiknya. Baladewa: masih diam berpikir. Dia mencoba untuk memahami dan menerima apa yang dikatakan adiknya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 43. Kresna: masih berdiri berhadapan dengan tenang siap melangkahkan kaki ke posisinya semula. Tetapi ada lagi yang baru dipikirkannya. Baladewa: tetap berdiri tenang. Dia merenungkan kembali segala sesuatu yang terjadi sebelummya. Dia merasa tidak enak dengan prabu Kresna, karena telah membuatnya repot. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 44. Kresna: tetap berdiri dan siap bergerak. Tiba-tiba dia kembali menghadapi Baladewa dan mengangkat tangan ke arah kakaknya ini. Baladewa: sudah tenang kembali. Dia menunggu Kresna untuk kembali keposisinya semula. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali
207
45. Kresna: masih berdiri berhadapan dan menggenggam lengan prabu Baladewa. Dia berharap, kakaknya belajar menhargai yang lebih muda, dan bersabar terhadapnya. Mereka masih muda dan masih panjang jalan hidupnya. Jadi masih perlu dibimbing oleh yang lebih tua, yang lebih berpengalaman. Baladewa: sudah tenang kembali. Dia menunggu Kresna untuk kembali keposisinya semula. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 46. Kresna: masih menggenggam lengan kakaknya dan masih berdiri berhadapan, sambil meneruskan dialog, berharap kakaknya menerima pendapatnya demi kebaikannya sendiri. Kemudian berharap Gathotkaca dan Setyaki juga mendengarkan dan mempelajari apa yang sudah terjadi tadi. Baladewa: tetap berdiri berhadapan dengan tenang. Tiba-tiba prabu Kresna mengangkat tangan kearahnya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 47. Kresna: masih berdiri berhadapan dan menggenggam lengan kakaknya. Dia masih meneruskan dialog berharap untuk Gathotkaca yang lebih muda, harus belajar lebih bersabar. Kalau yang tua lagi berbicara, yang muda cukup mendengarkan saja. Kalau selalu dijawab terkesan berani dan kurang sopan santun. Sehingga bisa menimbulkan kemarahan pada yang tua. Baladewa: berdiri dengan tenang sambil berhadapan, mendengarkan pendapat adiknya. Dia sebetulnya cukup mengerti, hanya karena sifat pemarah dan kurang berpikir- panjanglah yang menyebabkan banyak kerepotan yang sering dialaminya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
208
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 48. Kresna: masih berdiri berhadapan dan menggenggam lengan prabu Baladewa, dan mulai bergerak untuk pindah posisi Baladewa: berdiri tenang berhadapan dan mendengarkan semua yang dibicarakan adiknya. Dia memiliki kesetiaan yang besar juga pada keluarganya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 49. Kresna: masih berdiri menggenggam lengan prabu Baladewa dan masih berhadapan. Dia berharap semua berjalan dengan baik. Sampai acara pernikahan Dewi Sembadra dapat terlaksana. Dia mulai bergerak untuk pindah posisi. Baladewa: masih tenang berdiri berhadapan sambil mendengarkan pembicaraan ini. Dia melihat Gathotkaca mengangkat tangannya, dan mengangguk menyetujui. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dan tangan terangkat ke dada untuk mengemukakan pendapat yang sudah jadi prinsipnya 50. Kresna: masih berdiri berhadapan dan tangannya mulai bergerak turun dari lengan prabu Baladewa. Dia mulai berpindah posisi, setelah dirasa situasinya sudah cukup tenang. Baladewa: masih berdiri berhadapan dengan tenang, dan mendengarkan semua pembicaraan tadi. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dan tangan bergerak, memberitahu bahwa dia minta maaf untuk tidak dapat mengikuti kemauan prabu Baladewa karena dia sudah diberi tugas mengemban kepercayaan yang sudah diberikan oleh Begawan Abiyasa dan dewi Kunthi
209
51. Kresna: masih berdiri berhadapan dan mulai bergerak untuk berpindah posisi. Secara bersamaan tangannya dan tangan prabu Baladewa bergerak turun ke bawah. Mereka saling meminta maaf. Baladewa: tetap berdiri tenang berhadapan dengan tangan di pinggul. Dia sudah menyadari, bahwa sebagai orang yang lebih tuapun tidak boleh bertindak semenamena pada yang lebih muda. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dan tangan kembali turun ke sikap semula dengan posisi anjunjur 52. Kresna: masih berdiri berhadapan dan bergerak untuk pindah posisi. Dia sudah merasa bahwa situasinya sudah aman dan tenang sehingga dia merasa perlu untuk bergerak pindah posisi ke posisi semula. Baladewa: masih berdiri berhadapan dengan tenang, Kresna mulai bergerak pindah posisi. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengan tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali. 53. Kresna: masih berdiri berhadapan dengan prabu Baladewa dan akan berpindah tempat, kembali ke tempatnya semula. Tangan saling menggenggam, kemudian secara bersamaan dilepas turun, karena Kresna akan bergerak pindah posisi. Baladewa: masih berdiri dan secara bersamaan dengan Kresna bergerak menurunkan tangan ke bawah Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 54. Kresna: masih berdiri berhadapan dan Kresna berniat pindah tempat. Karena dia sebagai tuan rumah dari tamu-tamu yang lain juga.
210
Baladewa: masih berdiri dengan sikap tenang dan keduanya masih dalam posisi saling berhadapan. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 55. Kresna: masih dalam posisi berdiri berhadapan dan mulai berpindah tempat. Kresna mulai bergerak mengangkat kakinya untuk berpindah posisi Baladewa: keduanya masih saling berhadapan untuk berdialog, masih berdiri dan menunggu Kresna yang akan berpindah tempat. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 56. Kresna: masih berdiri berhadapan dan berniat pindah tempat. Secara bersamaan Baladewa juga bergerak memindahkan posisi kakinya, memberi ruang pada Kresna yang sedang bergerak untuk berpindah posisi. Baladewa: masih dalam posisi berdiri. Dia bergerak memindahkan kakinya untuk memberi jalan pada Kresna yang bergerak untuk pindah posisi. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 57. Kresna: masih dalam posisi berdiri berhadapan dan secara bersamaan bergerak untuk kembali ke posisi masing-masing. Baladewa: masih dalam posisi berdiri dan bergerak untuk berpindah posisi bagi keduanya. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali
211
58. Kresna: masih dalam posisi berdiri berhadapan, bersama-sama bergerak untuk berpindah posisi Baladewa: masih berdiri dan berpindah tempat juga. Dia bergerak bersamaan dengan prabu Kresna. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 59. Kresna: segera menghentikan gerakan sebentar, karena tanpa diduga prabu Baladewa duduk bersimpuh. Prabu Kresna dengan serta merta tangannya bergerak ke arah pundak kakaknya, sebelum dia meneruskan gerakannya untuk berpindah tempat. Baladewa: duduk bersimpuh dihadapan Kresna adiknya. Dia sebenarnya punya jiwa besar untuk meminta maaf , dan sekarang dilakukannya dengan duduk bersimpuh meminta maaf pada Kresna atas peringainya yang tidak terkendali. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 60. Kresna: segera melepaskan tangannya dari arah tubuh Baladewa, karena harus segera bergerak lagi pindah posisi dengan bergerak maju. Baladewa: masih duduk bersimpuh, sambil tetap duduk bersimpuh, segera mulai bergerak mundur memberi ruang pada Kresna untuk bergerak pindah posisi. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 61. Kresna: segera bergerak maju untuk pindah posisi, untuk kemudian meneruskan dialog dengan tamu-tamunya yang lain. Baladewa: masih dalam posisi duduk bersimpuh dan dalam keadaan duduk dia mulai bergerak mundur untuk memberi jalan pada Kresna.
212
Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 62. Kresna: mulai bergerak untuk berputar dari kiri ke kanan, kembali ke posisi semula. Baladewa: masih dalam posisi duduk bersimpuh bergeser mundur, memberi ruang dan jalan bagi kresna untuk berputar dan kembali ke posisi semula. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 63. Kresna: masih dalam posisi berputar untuk kembali ke posisi awalnya, menghadap dari kiri ke kanan dengan posisinya sebagai tuan rumah bagi tamutamunya. Baladewa: masih berposisi duduk bersimpuh dan bergerak mundur untuk memberi ruang dan jalan bagi Kresna yang sedang berputar. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 64. Kresna: masih berputar untuk kembali ke posisinya. Baladewa: masih duduk bersimpuh dan bergerak mundur. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali. 65. Kresna: masih dalam posisi berputar untuk pindah ke posisi semula. Baladewa: bergerak mundur dalam posisinya yang sedang duduk bersimpuh Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
213
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 66. Kresna: masih berputar dan bergerak kembali ke posisinya semula Baladewa: masih dalam posisinya duduk bersimpuh sambil bergerak mundur. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 67. Kresna: sudah berada dalam posisi menghadap dari arah kiri ke kanan, membelakangi Baladewa. Menempatkan diri dalam posisi semula, sebagai tuan rumah dan raja di negara Dwarawati. Baladewa: masih bergerak mundur dan kemudian bergerak maju kembali menempatkan diri pada posisi awal yang semula dia berada. sebagai tamu dan saudara tua pihak tuan rumah Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 68. Kresna : sedang menempatkan diri dalam posisi awal, dimana dia semula berada. Baladewa: masih dalam posisi mundur menunggu tuan rumah memposisikan diri, dan kemudian bergerak maju lagi menempatkan diri dalam posisinya semula Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 69. Kresna: sudah kembali ketempatnya semula dan sudah mulai berdiri tenang untuk kemudian siap berdialog dengan tamu-tamunya. Baladewa: mundur dan kemudian bergerak maju lagi menempatkan diri dalam posisinya semula Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang.
214
Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali 70. Kresna: sudah menempatkan diri pada posisi awal. Pada posisi ke dua dari kiri dan menghadap dari kiri ke kanan. Baladewa: sudah bergerak maju kembali dan memposisikan pada posisi awal, posisi pertama dari kiri, dan menghadap dari kiri ke kanan. Keduanya sudah siap untuk berdialog dengan baik kembali. Setyaki: masih dalam posisi duduk tidak bergerak dengan sikap tangan angapurancang. Gathotkaca: masih dalam posisi duduk dengam tangan anjujur, dan juga tidak bergerak sama sekali.
5.2. Pemaknaan khusus Penelitian pagelaran wayang kulit purwa gaya Yogyakarta tersebut merupakan telaah rekaman pagelaran ’luar’ lakon ’Parta Krama’, diperoleh pemaknaan khusus pada jejer I, sequence 11 adegan Kedhaton Dwarawati, 1. Baladewa bergerak lebih dulu, bayangannya menjadi besar = mulai bergerak Kresna berdiri diam (ditancap), bayangan bergetar = gelisah Ceritanya: Baladewa bergerak lebih dulu, akan menyerang Gathotkaca. Kresna menjadi gelisah, mencoba memikirkan apa yang harus dilakukan untuk mencegah. Gathotkaca dan Setyaki duduk bersimpuh. 2. Baladewa bayangannya besar = bergerak terus Kresna masih berdiri diam (ditancap). Bayangan masih bergetar = masih gelisah Ceritanya: Baladewa masih bergerak, Kresna masih gelisah. Gathotkaca dan Setyaki masih tetap duduk bersimpuh. 3. Baladewa bayangannya lebih besar lagi = emosi tinggi Kresna masih berdiri diam (ditancap). Bayangan masih bergetar = masih gelisah Ceritanya:
215
Baladewa terus bergerak dengan emosi tinggi, dan Kresna masih dalam posisi diam gelisah. Gathotkaca dan Setyaki masih dalam posisi duduk. 4. Baladewa bayangannya masih besar (tidak sebesar sebelumnya) = bergerak terus Kresna masih berdiri diam (ditancap). Bayangannya masih bergetar = masih gelisah. Ceritanya: Baladewa terus bergerak, Kresna masih diam gelisah. 5. Baladewa bayangannya besar bergradasi = bergerak berputar dari kanan ke kiri a. Bergerak berputar dari kanan ke kiri ( ke depan) = supaya tampak siluet wajahnya. b. Bergerak berputar dari kanan ke kiri = masuk kembali ke ruangan. Kresna masih berdiri diam (ditancap), bayangannya tidak bergetar = mulai tenang. Ceritanya: Baladewa berputar kembali ke ruangan, dan Kresna sudah mulai tenang karena sudah mendapatkan pemecahannya. 6. Baladewa bayangannya pipih = masih berputar Kresna masih berdiri diam (ditancap), bayangannya diam = tenang Ceritanya: Baladewa nasih dalam keadaan berputar, dan Kresna masih terlihat tenang. 7. Baladewa bayangannya masuk ke dalam ruang. Kresna masih diam (ditancap). a. Masuk ke dalam ruang = menenangkan diri b. Masuk ke dalam ruang = bersiap untuk menyerang (capeng). Ceritanya: Baladewa masuk ke dalam ruang, berusaha menenangkan diri, atau bersiap-siap untuk menyerang. 8. Baladewa bayangannya tidak tampak = sedang di dalam ruang. Kresna masih diam (ditancap) = berpikir Ceritanya: Baladewa sedang di dalam ruang, Kresna masih diam berpikir untuk mengambil langkah pencegahan supaya tidak terjadi perkelahian antara Baladewa dan Gathotkaca di istananya.
216
9. Baladewa bayangannya masih di dalam ruang. Kresna bayangannya mulai bergetar lagi = bersiap melakukan suatu tindakan. Ceritanya: Baladewa masih di dalam ruangan, dan Kresna mengambil kesempatan ini untuk segera bertindak. 10. Baladewa bayangannya masih di dalam ruang tampak akan maju = bersiap-siap menyerang. Kresna bayangannya bergerak seolah mundur = bersiap melakukan tindakan. Ceritanya: Baladewa masih di dalam ruang, seakan tampak mau bergerak maju. Kresna segera bergerak bersiap melakukan tindakan. 11. Baladewa bayangannya masih di dalam ruang. Kresna bayangannya membesar = mulai bergerak Ceritanya: Baladewa masih di dalam ruang, Kresna segera mulai bergerak untuk mengambil tindakan. 12. Baladewa bayangannya masih di dalam ruang Kresna bayangannya masih besar = masih bergerak Ceritanya: Baladewa masih berada di dalam ruang, Kresna mulai bergerak maju untuk mengambil tindakan pencegahan. 13. Baladewa bayangannya masih di dalam ruang Kresna bayangannya masih membesar dan kabur = bergerak maju dengan cepat Ceritanya: Baladewa masih di dalam ruang, Kresna segera bergerak maju dengan cepat 14. Baladewa masih di dalam ruangan Kresna bayangannya menjadi kabur = bergerak maju dengan cepat Ceritanya: Baladewa masih di dalam ruang, Kresna berlari ke depan untuk mengambil tindakan pencegahan. 15. Baladewa masih di dalam ruang. Bayangannya mulai tampak.
217
Kresna bayangannya masih kabur = masih bergerak maju dengan cepat Ceritanya: Baladewa masih di dalam ruang, dan mulai bergerak. Kresna masih dalam posisi berlari. 16. Baladewa bayangannya sangat besar = bergerak dengan emosi Kresna bayangannya masih kabur = masih berlari cepat Ceritanya: Baladewa mulai bergerak dengan emosi tinggi untuk bersiap menyerang Gathotkaca. Kresna segera berlari dengan cepat. 17. Baladewa bayangannya masih sangat besar = bergerak maju dengan emosi Kresna bayangannya masih kabur = bergerak maju dengan berlari Kresna bayangannya terlihat bulat = bersiap untuk berputar Ceritanya: Baladewa bergerak maju dengan emosi tinggi, Kresna masih berlari dan bersiap untuk berputar. 18. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak maju dengan emosi Kresna bayangannya terlihat praba = berputar dari kanan ke kiri (ke belakang) Berputar = untuk menghalangi Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju dengan emosi tinggi, dan Kresna masih berlari dan berputar ke belakang sehingga terlihat praba-nya. 19. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak maju dengan emosi Kresna bayangannya masih berbentuk pipih terlihat praba-nya = masih berputar Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju dengan emosi tinggi dan Kresna dalam keadaan berputar ke belakang untuk menghalangi Baladewa menyerang Gathotkaca. 20. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak maju dengan emosi Kresna bayangannya masih berbentuk pipih terlihat praba-nya = masih berputar. Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju dengan emosi tinggi dan Kresna masih dalam keadaan berputar untuk menghalangi Baladewa menyerang Gathotkaca.
218
21. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak dengan emosi tinggi. Kresna bayangannya masih berbentuk pipih terlihat praba-nya = masih berputar Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju dengan emosi tinggi, Kresna masih dalam posisi berputar untuk menghalangi Baladewa. 22. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak dengan emosi tinggi Kresna bayangannya masih berbentuk pipih masih terlihat praba-nya = masih berputar. Ceritanya: Baladewa bergerak maju dengan emosi tinggi dan sudah hampir mendekati Gathotkaca. Kresna masih dalam posisi berputar. 23. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak dengan emosi tinggi Kresna bayangannya terlihat mahkotanya = masih dalam posisi berputar Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju dengan emosi tinggi dan sudah hampir mendekati Gathotkaca. Kresna masih dalam posisi berputar. 24. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak dengan emosi tinggi Tangan belakangnya bergoyang = bersiap untuk menyerang Kresna bayangannya terlihat mahkotanya = masih dalam posisi berputar Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju dengan emosi tinggi, bahkan tangannya bergoyang-goyang siap menyerang. Jarak dengan Gathotkaca sudah semakin dekat. Kresna masih dalam posisi berputar. 25. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak dengan emosi tinggi Tangan belakang kabur = karena bergoyang Kresna bayangannya terlihat mahkotanya = masih berputar Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju dan jaraknya sudah semakin dekat dengan Gathotkaca, dia siap menyerang. Kresna masih dalam keadaan berputar. 26. Baladewa bayangannya masih besar = masih bergerak Bayangannya ditimpa Kresna = didekap
219
Kresna bayangannya masih terlihat mahkota = masih berputar Bayangannya menimpa Baladewa = mendekap Ceritanya: Baladewa masih bergerak maju, tiba-tiba badannya didekap Kresna, sehingga gerakannya untuk menyerang Gathotkaca menjadi terhalangi. Kresna dalam keadaan berputar tiba-tiba mendekap Baladewa, usahanya berhasil menahan gerakan Baladewa. 27. Baladewa bayangannya ditimpa Kresna = didekap Kresna Bayangan mengecil = emosi kembali menurun Kresna bayangannya menimpa Baladewa = mendekap Baladewa Bayangan mereka bergoyang – goyang = bergerak saling bertahan Ceritanya: Baladewa didekap Kresna, dan masih berusaha melepaskan diri. Emosi Baladewa sudah kembali menurun. Kresna mendekap Baladewa dengan sekuat-kuatnya supaya tidak terlepas. 28. Baladewa bayangannya ditimpa Kresna = didekap Kresna Kresna bayangannya menimpa Baladewa = mendekap Baladewa Bayangan mereka bergoyang – goyang = bergerak saling bertahan Ceritanya: Baladewa didekap Kresna, dan masih berusaha melepaskan diri. Kresna mendekap Baladewa dengan sekuat-kuatnya supaya tidak terlepas. 29. Baladewa bayangannya ditimpa Kresna = didekap Kresna Tangan masih bergoyang = upaya untuk menyerang Kresna bayangannya menimpa Baladewa = mendekap Baladewa Bayangan mereka masih bergoyang – goyang = masih bergerak saling bertahan Ceritanya: Baladewa didekap Kresna, dan masih berusaha melepaskan diri. Kresna mendekap Baladewa dengan sekuat-kuatnya supaya tidak terlepas. Mereka masih mencoba saling bertahan. 30. Baladewa bayangannya ditimpa Kresna = didekap Kresna Kresna bayangannya menimpa Baladewa = mendekap Baladewa
220
Ceritanya: Baladewa didekap Kresna, dan masih berusaha melepaskan diri. Kresna masih berusaha mendekap Baladewa dengan sekuat-kuatnya supaya tidak terlepas. 31. Baladewa bayangannya ditimpa Kresna = didekap Kresna Kresna bayangannya menimpa Baladewa = mendekap Baladewa Bayangan tidak bergoyang lagi = sudah cukup tenang. Ceritanya: Baladewa didekap Kresna, dan masih berusaha melepaskan diri. Kresna mendekap Baladewa dengan sekuat-kuatnya supaya tidak terlepas. Bayangan mereka sudah lebih tenang. 32. Baladewa bayangannya masih ditimpa Kresna = didekap Kresna Kresna bayangannya masih menimpa Baladewa = mendekap Baladewa Bayangan ke dua tubuh tersebut sudah mulai berjarak = dekapan mulai merenggang Ceritanya: Baladewa masih didekap Kresna. Kresna masih mendekap Baladewa, tapi dekapan mulai merenggang, karena dianggap sudah dapat tenang. 33. Baladewa bayangannya masih ditimpa Kresna = masih didekap Kresna Tangan mengarah ke pinggang = sudah siap untuk mulai berdialog Kresna bayangannya masih menimpa Baladewa = masih mendekap Baladewa Bayangan kedua tubuh tersebut sudah mulai berjarak = dekapan mulai merenggang. Ceritanya: Baladewa masih didekap Kresna. Kresna masih mendekap Baladewa, tapi dekapan mulai merenggang. Baladewa sudah mulai tenang dan bersiap untuk berdialog. 34. Baladewa bayangannya masih ditimpa Kresna = masih didekap Kresna Tangan sudah di pinggang = siap berdialog Kresna bayangannya masih menimpa Baladewa = masih mendekap Baladewa Bayangan keduanya berjarak = dekapan merenggang
221
Ceritanya: Baladewa didekap Kresna, karena Baladewa sudah mulai tenang dan mulai dapat diajak berdialog, dekapan sudah mulai merenggang. 35. Baladewa bayangannya masih ditimpa Kresna = masih didekap Kresna Tangan sudah di pinggang = siap berdialog Kresna bayangannya masih menimpa Baladewa = masih mendekap Baladewa Bayangan keduanya sudah berjarak = dekapan merenggang Ceritanya: Dekapan Kresna sudah merenggang, dan Baladewa sudah dapat diajak dialog. 36. Bayangan Baladewa sudah tampak tenang Kresna bayangannya mengabur = sedang bergerak Ceritanya: Baladewa sudah tampak tenang dan Kresna bergerak untuk merenggangkan dekapan. 37. Bayangan Baladewa sudah tampak tenang Kresna bayangannya masih tampak mengabur = bergerak Ceritanya: Baladewa sudah tampak tenang dan Kresna bergerak untuk merenggangkan dekapan. 38. Kresna bayangannya masih terus mengabur = masih terus bergerak Ceritanya: Baladewa sudah tampak tenang. Kresna masih terus bergerak untuk merenggangkan dekapannya. 39. Kresna bayangannya masih tampak kabur = masih bergerak Bayangannya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya = bergerak untuk berdiri Ceritanya: Baladewa sudah tampak tenang, dan Kresna masih terus bergerak merenggangkan dekapan sambil berdiri. 40. Kresna bayangannya masih tampak kabur = masih bergerak Bayangannya menjadi lebih tinggi lagi dari sebelumnya = bergerak untuk berdiri Ceritanya:
222
Baladewa sudah tampak tenang, dan Kresna masih terus bergerak merenggangkan dekapan sambil terus berdiri. 41. Kresna bayangannya masih tampak kabur = masih bergerak Bayangannya menjadi lebih tinggi dari sebelumnya dan sudah stabil = bergerak untuk berdiri dan sudah dalam posisi berdiri Ceritanya: Baladewa sudah tampak tenang, dan Kresna masih terus bergerak merenggangkan dekapan sambil berdiri, dan sudah dalam posisi berdiri. 42. Kresna sudah dalam posisi berdiri Bayangan saling berhadapan = posisi berdialog Ceritanya: Baladewa sudah tampak tenang dan Kresna sudah dalam posisi berdiri. Mereka dalam posisi saling berhadapan dan sedang berdialog. 43. Bayangan berhadapan = berdialog Ceritanya: Baladewa dan Kresna saling berdialog 44. Bayangan masih berhadapan = berdialog Ceritanya: Baladewa dan Kresna masih saling berhadapan 45. Bayangan tangan Kresna bergoyang = berbicara Ceritanya: Pada saat berdialog, Kresna lebih sering berbicara 46. Bayangan tangan Kresna masih bergerak = masih terus berbicara Ceritanya: Dalam berdialog Kresna terus berbicara. 47. Bayangan tangan Kresna mengarah ke tubuh Baladewa = menenangkan Ceritanya: Dalam berdialog, Kresna terus berbicara untuk menenangkan Baladewa. 48. Bayangan tangan Kresna memegang lengan Baladewa = masih terus menenangkan. Ceritanya:
223
Kresna terus berusaha menenangkan Baladewa dalam pembicaraannya. 49. Bayangan tangan Kresna masih memegang lengan Baladewa = masih terus berusaha menenangkan. Ceritanya: Kresna terus berusaha menenangkan Baladewa dalam pembicaraannya. 50. Bayangan tangan Kresna masih memegang lengan Baladewa = masih terus berusaha menenangkan. Ceritanya: Kresna terus berusaha menenangkan Baladewa dalam pembicaraannya. 51. Bayangan tangan Kresna masih memegang lengan Baladewa = masih terus berusaha menenangkan. Ceritanya: Kresna terus berusaha menenangkan Baladewa dalam pembicaraannya. 52. Bayangan tangan Kresna mulai bergerak turun = melepaskan tangan Ceritanya: Kresna akan melepaskan tangannya, untuk pindah posisi. 53. Bayangan tangan Kresna masih bergerak turun = melepaskan tangan Ceritanya: Kresna dalam posisi melepaskan tangannya dari lengan Baladewa. 54. Bayangan tangan Kresna masih bergerak turun = melepaskan tangan Ceritanya: Kresna dalam posisi melepaskan tangannya dari lengan Baladewa. 55. Bayangan tangan Kresna sudah terpisah dari lengan Baladewa = sudah lepas Ceritanya: Tangan Kresna sudah lepas dari lengan Baladewa, dan akan bergerak pindah posisi. 56. Bayangan Baladewa terangkat ke atas = mengangkat salah satu kaki pindah posisi Bayangan tangan Kresna kembali memegang lengan = menenangkan lagi Ceritanya: Baladewa tiba-tiba bergerak mengangkat kaki untuk alih posisi, dan Kresna kembali menenangkan, khawatir Baladewa marah lagi.
224
57. Bayangan Baladewa dan Kresna sama-sama terangkat = sama-sama memindahkan kaki. Memindahkan kaki = memperluas ruang gerak Ceritanya: Karena Baladewa bergerak memindahkan kakinya, Kresnapun ikut menyesuaikan diri juga memindahkan kakinya untuk memperluas ruang gerak. 58. Bayangan Baladewa sudah kembali ke posisi semula. Bayangan tangan Kresna masih menggenggam lengan Baladewa = masih menenangkan Ceritanya: Baladewa sudah kembali ke posisinya semula dan Kresna masih berusaha menenangkannya 59. Bayangan Baladewa hanya tampak sebatas kaki = duduk bersimpuh Bayangan Kresna terangkat ke atas lagi = memindahkan kaki Ceritanya: Baladewa tiba-tiba duduk bersimpuh, membuat Kresna bergerak memindahkan kakinya untuk memperluas ruang gerak 60. Bayangan Baladewa masih tampak sebatas kaki = masih duduk bersimpuh Bayangan Kresna dalam posisi miring dan lebih besar = terus bergerak Ceritanya: Baladewa masih duduk bersimpuh, Kresna terus bergerak memberi ruang. 61. Bayangan Baladewa masih sebatas kaki = duduk bersimpuh Bayangan ujung tangan yang ke pinggang mulai tertutup sebagian dengan gunungan = bergerak mundur Bayangan Kresna lebih besar dari sebelumnya = sedang bergerak Ceritanya: Bayangan Baladewa sedang duduk bersimpuh, dan dalam keadaan duduk bersimpuh, dia bergerak mundur untuk memberi ruang pada Kresna bergerak. Kresna terus bergerak pindah posisi.
225
62. Bayangan Baladewa masih sebatas kaki = duduk bersimpuh Bayangan ujung tangan yang ke pinggang sudah tertutup dengan gunungan = bergerak mundur Bayangan Kresna lebih besar dari sebelumnya = sedang bergerak Bayangan Kresna menjadi pipih = sedang berputar a. Berputar dari kiri ke kanan (ke belakang) = berputar sehingga terlihat prabanya b. Berputar dari kiri ke kanan = sebagai tuan rumah, menghadap ke para tamu yang lain. Ceritanya: Bayangan Baladewa sedang duduk bersimpuh, dan dalam keadaan duduk bersimpuh, dia bergerak mundur untuk memberi ruang pada Kresna bergerak. Kresna terus bergerak pindah posisi dan berputar. Siap menhadapi tamunya yang lain. 63. Bayangan Baladewa masih sebatas kaki = duduk bersimpuh Bayangan ujung tangan yang ke pinggang tertutup gunungan = bergerak semakin mundur Bayangan Kresna menjadi pipih = sedang berputar Ceritanya: Bayangan Baladewa sedang duduk bersimpuh, dan dalam keadaan duduk bersimpuh, dia bergerak mundur untuk memberi ruang pada Kresna yang sedang berputar. Kresna terus bergerak pindah posisi. 64. Bayangan Baladewa masih sebatas kaki dan menjadi kabur = duduk bersimpuh dan bergerak. Bayangan ujung tangan yang ke pinggang tertutup gunungan = bergerak semakin mundur Bayangan Kresna menjadi pipih = sedang berputar Ceritanya: Baladewa sedang bergerak mundur sambil duduk bersimpuh. Kresna sedang berputar kembali ke posisi awal sebagai tuan rumah.
226
65. Bayangan Baladewa masih sebatas kaki = duduk bersimpuh Bayangan ujung tangan yang ke pinggang tertutup gunungan = sudah berada di posisi belakang. Bayangan Kresna menjadi pipih = sedang berputar Ceritanya: Baladewa sedang bergerak mundur sambil duduk bersimpuh. Kresna sedang berputar kembali ke posisi awal sebagai tuan rumah. 66. Bayangan Baladewa masih sebatas kaki = duduk bersimpuh Bayangan ujung tangan yang ke pinggang tertutup gunungan = sudah berada di posisi belakang. Bayangan Kresna menjadi pipih = sedang berputar Ceritanya: Baladewa sedang bergerak mundur sambil duduk bersimpuh. Kresna sedang berputar kembali ke posisi awal sebagai tuan rumah. 67. Bayangan Baladewa bergerak dan sudah tertutup gunungan = bergerak mundur Bayangan Kresna kabur = masih bergerak berada diposisi dari kiri ke kanan = sebagai tuan rumah dari tamu-tamunya. Ceritanya: Baladewa semakin mundur, dan Kresna sudah dalam posisi menghadap dari kiri ke kanan sebagai tuan rumah. 68. Bayangan Baladewa bergerak dan tertutup gunungan = bergerak mundur Bayangan Kresna kabur = masih bergerak berada diposisi dari kiri ke kanan = sebagai tuan rumah dari tamu-tamunya. Ceritanya: Baladewa semakin mundur, dan sekarang Kresna menempatkan diri dan sudah menghadap dari kiri ke kanan sebagai tuan rumah. 69. Bayangan Baladewa bergerak tertutup gunungan = bergerak mundur Bayangan Kresna sudah stabil = sudah lebih tenang berada diposisi dari kiri ke kanan = sebagai tuan rumah dari tamu-tamunya.
227
Ceritanya: Baladewa masih bergerak mundur dan Kresna sudah menempatkan posisinya menghadap dari kiri ke kanan sebagai tuan rumah. 70. Bayangan Baladewa berada di belakang Kresna = bergerak maju berada diposisi dari kiri ke kanan = sebagai sesama Raja dan saudara tua tuan rumah Ceritanya: Baladewa yang semula berada di belakang sekarang bergerak maju dan menempatkan diri di belakang Kresna menghadap dari kiri ke kanan, dan Kresna berada di posisi menghadap dari kiri ke kanan sebagai tuan rumah.
5.3. Rangkuman hasil analisis Berdasar dari uraian sebelumnya, akhirnya dapat dijelaskan pula rangkuman hasil analisanya sebagai berikut: Penelitian pergelaran wayang kulit purwa gaya Yogyakarta tersebut merupakan telaah rekaman pagelaran ’luar’ lakon ’Parta Krama’, dengan analisis pada jejer I, sequence 11 adegan Kedhaton Dwarawati. 1. Setiap gambar ’stop motion’ dari adegan gambar ke-1 sampai dengan gambar ke70, memiliki cara memanfaatkan gambar dengan Tata Ungkapan Luar (TUL), dengan cara memanfaatkan cara wimba (cara penggambarannya) digunakan untuk merangkai gambar supaya dapat diceritakan. Yakni: TUL 1: menyatakan ruang yang berarti setiap gerak (per-detik) terjadi peralihan ruang gerak yang dinyatakan sebagai ’alih obyek bergerak’. TUL 2: menyatakan gerak, artinya setiap gambar terdapat ’alih obyek bergerak’, yang sekaligus melibatkan ruang dan waktu, yang berarti sedang ’bergerak’. TUL 3: menyatakan ruang dan waktu, yang artinya karena ’bergerak’ setiap gambar terdapat perubahan waktu (per-detiknya) dan ruangnya, sehingga terjadi ’alih waktu’ perdetiknya. TUL 4: menyatakan penting, yang artinya setiap gerak terjadi perubahan sikap, berarti perubahan ini mendatangkan perhatian (menarik perhatian), oleh karena itu obyek yang bergerak tersebut memang penting dalam ceritanya.
228
2. Melalui bahasa rupa akhirnya dapat diketahui bahwa efek dramatik setiap bayangan obyek yang membesar adalah obyek yang bergerak. Setiap ’gerak’ selalu mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang dapat diceritakan. 3. Penampilan pergelaran ’luar’ menonton dari arah bayangan, maka tokoh baik, Raja, tuan rumah, berada di tangan kanan dalang, berarti di posisi kiri dari arah para penonton. Sedangkan posisi tokoh di bawahan Raja, tamu, tokoh jahat, berada di tangan kiri dalang, berarti berada di posisi kanan dari arah para penonton. Cara pembacaannya sama dengan wayang beber dan wayang golek. 4. Pada pembacaan rupa ’gerak’ wayang kulit untuk menjelaskan maksud gerakan masih harus dibantu dengan narasi berupa janturan, sulukan, dan carita, karena berhubungan dengan konteks cerita dari adegan. 5. Pembacaan rupa pada ’gerak’ wayang kulit bayangan bisa dikaji dari sudut ke ilmuan seni rupa, berdasarkan teori bahasa rupa untuk menceritakan gerakangerakan yang semula hanya berupa gerakan baku1 berkembang berkembang menjadi lebih beragam gerak. Misalnya: gerakan lari, ke kiri berarti masuk atau kembali ke ruangan, sedangkan lari ke kanan berarti keluar ruangan atau pergi dari ruangan. Kemudian lari ke arah kiri dengan salah satu tangan disampirkan di bahu, berarti berlari masuk ruangan dengan kesedihan yang amat sangat. 6. Karakter dari tokoh wayang selalu menentukan gerak bahasa tubuhnya, misalnya tokoh ksatria halus selalu memiliki wajah yang luruh dan gerak-geriknya selalu halus semacam para putri. Tetapi untuk karakter danawa, yang digambarkan sebagai makhluk-makhluk raksasa, tidak mungkin bergerak halus, melainkan bertindak berangasan dan bergerak kasar. 7. Terdapat pengembangan pada konsep bahasa rupa ’gerak’ dari pagelaran ’luar’ wayang kulit purwa gaya Yogyakarta, karena penelitian Primadi pada wayang beber terdapat analisis pada sequence satu ke sequence berikutnya. 8. Analisis yang diujikan pada penelitian ini sudah sampai pada analisis sequence satu ke sequence berikutnya, kemudian pada tiap sequence terdapat analisis adegan satu ke analisis adegan berikutnya. Kemudian tiap adegan memperlihatkan
1
Lihat pada Roger Long (1982).
229
aspek geraknya. Maka pada penelitian ini diteliti dalam satu adegan terdapat tujuh puluh gambar gerak yang dianggap dapat mewakili ceritanya. 9. Konsep bahasa rupa ’gerak’ wayang kulit bayangan untuk dapat diceritakan, bahasa tubuh menjadi sangat penting, dan menggunakan terminologi Jawa, karena berhubungan dengan budaya Jawa. Hal ini juga berlaku dengan bahasa rupa pada gambar-gambar konsep tradisional yang lain semacam relief candi dan wayang beber, yakni bahasa tubuh menjadi penting dan tampak dari kepala sampai kaki, supaya dapat diceritakan. Tidak ada tampilan gambar dalam bentuk ekspresi wajah atau penggalan-penggalan gambar selutut atau separuh badan. 10. Gambar-gambar tertentu pada pergelaran wayang kulit bayangan, misalnya tokoh yang menghilang di gunungan memang tidak dapat diceritakan oleh pemikiran bahasa rupa karena tidak muncul di gambar. Hal ini bisa dibantu oleh pemikiran ilmu lain misalnya semiotik (karena semiotik masih dalam konsep limas representatif) untuk menjelaskan secara denotasi, gunungan sebagai ikon tertentu, misalnya sebagai bagian dari ruangan istana, sehingga tokoh yang ada dibelakangnya bisa dijelaskan sedang melakukan sesuatu, misalnya melakukan gerakan capeng di dalam ruang. Tetapi bagaimanapun untuk aspek bercerita lebih lanjut masih harus menggunakan konsep bahasa rupa, karena konsep analisis gambar yang lain tidak menyinggung aspek berceritanya
230