BAB V METODOLOGI DAN ALAT PENGUKURAN
A. Pengukuran Kenyamanan Termal 1. Titik Ukur Untuk pengukuran temperatur dan kelembaban udara, maka disiapkan denah untuk menentukan titik dimana kita akan melakukan pengukuran, karena pengukuran hanya dilakukan di lantai dua maka denah dan penentuan titik ukur hanya dilakukan untuk lantai dua, pengukuran hanya dilakukan di lantai dua, karena lantai dua merupakan lantai atau bagian utama masjid yang memungkinkan semua faktor yang diinginkan dapat terjadi, pengukuran temperatur dan kelembaban udara dilakukan pada ketinggian satu meter pada setiap titik pengukuran.
Gambar 47. Denah titik ukur : Kotak Titik Pengukuran Temperatur Udara (°C) : Kotak Titik Pengukuran Kelembaban Udara (%) Gambar 3.1. Titik Ukur Temperatur, Kelembaban Udara, dan Wawancara pada Lantai Dua Masjid 113
2. Simulasi Untuk simulasi model bangunan, perancangan dibuat dalam program komputer yaitu Ecotect
Gambar 48. Halaman Awal Ecotect Sumber: Ecotect v5.20
Untuk mendesain sebuah bangunan dalam program Ecotect, pertamatama buat garis bantu menggunakan tombol alat bantu line, garis bantu tersebut sesuaikan dengan bentuk denah, kemudian buat zona pengukuran menggunakan tombol alat bantu zone, setiap zona yang telah terbentuk akan memiliki beberapa panel, dan atur panel menjadi lantai, dinding, plafond, dan sebagainya sesuai dengan desain yang telah ditentukan, setelah desain awal telah jadi, kemudian pilih panel pada zona yang nantinya akan ditentukan material dan bahan-bahan dalam material pada panel tersebut, semua bahan dan material telah terdapat dalam program, setelah itu masukkan child object (pintu, jendela, dan void) pada panel sesuai dengan desain masjid yang sebenarnya. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap material kita dapat mengganti material mengikuti sifat dari material yang kita inginkan, untuk mengetahui pengaruh-nya terhadap kenyamanan termal maka lakukan proses kalkulasi, dimana program ecotect akan menghitung setiap pengaruh dari material 114
yang telah kita pilih, jika hasil yang didapatkan belum sesuai, maka ulangi proses yang sama yaitu mengganti material beserta sifat material tersebut, kemudian kalkulasi lagi hingga mendapatkan material yang cocok untuk desain bangunan.
Gambar 49.
Desain Masjid Kampus Universitas Hasanuddin (Kampus
Tamalanrea) dalam Program Ecotect Sumber: Peneliti
115
Gambar 50. Kotak Pengaturan Bahan dan Material dalam Ecotect Sumber: Ecotect v5.20
Gambar 51. Kotak Pemilihan dan Pengaturan Child Object Sumber: Ecotect v5.20 Untuk mengkalkulasi kenyamanan termal pada program Ecotect pilih kolom Calculate pada menu kemudian pilih Thermal Analysis, maka akan muncul tampilan grafik hasil perhitungan, terdapat kotak Location untuk memasukkan posisi dimana bangunan berada, kotak Weather Data File untuk memasukkan data iklim dimana bangunan berada, karena bangunan berada di kota Makassar maka untuk latitude atau garis lintang masukkan -
116
5,9 (negatif untuk lintang selatan dan positif untuk lintang utara), dan pada longitude atau garis bujur masukkan +199,24 (positif untuk bujur Timur dan negatif untuk bujur barat) atau lebih mudah buat terlebih dahulu weather data file, atau data cuaca yang dibuat mengikuti area dan iklim sesuai dengan hasil pengamatan iklim yang diterbitkan oleh pemerintah, dan pada Location Time Zone masukkan +08:00 sesuai dengan zona waktu kota Makassar (WITA), pada Time/Date masukkan waktu dan hari yang diinginkan untuk melakukan simulasi, pada Local Terrain pilih Urban karena Makassar merupakan daerah perkotaan kemudian pilih tombol alat bantu Recalculate untuk kalkulasi ulang.
Gambar 52. Kotak Pengaturan Perhitungan Termal Sumber: Ecotect v5.20 Untuk pengaturan lebih lanjut sebelum memulai simulasi, yaitu pilih zona mana yang akan disimulasikan, kemudian pilih kotak pengaturan zona atau Zone Setting, pada kotak HVAC System Pilih None untuk penghawaan alami seperti yang digunakan di Masjid Kampus Universitas Hasanuddin, pada kotak Occupancy kita dapat memasukkan aktifitas dan jumlah jamaah atau pengunjung masjid, untuk mengetahui total jumlah jamaah atau pengunjung perlu dilakukan perhitungan yang terperinci, sedangkan pada kotak pilihan Activity pilih Sedentary untuk kegiatan duduk menetap. 117
Gambar 53. Kotak Pengaturan Zona Sumber: Ecotect v5.20 Untuk mengetahui total jumlah jamaah atau pengunjung yang dapat ditampung masjid, pertama-tama kita harus mengetahui luas lantai yang dapat ditempati jamaah atau pengunjung untuk sholat, untuk mengetahuinya kita tidak perlu membuat perhitungan secara manual kita dapat menggunakan bantuan dari tombol alat bantu Plane kembali dan jumlah luas lantai akan muncul secara otomatis jika Plane tersebut dipilih, luas lantai yang dapat ditempati oleh jamaah atau pengunjung untuk sholat pada lantai dua adalah 809,875 m2, setelah mengetahui luas lantai, kita harus mengetahui luas area yang dibutuhkan setiap orang pada saat melakukan ibadah Sholat yang disesuaikan dengan standar yang berlaku.
Gambar 54. Standar Ukuran Manusia dalam Posisi Sujud dan Duduk Sumber: Neufert, 1996, Data Arsitek Untuk mengetahui jumlah total jamaah atau pengunjung yang dapat ditampung Masjid Kampus Universitas Hasanuddin, maka jumlah luas lantai 118
yang dapat ditempati untuk sholat pada lantai dua masjid yaitu 809,875 m 2 (558,712 m2 untuk lantai satu dan 260,344 m2 untuk area mezzanine) dibagi dengan luas yang dibutuhkan setiap orang untuk sholat (1,375 x 0,750 m), maka 809,875 m2 dibagi dengan 1.03125 m2 menghasilkan 786 (542 untuk lantai satu dan 253 untuk area mezzanine), sehingga jumlah total jamaah atau pengunjung yang dapat ditampung masjid adalah 786 orang, setelah semua data yang dibutuhkan untuk simulasi dimasukkan pilih tombol Recalculate kembali untuk melihat hasil dari perhitungan termal yang dilakukan oleh ecotect. B. PENGUKURAN PENCAHAYAAN BUATAN 1. Waktu Penelitian a. Pengamatan langsung dilapangan dilakukan pada pagi hari sampai siang hari pada pukul 09.00-12.00 b. Pengukuran kondisi fisik objek dilakukan pada siang hari sampai sore hari pada pukul 12.00-17.00 c. Pengukuruan tingkat pencahayaan buatan dilakukan selama 2 hari berturut-turut. Pada hari pertama pengukuran dimulai pada siang hari sampai dengan sore hari pada pukul 13.00-17.00 dan pada hari kedua pengukuran dimulai pada pagi hari sampai sore hari pada pukul 09.0017.00. 2. Variable Penelitian a. Variable Terikat Kenyamanan pencahayaan dalam ruang b. Variable Bebas Perlakuan terhadap sistem pencahayaan buatan pada Ballroom Sandeq Gedung Serbaguna Grand Hotel Clarion dengan kondisi: 1) Semua lampu menyala (Kondisi 1) 2) Lampu Downlight, PL-C dan TLD yang menyala (Kondisi 2) 3) Lampu Downlight, PL-C dan Pendant Lamp yang menyala (Kondisi 3. Instrumen Penelitian Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian, yaitu: 119
a. Lux meter, untuk mengukur nilai iluminasi atau jumlah cahaya yang jatuh pada suatu objek.
Gambar 55. Lux meter
b. Meteran dan Distance Meter, untuk mengukur geometri ruang dan jarak penempatan titik ukur. c. Alat tulis, untuk mencatat segala hal yang berkaitan dengan kegiatan observasi dan pengumpulan data. d. Tabel distribusi, untuk mempermudah penulisan hasil pengukuran e. Kamera digital, untuk mendokumentasikan objek penelitian. f. Komputer dan software sebagai media untuk pengolahan data dan simulasi. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah DIALux. 4. Teknik Pengambilan Data a. Data Fisik Ruang 1) Pengukuran dilakukan pada Ballroom Sandeq Gedung Serbaguna Grand Hotel Clarion and Convention yang meliputi dimensi ruang, jendela, penempatan layout perabot dengan menggunakan alat ukur
120
berupa
meteran
dan
mengukur
ketinggian
plafon
dengan
menggunakan alat ukur distance meter. 2) Mengambil dokumentasi material dalam ruang yang berupa material lantai, dinding, dan plafon. 3) Mencatat dan mendokumentasikan jenis lampu, jenis armatur, jumlah lampu per armatur, dan jumlah titik lampu dalam ruang. b. Data Iluminasi 1) Menentukan jumlah titik ukur pada Ballroom Sandeq Gedung Serbaguna Grand Hotel Clarion and Convention dengan membuat grid sesuai dengan denah dalam ruang. 2) Meletakan titik-titik ukur dalam ruang untuk menentukan posisi titik ukur dengan menggunakan meteran. 3) Titik-titik ukur ditempatkan pada bidang kerja yaitu pada ketinggian 75 cm diatas permukaan lantai sesuai dengan ketinggian meja dalam ruang. 4) Melakukan pengukuran iluminasi pada setiap titik ukur dengan menggunakan alat lux meter yang diletakan diatas bidang kerja sesuai dengan penempatan titik ukur yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengukuran
dilakukan
sesuai
dengan
kondisi
manajemen pencahayaan buatan dalam ruang yaitu, kondisi semua lampu menyala, kondisi jenis lampu downlight, PL-C dan TL-D yang menyala, dan kondisi lampu downlight, PL-C dan Pendant Lamp yang menyala. Setiap kondisi pengukuran diulang sebanyak 3 kali. 5) Hasil pengukuran pada setiap titik di tiap kondisi yang telah ditentukan dimasukkan dalam tabel disribusi.
121
C. PENGUKURAN AKUSTIK 1. Instrumen Penelitian a. Sound Level Meter Tingkat kekuatan bunyi diukur dengan Sound Level Meter. Jenis Sound Level yang digunakan adalah KRISBOW KW06-290 Digital Sound Level Meter. Jenis sound level meter ini menyediakan keakuratan 2,5 dB dan 3,5 dB.
Gambar 56. Sound Level Meter (alatdeteksi.indonetwork.co.id)
b. Meteran dan Distance Level Meter Sebagai alat mengukur luas dan volume geometri ruang dan jarak penempatan titik ukur.
122
Gambar 57. Meteran (www.dinomarket.com) c. Alat Tulis Sebagai alat untuk mencatat data-data penting yang berhubungan dengan kegiatan penelitian.
d. Software AutoCAD 2011 dan software Ecotect Analysis 2011 1) Proses membuat denah dan modeling dalam bentuk 3D Denah dan modeling dibuat dengan software AutoCAD agar dapat memudahkan mendapat sudut dari dinding, plafond dan lantai pada auditorium. Setelah membuat denah sesuai ukuran, kemudian dilanjutkan membuat modeling auditorium dalam bentuk 3D. Setelah membuat modeling dalam bentuk 3D file di save as dengan tipe dxf file agar dapat di import ke ecotect.
Gambar 58. Potongan A-A’
123
Gambar 59. Potongan B-B’
Gambar 60. Denah Auditorium
124
Gambar 61. Bentuk tiga dimensi auditorium
2) Proses pemilihan material Setelah file modeling dalam bentuk 3D di import ke dalam software ecotect, kemudian masing-masing elemen interior diubah material nya sesuai dengan peruntukannya. Seperti pada dinding diubah menjadi wall, plafon menjadi ceiling dan seterusnya. Selanjutnya merubah acoustic data untuk menampilkan koefisien penyerapan suara yang sesuai dari material yang dipilih. 3) Proses kalkulasi RT Dalam proses ini perlu memasukan data seating dan memilih reverberation time algorithm terlebih dahulu. Setelah itu dilakukan proses kalkulasi untuk mendapatkan hasil reverberation time.
2. Metode Pengumpulan Data Obyek studi dalam kasus ini adalah ruang Auditorium Prof. Mattulada yang terletak di kompleks Universitas Hasanuddin Fakultas Sastra. Rincian Spesifikasi bangunan seperti tersebut dibawah ini: Nama
: Gedung Auditorium Prof. Mattulada
Luas/ Volume Ruang
: ± 1106,127 m2 / ± 1274,580 m3 125
Kapasitas
: 274 orang
Konstruksi bangunan
: a. Dinding bata berplester, dilapisi gipsum board akustik b. Lantai dak beton dilapis keramik c. Plafond gipsum d. Pintu kayu panil
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Data fisik ruang a. Pengukuran dilakukan pada ruang auditorium Prof. Mattulada Universitas
Hasanuddin
yang
meliputi
dimensi
ruang,
pintu,
penempatan layout perabot dengan menggunakan alat ukur berupa meteran. b. Mendokumentasikan elemen material interior yang terdapat dalam ruang yaitu lantai, dinding,dan plafon. c. Mencatat dan mengambil dokumentasi tiap jenis material lantai, dinding, plafon, sistem pengeras suara dan penataan kursi.
2. Data tingkat tekanan bunyi (dB) a. Menentukan jumlah titik ukur pada ruang auditorium Prof. Mattulada Universitas Hasanuddin dengan membuat grid sesuai dengan denah dan pola penempatan layout perabot dalam ruang. b. Meletakkan titik-titik ukur dalam ruang untuk menentukan posisi titik ukur saat di lapangan dengan menggunakan meteran. c. Memprediksi sumber bunyi pada ruang auditorium. d. Meletakkan sound level meter yaitu alat pengukur tingkat tekanan bunyi pada setiap titik ukur diatas bidang kerja sesuai dengan penempatan titik ukur yang telah ditentukan sebelumnya. e. Hasil pengukuran pada setiap titik di tiap kondisi yang telah ditentukan dimasukkan dalam tabel distribusi.
126