BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN
V. 1.
Konsep Perancangan Makro Konsep perancangan makro meliputi perancangan skema organisasi ruang luar,
konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak, perletakan massa
bangunan, Bentuk massa bangunan, dan zoning pada tapak. massa bangunan, V. 1. 1 Skema Organisasi Ruang Luar
HUNIAN PARKIR BASEMENT
KELUAR
FASILITAS OLAHRAGA OUT DOOR
HUNIAN KOMERSIAL PENGELOLA
PLAZA PENERIMA
PARKIR LUAR
MASUK
AKSES UTAMA PEJALAN KAKI
95
V. 1. 2. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi Pada Tapak Konsep pencapaian dan sirkulasi pada tapak berfungsi sebagai pendukung kegiatan-kegiatan yang ada di tapak, seperti sistem sirkulasi kendaraan, parkir kendaraan, sistem sirkulasi manusia, perletakan akses keluar masuk tapak. a. Kendaraan
Pencapaian kendaraan ketapak
TAPAK
service
IN OUT GAMBAR 5. 1. 2. 1 Pertimbangan : - akses keluar masuk kendaraan bebas macet - akses keluar masuk kendaraan dekat dengan area servis sehingga memudahkan bongkar muat barang. - akses keluar masuk tapak berada di bagian tengah tapak, sehingga untuk pencapaian ke masing-masing area mudah - Perletakan akses masuk di sebelah kiri, dan perletakan akses keluar di sebelah kanan dengan tujuan agar kendaraan dapat melakukan drop off
96
Sirkulasi kendaraan di dalam tapak Sirkulasi kendaraan didalam tapak menggunakan pola linear.
Sirkulasi kendaraan GAMBAR 5. 1. 2. 2 Pertimbangan : - Efektif dalam pengerasan untuk jalan Sirkulasi kendaraan untuk penghuni dan pengunjung di Gabung, pemisahannya hanya letak parkirnya, untuk penghuni letak parkirnya terletak di basement, untuk parkir servis ( kendaraan bongkar muat barang, kendaraan pengangkut sampah) memiliki tempat sendiri.
97
Perletakan parkir kendaraan di tapak :
Parkir pengunjung
GAMBAR 5. 1. 2. 3 Pertimbangan : - Perletakan parkir umum di letakan diluar, agar pencapaian untuk pengunjung ke tempat parkir mudah. - Perletakan parkir servis dekat dengan bangunan, agar pada saat bongkar muat, pengambilan sampah dapat dilakukan tanpa mengganggu aktifitas lain. - Parkir penghuni di dalam bangunan agar pencapaian dari tempat parkir, ke unit hunian mudah. b. Pejalan kaki
Pencapaian pejalan kaki ketapak
MASUK
GAMBAR 5. 1. 2. 4
98
Pertimbangan : - Akses masuk dekat dengan jalan utama - Pencapaian dari tempat kegiatan utama penghuni mudah Sirkulasi pejalan kaki di dalam tapak Untuk sirkulasi pejalan kaki di gunakan linear linear yang di kombinasikan dengan pola radial
GAMBAR 5. 1. 2. 5 Pertimbangan : - pola linear di pilih untuk jalan-jalan utama, agar memudahkan Pencapaian. - Pola radial di gunakan pada pertemuan jalan satu dengan yang Lain.
99
V. 1. 3. Perletakan massa bangunan Perletakan pada bangunan di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti : - Matahari - Pergerakan angin
Massa bangunan
Massa bangunan
GAMBAR 5. 1. 3. 1 Pergerakan angin Pergerakan matahari Pertimbangan : - Bagian sisi terpanjang bangunan searah dengan pergerakan matahari, dengan tujuan memaksimalkan cahaya masuk kedalam bangunan.
100
V. 1. 4. Bentuk Massa bangunan Bentuk massa bangunan mengikuti bentuk tapak dengan tujuan memaksimalkan penggunaan lahan, bentuk bangunan juga di pengaruhi oleh arah matahari
GAMBAR 5. 1. 4. 1 Pertimbangan : - Hubungan antar bangunan mudah di capai - Penyebaran dari parkir basement menuju hunian dekat
101
V. 1. 5 Zoning Tapak
PRIVAT
SEMI PRIVAT
PUBLIK
U GAMBAR 5. 1. 5. 1
HUNIAN
Fasilitas penunjang
102
V. 2. Konsep Perancangan Mikro Perancangan mikro meliputi perancangan kebutuhan ruang, skema organisasi ruang, sirkulasi dalam bangunan, ekspresi bangunan terhadap iklim, sistem bangunan, struktur bangunan, utilitas bangunan V. 2. 1. Program Ruang TABEL 5. 2. 1. 1 Jenis kegiatan Hunian
Pengelola
Nama ruang - Tipe studio - 2 kamar tidur - mail room Ruang pimpinan Ruang sekretaris Ruang administrasi Ruang pemasaran Ruang rapat Ruang karyawan - Toilet umum pria - Toilet umum wanita Ruang tunggu
Jumlah
Luas ( m•)
Total
202 unit
21 m•
4242 m•
201 unit
45 m•
9045 m•
4 1
9 m• 16 m•
36 m• 16 m•
1
6 m•
6 m•
1
24 m •
24 m •
1
12 m •
12 m •
1
20 m•
20 m•
1
20 m•
20 m•
1
20 m•
20 m•
1
20 m•
20 m•
1
86 m•
86 m•
103
TABEL 5. 2. 1. 2 Jenis Nama kegiatan ruang Lobby Lobby lift Tangga darurat Ruang lift - Toilet pria - Toilet wanita
Jumlah
Luas ( m• )
Total
4 4
40 m• 18 m•
160 m• 72 m•
12 4
9 m• 20 m•
108 m• 80 m•
4
20 m•
80 m
Luas ( m• )
Total
4
5 m•
20 m•
2
135 m•
270 m•
Mini market R.fitness
2
50 m•
100 m•
1
40 m•
40 m•
Laundry
4
10 m•
40 m•
Ruang serba guna
1
96 m•
96 m•
Mushola
1
48 m•
48 m•
TABEL 5. 2. 1. 3 Jenis Nama kegiatan ruang Fasilitas ATM penunjang Food court
Jumlah
104
TABEL 5. 2. 1. 4 Jenis kegiatan
Nama ruang
Jumlah
Luas m•
total
Utilitas
R. pompa R. M & E R. Reservoir R. STP R. Panel
1 1 1 1 1
20 m• 20 m• 40 m• 20 m• 10 m•
20 m• 20 m• 40 m• 20 m• 10 m•
R. genset
1
50 m•
50 m•
Jenis kegiatan
Nama ruang
Jumlah
Luas m•
Olah raga
Swiming ool Bulu tangkis tenis
1 1 1
772 m• 364 m• 480 m•
1544 m• 364 m• 480 m•
fitness
1
120 m•
120 m•
R. ganti
1
154 m•
154 m•
sirkulasi
1
533 m•
533 m•
total
V. 2. 2. Skema Organisasi Ruang a. Lobby
LIFT TANGGA
TANGGA DARURAT
LOBBY
MAIL ROOM
IN
105
b. Hunian - Tipe studio TOILET
DAPUR & R.MAKAN
- Tipe 2 kamar .
BALKON
RUANG DUDUK
RUANG TIDUR
IN
BALKON
RUANG TIDUR
RUANG DUDUK
DAPUR
RUANG MAKAN
TOILET
IN
RUANG TIDUR
106
c. Pengelola R.PIMPINAN RUANG RAPAT
R.SEKRETARIS
TOILET PRIA
PANRTY
TOILET PRIA RUANG KARYAWAN RUANG PEMASARAN
FRONT OFFICE
RUANG TUNGGU
IN d. Fasilitas penunjang - Mini market GUDANG SIMPAN RUANG KARYAWAN
KASIR
RUANG PAMER
RUANG PENERIMAAN BARANG
IN IN
107
- Laundry
RUANG CUCI
RUANG SIMPAN
KASIR
RUANG PENERIMAAN
- Food court PANRTY
RUANG PESAN
TOILET WANITA TEMPAT MAKAN TOILET WPRIA
- Fitness RUANG FITNESS LOKER
R.GANTI PRIA &TOILET
LOKER
RESEPSIONIS
R.GANTI PRIA &TOILET
108
- Ruang sewa PANRTY
RUANG PAMER
Parkir penghuni - untuk tipe 2 kamar rasio parkir mobil 50 % - Untuk tipe studio rasio parkir motor 50 % 100 % luas lahan - 60 % KDB - 25 % KDH = 15 % 15 % x 14000 m• = 2100 m ( lahan yang boleh di buat pengerasan ) 2100 : 25 m• ( luas parkir luar ) = 84 parkir luar Jumlah parkir untuk penghuni 100 mobil, 100 motor Luasan yang di butuhkan untuk parkir dalam : 100 x 35 m• ( luasan untuk parkir mobil ) = 3500 m• 100 x 1,5 m• ( luasan untuk parkir motor ) = 150 m•
109
V. 2. 3. Siskulasi Dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan di bagu menjadi 2, sirkulasi vertikal dan sirkulasi horizontal. a. sirkulasi vertikal sisitem sirkuasi vertikal berfungsi sebagai penghubung antar lantai, dan untuk masuk kedalam lift harus memakai kartu, hanya penghuni, pengelola, dan petugas keamanan yang memegang kartu tersebut sistem sirkulasi yang di pakai :
Lift Kapasitas lift yang di gunakan 17 penumpang, dengan kapasitas 1250 kg, dengan kecepatan 0,5 m/detik, pada setiap bangunan hunian terdapat 2 lift penghuni, yang terbuka di setiap lantai, dan waktu pelayanannya 24 jam
Lift barang Kapasitas lift barang yang di gunakan 1-5 ton, dengan ukuran 1, 60 m x 2,10 m, lift barang ini terbuka pada setiap lantai, dan beroperasi selama 24 jam
Tangga Untuk tangga penghuni di buat terbuka tanpa ada Pintu, dan di letakan di daerah mudah di capai, jenis tangga yang di gunakan adalah tangga bentuk u dengan bordes di tengah.
110
Tangga darurat Untuk tangga darurat Letal maksimum tangga darurat terhadap ruang
terjauh adalah 25 m, dindingnya harus dapat menahan
api selama2 jam, dan pintu darurat harus dapat menahan api selama 1,5 jam, untuk jumlah tangga darurat di sarankan ada dua buah dengan lebar minimal 1,20 m. V. 2. 4. Ekspresi Bangunan terhadap iklim Ekspresi bangunan terbentuk oleh faktor –faktor iklim yang ada, dengan tujuan agar bangunan dapat memanfaatkan potensi yang ada pada iklim tropis , berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi : a. Matahari Untuk dapat memanfaatkan cahaya matahari, tampak bangunan yang menghadap utara dan selatan di buat bukaan-bukaan untuk pencahayaan alami
GAMBAR 5. 2. 4. 1
111
Untuk tampak bangunan yang menghadap utara dan selatan - memaksimalkan bukaan, untuk memasukan cahaya kedalam bangunan Untuk bangunan yang menghadap barat tetap memanfaatkan cahaya buatan tetapi kurang maksimal
GAMBAR 5. 2. 4. 2 - Bukaan di beri kisi-kisi untuk menghalangi cahaya langsung masuk Untuk memanfaatkan cahaya matahari pada siang hari, tetapi tidak secara langsung, maka di buat reflektor dengan media air sebagai reflektornya, untuk merefleksikan cahaya kedalam bangunan
Cahaya matahari siang
Cahaya yang di refleksikan Air b. Hujan GAMBAR 5. 2. 4. 3
112
agar hujan tidak masuk kedalam bangunan, pada tampak bangunan di beri jalusi 1 meter untuk menahan air hujan.
GAMBAR 5. 2. 4. 4 - selain over steak mencegah air hujan masuk kedalam bangunan, over steak juga mencegah cahaya matahari langsung, dengan cara seperti ini cahaya tetap masuk tetapi tidak langsung c. Pergerakan angin agar udara dalam bangunan dapat mengalir pada bangunan di buat ventilasi silang, dengan ketentuan lebar lubang bukaan masuk sama besar dengan lebar lubang keluar udara. d. Bentuk bangunan untuk memecahkan problematika iklim
113
- Atap bangunan di buat tidak menempel pada bangunan sehingga panas yang di terima atap tidak masuk kedalam bangunan. - Dengan bentuk atap mengambang maka udara dapat mengalir melewati bangunan V. 2. 5. Sistem bangunan 1. Sistem pencahayaan bangunan terdapat 2 jenis pencahayaan :
Pencahayaan alami Pencahayaan alami dapat di terapkan pada bangunan dengan cara memanfaatkan cahaya pada pagi dan siang hari, sehingga mengurangi pemakaian cahaya buatan pada pagi dan siang hari, untuk Memanfaatkan pencahayaan alami harus diperhatikan : - Pergerakan matahari terhadap bangunan - Besaran bukaan
Pencahayaan buatan Sumber aliran listrik : - PLN - Genset Jenis lampu untuk pencahayaan buatan : - Lampu TL Memberi penerangan yang membaur, warna nya putih sehingga baik untuk penerangan - Lampu pijar warna yang di pancarkan ke kuning-
114
kuningan, memberi kesan mewah pada ruang. Kesimpulan : Untuk pemanfaatan cahaya alami di buat bukaanbukaan, jika bukaan tidak terkena cahaya matahari, maka memakai sistem reflektor, dengan media air untuk merefleksikannya ke dalam bangunan, untuk pemakaian pencahayaan buatan pada ruang-ruang sirkulasi hanya pada malam hari. 2. Sistem Pengudaraan Sistem pengudaraan di bagi menjadi 2, yaitu : a. Sistem pengudaraan alami Pengudaraan alami dengan cara memanfaatkan udara luar yang masuk lewet lubang-lubang ventilasi, agar udara dapat mengalir dalam bangunan di gunakan sistem ventilasi silang, untuk penghawaan alami di terapkan pada ruang sirkulasi, dan ruang-ruang umum lainnya, untuk unit di terapkan sistem pengudaraan alami dan sistem pengudaraan buatan b. Sistem pengudaraan buatan Untuk pengudaraan buatan memakai sistem AC, perletakannya hanya pada ruang hunian seperti kamar tidur.
115
3. Sistem komunikasi - Berupa sambungan line telpon - lan ( Lokal area Network ), Yaitu suatu sistem yang dapat menghubungkan antar penghuni denan media komputer dan dapat akses internet. 4. Penanggulangan kebakaran Penanggulangan kebakaran terbagi menjadi 2 : - Penanggulangan pasif TABEL 5. 2. 5. 1 Media
Keterangan
Tangga kebakaran
- jarak setiap titik maksimal 25 m, dengan lebar minimal 1,2 m - Dilengkapi blower pada pintu tahan api - arah bukaan pintu ke ruangan tangga dan dapat menutup otomatis - Lebar minimum 1,8 m
Koridor Lampu darurat
Bahan tahan api Vent & exhaust
- Terdapat lampu petunjuk pada pintu darurat tangga kebakaran dan koridor, yang menyala pada saat alarm menyala - Struktur utama harus tahan terhadap api minimal 2 jam - Dipasang pada tempat-tempat khusus seperti di tangga kebakaran
116
- Penanggulangan aktif TABEL 5. 2. 5. 2 Alat
Jarak
Perletakan
Fire hydrant
30 m
Pylar hydrant
100 m
Sprinkler
6-9 m
Pada koridor, hall, dll - di luar gedung - kapasitas air untuk pemakaian selama 30-60 menit Pada plafond, dinding
4. Penangkal petir Sistem penangkal petir yang di gunakan adalah sistem tiang penangkap petir, terdiri dari tiang pendek ( Finial ), dan kepala penangkap petir ( air termination ), finial adalah bahan penangkap petir batang pendek yang biasa di pasang pada bangunan atap datar yang menggunakan instalasi penangkal petir sistem kurung faraday
Finial
pengebumian
GAMBAR 5. 2. 5. 1
117
V. 2. 6. Utilitas 1. Listrik Sumber listrik utama berasal dari PLN, sedangkan jika terjadi sesuatu pada sumber utama PLN, maka di gunakan pula genset, agar aktivitas tak terganggu, berikut adalah skema instalasi listrik :
Gardu
PLN
Meteran
Trafo
Panel fasilitas penunjang
Panel utama
Genset
Panel Hunian
Panel Ruang Penunjang
118
2. Instalasi Air Instalasi air bagi menjadi 2, yaitu instalasi air bersih dan instalasi air kotor.
Instalasi air bersih Kebutuhan air bersih pada apartemen, membutuhkan 60 galon air per hari, per penghuni, untuk memenuhi kebutuhan air bersih di dapatkan dari PAM, dari PAM masuk ke pipa meteran, dan di tampung dalam resevoir bawah, lalu di bantu pompa untuk menaikan air ke reservoir atas lalu didistribusikan ke ruang-ruang yang membutuhkan, berikut adalah skema instalasi air bersih : PAM
Meteran
Reservoir Bawah
Pompa
Unit-unit Hunian
Reservoir Atas
Taman
Unit-unit Komersial
Hidran
119
Pada bangunan bertingkat, dikenal 2 macam sistem pengendalian air bersih yaitu : Distribusi air vertikal : Reservoir atas Distrubusi keruang-ruang Reservoir bawah Meteran
Mesin Pompa GAMBAR 5. 2. 5. 2
Instalasi air kotor Instalasi air kotor dibagi menjadi 2, air kotor cair dan padat - Air kotor cair Air hujan
Sumur resapan
Wastafel
Penampungan air Untuk siram tamanan
Tempat cuci piring
Air Bekas mandi
Tempat penyaringan Air kotor cair
Laundry - Air kotor padat Kloset
Septictank
120
3. Sampah Sampah hunian
Tempat sampah
Sampah kegiatan penunjang
Tempat sampah
Di bawa ketempat penampungan akhir
Tempat penampungan sementara
- Pendistribusian sampah vertikal Sampah di kumpulkan di tempat yang di sediakan di setiap lantai ( dekat lift barang ), setiap hari sampah-sampah tersebut di ambil oleh petugas kebersihan apartemen lalu dibawa ke tempat penampungan sementara sebelum di ambil oleh mobil dinas kebersihan untuk di bawa ketempat pembuangan sampah akhir V. 2. 7. Struktur Upper Structure Sistem struktur yang di gunakan adalah sistem struktur rangka dengan kolom dan plat, kelebihannya : - Jarak lantai ke lantai menjadi rendah sehingga mengurangi ketinggian Bangunan Sub struktur Pondasi yang di gunakan adalah pondasi bore pile , dengan pertimbangan pada saat proses pengerjaan tidak mengganggu lingkungan sekitar dengan suara bising,
121