BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa dengan menggunakan dan memaksimalkan pengetahuan, daya pikir, kreatifitas, jaringan dan infrastruktur yang terkandung dalam human capital, physical capital, structural capital akan menciptakan nilai tambah dan keuntungan bagi perusahaan untuk bersaing di pasar yang kompetitif. Modal intelektual terbukti menjadi faktor kompetitif untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain sehingga tujuan perusahaan memperoleh keuntungan finansial tercapai. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan menggunakan program Partial Least Square sebagaimana telah disajikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Modal intelektual (VAICTM) terbukti berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Artinya, VAICTM memberikan pengaruh secara langsung terhadap kinerja keuangan perusahaan. VAICTM dibanguni oleh tiga indikator. Pertama, modal manusia (SDM) yaitu, pengetahuan, keahlian, daya pikir, kemampuan membuat inovasi dan kreatifitas. Kedua, aset fisik seperti ekuitas dan laba bersih. Ketiga adalah modal struktural seperti teknologi, infrastruktur, komunikasi, sistem
77
78
operasional perusahaan, budaya organisasi, dan filosofi manajemen. Semakin besar pengaruh signifikasi indikator tersebut, maka pengaruh modal intelektual semakin besar terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari hasil pengujian dengan PLS dikatahui bahwa baik nilai T-statistic antara VAICTM dengan kinerja perusahaan maupun nilai R-square terbukti terdapat pengaruh. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian ini didukung. 2. Pada hipotesis 1 tidak sependapat dengan penelitian Tan et al., (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seluruh indikator variabel dependen adalah signifikan sehingga layak untuk menjelaskan konstruk, namun berbeda dari hasi penelitian ini yang menemukan bahwa indikator ASR tidak signifikan sehingga tidak layak untuk menjelaskan konstruk. 3. VAICTM terbukti berpengaruh secara signifikan positif terhadap kinerja perusahaan masa datang. Dimana modal intelektual diuji terhadap kinerja perusahaan dengan lag 1 tahun. Dari hasil pengujian terbukti bahwa ada pengaruh yang kuat VAICTM terhadap kinerja keuangan masa depan. Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini didukung. 4. Rata-rata tingkat pertumbuhan (ROGIC) tidak terbukti berpengaruh terhadap kinerja perusahaan masa depan. Hal ini berarti rata-rata pertumbuhan modal intelektual belum mampu memberikan kontribusi terhadap kinerja perusahaan masa depan. Oleh karena itu, hipotesis ketiga tidak didukung. 5. Hasil penelitian hipotesis ketiga berbeda dengan hasil penelitian Tan et.,al (2007) pada penelitiannya menyatakan bahwa ketiga indiaktor RVACA, RVAHU dan RSTVA signifikan sehingga layak untuk menjelaskan konstruk
79
ROGIC. Sedangkan penelitian ini dari hasil output uji PLS membuktikan bahwa ketiga indikator tdak signifikan, sehingga lemah dalam menjelaskan konstruk pada penelitian ini.
5.2. Keterbatasan Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini belum sempurna, hal ini disebabkan karena adanya beberapa keterbatasan penelitian antara lain: 1. Sampel dalam penelitian ini relatif sedikit dengan jumlah periode pengamatan yang cukup pendek, sehingga hasil kesimpulan yang dihasilkan kurang dapat digeneralisasikan untuk sampel yang lebih besar. 2. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan perbankan di kawasan ASEAN. Kendala yang muncul yaitu setiap negara memiliki praktik akuntansi yang berbeda, meskipun saat ini keenam negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, dan Filipina dalam proses mengadopsi penuh IFRS (International financial reporting standard). Namun, laporan keuangan yang digunakan tahun 2010-2012 kemungkinan masih mengandung aturan-aturan akuntansi berbeda yang ditetapkan oleh masing-masing negara. Sehingga data yang digunakan dari laporan keuangan yang dipublikasikan mungkin kurang relevan satu dengan yang lain, dimana aturan akuntansi yang berbeda dapat memberikan hasil berbeda pula di negara-negara lain (Tan et.,al 2007) 3. Penggunaan indikator RVACA, RSTVA dan RVAHU dalam mengukur ROGIC untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan, masih kurang baik.
80
Dalam hal ini bisa dilihat bahwa indikator-indikator ROGIC mempunyai nilai dibawah T-statistic sehingga tidak mampu menjelaskan variabel.
5.3. Saran Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah disebutkan di atas adalah: 1. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan sampel dalam jumlah yang lebih representatif dan periode yang cukup panjang, agar mampu menghasilkan kesimpulan yang lebih valid. 2. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan sampel dari beberapa sektor industri yang berbeda dan merupakan perusahaan publik, karena implementasi AEC (Asean Economic Community) tidak hanya terbatas pada sektor keuangan (perbankan) tetapi juga pada sektor barang, jasa, investasi. Dengan demikian dapat memberikan hasil yang lebih lengkap untuk mendukung implementasi AEC. 3. Penelitian selanjutnya mungkin dapat menggantikan pengukuran indikator sebagai proksi lain untuk mengukur variabel modal intelektual misalnya berbasis market value seperti EVA (Economic Value Added) yang merupakan nilai tambah perusahaan, Balance Score Card dan lain sebagainya. 4. Model prediksi untuk kinerja masa depan dapat dikembangkan untuk periode yang lebih panjang misalnya, 2 tahun, 3 tahun kedepan atau beberapa tahun kedepan, sehingga dapat diketahui panjang ketepatan prediksi modal intelektual terhadap kinerja perusahaan mendatang.
81
5.4 Implikasi Hasi Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi kepada pihak manajemen tentang dampak positif dari pengeloaan dan pemanfaatan modal intelektual terhadap kinerja keuangan. Sehingga dengan memahami dampak positif dari kontribusi modal intelektual tersebut diharapkan dapat mendorong manajemen untuk mengakui modal intelektual sebagai salah satu sumberdaya/aset perusahaan yang penting bagi peningkatan kinerja keuangan, dan mengungkapakannya secara sukarela pada laporan keuangan. Pengakuan dan pengungkapan modal intelektual tersebut setidaknya dapat dipahami oleh pengguna laporan keuangan bahwa modal intelektual merupakan salah satu alat untuk meningkatkan nilai perusahaan, terutama pada perusahaan publik yang sangat sensitif terhadap relevansi dan kualitas laporan keuangan. Implikasi lainnya dari penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam pemilihan investasi. Khususnya mendorong investor agar memilih perusahaan yang melek terhadap modal intelektual, dalam konteks ini efisien pada pengelolaan modal fisik, modal manusia dan modal struktur, sebab ketiga komponen tersebut diyakini sebagai komponen penambah nilai jika dikeloah dengan baik dan tepat, yang kemudian akan memberikan efek positif terhadap kinerja keuangan. Sehingga secara tidak langsung dapat membantu investor terhadap resiko kesalahan berinvestasi di pasar bebas dan kompetitif.