BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Pengelolaan manajemen perubahan (management of change) terhadap fasilitas merupakan salah satu aspek yang sangat kritikal bagi perusahaan minyak dan gas bumi. Manajemen perubahan ini adalah salah satu proses pengelolaan resiko untuk menghilangkan kesalahan rekayasa teknis dan memberikan proteksi terhadap manusia, peralatan dan asset. 2. Faktor-faktor keras (hard factors) yang mempengaruhi manajemen perubahan untuk organisasi memiliki variabel yang sama dalam manajemen perubahan untuk fasilitas. Faktor-faktor tersebut adalah durasi (duration), integritas (integrity), komitmen (commitment) dan usaha (effort). 3. Pengelolaan manajemen perubahan yang baik dan berhasil dapat mendukung Chevron dalam mencapai tujuan perusahaan yakni mencapai nihil kecelakaan kerja, yang dikenal dengan slogan Zero is Attainable. Hal ini akan menjadi salah satu competitive advantage bagi Chevron yang membedakannya dari perusahaan lain. 4.
Kinerja faktor Durasi (duration) dalam manajemen perubahan Chevron cukup baik yakni 76% melakukan review kurang dari 2 bulan sekali. Namun 24% sisanya melakukan review antara diatas 4 bulan sekali, bahkan dalam beberapa kasus review dilakukan diatas 8 bulan sekali.
89
5. Faktor integritas dalam manajemen perubahan Chevron tidak terlalu baik, penelitian menunjukkan 40% proyek perubahan memiliki masalah dengan perincian kekurangan pada faktor kepemimpinan (4%), waktu yang tidak cukup untuk bekerja dalam proyek transformasi (16%), dan kemampuan teknis yang kurang memadai dari functional reviewer (16%). Perusahaan harus meninjau kembali metode seleksi tim yang efektif termasuk pengembangan dan manajemen tim. Pemimpin proyek harus dipastikan memiliki kapabilitas yang tinggi, tim yang masuk kedalam proyek perubahan dipilih berdasarkan kemampuan teknisnya dan memiliki waktu yang ditujukan untuk kepentingan manajemen perubahan. 6. Komitmen dari manajemen senior terhadap manajemen perubahan sangat bagus sekali, dimana 96% proyek perubahan didukung penuh oleh senior manajemen. Namun 4% proyek manajemen perubahan di tim engineering and construction mengatakan bahwa komitmen senior manajemen sangat kurang. Hal ini menunjukkan peranan kepemimpinan senior manajemen dalam memberikan dukungan sangat penting terhadap keberhasilan proyek manajemen perubahan. 7. Sebaliknya, komitmen dari pekerja lokal sangat rendah, 44% dari pekerja lokal reluktan dan cenderung tidak mendukung keberhasilan proyek perubahan, terutama pekerja yang akan merasakan dampak perubahan secara langsung. Hal ini memberikan kontribusi yang cukup besar bagi kegagalan proyek transformasi di Chevron.
90
8. Sebanyak 72% dari proyek perubahan di Chevron tidak akan menambah beban pekerjaan, atau hanya akan menambah beban pekerjaan kurang dari 10%. Angka ini cukup bagus, namun yang perlu diperhatikan adalah 28% dari proyek perubahan di Chevron akan membebani pekerja dengan penambahan pekerjaan diatas 10%, dengan perincian 20% proyek perubahan akan menambah beban antara 10% - 40%, dan sebanyak 8% proyek perubahan akan menambah beban pekerjaan sebesar 8%. 9. Gabungan antara faktor-faktor lunak (soft factors) dan faktor-faktor keras (hard factors) adalah solusi terbaik untuk mencapai keberhasilan semua proyek transformasi. 5.2 Keterbatasan 1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi perusahaan minyak dan gas bumi, perusahaan pertambangan dan perusahaan-perusahaan dibidang lainnya yang beresiko tinggi dalam pengelolaan manajemen perubahan untuk fasilitas. Namun perlu dicatat bahwa penelitian ini hanya terbatas pada satu perusahaan saja. Dengan adanya keterbatasan ini, maka penelitian lebih lanjut mengenai manajemen perubahan di perusahaan lain akan dapat menunjang penggunaan materi penelitian ini sebagai referensi umum. 5.3 Saran 1. Untuk mendukung komitmen perusahaan dalam mencapai Zero is Attainable, salah satu proses manajemen resiko yakni manajemen
91
perubahan harus dipastikan dapat berhasil 100%. Faktor-faktor yang menghalangi keberhasilan proyek perubahan harus dapat diperbaiki, sebagai upaya untuk menaikan competitive advantage perusahaan. 2. Durasi dapat ditingkatkan dengan menambah sumber daya manusia, dalam hal ini menambah functional reviewer untuk mendukung dan mempercepat durasi waktu antar review proyek perubahan. Seluruh stakeholders harus sudah
dilibatkan
dari
tahap
perencanaan
sampai
dengan
tahap
implementasi proyek. Dengan demikian komitmen dari dari seluruh pihak akan diperoleh sehingga waktu antar review dapat ditingkatkan. 3. Integritas dapat ditingkatkan dengan membangun tim yang memiliki kemampuan teknis yang tinggi, dan harus dipimpin oleh pemimpin tim yang handal. Handal baik dari segi kepemimpinan dan dari aspek teknis. Tim
proyek
juga
harus
diberikan
keleluasaan
sehingga
dapat
mengalokasikan waktunya sehingga dapat lebih fokus terhadap tujuan akhir proyek perubahan. Jika memungkinkan dapat dibentuk tim yang khusus bekerja untuk proyek perubahan sehingga waktu yang dialokasikan untuk proyek adalah 100%. Manajemen senior juga harus mendukung seleksi tim proyek agar berjalan dengan efektif, demikian juga dengan pengembangan dan manajemen tim. 4. Komitmen dari senior manajemen dapat ditingkatkan dengan melakukan umpan balik untuk mengetahui persepsi pekerja terhadap visibilitas kepemimpinan, komitmen dan komunikasi. Level komitmen terhadap masing-masing proyek mungkin akan berbeda, proyek yang ruang
92
lingkupnya besar akan memerlukan komitmen dari senior manajemen yang besar pula. Manajemen senior harus mengerti dan sejalan dengan tujuan akhir manajemen perubahan, memberikan prioritas utama dan mendukung penuh setiap proses transformasi. 5. Kunci utama untuk meningkatkan komitmen dari staff lokal adalah komunikasi. Komunikasi dapat dibangun dengan komunikasi dua arah atau bahkan dengan komunikasi tatap muka. Staff lokal harus dilibatkan pada tahap awal perencanaan proyek sampai dengan tahap implementasi. Manajemen
bersama-sama
tim
proyek
harus
secara
proaktif
mengidentifikasi, melibatkan semua stakeholders dan membangun komunikasi yang efektif. 6. Chevron harus memfokuskan diri pada keberhasilan implementasi proyek perubahan. Salah satu kelemahan Chevron hasil dari SWOT analisis adalah fasilitas perusahaan yang sudah tua sehingga kemungkinan untuk terjadinya kegagalan fungsi sangat besar. Manajemen perubahan adalah salah satu upaya untuk menghindari terjadinya gagal fungsi teknis peralatan tersebut. 7. Persaingan dari kompetitor yang besar merupakan salah satu ancaman terhadap eksistensi Chevron di Indonesia, dimana kontrak kerja dengan pemerintah Indonesia / SKKMigas akan segera berakhir di tahun 2017. Perbaikan kinerja Manajemen Perubahan akan meningkatkan competitive advantage perusahan dan hal ini akan menjadi salah satu pertimbangan pemerintah untuk memperbaharui kontrak kerja sama migas.
93