BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Ada pengaruh yang signifikan antara profesionalisme guru (X1) terhadap kinerja guru honorer sejarah di SMA se-Kabupaten Bima yang ditunjukkan oleh uji korelasi yaitu: F hitung (0,564)
>t
tabel
> r tabel (0,361), hal ini juga ditunjukkan oleh hasul uji t yaitu: t hitung (2,546)
(1,697) dan tingkat signifikansi 0,017 < 0,05 dengan koefisien regresi sebesar
0,386. Besar kontribusi yang diberikan profesionalisme guru terhadap kinerja guru adalah sebesar SE (X1) 19,11 %. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara profesionalisme guru dengan kinerja guru SMA se-Kabupaten Bima 2.
Motivasi kerja guru tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru honorer sejarah di SMA se-Kabupaten Bima, yang ditunjukkan oleh uji korelasi yaitu: F hitung (0,614) > r tabel (0,361),
hal ini juga ditunjukkan oleh hasul uji t yaitu: t
hitung
(1,449) < t tabel (1,697)
dan tingkat signifikansi 0,159 > 0,05 dengan koefisien regresi sebesar 0,263. Besar kontribusi yang diberikan profesionalisme guru terhadap kinerja guru adalah sebesar SE (X2) 14,98 %. Namun dapat dipahami bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh tetapi dibawah standart ketentuan dengan kata lain motivasi memiliki pengaruh yang kecil terhadap kinerja guru. 3.
Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru honorer sejarah di SMA se-Kabupaten Bima, yang ditunjukkan oleh uji korelasi yaitu: F (0,691) > r tabel (0,361), hal ini juga ditunjukkan oleh hasul uji t yaitu: t tabel
hitung
hitung
(2,235) < t
164 < 0,05 dengan koefisien regresi sebesar 0,365. (1,697) dan tingkat signifikansi 0,034
Besar kontribusi yang diberikan profesionalisme guru terhadap kinerja guru adalah
143
sebesar SE (X3) 27,01 %. Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan guru dengan kinerja guru SMA se-Kabupaten Bima 4.
Ada pengaruh yang signifikan antara profesionalisme, motivasi kerja dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru honorer sejarah di SMA se-Kabupaten Bima. yang ditunjukkan dengan nilai F
hitung
13,618 dengan signifikansi 0,000 < 0,05.
Tingkat koefisien berganda (R2) antara ketiga variabel yaitu profesionalisme guru, motivasi dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja adalah 0,611 atau 61,1%. Ini artinya ketiga variabel tersebut memiliki andil dalam mempengaruhi tingkat keberhasilan para guru dalam menjalankan tugas pokok dan fungsionalnya sebesar 61,1 % dari keseluruhan faktor-faktor yang berpengaruh. Dengan demikian ada banyak faktor lain diluar penelitian yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Sementara dilihat dari besarnya tingkat koefesiensi berganda tersebut mengindikasikan bahwa ketiga variabel ini merupakan variabel dominan dalam mempengaruhi kinerja guru honorer di SMA seKabupaten Bima
B. Implikasi Dalam usaha meningkatkan kinerja guru honorer agar tercapai tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan, maka peningkatan motivasi menjadi alternative untuk lebih diprioritaskan dari pada peningkatan profesionalisme dan kedisiplinan mereka, karena kedua variabel tersebut telah mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru. Sedangkan motivasi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja. Oleh karena itu, berbagai kegiatan seperti pengarahan
langsung, pemberian insentif bagi kegiatan ilmiah, pengembangan diri, dan traning motivasi serta pemberdayaan potensi patut dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Jika di sekolah para guru mengalami penurunan kinerja, maka hal ini dapat ditanggulangi dengan meningkatkan profesionalisme, motivasi dan kedisiplinan. Walaupun kontribusi variabel ini dalam menyumbangkan tingkat kinerja sebesar 56,6%, namun hal ini sangat jelas pengaruhnya. Oleh karena itu, peningkatan kinerja secara maksimal selain dengan meningkatkan profesionalisme, motivasi dan kedisiplinan, juga harus mencari dan memperhatikan faktor-faktor di luar kedua hal tersebut. Sebab masih ada 43,4% faktor lain yang mempunyai pengaruh dalam menumbuhkan kinerja guru honorer di SMA se-Kabupaten Bima. 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kinerja guru honorer sejarah. Secara umum, guru yang memiliki profesionalisme, motivasi dan kedisiplinan yang tinggi akan berpengaruh positif pada peningkatan kinerja guru yang bersangkutan. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini digunakan sebagai masukan bagi kepala sekolah, dinas pendidikan, dan pemerintah daerah agar lebih memperhatikan guru honorer, baik dari segi pengembangan profesinya maupun dari segi kesejahteraan guru honorer.
C. Saran 1.
Bagi Guru Bagi guru agar terus mempertahankan dan mengembangkan profesionalisme guru, membangun motivasi kerja dan kedisiplinan kerja untuk dapat berprestasi dan komit
dengan tugas dan fungsi profesinya, sehingga diharapkan tetap memberikan kontribusi dalam membangun kinerja demi peningkatan mutu pendidikan. 2.
Kepala Sekolah Untuk meningkatkan kinerja guru, salah satunya diperlukan motivasi kerja yang tinggi pada guru yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan kepada kepala sekolah, pengawas dan pejabat-pejabat struktural yang membawahi para guru honorer di SMA seKabupaten Bima agar mereka dapat melakukan pembinaan secara terus-menerus untuk menumbuh kembangkan motivasi para guru honorer melalui serangkain kegiatan formal dan non formal. Dengan ikhtiar yang berkesinambungan dan serius diharapkan motivasi yang dimiliki oleh para guru honorer dapat memberikan kontribusinya secara signifikan dalam meningkatkan kinerja.
3.
Dinas Pendidikan Kepada para pejabat struktural yang membawahi para guru honorer di SMA seKabupaten Bima, berdasarkan temuan penelitian ini, diharapkan mereka dapat secara terus-menerus
menumbuh
kembangkan
profesionalisme
guru
honorer
melalui
serangkaian kegiatan formal untuk mengembangkan mutu dan kualitas guru honorer tersebut, misalnya dengan mengikut sertakan guru-guru honorer dan kegiatan seminar, pengembangan profesi, diklat dan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya yang dapat menunjang profesionalisme guru honorer. 4.
Pemerintah Daerah Kepada pemerintah, khususnya pemerintah daerah agar dapat lebih memperhatikan kesejahteraan guru honorer, karena bagaimanapun tanpa dukungan finansial yang memadai keinginan guru-guru honorer untuk lebih inovativ, kreatif dan lebih maju guna mengembangkan mutu pendidikan akan mengalami kendala yang cukup berarti.