BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian serta kajian teoritis yang telah peneliti lakukan terlihat bahwa : 1. Penyelenggaraan Kursus Wirausaha Desa (KWD) budidaya tanaman hias di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Garut Kabupaten Garut Kursus Wirausaha Desa (KWD) Budidaya Tanaman Hias
yang
diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Garut Kabupaten Garut ini bertujuan untuk membantu
warga
belajar
meningkatkan
kecakapan
mereka
untuk
menanggulangi permasalahan yang mereka hadapi dan agar warga belajar memiliki keterampilan fungsional, yang dapat membuat mereka dapat bekerja dan berusaha secara mandiri. Proses penyelenggaraan KWD ini ditempuh dengan tiga tahap, yaitu : 1) perencanaan, Pelaksanaan, dan 3) evaluasi, hal tersebut dilakukan dalam rangka menghasilkan suatu program yang dapat diterima atau disesuaikan dengan kebutuhan warga belajar. Tahap pertama, perencanaan meliputi, hal yang berkenaan dengan identifikasi kebutuhan, penyusunan tujuan, penyusunan program. Tahap
100
101
kedua pelaksanaan yang bertempat
di UPTD
Sanggar Kegiatan Belajar
(SKB) Garut Kabupaten Garut yang dilakukan seminggu tiga kali dalam kurun waktu 6 bulan, dengan 2 orang tutor, yang menghasilkan 8 orang lulusan dari 10 orang warga belajar yang tergabung dalam kelompok belajar “Sampurna Hijau”. Metode belajar yang digunakan adalah Ceramah, tanya jawab, dan praktek, Materi yang disampaikan pada pembelajaran dalam Kursus Wirausaha Desa (KWD) Budidaya Tanaman Hias adalah pengenalan life skill, pendidikan kewirausahaan, dan motivasi, dan keterampilan budidaya tanaman hias. Tahap ketiga yaitu evaluasi dilaksanakan oleh para tutor selama kegiatan berlangsung, dan di akir kegiatan 2. Penerapan hasil Kursus Wirausaha Desa (KWD) oleh alumni dalam kehidupan berwirausaha Warga belajar melakukan usaha budidaya tanaman hiasnya di UPTD Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Garut Kabupaten Garut (Green House), Para alumni KWD memperkenalkan hasil usahanya dengan mengikuti pameran tanaman hias, mengiklankan melalui majalah lokal (majalah pertanian), menawarkan kepada warga yang akan mengadakan pesta pernikahan untuk disewa sebagai hiasan, dan seminggu sekali para alumni berjualan di perkotaan, Tanaman yang dibudidayakan untuk dijual adalah semua jenis tanaman hias, sedangkan tanaman hias yang dijual adalah tanaman hias yang kualitasnya bagus yang layak dipasarkan dan yang sedang musim/sering dicari oleh pembeli, seperti anggrek, mawar, sedap malem, kuping gajah, dan
102
lain-lain. Dalam menyikapi/menyiasati resiko yang dihadapi, para alumni lebih memilih bersikap santai tapi serius dan tetap berusaha untuk lebih teliti lagi dalam melakukan usaha budidaya tanaman hias untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Keuntungan dari usaha budidaya tanaman hias yang dilaksanakan adalah selain memberikan pengalaman dan pengetahuan, juga dapat menambah uang jajan. Dalam pengembangannya, yaitu dilakukan dengan cara membudidayakan lagi tanaman hias baru yang belum dimiliki. Dalam menetapkan harga, warga belajar lebih menyesuaikan dengan harga yang ada di pasaran, dan terkadang ada juga yang harganya dibuat lebih murah dibandingkan harga pasar. 3. Faktor pendorong dan penghambat bagi alumni dalam menerapkan hasil Kursus Wirausaha Desa (KWD) Budidaya Tanaman Hias di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Garut Kabupaten Garut Kecamatan Cisurupan Dalam penerapan hasil Kursus Wirausaha Desa (KWD) Budidaya Tanaman Hias oleh para alumni, terdapat beberapa faktor pendorong dan penghambat, dimana yang menjadi faktor pendorong warga belajar dalam mengikuti KWD Budidaya Tanaman Hias adalah : 1) Kemampuan ALN yang didapatkannya dari Kursus Wirausaha Desa (KWD) Budidaya Tanaman Hias, dan kemauan untuk menerapkannya melalui usaha budidaya tanaman hias.
103
2) Tekad yang kuat yang dimiliki para lulusan KWD Budidaya Tanaman Hias Untuk berhasil dan kerja keras. 3) Kemampuan ALN dalam melihat peluang usaha yang ada, dengan usaha yang dilakukan untuk mengejar peluang tersebut. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam penerapan hasil Kursus Wirausaha Desa (KWD) Budidaya Tanaman Hias adalah: 1) Kemampuan manajerial yang belum kompeten dalam usaha budidaya tanaman hias 2) Kurangnya pengalaman ALN dalam usaha budidaya tanaman hias 3) Kurangnya kemampuan ALN dalam mengendalikan keuangan 4) Lokasi usaha budidaya tanaman yang kurang strategis untuk kegiatan usaha. 5) Kurangnya pengawasan terhadap peralatan B. Saran Pada bagian ini penulis dengan segala kerendahan hati, mencoba untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pemikiran peneliti yang sekiranya menjadi acuan atau dasar bagi pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini. Bagi para alumni Kursus Wirausaha Desa (KWD) Budidaya Tanaman Hias yang tergabung dalam kelompok belajar Sampurna Hijau. Peneliti telah melihat potensi yang dimiliki alumni untuk memajukan usaha di bidang budidaya tanaman hias. Peneliti menyarankan bahwa upaya yang dilakukan harus lebih
104
ditingkatkan lagi terutama dalam meningkatkan kemampuan di bidang manajerial, pengendalian keuangan dengan cara membaca dari sumber-sumber yang relefan ataupun dengan bertanya kepada orang-orang yang berkompeten di bidang tersebut, selain itu harus pula diperhatikan mengenai pengawasan terhadap peralatan, dan lebih ditingkatkan lagi dalam pemasaran. Bila memungkinkan dengan membuka cabang baru untuk melakukan kegiatan usaha budidaya tanaman hias untuk memperluas pemasaran. Jangan mudah menyerah dan yakin jika usaha yang kita lakukan telah maksimal, maka hasil yang akan kita dapatkan pun akan maksimal. Bagi rekan peneliti selanjutnya yang memiliki keinginan untuk meneliti program pendidikan yang ada di masyarakat, cobalah untuk meneruskan penelitian ini, karena penelitian ini masih dapat dikembangkan lagi terutama dalam hal marketing, manajemen organisasi.