BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang dilakukan wajib pajak. Dengan sedemikian rupa sehingga hutang pajak penghasilannya berada dalam posisi minimal, dimana jumlah pajak yang dibayar suatu badan kepada negara tergantung pada laba yang diperoleh, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan maupun secara komersial. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas pelaksanaan perencanaan pajak pada perusahaan yang telah diteliti dan didukung oleh data yang diperoleh, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam menerapkan tax planning, perusahaan memiliki beberapa kebijakankebijakan akuntansi yang dijadikan sebagai acuan. Selain itu, perusahaan juga melakukan beberapa langkah-langkah seperti, memaksimalkan penghasilan yang dikecualikan melalui pemaksimalan penghasilan bunga, memaksimalkan biaya fiskal dan meminimalkan biaya yang tidak diperkenankan sebagai pengurang, meliputi : a. Biaya telp b. Biaya pengobatan karyawan
78
79
c. Tunjangan asuransi kesehatan/jamsostek d. Biaya perbaikan kendaraan e. Biaya konsultan f. Biaya perijinan Kemudian perusahaan juga lebih memilih menggunakan penyusutan dengan metode garis lurus (straight line). 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap penerapan tax planning yang diterapkan oleh perusahaan dengan undang-undang perpajakan yang berlaku, ternyata perusahaan tidak melakukan pelanggaran dan masih mengikuti semua peraturan yang berlaku. Kemudian dapat pula dilihat dari hasil penerapan tax planning yang meniadakan fasilitas mobil antar jemput bagi karyawan berdampak positif terhadap biaya pemeliharaan pabrik, dimana anggaran untuk mobil tersebut dialihkan menjadi biaya operasional pabrik. Beban handphone sebesar Rp 2,050,000 pada tahun 2011 dan Rp 1,500,000 pada tahun 2012 yang digunakan untuk fasilitas karyawan yang akan menjadi pengurang penghasilan kena pajak. 3. Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan, berdasarkan pengamatan datadata perencanaan pajak berperan dalam melakukan penghematan pajak, merupakan suatu usaha memperkecil jumlah pajak yang tidak termasuk dalam ruang lingkup perpajakan. Manfaat yang diperoleh perusahaan dengan melaksanakan perencanaan pajak adalah: Perusahaan mengelola transaksi yang berhubungan dengan pemberian kesejahteraan karyawan dan kualitas sumber daya karyawan melalui
80
pemberian tunjangan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas perusahaan, untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Perusahaan menentukan laba komersial berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang menjadi pedoman resmi dalam menyelenggarakan pembukuan secara komersial. Untuk kepentingan perpajakan, perusahaan melakukan koreksi fiskal atas perhitungan laba rugi sesuai ketentuan perpajakan untuk menghasilkan laba fiskal atau Penghasilan Kena Pajak yang menjadi dasar dalam menghitung besarnya pajak penghasilan terutang perusahaan. Perbedaan
laba
komersial
dan
laba
fiskal
disebabkan
karena
diberlakukannya undang – undang pajak penghasilan. Pemerintah memberlakukan undang – undang pajak penghasilan karena adanya perbedaan kepentingan antara Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan perpajakan. Perusahaan menemukan adanya perbedaan waktu dan perbedaan tetap dalam hal pengakuan penghasilan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan perpajakan maka perusahaan melakukan koreksi fiskal atas perhitungan laba komersial sesuai dengan ketentuan perpajakan yaitu berpedoman pada undang – undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008. Koreksi fiskal tersebut terdiri dari koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi positif akan mengakibatkan pengurangan biaya atau penambahan penghasilan dipandang secara komersial sedangkan
81
koreksi negatif akan mengakibatkan penambahan biaya atau pengurangan penghasilan dipandang secara komersial. 4. Dengan diterapkannya tax planning tersebut maka perusahaan berhasil melakukan penghematan pajak sebesar 12.39 % pada tahun 2011 atau sejumlah Rp 48,241,730 dan tahun 2012 sebesar 13.03 % sejumlah Rp 61,846,050.
Dari
selisih
penghematan
tersebut,
perusahaan
bisa
menggunakannya untuk keperluan yang lain. 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, penulis memberikan beberapa saran yang dianggap dapat membantu berbagai pihak yang berkepentingan dalam perencanaan pajak: 1.
Pihak perusahaan harus senantiasa mengikuti setiap perkembangan atau perubahan ketentuan/peraturan perpajakan terutama ketentuan perpajakan sehubungan dengan pajak penghasilan agar tidak terjadi hambatan dalam menghitung pajak penghasilan terhutang yang dapat merugikan perusahaan.
2.
Hasil perhitungan pajak penghasilan terhutang perusahaan telah mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku dan disarankan agar pihak perusahaan hendaknya tetap mempertahankan predikatnya sebagai wajib pajak yang patuh, sehingga kelangsungan pembayaran pajaknya tidak mengalami hambatan yang dapat merugikan pihak perusahaan.
3.
Koreksi fiskal merupakan sarana yang sesuai untuk merekonsiliasi laporan keuangan komersil ke laporan keuangan fiskal, dan dapat diterapkan bagi
82
setiap wajib pajak yang menyelenggarakan pembukuan, karena itu bagi wajib pajak yang melakukan pembukuan ganda disarankan agar cukup membuat koreksi fiskal saja. 4.
Dalam penyusunan perencanaan pajak sebaiknya perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawan-karyawannya karena karyawan merupakan salah satu sumber daya dan asset perusahaan yang penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan memberikan biaya penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan.