144
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil dan pembahasan dalam merias fantasi tokoh gagak dalam dongeng Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales of Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil dari penciptaan rancangan rias fantasi tokoh gagak adalah menggunakan tata rias fantasi dan tata rias panggung dengan tidak mengabaikan koreksi pada wajah. Kosmetik yang digunakan yaitu kosmetik waterproof untuk menghindari riasan luntur saat tokoh gagak berada di panggung. Dasar tata rias menggunakan warna ivory. Tata rias menggunakan warna tosca. Rancangan penataan rambut pada tokoh gagak sesuai karakter lincah digambarkan dengan penataan rambut gala fantasi sehingga dibuat secara praktis. Asesoris penataan rambut yaitu bulu yang mengambarkan seekor gagak. Rancangan body painting yaitu berbentuk bulu sesuai tubuh gagak Australia yang dislimuti bulu. Pemilihan warna kostum disesuaikan dengan karakter tokoh aslinya yang jahat yaitu warna hitam dan biru tua. 2. Penerapan rancangan tata rias, tata rambut, body painting dan kostum tokoh gagak dalam dongeng Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales of Fantasy. Menerapkan rancangan rias wajah panggung fantasi dengan penambahan body painting pada tokoh gagak dengan mengedepankan
145
prinsip rias wajah panggung. Riasan wajah menggunakan unsur warna tosca, coklat dan hitam mencerminkan kekuasaan. Karakter gagah berani ditampilkan dengan pemilihan warna pada riasan mata yang menggunakan warna gelap seperti ungu, hitam dan biru tua. Garis-garis lekukan yang ada pada riasan wajah tebal dan tegas sebagai gambaran sorotan mata yang tajam. Dalam menerapkan rancangan tata rias dilakukan beberapa kali latihan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dan maksimal. Penataan rambut yang dibuat mencerminkan keagungan dengan desain penataan rambut yang tinggi. Body painting bergambar bulu ayam kontur yang merupakan bulu bagian ekor ayam sebagai perlambang kekuatan. Sedangkan pada kostum, pemilihan warna hitam, biru tua dan abu-abu merupakan
perpaduan
sebagai
lambang
kejahatan
dengan
mempertimbangkan efek cahaya yang digunakan. 3. Penampilan tokoh gagak dengan sumber ide gagak Australia ditampilkan sukses dalam dongeng Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales of Fantasy. Tata raias tokoh gagak ditampilkan sesuai dengan rancangan yang tlah dibuat. Penataan rambut dibuat sesuai rancangan dengan penambahan bulu-bulu berwarna hitam seperti kepala burung gagak. Body painting pada kaki digambar sesuai rancangan dengan bentuk bulu dan kaki gagak. Pada kostum tokoh gagak terdiri dari lima bagian yaitu rompi, sayap, hiasan bahu, celana dan penutup celana. Kostum ini dibuat sesuai rancangan sehingga menyerupai burung gagak.
146
Pelaksanaan pergelaran melalui beberapa tahap yaitu tahap persiapan meliputi pembentukan panitia, penentuan waktu dan tempat pergelaran, penataan anggaran dana, penentuan rencana kegiatan ( latihan, gladi kotor, dan gladi bersih). Tahap
selanjutnya adalah tahap pelaksanaan yaitu
menampilkan pergelaran yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012 di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta, pukul 14.00 WIB. Pada pergelaran tersebut tokoh gagak tampil pada dongeng Swan Lake. Tahap terakhir yaitu mengevaluasi kegiatan pergelaran yang telah dilaksanakan telah berjalan lancar, hal tersebut dapat dilihat dari apresiasi masyarakat yang melihat pergelaran Fairy Tales of Fantasy. B. Saran 1. Saran yang perlu diperhatikan dalam proses rias wajah dan penataan rambut : a. Perlu diketahui konsep gerak dan karakter tokoh yang akan dirias untuk mendapatkan kenyamanan dan sesuai desain yang dibuat. b. Perlu adanya diagnosa wajah sebelum merias untuk mengetahui koreksi wajah dan jenis kosmetik yang tepat digunakan oleh tokoh. c. Perlu memahami riasan wajah, penataan rambut maupun kostum yang sesuai dengan tokoh aslinya. d. Rias wajah panggung harus memperhatikan jarak jauh dekatnya penonton dan pencahayaan sehingga hasil riasan dapat dilihat secara maksimal oleh penonton.
147
e. Kosmetik, alat, bahan dan lenan yang digunakan harus tersedia dengan baik dan dekat dengan jangkauan seorang penata rias agar memudahkan dalam bekerja. f. Gunakan warna riasan yang lebih terang namun tetap memunculkan karakter jahat karena warna yang terlalu gelap akan menjadi datar di panggung. g. Warna riasan yang gelap tidak akan terlihat jika tidak diimbangi dengan warna lampu yang sesuai. h. Sanggul pada lingkar kepala terlalu besar sehingga menutupi riasan mata. i. Bulu mata wajib diaplikasikan untuk mempertegas bentuk mata. j. Sebelum mengaplikasikan body painting, sebaiknya kulit tangan, kaki maupun perut diberi alas bedak dan bedak padat. k. Jarak pola pada body painting diperhatikan untuk memunculkan gambaran bulu-bulu gagak. 2. Saran kepada seluruh panitia setelah penyelengaraan pergelaran usai sebagai pembelajaran agar menjadi lebih baik lagi : a. Perlunya kesiapan yang matang dalam pemilihan tema dan konsep pergelaran sehingga tercapai keberhasilan bersama. b. Perlunya adanya kerjasama antara seksi yang satu dengan seksi yang lain sehingga pekerjaan setiap seksi berjalan dengan baik. c. Perlunya kesadaran pada setiap individu terhadap pekerjaan yang mejadi tanggung jawabnya.
148
d. Perlu adanya keterbukaan dan komunikasi yang jelas dalam sebuah kepanitiaan.
149
DAFTAR PUSTAKA
Ade Aprilia. (2008). Gusnaldi Instant Make-Up. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Ade Aprilia. (2010). Every Day Make-Up. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Agapitus Purwanto, Koko Fregorius, FX. Heri Rahadiyanto, dkk. 2004. Pendidikan Seni Musik 1 SMA Kelas 1. Bekasi: PT Galaxy Puspa Mega. Dharsono Sony Kartika. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa Sains. Endang Sri Sudarti. (2011). 19 Agustus 2011. Ernawati, Izwerni, dan Weni Nelmira. (2008). Tata Kecantikan Kulit SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Fl. Nurwahyuni Idayati & Yustina Pratiwi. (2008). Garnish. Yogyakarta: Kanisius. Hendro Martono. 2010. Mengenal Tata Cahaya Seni Pertunjukan. Yogyakarta: Cipta Media. Herni Kusantanti. 2008. Tata Kecantikan Kulit SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Irwan H Prasetya. (2010). Ensiklopedia Drama dan Teater Modern. Semarang: Anekailmu. Anonim. (2010). Tip & Trik 02. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kamisa. (1997). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika. Kusumadewi, dr. H.T Laksman, drs. Rahardjo T, dkk. (2001). Pengetahuan dan Seni Tata Rambut Moderen. Jakarta: Meutia Cipta Sarana. . (2002). Perawatan Dan Tata Rias Wajah Wanita Usia 40+. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Mamduh H. Hanafi. (1997). Penuntun Belajar Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mary Man-Kong & Andrea Posner-Sanchez. (2007). Barbie of Swan Lake. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
150
Muara Bagdja. (2010). Make-Up Bibir Sesuai Aura dan Feng Shui. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. . (2010). Make-Up Mata Sesuai Aura dan Feng Shui. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pranoto Soergo & Titi Poerwosoenoe. (1984). Tata rias wajah siang, sore, malam, panggung dan fantasi. Jakarta: Karya Utama. Pramana Padmodamaya. (1988). Tata dan Teknik Pentas. Jakarta: Balai Pustaka. Puspita Martha. (2009). Make up 101 Basic Personal Make-up. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sadjiman Edhi Sanyoto. (2009). Nirmana (Dasar-dasar Seni Dan Desain). Yogyakarta: Jalasutra. Setyobudi. (2006).Seni Budaya Untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Sri Ardiarti Kamil. (1977). Tata Rias Untuk Kecantikan dan Kepribadian. Jakarta: Miswa. Sri Widarwati. (2000). Desain Busana II. Yogyakarta. Sugiyanto, dkk. (2004). Kesenian SMP Jilid 1 Untuk Kelas VII. Jakarta: Erlangga. . (2005). Kesenian SMP Jilid 3 Untuk Kelas IX. Jakarta: Erlangga. Sulasmi Darmaprawira. (2002). Warna: teori dan kreativitas penggunaannya. Bandung: ITB. Surayin. (2001). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. Vincent J-R Kehoe. (1992). Teknik Make-up Professional Untuk Artis Film, Televisi dan Panggung. Yogyakarta: MMTC. Yayat Nursantara. (2004). Kesenian SMA Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
FOTO TOKOH GAGAK
FOTO GLADI BERSIH
FOTO PENAMPILAN TOKOH GAGAK DI PANGGUNG