BAB II KAJIAN TEORI A. Sinopsis Cerita Dongeng merupakan cerita tidak nyata atau pemikiran fiktif' menjadi suatu alur perjalanan hidup, dalam dongeng terkandung pesan moral yang mengajarkan makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng
akan
dipertunjukan
dalam
bentuk
drama,
dengan
menampilkan ide cerita dari tujuh dongeng luar negeri yang bertema Fairy Tales of Fantasy. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh dongeng luar negeri antara lain, Aladin, Putri Salju, Rapunzel, Putri Tidur, Cinderella, Swan Lake dan Beauty and The Beast. Mengambil dari tujuh dongeng diatas, karena mengambil kisah yang paling terkenal, sering ditampilkan dan paling umum diketahui oleh masyarakat. Dari ke tujuh dongeng tersebut akan dipertunjukan dalam drama musical, salah satunya adalah kisah Swan Lake. Menurut dongeng, Swan Lake sendiri pada awalnya adalah sebuah kisah pertunjukan balet terkenal yang disadur oleh Tchaikovsky dari sebuah dongeng Jerman. Swan Lake bercerita tentang penyihir jahat yang suka mengubah gadis muda menjadi burung. Kemudian Begichev dan Gelster yang merupakan teman dari Tchaikovsky pada tahun 1876, mengubah sebuah pertunjukan balet yang romantic dan penuh tragedi. Didalam Kisah Swan Lake, terdapat tokoh Odeth sebagai putri
8
9
angsa, Odille sebagai angsa hitam yang jahat yang mengelabui pangeran, pangeran Siegfried dan Von Rothbart, seorang penyihir jahat yang setengah burung setengah manusia. Tokoh yang akan dibahas dalam pagelaran ini adalah pangeran Siegfried. Inti utama cerita Swan Lake tentang, Pangeran Siegfried yang sedang merayakan pesta ulang tahunnya, Von Rothbart lalu merubah wajah Odille menjadi serupa dengan wajah Odette. Ketika dia melihat Odette
(yang
sebenarnya
adalah
Odille
yang
menyamar),
dia
menyambutnya dengan sukacita. Di hadapan umum, Pangeran Siegfried pun melamar Odille. Sesudah melamar Odille, Pangeran Siegfried melihat Odette yang asli dari balik jendela (Odettenya berhasil kabur dari Von Rothbart, tetapi sudah terlambat. Sang Pangeran yang menyadari kesalahannya (terkena tipudaya Von Rothbart). Akhimya keluar istana, mengejar Odette sampai ke danau untuk meminta maaf kepada Odette. Meski terluka hatinya, Odette tahu Pangeran Siegfried telah ditipu, dan akhirnya memaafkannya dan mereka saling jatuh cinta. (Endah Kusumastuti 2009: 1 -46). Pangeran Siegfried adalah seorang pangeran yang tampan, menarik dan mempunyai karakter gagah, pemberani, berwibawa, bijaksana, baik hati dan suka menolong. Disamping itu pangeran Siegfried juga mempunyai sedikit sisi negative, seperti mudah terpedaya oleh orang lain dan terburu-buru dalam menyelesaikan masalah. Namun pangeran Siegfried tetap terlihat pemberani.
10
Tokoh pangeran Siegfried dalam kisah Swan Lake berpenampilan sederhana, pangeran Siegfried mempunyai rambut agak panjang dengan penataan rambut hanya digerai saja, kukunya pendek, badannya kurus, tanpa menggunakan make up dan memakai baju yang sederhana. Hal ini mendorong mahasiswa untuk mengembangkan penampilan tokoh dalam dongeng, dan menarik perhatian masyarakat sekaligus memberikan penampilan yang menarik dalam pagelaran Fairy Tales of Fantasy. Tokoh ini akan dikembangkan penampilannya mulai dari penataan rambut, make up, kostum dan assesories.. B. Sumber Ide 1. Pengertian Sumber Ide Sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang untuk menciptakan desain baru (Sri Widarwati, 1996: 58). Menurut Widjiningsing (1990: 70), sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi. Sumber ide merupakan bagian dari konsep penciptaan atau menjadi landasan visual terciptanya suatu karya. Sumber ide memudahkan seseorang untuk membuat disain, sumber ide dapat berupa apa saja yang ada disekitar manusia. Sebagai contoh, dunia flora, fauna, berbagai bentuk dan sampai dan berbagai macam impian ma nusia yang lainnya. (Triyanto, dkk 2011:22). Pengembangan bentuk dan perubahannya dapat dilakukan dalam berbagai teknik pengembangan, berikut merupakan beberapa
11
contoh
desain
yang
menggunakan
sumber
ide
dan
cara
pengembangannya. 2. Pengembangan Sumber Ide a. Stilasi Stilasi merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan menggayakan objek atau benda yang digambar. Cara yang ditempuh adalah menggayakan disetiap kontur pada objek atau benda tersebut.teknik yang paling mudah dalam membuat stilasi dengan menambah bentuk satu demi satu dari bentuk asli ke bentuk yang lebih rumit. Semakin banyak penambahan bentuknya semakin rumit.visualisasi karya dengan teknik stilasi memiliki kesan tradisiona, misalnya penggambaran ornamen motif batik dan lukisan tradisional. b. Distorsi Distorsi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada penciptaan pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar. misalnya karakter gatot kaca, topeng bali dan berbabagai wajah lainnya. c. Transformasi Transformasi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter dengan memindahkan wujud dari objek lain ke objek yang digambar, misalnya manusia berkepala binatang.
12
d. Disformasi Disformasi merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan mengubah bentuk objek. Cara yang
dilakukan
menggambarkan
dalam
mengubah
sebagian
saja
objek yang
tersebut lebih
dengan dianggap
mewakili.langkah yang paling mudah membuat disformasi dengan cara mengurangi satu demi satu bentuk asli menjadi bentuk yang lebih sederhana. Penerapan
sumber ide yang digunakan Sumber ide menurut
(Triyanto, dkk 2011:22). Memudahkan seseorang untuk membuat disain, sumber ide dapat berupa apa saja yang ada disekitar manusia. Pengembangan sumber ide
distorsi merupakan penggambaran bentuk
yang menekankan pada penciptaan pencapaian karakter. Pengembangan distorsi akan diterapkan pada rias wajah, penataan rambut dan kostum. C. Disain 1. Pengertian Desain Menurut (Ernawati, dkk 2008: 195). desain berasal dari Bahasa Inggris (design) yang berarti “rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, “desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.
13
2. Unsur Disain Unsur desain merupakan suatu disain akan tercipta dengan baik apabila unsur-unsurnya dissusun atau dikomposisikan secara baik pula. disain ini terdiri atas garis, arah, bentuk, tekstur, ukuran, value dan warna. Melalui unsur-unsur visual inilah seorang perancang dapat mewujudkan rancangannya.Sri Widarwati (2007: 7). a. Garis Garis merupakan unsur yang dapat digunakan untuk mewujudkan emosi, dengan garis itu menggambarkan sifat sesuatu. Garis dibedakan menjadi dua yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Garis lurus Garis lurus memberi kesan kaku, kuat, tegas dan gagah. Garis vertical, garis horizontal dan diagonal. Garis vertical memberi kesan melangsingkan, meninggikan, stabil dan agung. Garis horizontal memberikan kesan melebar, memendekkan, tenang dan tentram. Diagonal memberi kesan lincah, dinamis gembira dan muda. 2) Garis lengkung Garis lengkung memberi kesan riang, lembut, luwes, indah dan feminine. Garis lengkung sesuai dengan arah dan dibedakan garis sedikit lengkung, lengkung biasa dan garis sangat lengkung sehingga merupakan setengah lingkaran.
14
b. Arah Menurut Afif Ghurub Bestari (2011: 12) pada benda apapun, termasuk busana, dapat dilihat dan adanya arah tertentu, misalnya mendatar, tegak lurus dan miring. Secara nyata, arah ini bisa dilihatdan dirasakan keberadaannya. Arah ini sering dimanfaatkan untuk merancang benda dengan tujuan tertentu. Contohnya, dalam gambar desain busana, unsur arah pada motif, kain dapat digunakan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh pemakai. Pada tubuh bentuk gemu, sebaiknya hindari arah mendatar karena menimbulkan kesan melebarkkan tubuh.begitu pula dalam pemilihan model busana garis hias yang digunakan berupa garis princess atau garis tegak lurus yang memberi kesan meninggiukan
atau
merampingkan
orang
yang
bertubuh
gemuktersebut. c. Ukuran Meurut (Widjiningsih: 1982) disain di pengaruhi oleh ukuran, sehingga untuk memperoleh disain yang memperlihatkan suatu keseimbanga. Kita harus mengatur ukuran unsur yang digunakan dengan baik. Ukuran yang berbeda pada suatu disain dapat menimbulkan perhatian dan menghidupkan suatu disain, tetapi dapat pula kontras itu menghasilkan ketidak serasian apabila ukurannya tidak sesuai.
15
d. Warna 1) Pengertian warna Menurut (Widjiningsih 1982:6). Warna membuat sesuatu kelihatan lebih indah dan menarik. Oleh karena itu dalam berbagai bidang seni rupa, pakaian, hiasan tata ruang dan yang lain warna memegang peranan penting. 2) Filosofi warna Ahli fisiologi dan psikologi menjelaskan ada empat warna primer: merah, hijau, kuning, biru. Walaupun tidak diketahui secara pasti mengapa orang-orang menyukai warna dan kombinasi warna tertentu. Tetapi yang jelas, setiap warna mempunyai karakter atau sifat yang berbeda-beda. Bahkan sejak dahulu warna diketahui mempunyai pengaruh terhadap manusia, namun baru belakangan ini penggunaanya telah dimanfaatkan secara meluas dalam dunia otomotif, busana, permainan dan sebagainya. Menurut
(Sulasmi 1989:48-49).
Arti warna adalah: a) Merah melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan.
16
b) Putih Menunjukkan kedamaian, Permohonan maaf, pencapaian diri,
spiritualitas,
kedewaan,
kesucian,
kesederhanaan,
kesempurnaan, kebersihan, keamanan, persatuan.. c) Hitam Melambangkan
kesedihan,
malapetaka,
kesuraman,
kegelapan, kejahatan, keburukan ilmu sihir. d) Biru Memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan,
perlindungan,
inspirasi
spiritual,
tenang,
kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, kesetiaan, panutan, kebenaran, keharmonisan. e) Hijau Menunjukkan warna alam, kesetiaan, keabadian, kesuburan, kebangkitan, kelimpahan, tanaman dan pohon, pertumbuhan, muda,
pembaharuan,
daya
tahan,
keseimbangan,
ketergantungan dan persahabatan. f) Kuning Merujuk kehidupan,
pada
matahari,
kemenangan,
melambangkan kegembiraan,
kecermelangan, peringatan dan humor.
kecerahan, kemeriahan,
17
g) Merah Muda Warna Merah Muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah. h) Ungu Menunjukkan spiritual,
pengaruh, yang
pandangan
tersembunyi,
ketiga,
aspirasi
kekuatan
yang
tinggi,
kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri. i) Orange Menunjukkan
kehangatan,
warna
orange
mempunyai
lambang dorongan, semangat, merdeka, penganugerahan, keseimbangan tetapi juga lambang bahaya. j) Coklat Menunjukkan kedekatan hati, sopan, arif, bijaksana, hemat, hormat. k) Abu-abu Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas, diam, tenang.
18
l) Emas Mencerminkan prestis (kedudukan), kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti. e. Tekstur Menurut (Afif Ghurub Bestari 2011 : 13) setiap benda mempunyai permukaan yang berbeda-beda, ada yang halus da nada yang kasar. Tekstur merupakan keadaan permukaan suatu benda atau kesan yang timbul dari apa yang terlihat pada permukaan benda. Tekstur ini dapat diketahui dengan cara melihat atau meraba. Tekstur pada kain akan terlihat berkilau, bercahaya, kusam, transparan, kaku dan lemas. Sedangkan dengan meraba akan diketahui apakah permukaan suatu benda kasar, halus, tipis, tebal, atau licin. Tekstur yang bercahaya atau berkilau dapat membuat sesorang terlihat lebih besar (gemuk). Oleh karena itu, bahan tekstil yang bercahaya lebih cocok dikenakan orang yang bertubuk kurus sehingga badan terlihat lebih berisi. f. Value (nilai gelap terang) Menurut (Afif Ghurub Bestari 2011:14) value adalah nilai gelap dan terang. Semua benda kasat mata hanya dapat terlihat karena adanya cahaya, baik cahaya alami maupun cahaya buatan. Apabila suatu benda diamati, akan terlighat bahwa bagian-bagian permukaan benda tidak seluruhnya diterpa oleh cahaya. Ada bagian yang terang da nada bagian yang gelap.
19
Penerapan unsur desain, desain yang akan digunakan pada rias karakter pangeran Siegfried, adalah garis, ukuran, arah , bentuk dan warna. 1) Garis Garis dalam rias wajah akan diterapkan pada alis, eyeliner, shading, yang menggunakan garis lengkung memberikan karakter ringan, dinamis dan kuat. 2) Ukuran Ukuran diterapkan pada rias wajah pada panjang pendeknya alis dan kostum dan aksesoris yang digunakan pangeran Siegfried. 3) Arah Penerapan arah yang digunakan arah horosontal, penerapan nya pada shading rias wajah. 4) Bentuk Bentuk yang diterapkan pada rias karakter pangeran Siegfried antara lain, bentuk mata, alis, bibir dan kostum. 5) Warna Penerapan warna yang digunakan pad arias wajah dan kostum.pada pangeran Siegfried menggunakan warna orange pada tata rias dan kostum yang dikenakan, warna orange melambangkan kehangatan. Pada kostum juga memakai warna putih dan emas, warna putih melambangkan, kedamaian,
20
kesederhanaan dan warna emas melambangkan kedudukan bahwa ia seorang pangeran. 6) Value Penerapan nilai gelap terang pada rias wajah terletak pada penggunaan warna-warna kosmetik yang dialikasikan sebagai rias korektif, seperti eye shadow, bayangan hidung, blush on dan lipstick. Penerapan nilai gelap terang juga dialikasikan pada kostum. 7) Tekstur Penerapan tekstur halus akan diaplikasikan pada rias wajah. Penerapan tekstur kain yang mengkilat pada pemilihan kain yang akan digunakan sebagai kostum. 3. Prinsip-prinsip Disain Menurut (Afif Ghurub Bestari 2011: 17-18) unsur menciptakan gambar desain busana yang lebih baik dan menarik perlu diketahui tentang prinsip-prinsip disain sebagai berikut: a) Harmoni Harmoni adalah prinsip disain yang memunculkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan dan sususan objek atau ide. Dalam suatu bentuk, harmonisasi dapat dicapai melalui kesesuaian setiap unsur yang membentuknya. b) Proporsi Proporsi adalah perbandingan antara bagian satu dengan bagian yang lain. Untuk mendapatkan suatu susunan yang menarik perlu diketahui bagaimana cara menciptakan perbandingan ukuran objek yang satu dengan objek yang dipadukan secara proporsional. c) Keseimbangan Keseimbangan antar bagian dalam suatu disain sangat diperlukan untuk menghasilkan susunan yang
21
menarik.keseimbangan dalam disain terdiri dua hal yaitu, keseimbangan simetris dan asimetris. d) Irama Irama disain dapat dirasakan melalui efek visual. Irama memberi kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu kebagian yang lain pada suatu benda sehingga akan membawa pandangan mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke bagian lainnya. e) Pusat perhatian Pusat perhatian dapat berupa aksen yang secara otomatis membawa mata pada sesuatu yang terpenting dalam suatu disain busana. f) Kesatuan Merupakan sesuatau yang memberikan kesan adanya keterpaduan tiap unsurnya. Penerapan prinsip desain Pangeran Siegfried, menerapkan prinsip desain keseimbangan, proporsi dan kesatuan. 1) Keseimbangan Penerapan prinsip keseimbangan diterapkan pada rias wajah terutama pada warna foundation, bedak, eye shadow, blush on dan bibir, penataan dan kostum yang dikenakan pangeran Siegfried. 2) Proporsi Penerapan prinsip proporsi diterapkan mulai dari rias wajah, penataan rambut dan kostum. 3) Kesatuan Diterapkan mulai dari rias wajah, penataan rambut, kostum dan aksesoris pedang dengan penyusunan kesamaan dalam kesamaan warna dalam bagian-bagian tersebut.
22
D. Tata Rias Wajah 1. Pengertian Tata Rias Wajah Tata rias wajah adalah seni merias wajah untuk menampilkan kecantikan diri sendiri atau orang lain menggunakan kosmetika yang ada pada wajah dapat menutupi beberapa kekurangan serta dapat menonjolkan kelebihan yang ada pada wajah sehingga tercapai kecantikan yang sempurna. Tata rias wajah dibedakan dalam dua kelompok, yaitu tata rias wajah dasar atau tata rias wajah di bedakan dalam dua kelompok, yaitu tata rias wajah dasar atau tata rias wajah sehari-hari dan tata rias wajah khusus. (Asi Tritanti 2007:1-2) 2. Jenis-jenis Tata Rias Wajah a. Tata rias wajah dasar 1) Tata rias pagi hari 2) Tata rias sore hari 3) Tata rias malam hari b. Tata rias wajah khusus Menurut (Asi Tritanti 2007:26-31) rias wajah khusus merupakan tindakan yang memiliki tindakan yang memiliki keahlian khusus yang dikembangkan berdasarkan pengalamanpengalaman serta melalui latihan-latihan untuk rias wajah sesuai kebutuhan-kebutuhan tertentu.
23
3. Tata Rias Wajah Korektif Tata rias korektif (corective make-up) merupakan suatu bentuk tata rias yang bersifat menyempurnakan (koreksi). Tata rias ini menyembunyikan kekurangan-kekurangan yang ada pada wajah dan menonjolkan hal-hal yang menarik dari wajah. Setiap wajah memilikikekuarangan dan kelebihan. Seseorang yang memiliki bentuk wajah kurang sempurna, misalnya dahi terlalu lebar, hidung kurang mancung dan sebagainya,dapat disempurnakan dengan tata rias korektif. Seorang pemain membutuhkan tata rias korektif ketika tampilannya tidak membutuhkan perubahan usia, ras, dan perubahan bentuk wajah. Biasanya pemeran memiliki kesesuaian dengan tokoh yang diperankan. Wajah pemain cukup disempurnakan dengan menyamarkan, menegaskan, dan menonjolkan bagian-bagian wajah sesuai dengan tokoh yang diinginkan. Eko Santoso, dkk (2009:275). Fungsi tata rias korektif untuk mengubah penampilan wajah menjadi lebih sempurna. Wajah manusia memiliki kekurangan yang membuat
penampilan
kurang
sempurna.
Tata
rias
korektif
menyamarkan kekurangan yang ada sehingga wajah tampil lebih sempurna. Penata rias perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut. a. Kenali kekurangan dan kelebihan wajah b. Kenali karakter tokoh dengan baik. c. Koreksi wajah pemain sesuai karakter tokoh d. Perhatikan jarak pemain dengan penonton
24
e. Kuasai bahan kosmetik dan peralatan Penata rias perlu mempelajari kekurangan dan kelebihan wajah, sebelum membuat disain. Hal lain yang perlu dikuasai adalah teknik mengoreksi wajah untuk penyempurnaan rias korektif. 1. Korektif bentuk wajah a. Bentuk wajah bulat
Gambar 01. Koreksi wajah bulat (Risya Lusiana: 2012) Gunakan teknik shading. Aplikasikan foundation warna gelap satu tingkat di bawah warna kulit sepanjang garis tepi dahi, pipi, rahang, dan rahang bagian bawah. Kesan bulat akan tersamarkan dengan teknik shading yang tepat. b. Bentuk wajah persegi Korektif Bentuk wajah persegi pada bagian di sebelah atas pelipis kanan dan kiri serta tepi pipi sebelah kanan dan kiri diberi warna gelap untuk menghilangkan kesan kotak pada wajah. Kesan kotak akan menampakkan karakter yang kaku. Jika pemain berperan sebagai tokoh yang lemah lembut maka
25
bentuk kotak pada wajah harus dihilangkan sehingga kesan kaku tersebut juga menjadi hilang.
Gambar 2. Koreksi wajah persegi (Risya Lusiana: 2012) c. Bentuk wajah lonjong Bentuk wajah panjang bagian dahi dan dagu perlu diberi warna gelap untuk mengurangi kesan panjang. Sementara bagian pipi diberi warna terang.
Gambar 3. koreksi wajah lonjong (Risya Lusiana: 2012) d. Bentuk wajah segitiga Korektif wajah segitiga bagian atas pelipis kiri dan kanan serta bagian bawah pelipis kiri dan kanan diberi warna terang sedangkan pipi, dahi, dan dagu diberi warna terang.
26
Gambar 4. Koreksi wajah hati (Risya Lusiana: 2012)
e. Bentuk wajah diamond Koirektif wajah diamond bagian dahi, bagian atas pelipis diberi warna gelap. Bagian pipi dan dagu diberi warna terang.
Gambar 5. Koreksi wajah diamond (Risya Lusiana: 2012) f. Bentuk wajah buah pear Aplikasikan shading pada bagian rahang bawah yang lebar dengan menggunakan alas bedak berwarna tua. Tint atau counter-shading pada bagian dahi yang sempit untuk memberi kesan dahi lebih lebar menggunakan alas bedak yang berwarna lebih terang.
27
Gambar 6. Koreksi wajah buah pear (Risya Lusiana: 2012)
2. Koreksi bentuk alis a. Koreksi alis untuk wajah bulat Pemeran memiliki bentuk wajah bulat. Buatlah alis tajam dan menyudut untuk menyamarkan kesan wajah yang at pada kelopak mata. Baurkan warna perona mata pada kelopak mata sebelah luar dengan arah ke luar dan mendatar agar bentuk mata tidak berkesan terlalu menonjol. bulat.
Gambar 7. Koreksi alis untuk wajah bulat (Eko Santoso : 2008)
b. Koreksi alis untuk wajah persegi Pemeran memiliki bentuk wajah persegi. Buatlah alis melengkung lembut. Hindari bentuk alis yang tajam.
28
Gambar 8. Koreksi alis untuk wajah persegi (Eko Santoso : 2008)
c. Koreksi alis untuk wajah panjang Pemeran memiliki bentuk wajah panjang. Buatlah alis cenderung mendatar. Hindari tarikan alis ke atas dan melengkung.
Gambar 9. Koreksi alis untuk wajah panjang (Eko Santoso : 2008) d. Koreksi alis untuk wajah diamond Pemeran memiliki bentuk wajah diamond. Idealnya alis dibuat melengkung lembut pada uju ng terluar alis.
Gambar 10. Koreksi alis untuk wajah diamond (Eko Santoso : 2008)
29
e. Koreksi alis untuk wajah segitiga Pemeran memiliki bentuk wajah segitiga. Alis yang ideal untuk bentuk segitiga adalah alis yang sedikit melengkung dengan membentuk sudut yang tidak terlalu tajam.
Gambar 11. Koreksi alis untuk wajah segitiga (Eko Santoso : 2008) 3. Koreksi bentuk hidung a. Batang hidung besar Shadow pada dua sisi hidung. Highlight pada garis tengah batang hidung dengan bentuk yang ramping
Gambar 12. Koreksi batang hidung besar (Eko Santoso : 2008) b. Cuping hidung besar Shadow pada dua sisi cuping hidung yang harus disamarkan. Highlight pada garis tengah hidung untuk mengalihkan focus.
30
Gambar 13. Koreksi cuping hidung besar (Eko Santoso : 2008) c. Batang hidung kecil. Shadow pada kanan dan kiri batang hidung. Highlight pada batang hidung untuk menyamarkan batang hidung yang kecil.
Gambar 14. Koreksi batang hidung kecil (Eko Santoso : 2008) d. Batang hidung pendek Highlight dibuat tinggi mulai dari atas sampai ujung hidung. Ketinggian dapat memanipulasi dengan bagian atas ditinggikan dan ujung alis bagian dalam disesuaikan agar tidak berkesan janggal.
Gambar 15. Koreksi batang hidung pendek (Eko Santoso : 2008)
31
4. Koreksi bentuk bibir a. Bibir tipis dapat dibuat tampak tebal dengan menambah garis luar bibir.
Gambar 16. Koreksi bibir tipis (Eko Santoso : 2008) b. bibir terlalu tebal dapat menyamarkan bagian terluar dan membentuk kembali pada bibir bagian dalam.
Gambar 17. Koreksi bibir tebal (Eko Santoso : 2008) c. bibir yang mempunyai kesan sedih dapat ditarik garis ke atas pada sudut terluar bibir.
Gambar 18. Koreksi bibir menurun (Eko Santoso : 2008) d. Bibir yang terlalu kecil dapat disamarkan dengan menambah garis terluar sebagaimana bibir yang tipis.
Gambar 19. Koreksi bibir kecil (Eko Santoso : 2008)
32
4. Tata rias wajah karakter Tata rias karakter adalah untuk menampilkan watak tertentu bagi seseorang aktor dan aktris di panggung. Rias wajah karakter di maksudkan untuk membantu aktor menggambarkan suatu peran dengan membuat wajahnya menyerupai muka peranan watak yang dimainkan. Untuk mengungkapkan gambaran watak tersebut dapat di lakukan rias wajah yang menojolkan secara realistis maupun non realistis. Rias wajah karakter ini di pergunakan untuk persiapanpersiapan bagi acara film, sandiwara, pentas mengikuti suatu pola umum dan biasanya perias mengadakan rapat naskah. ( Eko Santoso 2008 : 302). Tata rias wajah karakter adalah seni menggunakan bahanbahan kosmetika untuk mewujudkan peran atau karakter dengan memperhatikan lighting dan titik lihat penonton. Tata rias wajah prosthetic atau character make-up ini adalah tata rias untuk meniru karakter-karakter
lain
yang
kemungkinan
menghendaki
perubahanperubahan seperti penambahan kumis, jenggot, bentuk mata, alis, dan hidung atau keperluan lainnya sesuai dengan karakter yang diinginkan. Herny Kusantanti (2008: 499- 500). Character make-up mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, garisgaris rias wajah yang tajam, warna-warna yang digunakan adalah warna mencolok dan kontras, dan alas bedak yang digunakan lebih
33
tebal. Gambaran watak atau karakter yang akan dimainkan dalam suatu pertunjukan dapat diwujudkan dengan memperhatikan delapan faktor yang menentukan, yaitu : a. Ras dan suku bangsa, misalnya dari ras Indian, Mongolia, Aborigin dan suku bangsa Asia, Afrika, Amerika, karena setiap ras atau suku bangsa mempunyai ciri khas wajah yang berbeda. b. Umur pelaku panggung harus disesuaikan dengan umur yang diperankan. c. Kepribadian, misalnya berwatak : keras, ramah, berwibawa, dan lucu. d. Kesempurnaan jasmaniah atau adanya cacat yang menonjol, misalnya seorang tokoh yang mempunyai wajah dengan hidung yang bengkok, bekas luka bakar dan lain sebagainya. e. Kesehatan. Tokoh yang sering sakit-sakitan atau mengidap suatu penyakit khusus akan berbeda riasan wajahnya dengan tokoh yang sehat. f. Mode kostum. Setiap masa ada mode tertentu yang menunjukkan ciri tokoh yang akan ditampilkan. Mode ini menyangkut
rias
wajah,
tata
rambut,
kostum,
dan
perlengkapannya yang sesuai. Jika isi cerita pada zaman Majapahit, maka kostum, rias wajah, dan rambut disesuaikan dengan situasi pada zaman kerajaan Majapahit. g. Lingkungan. Seorang yang hidup di daerah tropis tentu berbeda
34
dengan mereka yang hidup di daerah subtropis, dari segi warna maupun tekstur kulit. Kulit orang yang tinggal di iklim panas biasanya lebih hitam dari kulit orang yang tinggal di daerah dingin/es. h. Pendidikan. Seseorang yang berasal dari kalangan terpelajar akan tampil berbeda dengan mereka yang kurang terpelajar, baik dalam hal tata rias wajah, rambut, maupun busana dan perlengkapannya. Rias karakter tokoh lebih menekankan pada watak yang akan dibawakan oleh pemain, seperti tokoh antagonis atau protagonist. a. Bentuk alis, untuk peran protagonis alis dibuat dengan lengkungan yang tidak tajam sedangkan untuk peran antagonis alis dibentuk agak naik dan tajam. b. Penggunaan eye shadow, untuk peran protagonis menggunakan eye shadow dengan warna-warna lembut atau natural sedangkan untuk peran antagonis menggunakan eye shadow dengan warna-warna gelap dan dibuat agak naik pada sudut mata. c. Bentuk wajah, untuk peran protagonis bentuk wajah dibuat mendekati bentuk wajah lonjong sedangkan untuk peran antagonis dibuat mendekati bentuk wajah persegi.
35
d. Bentuk bibir, untuk peran protagonis bentuk bibir dibuat agak naik pada sudut bibir sedangkan untuk peran antagonis bentuk bibir dibuat agak menurun pada sudut bibir. 5. Tata Rias Wajah Panggung 1) Tata rias panggung Menurut (Herny Kusantanti 2009:487) tata rias panggung adalah riasan wajah yang diterapkan untuk pementasan atau suatu pertunjukan di atas panggung. Rias wajah panggung merupakan riasan wajah dengan penekanan pada efek-efek tertentu seperti mata, hidung, bibir dan alis supaya perhatian secara khusus tertuju pada wajah. Rias wajah panggung dapat dilihat dari jarak jauh walaupun terkena lampu terang (spot light) sehingga kosmetik yang digunakan cukup tebal dan menghilangkan kepucatan wajah. Kategori rias panggung di bedakan menjadi dua yaitu: a) Prosthentic make up Prosthetic merupakan tata rias untuk meniru karakter. Prosthentic atau character make up yaitu tata rias yang diterapkan untuk merubah karakter, perubahan-perubahan yang dilakukan biasanya seperti koreksi bentuk alis, mata, bibir dan hidung, sesuai dengan karakter yang diinginkan. Contoh
pemain teater, pemain sandiwara, penari dan
wayang orang. (Vincent J-R, 1992:286-287). b) Straight make up Tata rias yang dilakukan dengan menonjolkan bagianbagian wajah yang sempurna sekaligus menyamarkan
36
bagian-bagian wajah yang kurang sempurna. Tujuan utama untuk mempercantik pelaku panggung untuk menunjang penampilannya di atas panggung. (Vincent J-R, 1992:286287). Tujuan tata rias panggung adalah untuk memenuhi kebutuhan menojolkan watak tokoh, karakter, pesan dan tema tertentu berdasarkan tema atau konsep tujuan pementasan. Menurut Herni Kusantanti (2009:488) , tujuan dalam merias wajah panggung adalah sebagai berikut: 1) Ketebalan rias wajah ditentukan oleh jarak panggung dengan penonton. 2) Memperhatikan
lampu
yang
digunakan
untuk
penerangan. 3) Cahaya merupakan bagian yang sangat penting dalam pertunjukan. Berbagai obyek akan memberikan kesan tertentu jika terkena cahaya, termasuk wajah manusia yang memiliki bentuk tiga dimensi. 4) Media yang digunakan untuk pementasan, dapat berupa panggung tertutup dan terbuka. Pertunjukan dengan panggung terbuka tidak memerlukan rias wajah yang tebal, sedangkan panggung tertutup memerlukan riasan yang tebal dan tajam karena ada pengaruh lighting.
37
5) Warna kosmetik yang digunakan termasuk kontras yang menarik perhatian. 6) Penekanan efek-efek tertentu, misalnya pada mata, alis, hidung, dan bibir agar perhatian penonton dapat teetuju pada pelaku panggung. 6. Tata Rias Wajah Fantasi Rias wajah fantasi adalah suatu seni tata rias yang bertujuan untuk membentuk kesan wajah model menjadi wujud khayalan yang diangan-angan, tetapi segera dikenali oleh yang melihatnya. Rias wajah fantasi dapat juga merupakan perwujudan khayalan seorang ahli kecantikan yang ingin melukiskan angan-angan berupa, tokoh sejarah, pribadi, bunga atau hewan, dengan merias wajah, melukiskan di badan, menata rambut busana dan kelengkapannya. (Eko Santoso 2008: 299). E. Alat, bahan dan kosmetika Supaya menghasilkan tat arias yang baik, ketepatan pemilihan dan penggunaan alat merias wajah harus di prhatikan. Macam-macam peralatan dan kegunaan yang diperlukan dalam merias wajah. Asi Tritanti (2007: 7 ). 1. Alat yang digunakan a. Spons Rias (Make Up Sponge) Berfungsi untuk membubuhkan bedak padat, alas bedak dan memperbaiki riasan wajah (touch up).
38
b. Saput Bedak (Make Up puff) Berfungsi untuk membubuhkan bedak tabur c. Kuas Bedak Besar (Powder Brush)Berfungsi untuk merapikan bedak tabur sekaligus membuang sisa bedak yang berlebih. d. Kuas Perona Pipi (Blush On brush) Berfungsi untuk membubuhkan serbuk pemulas pipi pada tulang pipi. e. Kuas Pengoreksi
(countour Brush)Berfungsi untuk mengoreksi
bagian-bagian wajah yang perlu di beri bayangan gelap (Shade) Atau bayangan terang (tint). f. Kuas Mata Tumpul (Blunt shadow brush) Berfungsi untuk mewarnai tulang mata dibawah alis. g. Kuas Pembaur (Fluff brush) Berfungsi untuk mewarnai kelopak mata atau membaurkan warna antara pada rias wajah. h. Kuas Sudut Mata (Stiff angel brush) Berfungsi untuk membentuk garis dan meratakan garis mata pada sudut mata dan untuk membentuk alis menggunakan eyeshadow. i. Kuas Pembersih Riasan Mata (Aplicator brush) Berfungsi untuk membubuhkan perona mata,membaurkan warna dan menghilangkan bubuk perona mata.
39
j. Kuas Garis Mata (Eyeliner) Berfungsi untuk membentuk garis mata pada tepi mata bagian atas dan bawah dengan menggunakan kosmetik. k. Sikat Alis & Bulu Mata (Eye brow & lushes brush) Berfungsi
untuk membaurkan maskara pada bulu mata agar
menempel satu sama lain. l. Kuas Bibir (Lip brush) Berfungsi untuk membingkai bibir dan meratakan pemerah bibir (lipstick) m. Penjepit bulu mata (Eyelsah curles) Berfungsi
untuk melentikan bulu mata sebelum dibubuhkan
maskara. n. Peruncing Pensil (Sharpener) Berfungsi untuk mempertajam pensil alis, eyeliner, dan pensuil bibir. 2. Bahan Yang Digunakan a. Kapas berbatang Berfungsi untuk membersihkan kosmetik yang tidak diinginkan seperti maskara, eye liner yang berlebihan, garis bibir yang terlalu tebal. b. Tissue Berfungsi untuk menyerap dan mengankat kosmetik pembersih, pelembab atau perona bibir yang berlebihan.
40
c. Kapas Berfungsi untuk mengangkat atau membersihkan kosmetik dari wajah,juga untuk memberikan penyegar pada kulit wajah. d. Bulu Mata palsu Berfungsi untuk mempertebal bulu mata. 3. Lenan yang Digunakan a. Bandana penutup kepala (Hair bando) Berfugsi untuk menutup atau menahan rambut agar tidak jatuh kewajah sehingga tidak mengangkat atau membersihkan kosmetik dari wajah,juga untuk memberikan penyegar pada kulit wajah. b. Handuk kecil Berfungsi untuk menutupi kepala dan dada. c. Penutup Dada (Cape) Berfungsi untuk menutupi busana klien agar bersih tidak terkena serpihan bedak atau kosmetik. 4. Kosmetik Yang digunakan a. Pembersih pemulas mata (eye make up remover) Berfungsi
untuk membersihkan kelopak mata dan bibir dari
debu,keringat dan kotoran menempel,juga dari sisa lipstik b. Susus pembersih (milk cleanser) Berfungsi kotoran.
untuk membersihkan kulit wajah dari kosmetik dan
41
c. Penyegar (face tonic/toner) Berfungsi untuk memberikan segar pada wajah d. Pelembab (moustrizer) Berfungsi untuk melindungi kulit wajah dari bahaya kosmetik. e. Alas Bedak (foundotion) 1) Alas bedak cair Berfungsi Untuk dasar rias wajah pagu,siang dan malam 2) Alas bedak krim Berfunsi
Untuk menutupi noda-noda pada kulit wajah atau
untuk tata rias. 3) Alas bedak padat Berfubgsi
Untuk menutupi noda dan kerutan pada kulit dg
sempurna dan lebih tahan lama. f. Bedak (powder) 1) Bedak bubuk Berfungsi Untuk memeberikan rias wajah yang natural 2) Bedak padat Berfungsi
Sebagai
sentuhan
akhir
atau
bedak
yang
menyempurnakan tata rias. g. Pemulas Pipi (blush on) Befungsi wajah.
untuk mencerahkan dan memberi kesan segar pada
42
1) Cair digunakan sesudah foundotion sebelum bedak tabur 2) Krim digunakan sesudah foundotion sebelum bedak tabur 3) Serbuk digunakan setelah bedak tabur sebelum bedak padat 4) Padat digunkan setelah bedak tabur sebelum bedak padat h. Perona Mata (eyeshadow) Berfungsi untuk membuat mata lebih menarik 1) Cair Berfungsi Untuk rias wajah panggung karena warna yang dihasilkan lebih tajam. 2) Krim Berfungsi Untuk rias wajah fantasi karena warna dan bentukmya lebih berat dan pekat. 3) Pensil Berfungsi Untuk rias wajah karakter karena dapat menciptakan garis-garis tegas dan tajam. 4) Serbuk Berfungsi
Untuk rias wajh khusus seperti panggung, rias
malam karena hasil warna yang didapat lebih tegas namun lembut
43
5) Padat Berfungsi Untuk rias wajah sehari-hari karena hasil warna yang didapat lebih lembut dan mudah membaur. i. Pensil alis (eye brow pencil) Berfungsi untuk membentuk alis j. Penyipat mata (eye liner) Befungsi untuk membentuk atau merubah kesan pada mata k. Cat bulu mata (mascara) Berfungsi untuk menambah volume dan kepanjangan bulu mata sehingga mata terkesan lebih hidup l. Pensil bibir (lip liner) Berfungsi untuk membingkai bibir dan mengoreksi bentuk bibir. m. Perona bibir (lipstick) Berfungsi untuk finshing touch pada akhir riasan. 1) Pelembab bibir : untuk pelindung bibir 2) Lip gloss : untuk menonjolkan bibir sehingga terlihat lebih segar. Dalam pagelaran ini pangeran Siegfried menggunakn rias panggung dengan melakukan koreksi pada wajah sesuai dengan karakter pangeran Siegfried yang gagah, pemberani dan suka menolong. Seperti pemain teater, dan pemain sandiwara.
44
F. Penataan rambut 1. Pengertian penataan rambut Penataan rambut Hair styling merupakan tahap terakhir dari serangkaian tindakan dalam proses penanganan rambut. Penataan rambut
bertujuan
untuk
memberikan
kesan
keindahan
dan
meningkatkan penampilan, kerapian, keanggunan, serta keserasian. Sebelum melakukan penataan, perlu diperhatikan lebih dahulu bentuk wajah model sehingga diperoleh suatu keindahan dan keserasian antara bentuk tata rambut dan bentuk wajah model yang bersangkutan. Endang Baqirina (2008:109). Dalam bidang tata rambut, penataan merupakan tahap akhir proses mempercantik tampilan rambut, dengan demikian penataan adalah bagian akhir dari proses panjang mempercantik penampilan rambut. Penataan merupakan tahapan penting karena memberi nilai tambah penampilan sesorang dengan menyesuaikan bentuk wajah, usia, waktu dan kesempatan. Penataan rambut pangeran Siegfried dibentuk penataan rambut belah pinggir karena terlihat dinamis sesuai dengan karakter tokoh pangeran Siegfried yang gagah pemberani. Kosmetika yang digunakan untuk penataan rambut yaitu: a. Styling foam Styling foam digunakan penataan rambut pangeran Siegfried karena kosmetik tersebut dapat membuat rambut kaku.
45
b. Hair Spray Hair Spray yang akan digunakan adalah hair spray yang merupakan kosmetika penataan rambut yang berbentuk aerosol dipilih untuk memperkuat tatanan rambut. Peralatan yang digunakan untuk penataan rambut yaitu sisir berekor tulang. Sisir berekor tulang dipilih untuk membantu penataan rambut karena cukup kuat dan tidak mudah patah. G. Kostum dan Asesoris 1. Pengertian kostum Kostum adalah seni pakaian dan segala perlengkapan yang menyertai untuk menggambarkan tokoh. Kostum termasuk segala asesoris seperti topi, sepatu, syal, kalung, gelang , dan segala unsur yang melekat pada pakaian. kostum dalam teater memiliki peranan penting untuk menggambarkan tokoh. Pada era teater primitif, kostum yang dipakai berasal dari bahan-bahan alami, seperti tumbuhan, kulit binatang, dan batu-batuan untuk asesoris. Ketika manusia menemukan tekstil dengan teknologi pengolahan yang tinggi, maka kostum berkembang menjadi lebih baik. Eko Santoso, dkk (2008:210). Kostum ini harus nyaman dipakai, tidak mengganggu gerak pemain, sesuai karakter tokoh yang diperankan dan menarik perhatian penonton yang menyaksikan. Kostum yang nyaman ialah kostum yang sederhana dan tidak mengganggu gerak
pemain, pada saat
pementasan berlangsung. Kostum pemain disesuaikan dengan tema
46
pemain yang akan di pentaskan. Kostum pemain merupakan penataan kostum yang sesuai dengan tuntutan suatu pemain. Fungsi kostum menurut Eko Santoso,dkk. (2008:310). Adalah sebagai berikut: a. Mencitrakan keindahan penampilan b. Membedakan suatu pemain dengan pemain lainnya c. M enggambarkan karakter tokoh d. Memberikan efek gerak pemain e. Memberikan efek gerak dramatic Desain kostum pemain ialah rancangan kostum yang di dalam bentuk dan fungsinya. Memahami dan mengetahui nilai-nilai yang berkaitan dengan topik seperti nilai filosofi, historis, etis, estetik kostum,gerak dan nilai religi. Menurut Widjiningsih (1982:2) untuk membuat kostum harus memperhatikan bentuk sederhana dan indah, sesuaikan
dengan
tujuan
proporsi bahan yang sesuai,
serta
menggunakan motif yang sesuai dengan makna yang terkandung dari isi cerita yang dimainkan. Hiasan
kostum adalah bagian-bagian dalam dalam bentuk
struktur yang tujuannya untuk memperindah desain strukturnya. Hiasan busana banyak dan banyak variasi, tetapi dilihat dari jenisnya. Menurut Enny Zuhny Khayati (1998:18-20) adalah sebagai berikut: a. Hiasan dari benang Hiasan dari benang misalnya: macam-macam tusuk hias, sulaman, renda benang dan macam-macam hiasan border.
47
b. Hiasan dari kain Hiasan dari kain dibuat dari bahan yang sama dengan bahan pokoknya atau dari bahan lain (kombinasi). Misalnya macammacam saku luar, klep, ikat pinggang, krah dan tali pinggang. c. Hiasan dari logam Hiasan dari logam misalnya, macam-macam kancing dan gesper. d. Hiasan kayu Hiasan dari kayu misalnya kancing dan manik-manik e. Hiasan dari plastik Hiasan dari palstik misalnya kancing, gesper dan ritsliting. 2. Aplikasi kostum sesuai sumber ide Kostum pangeran Siegfried terimajinasi dengan kostum pangeran Siegfried versi asli pada jas dan celana panjangnya, yang terkesan elegant yang sesuai dengan karakter seorang pangeran. Dengan menggunakan warna putih, orange dan emas. Kain yang digunakan sebagai berikut: a. Kain taveta
: kainnya mengkilat kain yang dipakai berwarna
putih tulang. b. Kain thaislik : kainnya mengkilat kain yang digunakan berwarna orange. c. Kain lame
: kain ini berwarna emas kain lame yang diguanakan
berwarna emas dan sebagai pembuatan krah dan bagian tuxedo agar terkesan seorang pangeran yang memiliki kedudukan.
48
3. Pengertian assesories Asesoris dalam bahasa inggris adalah perlengkapan. Asesoris adalah benda-benda yang digunakan seseorang untuk melengkapi penampilan dalam kostum. Supaya lebih indah dan sempurna penampilannya. Assesoris adalah unsur pelengkap yang tidak kalah pentingnya untuk menunjang keserasian antara tat arias wajah, rambut dan kostum. Pelengkap kostum atau rambut tidak bisa terlepas dari kaitannya dengan latar belakang dan ciri khas sang tokoh. Mengenai warna dipilih yang merupakan perpaduan antara tata rias wajah, rambut dan kostum. Assesoris ini juga dapat diartikan sebagai barang atau benda tambahan yang berfungsi sebagai pelengkap. Benda yang dimaksud dapat berfungsi mutlak atau hanya sekedar dekorasi. Menurut Enny Zuhny Khayati (1998:18-28). Secara teori dan khusus, mendesain asesoris dapat diartikan sebagai merancang material suatu bahan berdasarkan keinginan seseorang sebagai aktualisasi, kepuasan, hobi, dan sebagai penghasil profit bila ditekuni secara serius. Asesoris memberikan nilai plus untuk perempuan pemakainya. Ada beberapa benda dikategorikan sebagai asesoris, sebagai contoh gelang, kalung, sabuk, atau gesper, giwang, jepit rambut dan bros. (Triyanto, dkk 2011 : 3) Dalam pagelaran Tata Rias Fairy Tales of Fantasy kostum yang digunakan pangeran Siegfried bersumber dari pakaian pangeran Siegfried versi asli jas lengan panjang, celana panjang dan memakai
49
tuxedo, tuxedo bersumber dari tuxedo bertopeng yang kahas menggunakan tuxedo. Agar terkesan pangeran Siegfried yang gagah dan pemberani. H. Pengertian pagelaran 1. Pengertian pagelaran Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada orang banyak pada tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran adalah merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton untuk mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain). 2. Tema pergelaran Menurut (Eko Santoso 2008: 189) Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga mampu memaparkan suatu karya fiksi yang
diciptakannya.
Persoalan,
cita-cita,
dan
gagasan
yang
diungkapkan pengarang tidak terlepas dari tema. Fairy Tales of Fantasy adalah tema yang diangkat, Fairy tales yang berarti kisah dongeng khayalan dan Fantasy mempunyai arti khayalan. Fairy Tales of Fantasi dapat juga disebut sebagai sebuah kisah-kisah khayalan dalam bentuk dongeng. Fairy Tales of Fantasy mengambil dari tujuh dongeng luar negeri antara lain, Aladin, Putri Salju, Rapunzel, Putri Tidur, Cinderella, Swan Lake dan Beauty and The Beast. Mengambil dari tujuh dongeng diatas, karena mengambil kisah yang paling terkenal,
50
sering ditampilkan dan paling umum diketahui oleh masyarakat. Dari ke tujuh dongeng tersebut akan dipertunjukan dalam drama musical, salah satunya kisah Swan Lake. 3. Panggung a. Pengertian tata panggung menurut (Pramana Padmodarmaya 1988:37) panggung adalah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang berbeda ktinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah stage yang mengambil pengertian seluruh panggung. Dalam istilah sehari-hari
sering
disebut
dengan
panggung
pementasan.
Kemudian akan dijelaskan juga tentang berbagai macam bentuk panggung yang biasa digunakan untuk pementasan. Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka, dan panggung kereta. Panggung tertutup terdiri dari panggung proscenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam, yang akan dijelaskan sebagai berikut:
51
a. Jenis-jenis panggung 1) Panggung proscenium atau panggung figura Panggung proscenium merupakan panggung konvesional yang memiliki ruang proscenium atau suatu bingkai gambar melalui mata penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antar panggung dan ruangan dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang proscenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang proscenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan
pelengkung
proscenium.
Pramana
Padmodarmaya
(1988:37)
Gambar 20. Panggung proscenium (Pramana Pamodarmaya: 1998) 2) Panggung portable Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat didalam maupun diluar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh dan diatas
kuda-kuda.
Sebagai
mempergunakan kursi lipat.
tempat
penonton
biasanya
52
3) Panggung arena Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk panggung lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga ditempatkan di belakang masingmasing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai pengganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri pandangan
dan
penempatannyaharus
penonton.
Pramana
tidak
mengganggu
Padmodarmaya
1988:37
Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut:
Gambar 21. Panggung Arena Tapal Kuda (Pramana Pamodarmaya: 1998)
53
Gambar 22. Panggung Arena Kotak (Pramana Pamodarmaya: 1998)
Gambar 23. Panggung Arena Bulat (Pramana Pamodarmaya: 1998) 4) Panggung terbuka Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di bernda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landau dimana penonton berada dibagian bawah tempat tersebut.
54
5) Panggung Kereta Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk mempertunjukan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat di atas mobil trailer yang diperlengkapi kebutuhan, perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat yang lain, tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang untuk membuat sebuah panggung kereta. Pergelaran
Tata
Rias
Fairy
Tales
of
Fantasy
dilaksanakan di gedung Taman Budaya Yogyakarta Concert Hall, menggunakan panggung Proscenium yang jarak antar panggung dengan penonton terdekat 8 meter dan jarak terjauh 20 meter. Panggung proscenium sangat memenuhi kriteria, panggung proscenium dapat mengarahkan pandangan penonton pada pertunjukan yang berlangsung. 4. Lighting a. Pengertian Tata Lampu Tata lampu atau yang sering disebut dengan lighting yang mempunyai pengertian yaitu sebuah unsur tata artistic yang sangat
55
penting dalam sebuah pertunjukan teater atau sebuah pagelaran. Sejak
ditemukannya
lampu
sebagai
penerangan,
manusia
menciptakan modifikasidan menemukan hal-hal baru yang dapat digunakan untuk menerangi panggung pementasaan. (Eko Santoso 2008 : 212). Tata lampu atau lighting mempunyai beberapa fungsi. Disini tata
lampu yang hadir diatas panggung dan menyinari
semua objek sesungguhnya memberikan kemungkinan bagi sutradara, aktor dan penonton untuk saling melihat dan berkomunikasi. Semua objek yang disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton, tentang semua kemungkinan dari tanggapan penonton ketika menyaksikan sebuah acara. b. Jenis-jenis lighting Dalam dunia pentas, lampu tidak hanya sebagai penerangan, namun lampu dapat memberi efek suatu dimensi baru. Menurut Pramana Padmodarmaya (1988: 147) terdapat tiga macam lampu sebagai berikut: 1) Lampu cahaya umum Merupakan jenis lampu biasa, lampu kerja atau lampu Flood. Sifat cahaya dari lampu ini memancar disebabkan karena cahaya yang keluar hanya dipantulkan melalui Reflector menembus pada kaca lampu.
56
2) Lampu cahaya khusus Lampu ini merupakan jenis lampu spotlight seperti ellipsoidal, lekolites, spherical dan mirror. Sorotan cahayanya sangat tajam karena cahaya yang keluar dari lampu dipantulkan melalui reflector kemudian dibiaskan melalui lensa. 3) Lampu cahaya campuran Merupakan jenis-jenis lampu Strip, seperti lampu border, flipflop, lampu kaki, lampu backing dan lampu sikloroma, sifat lampu ini sama dengan lampu umum tetapi setelah cahaya terpantul melalui reflector kemudian dibiaskan melalui kaca lampu yang berwarna-warni. Pemilihan jenis dan sifat lampu hendaknya memperhatikan kebutuhan
pemain.
Warna
lighting
yang
digunakan
mampu
menonjolkan karakter tokoh pangeran Siegfried. Lampu yang digunakan yaitu lampu spot, lampu moving, dan menggunakan efek gon smoke. Dari warna lampu yang digunakan tentunya akan berpengaruh pada warn arias wajah, penataan rambut dan warna kostum. Pementasan dilakukan dalam ruangan yang memiliki suasana panggung yang gelap maka memerlukan lighting yang dapat memperlihatkan riasan. Lampu panggung yang digunakan pada pertunjukan yaitu kombinasi warna dingin dan hangat yang netral.
57
Berikut efek cahaya lampu pada riasan di atas panggung menurut Vincent J.R Kehoe (1992:44). c. Warna Lighting Tabel 1. Efek cahaya lampu pada Riasan Warna Make up merah
Cahaya merah
orange
menerangi
Cahaya kuning
memperpanjang Merah memudarkan
Cahaya biru
Sangat menggelapkan menggelapkan
menggelapkan Sangat menggelapkan memutar menerangi
Kuning memutihkan hijau Sangat menggelapkan
menggelapkan Memudar menjadi warna hijau gelap
biru
Memutar jadi Berbalik ke hijau gelap biru pucat
unngu
memutihkan Menggelapkan dan berubah jadi kelabu gelap Menggelapkan Menggelapkan dan merubah dan berubah kelabu jadi kelabu jadi gelap gelap Menggelapkan Menggelapkan ke hamper ke hamper warna hitam warna hitam
Cahaya hijau
Menggelapkan memutar hamper ke warna hitam
Efek cahaya lampu pada Riasan (Vincent J-R Kehoe 1992 : 44 ) 5. Penataan Musik Menurut (Eko Santoso 2008:419) dalam pertunjukan, musik memiliki peranan yang penting dalam menyampaikan cerita. Karena media dasarnya adalah lakon yang diucapkan, maka meskipun gerak pemain juga penting, tetapi verbalisasi cerita tersampai melalui suara. Tata musik memiliki beberapa fungsi, sebagai berikut: a. Menyampaikan pesan tentang keadaan yang sebenarnya kepada pendengar atau penonton.
58
b. Menekankan sebuah adegan atau peristiwa tertentu dalam lakon, baik melalui efek suara atau alunan musik yang di buat untuk menggambarkan suasana atau atmosfir suatu tempat kejadian. c. Menentukan tempat dan suasana terentu, keadaan tenang, tegang, gembira maupun sedih, misalnya seperti suara ombak, camar dan angin memperkuat latar cerita di tepi pantai. d. Menentukan atau memberikan informasi waktu. Bunyi lonceng jam dinding, ayam berkokok, suara burung hantu, dan lain sebagainya. e.
Sebagai tanda pengenal suatu acara atau musik identitas cara (soundtrack). Musik yang berirama jenaka bisa memberikan gambaran bahwa pertunjukan yang akan disaksikan bernuansa komedi, sementara musik yang berat dan tegang dapat memberikan gambaran pertunjukan dramatik.
f. Menciptakan efek khayalan atau imajinasi dengan menghadirkan suara-suara aneh di luar kelaziman. g. Sebagai peralihan antara dua adegan, sebagai fungsi perangkai atau pemisah adegan, biasanya musik pendek yang dibuat khusus untuk suatu drama atau cerita. h. Sebagai tanda mulai dan menutup suatu adegan atau pertunjukan. Tone buka dan tone penutup, ada juga yang diambil dari potongan soundtrack. Semua fungsi tata musik berkaitan dengan instrumen yang menghasilkan bunyi. Dalam kasus ilustrasi musik pertunjukan, tata
59
music menggunakan perlengkapan elektronis. Dengan demikian, penataan suara harus mempertimbangkan keseimbangan antara suara aktor dan suara music ilustrasi. Demikian pula pada saat fungsi suara untuk memulai sebuah adegan. Pengaturan tinggi rendahnya suara harus diperhitungkan sehingga ketika dialog pemain sudah mulai berjalan semuanya akan terdengar dengan jelas. Musik sangat penting agar menciptakan suasana yang diinginkan. Musik yang digunakan merupakan perpaduan musik barat dan Indonesia. Music yang dipilih dalam pertunjukan harus mampu mewakili suasana dan tokoh dalam cerita, yang akan dibawakan dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasy dalam cerita Swan La, suasana kerajaan eropa harus dapat dihadirkan dengan durasi panjang. Merupakan musik pengiring yang paling sesuai dengan tokoh pangeran Siegfried. 6. Managemen pagelaran a) Panitia pagelaran a. Panitia Pagelaran Tata rias Fairy Tales of Fantasy Magnum Opera dengan membentuk kepanitian dari mahasiswa angkatan 2009. Pembentukan kepanitian sangat penting, dikarenakan sebagai kesuksesan pagelaran ini.
60
Kepanitian ini tersusun oleh ketua yang bertugas sebagai koordinasi semua para anggotanya. wakil ketua bertugas membantu ketua, sekertaris bertugas mencatat semua hal yang dilakukan untuk membuat dokumen, bendahara bertugas untuk mengatur segala macam yang berhubungan dengan uang keluar dan masuk. Seksi Pdd bertugas menyiapkan dokumentasi, panggung dan perlengkapannya. Seksi acara bertugas untuk mengatur saat acara berlangsung, seksi perlengkapan mengatur jumlah meja kursi yang akan digunakan, seksi konsumsi mengatur konsumsi bagi pemain dan panitia. Seksi sponsor bertugas
untuk
mencari
dana,
seksi
humas
bertugas
memberitahukan tentang acara pagelaran ini. Seksi keamanan bertugas menyiapkan keamanan saat dan sebelum pagelaran. b.
Latihan Dalam latihan ini melakukan latihan selama 20 kali, dalam waktu satu minggu dibagi 3 kelompok. Hari minggu siang kelompok Cinderella, Aladin dan Snow white. Selasa malam kelompok Swan lake dan Rapunsel. Sedangkan hari jumat malam kelompok Slepping beauty dan Beauty and the beast. Latihan ini dilaksanan di kampus ISI khususnya di pendopo karawitan dan panggung teater. Dalam latihan semua pemain diwajibkan datang. Panitia mempunyai tugas untuk datang melinhat perkempangan pemain saat latihan berlangsung. Para
61
pemain harus menghafalkan dialog dan gerakan saat pemain pentas. c. Gladi kotor Gladi kotor dilaksanakan pada tanggal maret 2012 jam sampai selesai di stage teater ISI. Gladi kotor ini merupakan latihan terakhir sebelum gladi resik dan pentas, para pemain sudah menggunakan kostum dan propertynnya agar saat pentas berlangsung dapat memaastikan kostum yang dipakai nyama atau tidak mengganggu saat pementasan. Latihan terakhir ini terdapat tambahan dari music pengiring. d. Gladi bersih Gladi bersih dilaksanakan pada tanggal 16 maret 2012 di TBY. Dimulai merias pada jam 14.00 dan jam 8 malam mulai dilaksanakan latihan gladi bersih Fairy Tales of Fantasy. Gladi bersih ini para pemaib sudah lengkap dengan kostum, assesories dan property lainya. e. Pertunjukan Pergelaran Tata rias Fairy Tales of Fantasy dilaksanakan pada 17 maret 2012 dimulai dari jam 14.00 sampai selesai. Para perias mulai untuk merias dari jam 8 sampai jam 12, setelah selesai para pemain melakukan pemotretan sebelum penilaian. Dalam penilaian dilakukan sesuai dengan kelompok. Setelah itu dilanjutkan acara pergelaran.