BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dengan demikian, dari temuan-temuan penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia memiliki tanggapan yang positif terhadap perilaku menyimpang para remaja di lingkungan mereka. Tanggapan positif yang dimaksud, ditandai antara lain: 1) Kesadaran tokoh masyarakat di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia tentang perilaku menyimpang para remaja, sebanyak 63% menganggap kenakalan remaja di Kelurahan Tanjung Gusta masih pada tingkat biasa saja; 71,7% menyatakan bahwa perilaku-perilaku remaja hingga saat ini masih pada tingkat biasa saja (tidak mengganggu); 89,1% menyadari perlunya suatu wadah atau organisasi bagi remaja di Kelurahan Tanjung Gusta untuk menyalurkan bakat, minat maupun hobby mereka serta sebagai langkah untuk untuk mencegah para remaja agar tidak berperilaku menyimpang; 84,8% menganggap dan menyadari bahwa orang tua masih kurang perhatian dan kurang peduli terhadap anak mereka yang berperilaku menyimpang; 60,9% menyadari bahwa lembaga pendidikan di Kelurahan Tanjung Gusta juga kurang memberikan perhatian dan kepedulian terhadap remaja yang berperilaku menyimpang; dan sebanyak 56,5% tokoh masyarakat menyadari bahwa perhatian dan kepedulian pemerintah desa terhadap remaja yang berperilaku menyimpang di Kelurahan Tanjung Gusta juga masih kurang.
60
61 2) Penilaian tokoh masyarakat juga menilai tentang perilaku menyimpang remaja, sebanyak 69,6% tokoh masyarakat menilai bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan remaja masih pada tingkat penyimpangan biasa dan masih bisa dimaklumi; 69,9% menilai dampak perilaku menyimpang remaja masih pada tingkat biasa saja dan masih bisa dikendalikan; 82,6% menilai bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan remaja dikarenakan kurangnya pendidikan dan kepedulian dari keluarga atau orang tua; 58,7% tokoh masyarakat menilai bahwa pihak yang seharusnya bertanggung jawab terhadap perilaku menyimpang yang dilakukan remaja adalah keluarga atau orang tua, serta sebanyak 97,8% menilai bahwa cara persuasif (membujuk, mengajak dan mendidik) merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku menyimpang yang telah dilakukan para remaja di Kelurahan Tanjung Gusta. 3) Penerimaan tokoh masyarakat mengenai perilaku menyimpang yang telah dilakukan remaja di Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia, sebanyak 82,6% menyatakan perilaku menyimpang yang dilakukan para remaja cukup bisa ditolerir dan diberi pengertian atau nasehat saja; 97,8% menyikapinya
dengan
cara
menyerahkan
remaja
yang
berperilaku
menyimpang kepada orang tua remaja tersebut; 67,4% menyatakan sangat perlu dilakukan pembinaan kepada para remaja yang telah berperilaku menyimpang di Kelurahan Tanjung Gusta; dan sebanyak 67,4% beranggapan bahwa untuk mencegah para remaja agar tidak berperilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara memberikan pendidikan, pengetahuan, dan nasihat kepada remaja untuk tidak melakukan penyimpangan sosial karena melanggar norma dan dilarang oleh agama.
62 B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak lanjut diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada tokoh-tokoh masyarakat termasuk tokoh pemuda diharapkan untuk lebih memberikan bimbingan dan nasehat kepada para remaja yang berperilaku menyimpang agar tidak melakukan aktivitas atau perilaku-perilaku menyimpang yang dapat meresahkan masyarakat di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta, dan disarankan agar lebih melibatkan dan mengikutsertakan para remaja tersebut dalam berbagai kegiatan positif di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta seperti kegiatan memperingati hari Kemderdekaan RI, gotong royong membersihkan lingkungan, kegiatan karang taruna, organisasi kepemudaan, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan kegiatan positif lainnya sehingga para remaja memiliki rasa dihargai dan memiliki rasa tanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat sosial. 2. Kepada tokoh-tokoh agama, diharapkan untuk lebih memberikan bimbingan, nasehat dan petunjuk kepada remaja agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama dengan melibatkan para remaja aktif dalam kegiatankegiatan kerohanian maupun memperingati hari-hari besar keagamaan dengan membentuk organisasi kerohanian seperti Pemuda-Pemudi Gereja, Remaja Mesjid dan lain sebagainya. 3. Kepada tokoh-tokoh adat, juga diharapkan untuk lebih memberikan bimbingan, nasehat dan petunjuk kepada remaja agar tidak melanggar normanorma baik menurut adat istiadat maupun norma sosial yang berlaku dalam bermasyarakat di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta, dan disarankan untuk lebih melibatkan para remaja dalam kegiatan adat seperti pada acara adat
63 pernikahan, acara duka cita (masyarakat yang meninggal dunia), dan lain sebagainya. 4. Kepada tokoh pemerintah desa, untuk mencegah perilaku menyimpang remaja agar tidak lebih mengarah kepada perilaku yang membahayakan, mengganggu keamanan atau ketertiban lingkungan di dalam masyarakat, maka peneliti berharap agar pemerintah desa di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta memberikan dan menyediakan wadah atau organisasi yang memadai bagi remaja untuk menyalurkan bakat, minat maupun hobby mereka agar mereka dapat mengisi waktu luang pada kegiatan yang positif seperti menyediakan lapangan olahraga (volly, basket atau badminton), dan disarankan agar lebih peka dan lebih berperan aktif dalam memberikan pembinaan bagi para remaja yang telah melakukan perilaku-perilaku menyimpang serta melibatkan para remaja dalam berorganisasi seperti karang taruna maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta. 5. Kepada tokoh-tokoh pendidikan, diharapkan untuk lebih memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada para remaja tentang peran dan tanggung jawab remaja sebagai warga masyarakat agar selalu menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan di mana para remaja tinggal, dan disarankan agar dapat bekerjasama dengan tokoh-tokoh masyarakat lainnya yang ada di lingkungan Kelurahan Tanjung Gusta Kecamatan Medan Helvetia untuk memberikan pendidikan informal bagi remaja-remaja yang putus sekolah, maupun memberikan
pelatihan-pelatihan
seperti
membuat
kerajinan
tangan,
keterampilan jahit menjahit, keterampilan tata rias dan lain sebagainya dengan melibatkan tokoh-tokoh pemuda sebagai tenaga pengajar atau instruktur, dan berkerjasama dengan tokoh adat, tokoh agama maupun tokoh pemerintah desa untuk mencari sponsor untuk mendanai kegiatan tersebut.
64 6. Kepada orang tua hendaknya lebih menciptakan kehidupan rumah tangga yang harmonis dan beragama, artinya jika orang tua lebih memberikan contoh teladan yang baik sesuai ajaran agama yang dianut maka anak-anakpun akan berperilaku seperti apa yang dilakukan orang tua mereka sehingga terhindari dari tindak atau perilaku-perilaku menyimpang. Kepada orang tua juga disarankan untuk lebih memperhatikan, perduli dan peka terhadap aktivitas atau pergaulan anak-anaknya di luar rumah. 7. Kepada remaja diharapkan untuk lebih selektif dalam memilih teman atau dalam berinteraksi dengan teman sepermainan (bergaul). Sekalipun berteman dengan mereka yang sering berperilaku menyimpang tidak dapat dihindari, maka alangkah baiknya jika remaja lebih bisa memilih dan menentukan mana yang pantas untuk diikuti mana yang tidak. Kepada para remaja juga disarankan agar dapat menghindarkan diri dari segala bentuk perilaku menyimpang, baik yang dianggap sepele (seperti nongkrong di warnet atau minum-minuman
keras),
dan
disarnkan
untuk
lebih
meningkatkan
penghayatan nilai-nilai keagamaan dengan mengikuti berbagai kegiatan keagamaan di lingkungan tempat tinggal serta hendaknya menyalurkan waktu luang kepada hal-hal yang lebih positif dan bermanfaat misalnya kegiatan olahraga maupun seni. 8. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang tanggapan tokoh masyarakat terhadap persoalan perilaku menyimpang remaja, sehingga informasi yang didapat lebih luas dan akurat dan disarankan untuk lebih memperluas area populasi dan menambah sampel penelitian yang representatif, agar diperoleh hasil penelitian yang lebih luas.