144
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1.
Alat parut hasil rancang bangun memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. Panjang 40 cm, lebar 30 cm, dan tinggi 95 cm. b. Roller dengan diameter roll sebesar 15 cm, panjang roll sebesar 30 cm, dan ketebalan roll 5-6 mm. Bahan roller terbuat dari pipa stainlessteel. c. Rangka alat terbuat dari bahan baja siku pada umumnya, ST 37 dengan ukuran 40×40×3 mm. d. Rangka box alat parut terbuat dari stainlessteel dengan dimensi 40×30×30 cm. e. Hopper terbuat dari stainlessteel, dengan dimensi 30×30 cm. f. Penutup parutan terbuat dari stainlesssteel dengan dimensi 23×30 cm g. Tray penadah hasil parutan terbuat dari bahan stainlessteel dengan kemiringan 45˚ dengan tinggi 45 cm dari lantai. h. Menggunakan motor penggerak berupa motor 1 PK.
2.
Alat roll press hasil rancang bangun memiliki spesifikasi sebagai berikut : a. Panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 113 cm. b. Roller terbuat dari bahan PE rod, dengan diameter roll sebesar 10 cm. c. Rangka alat memiliki ukuran 40×40×3 mm. dari bahan baja siku pada umumnya, ST 37.
145
d. Rangka box alat roll press terbuat dari stainlessteel plate dengan dimensi 40×30×30 cm. e. Hopper terbuat dari stainlessteel, dengan dimensi 40×50 cm. f. Tray penadah hasil parutan terbuat dari bahan stainlessteel dengan kemiringan 45˚ dengan tinggi 45 cm dari lantai. g. Menggunakan motor penggerak berupa motor 1 PK. 3.
Alat hasil rancang bangun sudah ergonomis, hal ini terbukti dengan penilaian ulang skor RULA dan REBA sebagai berikut : a. Alat parut hasil rancang bangun menunjukkan skor RULA dan REBA tidak perlu untuk dibedakan menjadi 2 postur tubuh bagian kiri dan kanan, tetapi telah menjadi 1 postur tubuh karena gerakan tubuh yang sama antara kiri dan kanan. Skor RULA dan REBA alat lama dengan posisi badan sebelah kiri sebesar 6 dan untuk posisi badan sebelah kanan RULA sebesar 7 dan REBA sebesar 9, menurun menjadi 1 posisi badan yang sama dengan skor yang sama antara RULA dan REBA yaitu sebesar 3. b. Alat roll press hasil rancang bangun menunjukkan penurunan skor RULA dan REBA baik dalam posisi mendorong adonan maupun dalam posisi mengambil adonan. Penurunan skor adalah sebagai berikut : 1. RULA mendorong adonan menurun dari 6 menjadi 3 2. RULA mengambil adonan menurun dari 6 menjadi 2 3. REBA mendorong adonan menurun dari 7 menjadi 3 4. REBA mengambil adonan menurun dari 7 menjadi 3
146
Hal
ini
menunjukkan
adanya
perbaikan
postur
tubuh
yang
mengindikasikan pencegahan dalam resiko musculoskeletal disorder dalam menggunakan alat parut dan roll press hasil rancang bangun. 5. Frekuensi kecelakaan kerja tiap bulan menggunakan alat hasil rancang bangun, menunjukkan penurunan kecelakaan sebesar 72% di alat parut dan 58% di alat roll press, dibanding dengan menggunakan alat lama. Hal ini menyatakan alat sudah aman untuk dipergunakan oleh operator. 6. Alat parut dan alat roll press yang baru telah memberikan hasil pada penghematan waktu sebesar 46% untuk alat parut dan 70% untuk alat roll press. Penghematan waktu ini telah meniadakan waktu tunggu untuk proses selanjutnya baik pada alat parut maupun alat roll press. 7.
Kualitas hasil parutan yang dihasilkan oleh alat parut hasil rancangan secara uji organoleptik sudah lebih bagus dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan. Hal ini didukung pula oleh 2 parameter data yang diukur, yaitu bentuk hasil parutan dan berat hasil parutan.
8.
Kualitas kerupuk hasil roll press menggunakan alat roll press hasil rancang bangun, secara uji organoleptik sudah lebih bagus dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan perusahaan. Hal ini didukung pula oleh pengukuran beberapa parameter data diameter, ketebalan, volume, berat, berat per volume, dan kekerasan antara alat roll press lama dan alat roll press hasil rancang bangun, yang membuktikan alat hasil rancang bangun menghasilkan homogenitas adonan sehingga kerupuk mentah kering yang
147
dihasilkan alat baru dapat mengembang dengan baik dan sama renyahnya dengan kerupuk lama. 9.
Penerapan alat parut hasil rancang bangun memberikan sumbangsih penghematan biaya listrik sebesar 64% sedangkan alat roll press hasil rancang bangun sebesar 60%, sehingga membantu mengurangi total biaya produksi.
10. Analisis ekonomi kelayakan usaha penjualan (distributor) alat parut dan alat roll press,menghasilkan B/C ratio sebesar 3,18, ROI sebesar 214%, PBP selama 3 bulan, dan BEP sebanyak 27 alat dengan keuntungan minimal Rp 1.097.857,143, maka usaha dikatakan layak untuk dijalankan. 11. Peningkatan produktivitas sudah terjadi dengan adanya alat yang sudah ergonomis, mampu mengurangi kecelakaan kerja, mampu menghasilkan penghematan waktu, mampu menghasilkan kualitas produk yang lebih bagus, dan memiliki kelayakan ekonomi yang bagus. 5.2. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ada beberapa saran guna ditindaklanjuti oleh penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut: 1.
Alat hasil rancangan perlu ditinjau ulang dari segi mekanis, karena dalam penelitian ini hanya dibahas dengan metode ergonomi.
2.
Perlu adanya penyelidikan lebih lanjut akan penyebab dan melakukan perbaikan postur tubuh sampai skor RULA dan REBA berada dalam posisi yang acceptable.
148
3.
Desain penutup untuk alat roll press perlu untuk ditindaklanjuti, agar lebih meminimalisasi kecelakaan kerja sehingga tangan operator tidak mengenai roller dan ikut tergilas. Selain itu untuk alat parut, perlu ditinjau perlu tidaknya alat pendorong singkong pada saat akhir, sehingga tidak perlu menggunakan batok kelapa yang sering ikut terparut.
4.
Pengoperasian alat tetap perlu ditinjau secara berkala agar semakin dapat memberikan peningkatan produktivitas.
5.
Kualitas hasil dari alat perlu ditinjau terutama alat roll press mengingat alat roll press belum memberikan hasil yang lebih maksimal dalam beberapa parameter dimensi ukuran.