51
BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM CSR PT DJARUM (KASUS PROGRAM TML 2010 PT DJARUM) 5.1. Pandangan PT Djarum terhadap CSR PT Djarum mengimplementasikan program CSR disebabkan adanya keinginan dari perusahaan untuk melakukan kegiatan sosial, lingkungan dan kemasyarakatan. Apabila dikaitkan dengan teori Wibisono (2007) mengenai pandangan perusahaan, maka PT Djarum memiliki pandangan terhadap CSR, yaitu adanya dorongan tulus dari dalam (internal driven) karena PT Djarum menempatkan CSR sebagai bagian dari Nilai Inti Budaya Perusahaan. Selain itu, juga program CSR PT Djarum sebenarnya telah dilaksanakan sejak tahun 1969 yang dimulai dengan Djarum Bakti Olahraga berupa beasiswa bagi atlet bulutangkis. Djarum Bakti Lingkungan juga turut serta dalam menghijaukan Kabupaten Kudus. Menurut Bapak MA selaku Public Affairs PT Djarum, PT Djarum berupaya agar setiap karyawan mengimplementasikan tanggung jawab sosial dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini terutama dilakukan di lingkungan pabrik dan kantor pusat PT Djarum sehingga PT Djarum selalu mengimplementasikan program CSR kepada masyarakat di sekitar pabrik dan kantor pusat PT Djarum yang kemudian merambah ke daerah-daerah sekitarnya yang lebih luas. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Bapak MA selaku Public Affairs PT Djarum. ”Dalam melaksanakan usahanya, PT Djarum berkomitmen untuk selalu memperhatikan kepentingan sosial dan berkontribusi pada kemajuan bangsa. Kegiatan CSR selaras dengan Nilai Inti Budaya Perusahaan yakni mengenai Tanggung Jawab Sosial, yaitu peka dan peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan dalam kehidupan berbisnis. CSR PT Djarum sebenarnya telah berjalan sejak tahun 1969 dengan memberikan
52
beasiswa kepada atlet bulutangkis kemudian dilanjutkan dengan program penghijauan di Kota Kudus.” (Bapak MA, 35 tahun)
5.2. Model Program CSR PT Djarum Model program CSR yang diterapkan PT Djarum apabila dikaitkan dengan model pogram CSR yang diungkapkan oleh Saidi dan Abaidin (2004) dalam Suharto (2006) masuk ke dalam model keterlibatan langsung. Model program CSR yang digunakan PT Djarum
dilakukan secara self managing. PT Djarum melakukan
sendiri program CSR tersebut secara langsung dengan menugaskan Public Affairs PT Djarum. Program-program CSR yang telah dilaksanakan PT Djarum dikelola oleh Public Affairs PT Djarum secara langsung dengan melakukan tahapan-tahapan program CSR mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga pelaporan. Program-program CSR PT Djarum yang akan dilakukan pada tahun tertentu, telah direncanakan sebelumnya oleh Public Affairs PT Djarum terutama program tahunan yang setiap tahunnya selalu dilaksanakan dengan perbaikan-perbaikan dari hasil evaluasi pada program sebelumnya. Kelebihan dari model keterlibatan langsung ini adalah pelaksanaan program CSR dapat lebih sesuai dengan maksud dan tujuan dari PT Djarum, lebih mudah dikontrol dan dimonitor oleh Public Affairs PT Djarum, serta PT Djarum dapat belajar langsung merancang program CSR. Hal ini selaras dengan informasi yang diungkapkan oleh Bapak MA selaku Public Affairs PT Djarum. “Dari dulu kegiatan CSR Djarum selalu dilakukan oleh orang-orang Djarum langsung dan Djarum tidak pernah membuat yayasan dan tidak bergabung dengan yayasan manapun. Kegiatan CSR Djarum selalu direncanakan dan dilakukan oleh orang Djarum sendiri sampai tahap
53
pelaporan hasil. Ada evaluasi kegiatan untuk perbaikan kegiatan yang dilakukan selanjutnya.” (Bapak MA, 35 tahun)
Salah satu program CSR PT Djarum, yaitu program TML yang dikelola secara langsung oleh Public Affairs PT Djarum. PT Djarum dalam melaksanakan program TML melibatkan Beswan Djarum, yaitu penerima beasiswa PT Djarum yang merupakan program dari Djarum Bakti Pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Djarum dengan melibatkan Beswan Djarum dalam setiap program CSR PT Djarum. Hal ini dilakukan agar pelaksanaan program TML 2010 dapat berjalan lebih efektif dan juga dapat turut berpartisipasi mensukseskan pelaksanaan program. Namun, pada pelaksanaan program, tetap dikontrol dan dimonitor langsung oleh Public Affairs PT Djarum. Selanjutnya dibahas mengenai salah satu program CSR yang dijalankan PT Djarum, yaitu program TML PT Djarum.
5.3. Sejarah Program TML PT Djarum Program TML PT Djarum merupakan pengembangan dari program TAML yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 1989. Program ini diadakan dua kali dalam setahun setiap enam bulan sekali pada musim hujan dengan memfokuskan pada anak usia sekolah untuk melestarikan lingkungan dengan menanam pohon. Gagasan tersebut timbul sebagai rasa tanggung jawab terhadap kesinambungan dan kelestarian sumber daya alam, serta lingkungan hidup bagi generasi mendatang. Awalnya sasaran program hanya fokus kepada anak-anak Sekolah Dasar (SD) kemudian berkembang menjadi anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
54
Menengah Atas (SMA). Materi yang diberikan adalah pelestarian lingkungan, mengenal biji-bijian, merawat bibit kemudian praktek penanaman di lapangan. Masing-masing pohon yang telah ditanam diberi nama penanam pohon tersebut sehingga jika pohon tersebut tumbuh dapat diketahui siapa yang menanam pohon tersebut. Hal ini merupakan metode untuk menanamkan kebanggaan dan ikut serta dalam menjaga lingkungan. Program TAML berkembang menjadi program TML yang sudah dimulai sejak tahun 2006. Program TML adalah program penghijauan yang difokuskan di Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus dengan tanaman penghijauan maupun tanaman produktif. Hal ini diharapkan bisa mempertahankan kawasan resapan air bagi Kabupaten Kudus untuk mengurangi bencana banjir dan longsor. Penanaman dilakukan di akhir musim penghujan karena tekstur tanah yang akan ditanami masih gembur sehingga mudah untuk ditanami dan setelah bibit ditanam akan mendapat air yang cukup dari air hujan. Lokasi Program TML difokuskan di Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus dengan desa yang berbeda setiap tahunnya. Jenis dan jumlah bibit yang diberikan juga disesuaikan dengan kebutuhan penduduk terhadap tanaman tertentu dan tergantung dari luas lahan yang akan ditanam sehingga tidak semua jenis tanaman diberikan pada setiap program TML dengan jumlah yang berbeda-beda. Diagram jumlah bibit yang diberikan dalam program TML dapat dilihat pada Gambar 6. PT Djarum telah mengadakan Program TML mulai 2006 yang terletak di Desa Soco, Kecamatan Dawe dengan menanam 3.500 bibit tanaman penghijauan dan tanaman produktif. Kemudian pada 2007 penanaman difokuskan di Desa Ternadi,
55
Kecamatan Dawe dengan menanam 3.600 bibit. TML 2008 juga masih difokuskan di Desa Ternadi, Kecamatan Dawe dengan menanam bibit sebanyak 5.500 bibit. Pada 2009, program TML mulai diadakan dua kali dalam setahun karena adanya evaluasi dari tahun lalu agar program ini dapat berjalan lebih efektif. Maka, TML 2009 dilaksanakan dua kali dalam setahun yaitu pada bulan Januari dan bulan November di musim penghujan. Pada bulan Januari, TML 2009 dilaksanakan di Desa Kuwukan, Kecamatan Dawe dengan menanam 6.100 bibit. Kemudian dari evaluasi TML 2009 di Desa Kuwukan, diperlukan penyempitan area agar lebih fokus dalam penanaman dari area desa menjadi area yang lebih sempit yaitu dusun. Maka, TML 2009 pada bulan November dilaksanakan di Dusun Kambangan, Desa Menawan, Kecamatan Gebog dengan menanam 5.500 bibit. Pada 2010, program TML difokuskan kembali di Desa Soco dengan area penanaman yang lebih sempit yaitu di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe dengan menanam bibit sebanyak 3.950 bibit. Program TML 2010 ini dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan dalam melaksanakan program CSR.
Gambar 6 Diagram Batang Jumlah Bibit yang Diberikan Program TML
56
5.4. Tahapan Program TML 2010 PT Djarum Program TML 2010 dilakukan melalui tahapan-tahapan program CSR menurut Wibisono (2007) yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi dan tahap pelaporan. Program ini terus mengalami perbaikan dari tahun ke tahun berdasarkan hasil evaluasi program TML sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan tahapan program TML 2010 mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga sampai pada tahap pelaporan.
5.4.1. Tahap Perencanaan Program TML 2010 PT Djarum Program TML 2010 dimulai melalui tahap awal dalam membuat suatu program yaitu tahapan perencanaan program. Tahap perencanaan ini merupakan perbaikan dari hasil evaluasi program TML sebelumnya pada 2009 karena tahapan program ini membentuk siklus yang selalu berkait satu sama lain. Setelah evaluasi program sebelumnya maka akan ada perbaikan dari hasil evaluasi tersebut pada tahap perencanaan program selanjutnya untuk mendapatkan program yang lebih baik.
57
Tahap perencanaan ini membutuhkan rencana yang matang sehingga diharapkan pada tahap pelaksanaan dapat terlaksana dengan baik dan lancar sehingga tujuan utama dilaksanakannya program tersebut dapat tercapai. Program TML ini dilaksanakan dengan melibatkan tiga stakeholders. Stakeholders, pertama adalah pemerintah, yaitu Pemerintah Desa Soco yang berperan sebagai perantara antara program yang dijalankan oleh PT Djarum dengan warga Desa Soco. Kemudian yang kedua, adalah pihak swasta, yaitu PT Djarum sebagai pelaksana program TML 2010. Kemudian yang ketiga, adalah masyarakat yang terdiri dari warga Desa Soco dan mahasiswa sebagai panitia yang berasal dari Beswan Djarum dan mahasiswa sebagai peserta program TML. Stakholders yang terlibat pada program TML 2010 terlihat pada Gambar 7. Gambar 7 Stakeholders yang Terlibat pada Program TML 2010 PEMERINTAH
SWASTA
MASYARAKAT
Untuk menjalankan program TML 2010, diperlukan enam langkah dalam tahap perencanaannya, sebagai berikut: 1. Observasi Lapangan Observasi lapangan merupakan langkah awal yang dilakukan pada tahap perencanaan. Hal ini dilakukan untuk mencari daerah yang tepat dijadikan sebagai sasaran dalam program TML 2010. Daerah yang menjadi sasaran
58
program TML adalah desa di Kawasan Gunung Muria yang rawan longsor dan banjir. Pada 2006, program TML telah dilaksanakan di Desa Soco namun karena lahan kritis di Desa Soco terlalu luas sehingga tidak dapat dijangkau oleh program TML 2006. Atas pertimbangan tersebut, maka program TML 2010 difokuskan kembali ke Desa Soco dengan fokus penanaman di Dusun Ngeduk. Berdasarkan hasil observasi lapang didapatkan data bahwa Desa Soco yang terletak di Kecamatan Dawe merupakan Kawasan Gunung Muria. Lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran 11. Desa Soco termasuk ke dalam deretan dari Gunung Muria dari arah barat sampai ke timur. Dusun Kambangan terdapat di Desa Menawan, Kecamatan Gebog terdapat dibagian barat deretan Gunung Muria kemudian masuk ke Desa Rahtawu, Kecamatan Gebog yang merupakan puncak tertinggi. Kemudian ke arah timur terdapat Desa Soco, Kecamatan Dawe kemudian masuk ke Desa Ternadi, Kecamatan Dawe. Menuju ke timur lagi masuk ke Desa Colo, Kecamatan Dawe dan di bagian paling timur terdapat Desa Kuwukan, Kecamatan Dawe. Hal ini terlihat pada Gambar 8. Desa Soco memiliki tiga dusun, yaitu Dusun Sikrangkang, Dusun Krajan dan Dusun Ngeduk yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun (Kadus). Secara keseluruhan desa ini ditempati oleh 1.030 KK (Kepala Keluarga) dengan perincian sebagai berikut: 1. Dusun Sikrangkang terdapat 330 KK (Kepala Keluarga) 2. Dusun Krajan terdapat 360 KK (Kepala Keluarga) 3. Dusun Ngeduk terdapat 340 KK (Kepala Keluarga)
59
Pada observasi lapang juga dicari lokasi penanaman yang tepat yaitu lahan kritis milik warga. Dari data profil Desa Soco didapatkan data luas lahan di Desa Soco sebesar 702.161 ha. Lokasi yang ditanami dalam program TML ini difokuskan di Dusun Ngeduk yang terdapat di bagian atas Desa Soco. Luas lahan yang ditanami di Dusun Ngeduk difokuskan pada 3,8 ha lahan kritis dari 2000 ha lahan kosong. 2. Wawancara Ringan dengan Petani Selain observasi lapang, pada tahap perencanaan program TML 2010 juga dilaksanakan wawancara ringan dengan para petani yang sedang bekerja di sawah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon para petani terhadap program TML yang diadakan PT Djarum di desa mereka. Wawancara ringan ini dilakukan juga untuk mengetahui jenis bibit apa saja yang diinginkan warga dan cocok ditanam di daerah tersebut. Hal ini dilakukan dalam rangka pendekatan dengan warga desa sekaligus sosialisasi kepada beberapa petani tentang program TML 2010. 3. Kunjungan ke Perangkat Desa (Penjajagan) Panitia TML 2010 juga melakukan kunjungan ke perangkat desa untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman mengenai program TML 2010 yang akan dilaksanakan di desa tersebut. Perangkat desa tersebut terdiri dari Kepada Desa dan Kepala Dusun berserta perangkatnya. Hal ini dilakukan untuk dapat melakukan pendekatan kepada para pemangku kepentingan sehingga mereka diharapkan dapat menyampaikan program yang akan dilakukan PT Djarum di Desa Soco kepada warga desa. Program ini tidak akan berhasil tanpa dukungan
60
dari warga desa sehingga diperlukan para pemangku kepentingan sebagai orang yang dipercaya dan diikuti warga desa. 4. Presentasi Hasil Survei Lapangan Hasil dari survei lapangan yang terdiri dari observasi lapang, wawancara ringan dengan petani dan kunjungan ke perangkat desa dipresentasikan dalam rapat internal Public Affairs PT Djarum. Rapat internal tersebut membahas semua perencanaan program TML dengan mempertimbangkan program-program TML yang telah dilaksanakan sebelumnya sehingga mendapatkan hasil program yang lebih baik dari tahun sebelumnya. 5. Persetujuan Lokasi Penanaman dan Konsep Program TML 2010 Setelah melalui beberapa langkah dalam tahap perencanaan, maka didapatkan persetujuan lokasi penanaman dan konsep program TML 2010. Lokasi penanaman ditetapkan di Dusun Ngeduk, Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Konsep dari program TML 2010 mengangkat tema “Aksiku Lestarikan Alam”. Tema tersebut dipilih karena pada tahun ini lebih ditekankan kepada aksi yang benar-benar kongkrit untuk menanam pohon dengan tujuan melestarikan alam. Kemudian yang membedakan antara TML 2010 dengan TML pada tahun sebelumnya adalah pada TML 2010 ini semua bibit ditanam langsung 100 persen oleh peserta yang dibantu oleh masyarakat Desa Soco. Penanaman bibit dilaksanakan dua kali karena banyaknya jumlah bibit yang ditanam di lokasi. Penanaman pertama yang disebut dengan Pra Acara, dilaksanakan pada 15 dan 16 Februari 2010 yang berlokasi disepanjang turus jalan masuk Desa Soco yang
61
dilakukan oleh panitia bersama dengan sebagian masyarakat Desa Soco. Penanaman kedua yang disebut Acara Inti dilaksanakan pada 20 dan 21 di lokasi pekarangan dan lahan kritis Desa Soco yang dilakukan oleh mahasiswa seKabupaten Kudus bersama dengan masyarakat Desa Soco. Sebelum Acara Inti, diadakan Malam Rembug yaitu malam rembug lingkungan dan rapat penegasan bersama warga desa. 6. Pengajuan Proposal Kegiatan Setelah melalui tahapan di atas, proposal program TML 2010 sesuai dengan lokasi penanaman dan konsep program yang telah disetujui dan disepakati bersama. Tujuan diadakannya program TML PT Djarum berdasarkan tahapan perencanaan, yaitu sebagai berikut: 1. Menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan. 2. Menjadikan Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus yang asri dan tetap lestari. 3. Membantu menghijaukan lahan masyarakat Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus. 4. Membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. 5. Membantu kemandirian masyarakat dalam mengelola lahan sendiri. 6. Merupakan gerakan kongkrit untuk mengatasi tanah longsor, banjir dan erosi khususnya Kawasan Gunung Muria, Kabupaten Kudus. Setelah tahap perencanaan dilaksanakan dengan matang dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tahap implementasi. Tahap implementasi merupakan tahap yang
62
paling penting dalam suatu program karena tahap implementasi merupakan tahap inti suatu program yang dijalankan.
5.4.2. Tahap Implementasi Program TML 2010 PT Djarum Tahap implementasi merupakan tahap yang dilakukan setelah tahap perencanaan. Tahap implementasi merupakan realisasi yang sudah direncanakan pada tahap perencanaan. Tahap implementasi menurut Wibisono (2007) dibagi menjadi tiga langkah utama, yaitu sosialisasi, pelaksanaan dan internalisasi. Langkah yang pertama dalam tahap implementasi adalah sosialisasi program. Sosialisasi program menurut Wibisono (2007) diperlukan untuk memperkenalkan kepada komponen perusahaan mengenai aspek yang terkait dengan implementasi program CSR. Sosialisasi dalam program TML 2010 dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pembentukan Panitia TML 2010 Pembentukan panitia TML 2010 dilakukan agar program TML ini dapat berjalan dengan efektif. Public Affairs PT Djarum membentuk suatu tim khusus sebagai panitia TML 2010 yang diambil dari para Beswan Djarum dengan melakukan pemberdayaan kepada para Beswan tersebut untuk menambah pengalaman dalam mengelola suatu program CSR. Panitia tersebut langsung berada di bawah pengawasan Public Affairs PT Djarum sehingga dalam implementasinya, program ini akan didukung penuh oleh seluruh komponen perusahaan. Dengan demikian, dalam perjalanan program tidak ada kendala yang serius yang dialami oleh penyelenggara.
63
2. Mengkomunikasikan Program melalui Media Publikasi Hal yang harus dilakukan pertama kali oleh panitia TML 2010 adalah mengkomunikasikan program TML 2010 melalui media publikasi. Program TML 2010 ini perlu dikomunikasikan kepada masyarakat terutama kepada sasaran program, yaitu mahasiswa. Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat berpartisipasi dalam program ini sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar. Media publikasi ini digunakan sebelum program berlangung untuk mempublikasikan program TML 2010. Media publikasi ini dilakukan melalui lima bentuk yaitu: 1. Melalui pamflet yang disebarkan di seluruh universitas se-Kabupaten Kudus dan ditempelkan dibeberapa tempat strategis, seperti warung makan, papan pengumuman, dan tempat-tempat lain yang memungkinkan mahasiswa berada di tempat tersebut. Pamflet tersebut berisi gambaran umum program, pendaftaran peserta, persyaratan, pengumuman peserta yang berhak menerima dan mengikuti, fasilitas, tempat kumpul, contact person dan lain-lain. Contoh pamflet TML 2010 terdapat pada Gambar 11. 2. Melalui spanduk yang dipasang di dua universitas besar di Kabupaten Kudus yaitu di Universitas Muria Kudus (UMK) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) serta di tempat strategis lainnya seperti di perempatan jalan dan jalan masuk menuju Desa Soco, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Spanduk tersebut berisi gambaran umum program, pendaftaran peserta, persyaratan, pengumuman peserta yang berhak menerima dan mengikuti, fasilitas, tempat kumpul, contact person dan lain-lain. Contoh spanduk TML 2010 terdapat pada Gambar 12.
64
3. Melalui facebook TML dengan alamat
[email protected]. Facebook merupakan media publikasi yang sedang marak, cepat dan mudah diakses saat ini sehingga sangat efektif mempublikasikan program TML 2010. 4. Melalui undangan untuk mengirimkan perwakilannya sebagai peserta program TML yang diberikan kepada beberapa universitas di Kabupaten Kudus. 5. Word of mount yaitu publikasi yang dilakukan dari orang per orang dan cara ini lebih efektif untuk menyebarluaskan program TML terutama kepada mahasiswa se-Kabupaten Kudus.
3. Membagikan Undangan dan Pendaftaran Peserta Peserta program TML 2010 adalah mahasiswa perguruan tinggi di Kabupaten Kudus, maksimal semester 4 dan membawa foto kopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Peserta TML 2010 adalah mahasiswa karena dianggap sebagai elemen masyarakat yang lepas dari kepentingan-kepentingan tertentu sehingga masih murni sebagai gerakan sosial. Persyaratan dari peserta TML adalah mahasiswa semester empat karena masih di awal masa pembelajaran di universitas tentang tanggung jawab sosial dalam menjaga lingkungan dan jika semester akhir akan disibukkan dengan tugas akhir. Hal ini selaras dengan hasil wawancara bersama Ketua TML 2010 Bapak MTR. “Mahasiswa itu masih murni dari kepentingan-kepentingan seperti politik, bisnis dan lain-lain jadi masih murni gerakan sosial dari dalam hati mereka. Kami membatasi hanya sampai semester empat karena kalau semester empat keatas sudah sibuk dengan kuliah, kalau semester-semeter awal masih perlu pembelajaran tentang tanggung jawab sosial dalam menjaga lingkungan, kalau semester akhir sudah sibuk dengan skripsi.” (Bapak MTR, 31 tahun)
65
Selain itu, menurut Bapak MTR, program TML 2010 ini keanggotaannya ditekankan pada aspek volentire quality artinya keterlibatan peserta harus diuji dengan kesungguhan dan keseriusan untuk mewujudkan niat baik yaitu mendukung masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari ancaman bencana alam, seperti tanah longsor, kesulitan air bersih, banjir dan lain sebagainya. Mahasiswa tersebut dapat menjadi peserta program TML 2010 dengan tiga cara, yaitu mendaftar melalui facebook secara online, dapat memenuhi undangan yang telah disebarkan ke universitas-universitas yang ada di Kabupaten Kudus atau datang langsung ke sekretariat TML 2010 di Pusat Penghijauan Tanaman, Desa Kaliputu, Kabupaten Kudus. Kemudian mereka juga disyaratkan membuat tulisan dengan tema “Gagasan Penghijauan di Kudus” yang dapat dikirim via facebook atau datang langsung ke sekretariat TML 2010. Dengan adanya beberapa cara untuk mendaftar, diharapkan mahasiswa dapat dengan mudah mendaftar program tersebut. Seperti melalui facebook dengan akses yang mudah jika tidak mendapatkan undangan atau tidak bisa datang langsung ke sekretariat. Persyaratan untuk membuat tulisan juga diberlakukan agar peserta TML bisa lebih peka terhadap lingkungan melalui tulisan dengan tema yang sesuai dengan tujuan dari program TML, yaitu gagasan mengenai penghijauan terutama di Kabupaten Kudus sehingga diharapkan mahasiswa bisa lebih aktif dan kreatif menyumbangkan gagasan-gagasan baru untuk memelihara lingkungan
66
khususnya Kabupaten Kudus serta dapat menjadi inspirasi baru bagi perbaikan program TML ke depan. Setelah mendaftar dan mengajukan tulisan, panitia menyeleksi mahasiswa yang mendaftar karena yang ditargetkan sebanyak 250 peserta. Mahasiswa yang lolos seleksi adalah mahasiswa yang sesuai dengan persyaratan dan membuat tulisan dengan tema “Gagasan Penghijauan di Kudus” yang bagus dan menarik. Pengumuman peserta yang diterima dan berhak mengikuti program diumumkan via facebook. Kemudian peserta yang telah lolos seleksi tersebut wajib melakukan validasi data untuk memastikan kesediaan peserta dapat mengikuti semua rangkaian acara yang telah ditentukan dan memberitahukan persiapan yang diperlukan pada Acara Inti, yaitu tanggal 20 dan 21 Februari 2010. Langkah yang kedua dalam tahap implementasi adalah pelaksanaan program. Pelaksanaan program TML 2010 terdiri dari tiga rangkaian acara yaitu sebagai berikut: 1. Pra Acara (15 dan 16 Februari 2010) Pra Acara merupakan acara penanaman bibit awal yang dilakukan oleh panitia berserta sebagian warga desa di sepanjang turus jalan desa. Hal ini dilakukan karena jumlah bibit yang cukup banyak untuk ditanam yaitu, 3.800 bibit petai dan 150 bibit termbesi sehingga total jumlah bibit sebanyak 3.950 bibit tanaman. Pemilihan jenis tanaman ini merupakan hasil koordinasi antara panitia dengan warga Desa Soco. Jenis tanaman dibagi menjadi dua, yaitu jenis tanaman produktif, yaitu petai dan jenis tanaman penghijauan, yaitu trembesi yang berguna
67
untuk mencegah erosi dan longsor karena mempunyai akar yang besar dan kokoh. Jenis dan jumlah bibit tanaman dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan Jumlah Bibit yang Diberikan di Desa Soco No. 1. 2.
Jenis Bibit Tanaman Petai Trembesi Total
Jumlah (bibit) 3.800 150 3.950
Kegiatan penanaman dilakukan di turus jalan sepanjang Dusun Ngeduk, Desa Soco sejumlah 150 bibit trembesi yang ditanam oleh panitia bersama perwakilan warga dan dilaksanakan pembagian sebagian bibit-bibit petai kepada warga sebanyak 1.000 bibit petai. Masing-masing KK (Kepala Keluarga) mendapatkan ± 20 bibit tanaman yang disesuaikan dengan luas lahan yang dimiliki. Penanaman dilakukan dengan memberi tanda (ajir) yang telah diberi cat warna biru (warna corporate PT Djarum) yang akan dilakukan pada hari berikutnya. Pemberian ajir ini selain berfungsi sebagai penyangga tanaman, juga berfungsi sebagai penanda agar dalam tahap evaluasi berikutnya dapat lebih mudah dikenali dan mudah untuk mengukur tumbuhnya tanaman. Pada hari selanjutnya, dilakukan kegiatan pemberian tanda (ajir) di lahan warga yang sudah ditanami bibit trembesi dan dilakukan juga penanaman bibit petai sejumlah 1.500 bibit. Pada hari itu juga melaksanakan kegiatan pembagian tanda (ajir) kepada warga untuk di tancapkan di lahan-lahan kritis yang ditanami pada Acara Inti, yaitu pada 20 dan 21 Februari 2010. 2. Malam Rembug (19 Februari 2010)
68
Acara malam rembug lingkungan dan rapat penegasan dihadiri oleh pihak PT Djarum sebagai penyelenggara program, para tokoh pemerhati lingkungan, perangkat desa yang diwakili oleh Kepala Desa Soco dan Kepada Dusun Ngeduk, serta masyarakat Desa Soco yang bertempat di Gedung SD Ngeduk, Desa Soco. Pihak PT Djarum menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya program ini. Para pemerhati lingkungan diwakili oleh dosen dari Fakultas Pertanian, Universitas Muria Kudus (UMK) dan perwakilan dari Dinas Ciptakarya dan Tata Ruang Kabupaten Kudus. Para pemerhati lingkungan ini memaparkan mengenai pentingnya penghijauan di daerah atas sebagai penyangga air agar daerah bawah tidak terkena banjir. Mereka juga menyampaikan tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan dan fungsi hutan antara lain dapat mencegah erosi dan banjir pada saat musim hujan, serta tetap menyediakan air pada saat musim kemarau. Selain menerangkan tentang fungsi hutan para pemateri juga mengajak kepada warga Dusun Ngeduk, Desa Soco untuk tetap rukun dan guyub dalam bermasyarakat karena dengan inilah masyarakat dapat bersama-sama membangun desanya. Acara ini diadakan dengan mengundang warga Dusun Ngeduk, Desa Soco agar mereka mengetahui maksud dan tujuan dari program TML 2010, serta masyarakat mampu bersinergi bersama-sama untuk menjaga lingkungannya dan mengerti, serta memahami masalah lingkungan yang dihadapi pada akhirnya akan mampu menjaga lingkungannya secara mandiri. Karena keterbatasan fasilitas, seperti listrik dan tempat yang kurang mamadai, maka LCD yang telah disediakan oleh panitia tidak bisa digunakan. Pembicara hanya berbicara dengan
69
menggunakan penekanan-penekanan pada materi yang dianggap penting tanpa menggunakan media visual sehingga ada beberapa warga yang kurang memperhatikan. Secara keseluruhan, acara ini berlangsung dengan santai, penuh keakraban dan di akhir acara terdapat diskusi antara masyarakat desa dengan pihak PT Djarum, para tokoh pemerhati lingkungan dan perangkat desa. 3. Acara Inti (20 dan 21 Februari 2010) Acara inti TML 2010 yang diadakan pada 20 dan 21 Februari 2010 diikuti oleh 250 peserta yang berasal dari lima universitas se-Kabupaten Kudus yaitu Universitas Muria Kudus (UMK), Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Sekolah Tinggi Kesehatan Cendikia Utama (Stikes Cendikia Utama), Sekolah Tinggi Kesehatan Muhammadiyah (Stikes Muhammadiyah) dan Akademi Bidan Pemerintah Daerah (Akbid Pemda). Tabel 2 memperlihatkan rincian peserta yang mengikuti program TML 2010 berdasarkan asal universitas peserta. Tabel 2 Jumlah Peserta TML 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5.
Universitas UMK STAIN Stikes Cendikia Utama Stikes Muhammadiyah Akbid Pemda Total
Jumlah (peserta) 115 64 28 23 20 250
Para peserta berkumpul di Pusat Pembibitan Tanaman, Desa Kaliputu yang diawali dengan diskusi lingkungan dengan materi yang disampaikan oleh pihak PT Djarum dan pihak Penghijauan PT Djarum adalah sebagai berikut:
70
•
Kondisi lingkungan Kabupaten Kudus saat ini.
•
Peran Kawasan Gunung Muria dalam menjaga lingkungan Kabupaten Kudus secara umum.
•
Peran dan dampak penghijauan dalam menjaga lingkungan.
•
Cara menanam tanaman yang benar.
Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan diskusi bersama peserta melalui tanya jawab dan yang bertanya mendapatkan hadiah dari Djarum Bakti Lingkungan. Setelah diskusi lingkungan, pada siang hari para peserta diajak menuju lokasi TML 2010 yang berada di Dusun Ngeduk, Desa Soco yang dibagi menjadi sebelas kelompok. Setelah para peserta sampai di lokasi, para peserta diajak menuju lokasi tanam dengan tujuan para peserta melakukan penanaman yang didampingi oleh masyarakat sekitar. Setelah itu, kemudian para peserta dengan dikoordinasi oleh ketua kelompok masing-masing menuju ke lokasi penginapan di rumah penduduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan agar mahasiswa dapat menjalin komunikasi dan menciptakan suasana keakraban dengan warga. Hal ini selaras dengan pernyataan Ketua TML 2010 Bapak MTR. “Peserta diharapkan mampu berkomunikasi dengan warga biar gak terkesan eksklusif. Makanya kenapa nginep di rumah warga biar lebih memberikan suasana keakraban sama warga.” (Bapak MTR, 31 tahun)
Para peserta berkumpul di Gedung SD Ngeduk, Desa Soco untuk menghilangkan rasa jenuh dengan mengadakan acara malam keakraban, yaitu
71
dengan menunjukkan kreasi seni dari masing-masing kelompok dan makan malam bersama. Acara ini dilakukan untuk menjalin keakraban antar peserta dan melepas lelah setelah satu hari penuh melakukan penanaman. Acara berlangsung sangat akrab dan meriah ditemani dengan makanan-makanan khas Desa Soco seperti ubi rebus, kacang rebus, petai rebus dan kopi tubruk. Acara pembukaan yang diikuti semua masyarakat Desa Soco yang dibuka secara simbolis dari pihak PT Djarum kepada Kepala Dusun. Kegiatan yang dilakukan adalah melanjutkan penanaman pada hari sebelumnya dengan menanam 1300 bibit tanaman petai dilahan kritis milik warga yang dilakukan oleh semua peserta, panitia dibantu sebagian warga. Setiap mahasiswa menanam 5-6 bibit petai. Penanaman dilakukan secara serempak antara peserta dan warga di lokasi yang telah ditentukan. Contoh mahasiswa yang sedang menanam terdapat pada Gambar 28. Setelah acara penanaman selesai dilanjutkan dengan kegiatan lomba kreasi peserta di jalan dekat lahan kritis milik warga. Pada acara ini semua peserta menampilkan aksinya sesuai dengan kelompok masing-masing. Setelah selesai menanam, lalu peserta kembali ke pos sekretariat untuk makan siang. Acara pamitan dengan warga Desa Soco yang dilanjutkan dengan perjalanan kembali ke Pusat Pembibitan Tanaman, Desa Kaliputu. Disana dilakukan acara penyampaian kesan dan pesan panitia dengan peserta. Acara terakhir, adalah penutupan acara yang dilakukan oleh Ketua TML 2010 sekaligus pembagian sertifikat.
72
Langkah yang ketiga dalam tahap implementasi adalah internalisasi program. Internalisasi program menurut Wibisono (2007) mencakup upaya-upaya untuk memperkenalkan CSR di seluruh proses bisnis perusahaan. Internalisasi program CSR hubungannya dengan citra perusahaan dapat dilihat sebagai berikut: 2. Landasan diadakannya program CSR bertujuan untuk membentuk citra perusahaan yang positif telah diinternalisasikan pada misi perusahaan yang kedua yaitu penciptaan citra positif yang kuat untuk perusahaan. 3. CSR PT Djarum ini telah diinternalisasikan dalam Nilai Inti Budaya Perusahaan. Sehingga upaya penerapan CSR PT Djarum telah menjadi bagian strategi karena telah ada dorongan tulus dari dalam (internal driven). 4. CSR PT Djarum juga diinternalisasikan sebagai target dalam tugas dan fungsi Public Affairs PT Djarum yang ke empat. 5. Program TML sendiri yang merupakan salah satu program CSR PT Djarum telah diinternalisasikan dari tahun ke tahun sejak tahun 2006. Program ini telah berjalan selama empat tahun dengan menerapkan hasil evaluasi pada perencanaan program selanjutnya. Hal ini dapat memberikan perbaikan-perbaikan untuk menghasilkan program yang lebih baik dan bermanfaat bagi seluruh stakeholders yang bersangkutan. Setelah melalui tiga langkah pada tahap implementasi, maka program TML 2010 ini masuk ke dalam tahap evaluasi yang merupakan tahap penilaian terhadap program secara keseluruhan mulai dari perencanaan hingga implementasi.
5.4.3. Tahap Evaluasi Program TML 2010 PT Djarum
73
Menurut Wibisono (2007), tahap evaluasi perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur sejauh mana efektivitas penerapan program CSR. Setiap program CSR yang dilakukan PT Djarum melewati tahap evaluasi setelah adanya implementasi program. Evaluasi program tersebut dapat membantu perusahaan untuk memetakan kembali kondisi dan situasi, serta tujuan perusahaan dalam implementasi CSR sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan berdasarkan rekomendasi yang diberikan. Evaluasi pada tahap pelaksanaan program TML 2010 didapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan ketua program TML 2010. Hasil dari evaluasi tersebut mencakup kelebihan, kekurangan dan kendala program, sebagai berikut: •
Kelebihan dari program TML 2010 adalah: 1. Mampu mensinergikan seluruh elemen masyarakat dari warga desa, pemerhati lingkungan, perangkat desa, PT Djarum, mahasiswa hingga panitia pelaksana program TML 2010. 2. Lebih fokus kepada satu daerah yang lebih, sempit yaitu dusun sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang maksimal. 3. Merupakan langkah nyata dengan melakukan penanaman langsung di lahan kritis. 4. Ditanam di lahan milik warga sehingga diharapkan warga mau menerima dan merawat tanaman tersebut.
•
Kekurangan program TML 2010 adalah: 1. Belum bisa menghadirkan warga secara keseluruhan pada saat penanaman karena warga desa tidak bisa meluangkan waktunya setiap hari.
74
2. Tahap evaluasi pada TML 2009 belum maksimal karena kekurangan sumber daya manusia dan kurangnya koordinasi. Pada TML 2010 akan dibuat jadwal untuk agenda evaluasi pasca TML 2010. •
Kendala yang dihadapi dalam implementasi program TML 2010 adalah: 1. Komunikasi dengan warga desa yang kurang efektif dan menyeluruh sehingga perlu adanya pendekatan ke warga desa lebih awal. 2. Tempat yang curam, tinggi dan lokasi yang jauh karena berada di Kawasan Gunung Muria. 3. Transportasi berupa mobil yang tidak bisa dijangkau sehingga peserta harus jalan kaki untuk bisa sampai ke lokasi. Berdasarkan kekurangan program TML 2010 dari hasil wawancara di atas,
yaitu tahap evaluasi pada TML 2009 belum maksimal karena kekurangan sumber daya manusia dan kurangnya koordinasi, sehingga perlu dilakukan tahap evaluasi program TML 2010 yang lebih efektif. Tahap evaluasi program TML 2010 dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke Dusun Ngeduk, Desa Soco dan bertemu dengan warga, serta perangkat desa untuk mengetahui perkembangan bibit yang telah ditanam di Dusun Ngeduk, Desa Soco setiap bulannya. Panitia dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari sekitar empat orang yang diberi tanggung jawab mengevaluasi sekali dalam setiap bulan. Pertumbuhan tanaman dapat dilihat dari penanda berupa bambu (ajir) yang telah diberi tanda berupa cat berwarna biru (warna corporate PT Djarum). Jika pertumbuhannya baik, maka akan lebih tinggi dari cat berwarna biru pada bambu. Setiap evaluator membawa daftar evaluasi yang harus diisi dan ditandatangani oleh warga dan perangkat desa sebagai bukti
75
telah melakukan evaluasi. Kemudian hasil evaluasi tersebut dilaporkan kepada Ketua TML 2010 setiap bulannya. Diharapkan evaluasi ini dapat berjalan dengan efektif dan berkelanjutan sehingga dapat mengetahui sejauh mana efektifitas program TML 2010. Evaluasi tersebut sejauh ini telah dilaksanakan sebanyak satu kali pada tanggal 30 Maret 2010. Hasil evaluasi ke tempat penanaman program TML 2010 yang telah dilaksanakan adalah semua tanaman yang telah ditanam mulai tumbuh dengan baik, tidak ada yang dicabut, namun ada beberapa bambu penanda yang terlepas dari tanaman trembesi di sepanjang turus jalan masuk ke Dusun Ngeduk, Desa Soco.
5.4.4. Tahap Pelaporan Program TML 2010 PT Djarum Pelaporan program TML 2010 dilakukan dengan dua cara, yaitu secara internal dan eksternal. Pelaporan yang dilakukan secara internal, yaitu dengan membuat laporan pertanggungjawaban panitia kepada PT Djarum dan presentasi kemudian membahas evaluasi untuk perbaikan program TML selanjutnya. Selain dilakukan secara internal, tahap pelaporan juga dilakukan secara eksternal. Tahap pelaporan ini dilakukan melalui media berita yang ditujukan kepada masyarakat luas. Media berita merupakan sarana yang paling penting dalam pembentukan citra perusahaan. Program TML 2010 ini diberitakan baik di media internal maupun media eksternal. Program TML 2010 terbit di media internal PT Djarum yang bernama “Warta Keluarga Djarum” edisi No. 32/VII/2010.
76
PT Djarum selalu membina hubungan baik dengan wartawan sehingga program TML ini juga dimuat di Harian Radar Kudus pada tanggal 21 dan 22 Februari 2010. Kegiatan TML 2010 yang dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010 dimuat pada tanggal 21 Februari 2010 yang berjudul “Bikin Karya Tulis dan Praktik Langsung Penghijauan”. Artikel ini berisi bagaimana proses peserta dapat mengikuti program TML dengan melalui beberapa persyaratan dan salah satunya adalah membuat karya tulis tentang lingkungan. Kegiatan TML 2010 pada tanggal 21 Februari 2010 juga dimuat di Harian Radar Kudus pada tanggal 22 Februari 2010. Artikel tersebut berjudul “Tanam 3.950 Bibit di Desa Soco” yang berisi kegiatan penanaman di Desa Soco. Kedua berita ini bernada positif sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan untuk selalu melestarikan lingkungan melalui program CSR