1
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan informasi
karakteristik variabel penelitian khususnya mengenai mean dan deviasi standar. Pengukuran mean merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data. Deviasi standar merupakan perbedaan antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya. Berikut ini disajikan hasil statistik deskriptif pengujian pengaruh proporsi gender dewan direksi dan proporsi komite audit pada konservatisma akuntansi. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konservatisma akuntansi, sedangkan variabel bebasnya adalah proporsi gender dewan direksi dan proporsi komite audit. Statistik deskriptif konservatisma akuntansi, proporsi gender dewan direksi dan proporsi komite audit disajikan dalam Tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 Statistik Deskriptif
GENDER KOMAUDIT CONACC Sumber: Lampiran 2
N 70
Minimum 0,125
Maximu m 1,00
Mean 0,346
Std. Deviation 0,182
70
0,333
1,50
0,854
0,320
70
0,030
0,657
0,093
0,122
Tabel 5.1 menunjukkan nilai mean dan deviasi standar dari masing-masing variabel. Proporsi gender dewan direksi memiliki mean sebesar 0,346 dengan deviasi
standar sebesar 0,182. Proporsi komite audit memiliki mean sebesar 0,854 dengan deviasi standar sebesar 0,320. Konservatisma akuntansi (CONACC) memiliki mean sebesar 0,093 dengan deviasi standar sebesar 0,122. Berdasarkan dari Tabel 5.1 menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai deviasi standar tidak ada yang melebihi dua kali nilai mean. Hal tersebut menandakan bahwa sebaran data sudah baik. Widanaputra (2007) menyatakan jika nilai deviasi standar dari variabel penelitian tidak melebih dua kali nilai mean maka sebaran data dapat dikatakan baik. Nilai mean mencerminkan tendensi pusat dari distribusi data yang digunakan dalam penelitian ini. Nilai deviasi standar mencerminkan variabilitas dari data terhadap pusatnya. 5.2
Pengujian Asumsi Klasik
5.2.1 Uji normalitas Uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan tingkat signifikansi sebesar 0,03. Angka ini lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual tidak berdistribusi normal dan perlu dilakukan tindakan perbaikan. Data yang tidak berdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal (Ghozali, 2006). Sebelum melakukan transformasi, terlebih dahulu melakukan identifikasi terhadap bentuk grafik histogram dari data untuk memastikan teknik transformasi yang tepat. Berdasarkan grafik histogram maka dapat disimpulkan grafik berbentuk
2
3
positif skewness (menceng ke kiri) dan ditransformasi dalam bentuk Logaritma 10 atau LN (Ghozali, 2006) dan hasil asumsi klasik disajikan dalam Tabel 5.2. Tabel 5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik Setelah Transformasi Pengujian asumsi Residual Signifikan Tolerance Klasik p-value (Glejzer) Normalitas 0.830 (kolmogorov-smirnov) Heteroskedastisitas 0,841 • Variabel proporsi gender dewan direksi 0,586 • Variabel proporsi komite audit Multikolinearitas 0,873 • Variabel Proposi gender dewan direksi 0,873 • Variabel proporsi komite audit Autokorelasi Sumber: data diolah 2010
VIF
Durbin Watson
1,146 1.146 1.741
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa setelah dilakukan transformasi nilai signifikansi untuk uji normalitas diatas 0,05 yaitu 0,830 yang berarti nilai residual berdistribusi normal. 5.2.2 Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflaction factor (VIF). Berdasarkan hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 5.2, nilai tolerance variabel bebas tidak kurang dari 10% atau
0,1 dan nilai variance inflation factor (VIF) semuanya kurang dari 10 yang berarti tidak ada multikolineritas antarvariabel bebas. 5.2.3 Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada perioda t dengan kesalahan pada perioda t-1. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson yang diperoleh adalah sebesar 1,741. Nilai ini terletak diantara DU
Pengujian
heteroskedastisitas
pada
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan uji Glejser. Hasil pengujian menunjukkan seluruh variabel bebas tidak berpengaruh pada nilai absolut residual yang dilihat dari nilai signifikan masingmasing variabel bebas diatas 0,05. Hal ini berarti model regresi bebas dari heteroskedastisitas. 5.3
Hasil Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian ini menguji pengaruh proporsi gender dewan direksi pada konservatisma akuntansi dan pengaruh proporsi komite audit pada konservatisma
4
5
akuntansi. Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil pengujian hipotesis disajikan dalam Tabel 5.3 berikut ini. Tabel 5.3 Hasil pengujian hipotesis Unstandardized Coefficients B Konstan -2,181 GENDER1 0,684 KOMAUDT1 0,210 2 Ajusted R = 0,066 F-test = 3,449 Signifikansi F = 0,038 Sumber: data diolah 2010
t
Signifikans i
-5,837) 2,200 0,556
0,000 0,031 0,580
Berdasarkan Tabel 5.3 terlihat bahwa nilai adjusted R2 adalah 0,066 atau 6,6%. Ini berarti bahwa varian variabel bebas yaitu proporsi gender dewan direksi dan proporsi komite audit mempengaruhi varian variabel terikat yaitu konservatisma akuntansi sebesar 6,6 persen, sedangkan sisanya 94,4 persen (100 - 6,6) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Nilai F-test digunakan untuk melihat hubungan antara variabel indepeden dengan variabel terikat sebesar 3,44 dengan signifikansi 0,038 (lebih kecil dari 0,05). Hal ini berarti bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah layak. Tabel 5.3 menunjukkan nilai koefisien proporsi gender dewan direksi bertanda positif sebesar 0,684 dengan signifikansi 0,031. Hal ini menunjukkan pada tingkat keyakinan 95 persen proporsi gender dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan secara statistis pada konservatisma akuntansi. Ini berarti semakin tinggi
proporsi gender dewan direksi yang diproksikan dengan proporsi keberadaan direksi wanita maka semakin tinggi tingkat konservatisma akuntansi. Hal ini mendukung hipotesis pertama. Tabel 5.3 juga menunjukkan nilai koefisien proporsi komite audit bertanda positif sebesar 0,210
dengan signifikansi sebesar 0,580. Hal ini
menunjukkan pada tingkat keyakinan 95 persen proporsi komite audit tidak berpengaruh pada konservatisma akuntansi. Ini berarti hipotesis kedua yang diajukan tidak dapat didukung. Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini sebagai berikut: CONACC1 = -2,2 + 0,68GEN1 + 0,21KOMAUDIT1 + e ……………….(3) Keterangan: CONACC1 = Konservatisma akuntansi GEN1 = Proporsi gender dewan direksi KOMAUDT1 = Proporsi komite audit
6