BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada Line 104 Plant 1 yang memiliki nilai NOS Metrics yang paling signifikan perubahannya dari bulan ke bulan selama tahun 2013. Data Penelitian diperoleh melalui proses observasi/pengamatan langsung dilapangan pada saat proses produksi berjalan, juga dilakukan wawancara dengan para Value Stream Manager dan Value Stream Supervisor. Berdasarkan kerangka penelitian pada bab sebelumnya, pada penelitian ini dilakukan analisa kinerja produksi dengan menggunakan pendekatan Lean Manufacturing, dengan melakukan perhitungan dan analisa Value Added, Non Value Added, pembuatan Value Stream Mapping dan melakukan perbaikan NOS Metric. 5.1 Jenis aktivitas pada Line 104 Proses pembuatan sepatu khususnya pada line 104 dimulai dengan proses pemotongan material menjadi komponen – komponen. Dari hasil pemotongan (cutting) menjadi komponen ini maka komponen – komponen tersebut dialirkan ke proses selanjutnya yaitu ke bagian preparation, dimana pada proses preparation ini bertujuan untuk mempersiapkan komponen untuk mempermudah proses jahit (stitching). Selain dialirkan ke proses preparation ada juga komponen dialirkan ke proses screen printing sesuai dengan model atau jenis sepatu.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
Dari proses preparation, semua komponen langsung disalurkan ke proses selanjutnya dan siap untuk masuk ke proses stitching atau jahit untuk membentuk komponen upper atau bagian atas sepatu. Setelah proses stitching dan menghasilkan komponen upper maka komponen upper ini siap untuk dialirkan ke proses selanjutnya yaitu proses assembling. Proses assembling merupakan proses penempelan komponen atas sepatu atau upper dengan komponen bawah (alas) dari sepatu yang biasa disebut bottom. Pada proses assembling dimulai degan proses BPM atau Back Part Molding atau pembentukan bagian belakang sepatu (heel) sampai kepada attaching atau penempelan sepatu, press untuk menambah daya lekat lem (adhesive) sampai kepada proses pemasangan tali sepatu dan pembersihan dan siap untuk dikirim. 5.1.1 Analisis Value Added dan Non Value Added Activity Mengingat fokus dari konsep sistem lean ialah melakukan penghilangan pemborosan maka penelitian ini diawali dengan melakukan analisa terhadap aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah berdasarkan flow process yang telah berjalan,. Berikut uraian proses yang berjalan yang dikelompokkan kedalam proses cutting, preparation, stitching dan assembling serta identifikasi proses yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah yang bisa dijadikan usulan perbaikan pada penelitian ini.
Tabel 5.1. Flow Process Line 104
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
NO
Grouping Process
1
Process Cutting Subcont : Quarter L/M
5
Cutting Leather : Vamp, Tip, Mudguard L/M, Eyestay Bottom , Foxing Cutting Syntetic : Swoosh L/M, Vamp Olay #1, Vamp Olay #2 L/M, Foxing Ulay, Backtab O'lay, Quarter Olay L/M, Collar External, Mudguard Ulay L/M, Quarter L/M Cutting Textile : Collar Lining, Tongue Lining, Tongue Top, Tongue Bottom, Vamp Lining, Quarter Lining, Eyestay Ulay Reinf L/M, Vamp Olay Reinf#2 L/M, Quarter Olay Reinf #1 L/M, Tip Reinf, Foxing Reinf, Swoosh Reinf L/M, Collar External Reinf, Quarter Olay Reinf L/M, Collar Foam, Collar Backer Foam, Toe Box, Stroble Sock Suplay Subcont
6 7
2
3
Cutting
4
8
Actual M/P
Machine Type
Machine Quantity
1
CT-Bm
1
Value Added /Non Value Added VA
3
CT-Sw
3
VA
2
Ct-Bm
2
VA
3
Ct-Bm
3
VA
1
VA
Setting Component Cutting
1
NNVA
Setting Tongue & lining Buffing : Med Quarter, Foxing, Tip M-Skiving : Tip, Vamp, Foxing, Quarter L/M Collar Foam #2
1
VA
1
Buff
1
5
M-Skiv
2
1
Grind
1
NVA (Cukup 4 Operator) VA
Screen Vamp
1
Tbl Scr
1
NVA
2
Tbl Scr
2
VA
1
Roll
1
VA
1
Tbl
1
VA
15
Screen Lat & Med Quarter Roll 709 & Plc Foxing R/f to Foxing Roll 709 & Plc U-Throat R/f L/M to Vamp Solder Toe Box to Tip
1
Sld
1
VA
16
Press Toe Box to Tip
1
P-Fuss
1
VA
17
St Tip to Vamp
2
P2
2
VA
18
St Collar Lining Edge Roll 709 Collar Lining Side Area
1
F1
1
VA
1
Roll
1
VA
Machine Quantity
Value Added /Non
9 10 11
Preparation#1
12 13 14
19
VA
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Tabel 5.1. Flow Process Line 104 NO
Grouping Process
Process
Actual M/P
Machine Type
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Value Added Press Size Label to Tongue Lining St Tongue Lace Loop to Tongue Face St Tongue Lining to Tongue Face #1 (top area) St Tongue Top Label #1, #2 to Tongue Lining St Tongue Lining to Tongue Face #2 (side area) Roll Hot Melt Tongue Foam Plc Tongue Foam to Tongue & Tongue Lining Reverse Spray on Tongue
20 21 22 23 24 25 26 27 28
Preparation #1
Roll 730 & Plc Quarter R/f L/M to Lat/Med Quarter Press Fussing Quarter R/f L/M to Lat/Med Quarter Dott 709 & Plc Eyestay Webbing to Lat/Med Quarter St Box at Lat & Med Quarter through eyestay webbing (Top & Bottom)
29 30 31 32 33
Trimming Thread Placing Vamp Lining & Eyestay Facing to Pallet St Vamp Lining O'lay L/M (bottom edge) to Vamp Lining Dott 709 Quarter L/M
34 35 36 37 38
Preparation #2
39 40 41 42
St Tongue Edge
Preparation #3
43 44
Placing Vamp Lining to Quarter L/M St Eyestay Facing Lat/Med to Vamp Lining (top&edge) #1 St Eyestay Facing Lat/Med to Vamp Lining (top&edge) #2 St Vamp to vamp Lining St Bartag Top Eyestay & Vamp/Qtr St Lat/Med Quarter to Vamp & Vamp Lining St join Lateral Quarter to Medial Quarter Folded join Lateral Quarter to Medial Quarter
1
P-Size
1
VA
1
F1
1
VA
2
F1
2
VA
1
F1
1
VA
2
F1
2
VA
Roll
1
VA
Tbl
1
VA
Spray
1
VA
P2
2
VA
2
Roll
1
VA
1
P-Fuss
1
VA
3
Dott
1
VA
5
Small PLK
5
VA
3
Tbl
3
VA
2
Tbl
2
VA
2
VA
1
VA
1
2
1
Small PLK Dott
1
Tbl
1
VA
5
P1
5
VA
2
P1
2
VA
4
P1
4
VA
2
P1
2
VA
2
Small PLK
2
VA
2
F1
2
VA
1
Fld2
1
VA
Machine Quantity
Value Added /Non
1
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Tabel 5.1. Flow Process Line 104 NO
Grouping Process
Process
Actual M/P
Machine Type
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Value Added 45
St Foxing O'lay to Upper
3
P2
3
VA
46
1
Dott
1
VA
1
Tbl
1
VA
48
Dott 709 on Vamp Lining inside Flattening while attaching it to upper Setting Input
49
St Collar Lining to Upper
4
P1
4
VA
50
2
P1
2
VA
2
Roll
1
VA
52
St Heel Counter to upper Roll 709 collar Foam & attaching collar Foam #1 #2 & Attaching to collar Lining Spray Upper rear
1
Spray
1
VA
53
Collar Lining Reverse
2
Tbl
2
VA
St Upper Bottom Edge Margin
2
P1
2
VA
2
P2
2
VA
1
Tbl
2
VA
1
VA
2
VA
2
VA
4
VA
47
51
54
Stitching
1
VA
56
St Quarter/Foxing Lat & Med to Lining (Padding #2) Trimmimg
57
Eyestay Holes Punching
1
58
St Tongue to Upper
2
59
Cleaning Upper
1
Pch PLK Small Tbl
60
Insert Shoe Lace
4
Tbl
61
Setting Input Lasting
1
62
St. Gathering
1
63
Counter Activator Hot Mold Back Part Moulding Cold air Bag Type St. Strobel
55
VA Gtr
1
VA
H-Act
2
VA
BPM
2
VA
2
Str
2
VA
Upper Conditioning
1
U-Con
1
VA
Toe Box Activator
1
T-Act
1
VA
68
Suply Laste
1
VA
69
Laste Preparation
1
VA
70
Insert Last to upper
2
71
Heel Heater Heel Setting & Check heel heigh
64 65 66 67
Assembling
72
1
1
I-Last
2
VA
H-Heat
1
VA
H-Last
1
VA
Machine Quantity
Value Added/Non
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014)
Tabel 5.1. Flow Process Line 104 NO
Grouping Process
Process
Actual M/P
Machine Type
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Value Added Activity shoe lace tightening Heat
74
Shoe Lace Tighten + Lat&Med Side Pressing Heat Setter Chamber
75
Supply O'Sole
1
76
Seting Outsole dan Upper
1
Tbl
1
VA
77
Gauge Manual Toe & Heel Area
1
Tbl
1
VA
78
2
G-Mark
2
VA
3
Grind
3
VA
80
Gauge Marking Hand Grinding Leather Area & Brushing Upper Cleaning
1
VA
81
O'Sole Primer & Upper Primer
4
VA
82
Chamber for Drying #1
83
Bottom Cementing
2
84
Upper Cementing
2
85
Chamber for Drying #2
86
Bottom to Upper Attaching
4
87
Universal Press
1
88
Cooling Chamber
89
Open Shoe Lace
1
90
Delasting & Grinding Laste
1
91
Cleaning Shoes
1
Cvy
VA
92
1
Cvy
VA
1
Roll
1
VA
94
Check & repair Bounding gap Sockliner Cementing & insert Sockliner Sockliner Pressing
1
P-Sc
1
VA
95
Make & Insert Shoe Foot Foam
2
Tbl
1
VA
Adjust Shoe Lace
2
Cvy
97
Pre QC
2
98
Check Quality
1
99
Metal detector
100
Folding Box
101
73
79
93
96
Finishing
2
2
VA
1
VA VA
Cvy/cham ber cementing
VA 1
VA VA VA VA
P-Univ
1
VA
Chill
1
VA
Tbl
1
VA
D-Last
2
VA
VA NVA
Cvy
VA
MtD
1
VA
1
Tbl
1
VA
Wrapping
1
Cvy
102
Checker/Adm
1
Tbl
103
Packing to Outer Box
1
VA 1
VA VA
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Tabel diatas memberikan informasi mengenai proses – proses yang berjalan pada line produksi 104, jumlah manpower yang dibutuhkan untuk setiap proses, dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
jumlah mesin serta jenisnya. Setelah dilakukan pengamatan untuk proses yang sedang berjalan, maka dilakukan identifikasi untuk setiap proses yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Berdasarkan data diatas, terdapat 3 macam improvement yang dapat dilakukan yaitu, Eliminate, Combine dan Reduce dalam hal ini mengurangi jumlah Manpower pada proses produksi jika ada yang tidak bernilai tambah dan berikut Summary improvement pada masing – masing pengelompokan proses. Tabel 5.2 Summary Non Value Added Activity Improvement Eliminate Combine
Cutting
Preparation
Sewin g
Assembling
Finishing
-
Screen Vamp
-
-
-
-
Setting component process
-
-
-
M-Skiving : Tip, Pre QC Reduce Vamp, Foxing, manpower Quarter L/M Sumber : Data diolah Penulis, 2014 Proses Setting component cutting merupakan aktivitas Necessary Non Value Added dimana aktivitas ini dikategorikan kedalam aktivitas Non Value Added karena pada proses selanjutnya ada proses Setting Tongue dan Lining yang juga merupakan proses setting komponen dan diusulkan untuk menggabungkan kedua proses ini sehingga tidak terjadi pemborosan Over Processing. Untuk proses Matrix Skiving pada saat dilakukan gemba terdiri dari 5 operator dimana 4 operator melakukan proses skiving untuk komponen Tip, Vamp, Foxing dan Quarter L/M dan 1 orang untuk menyusun dan merapikan. Setelah melakukan trial bersama dengan tim Industrial Engineering untuk menghitung cycle time untuk proses ini, maka diusulkan untuk mengurangi 1 orang yang menyusun dan merapikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
58
komponen yang telah diskiving dan setiap operator yang melakukan skiving itulah yang akan menyusun dan merapikan sendiri hasil kerja mereka. Demikian pun dengan proses Screen Vamp, diusulkan untuk dihilangkan dengan merubah bentuk film screen dari screen logo pada vamp, sehingga pada saat dilakukan screen logo di inhouse printing secara otomatis screen untuk vamp pun akan ada. Untuk Proses Pre-QC merupakan pemborosan jika ada 2 operator yang melakukan cek quality pada pada proses ini karena setelah proses ini adalagi check quality yang dilakukan oleh team QC sehingga ini juga termasuk kedalam salah satu jenis pemborosan yaitu Over Processing, jadi diusulkan untuk mengurangi operator proses Pre-QC menjadi 1 orang saja. Semua proses yang dieliminasi, digabungkan ataupun mengurangi operator sebelum diusulkan telah dilakukan trial atau uji coba bersama tim terkait yaitu tim Industrial Engineering, NOS Production dan VSS dari line 104.
Dari hasil
identifikasi proses yang tidak bernilai tambah didapatkan efisiensi proses produksi yang dapat mengurangi 4 orang manpower dan menghilangkan 2 proses produksi dan dengan adanya improvement ini maka line produksi akan sedikit lebih ramping dari sebelumnya. 5.1.2
Urutan aktivitas dalam line (Pembuatan Current Value Stream Mapping) Current Value Stream Mapping merupakan gambaran dari proses produksi
yang berlangsung dalam sebuah line yang meliputi aliran informasi dan material. Current Value Stream Mapping diperlukan sebagai langkah awal dalam proses identifikasi pemborosan dengan penggolongan proses yang bernilai tambah dan tidak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
59
bernilai tambah pada line produksi dan juga lead time yang digunakan selama proses produksi serta WIP yang terdapat disetiap stasiun kerja. Model yang diamati dalam proses pembuatan VSM ini ialah model Nike Court Shuttle.
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.1 Current Value Stream Mapping Line 104 Gambar diatas merupakan kondisi line produksi pada saat dilakukan observasi atau gemba. Proses dimulai dari order yang diterima oleh bagian BU (Business Unit) dari kostumer kemudian dikirim ke bagian Planning atau PPIC melalui e-mail. Bagian PPIC kemudian membuat SPK untuk setiap bagian yang terkait seperti warehouse (MRP) untuk pemesanan material, produksi termasuk bagian cutting, preparation, stitching dan assembling, stockfit untuk proses bottom, dan support
http://digilib.mercubuana.ac.id/
60
departemen lain yang membutuhkan data jenis/model sepatu yang akan diproduksi. Setelah semua order telah selesai diproduksi maka langsung dikirim ke gudang Finish Good dan siap untuk dikirim. Gambar diatas pun dengan jelas menginformasikan waktu yang digunakan setiap proses produksi dan jumlah inventory yang ada pada setiap proses dan ini tentunya sangat memudahkan untuk melakukan perbaikan terutama dalam hal penghilangan pemborosan. 5.2. Pembahasan Berdasarkan indikator NOS Metric 5.2.1 Lead Time (Penggambaran Future Value Stream Mapping) Dalam pembuatan Future Value Stream Mapping (FVSM), sama halnya dengan pembuatan Current Value Stream Mapping, dan berikut Future State Mapping yang diinginkan :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
61
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.2 Future Value Stream Mapping Line 104 Berdasarkan pada Future Value Stream Mapping diatas, bagian yang mengalami perubahan ialah perubahan jumlah inventory pada setiap substation, dimana seperti yang dijelaskan pada bab kajian teori bahwa salah satu dari 7 jenis pemborosan ialah inventory, maka jumlah inventory pada setiap substation FVSM direncanakan hanya ada 312 pasang (2 Lot basis) dalam setiap substation cutting, preparation, stitching/sewing dan assembling, sedangkan untuk support team seperti vendor, computer stitching dan stockfit hanya akan ada inventory sebanyak 624 pasang (4 Lot basis). Pada FVSM ini pun akan diterapkan permintaan material berdasarkan kanban sehingga sistem yang dijalankan adalah sistem tarik (Pull
http://digilib.mercubuana.ac.id/
62
System) dan bukan sistem dorong (Push System) lagi. Hal ini untuk menghindari inventory yang tidak merata pada setiap substation. Selain perubahan jumlah inventory, juga dilakukan perubahan lead time mulai dari lead time penyimpanan material pada staging area sampai pada proses finishing sepatu yang siap dikirim ke gudang finish good. Untuk Lead time material pada staging area diubah dari 1 hari menjadi setengah hari saja, kemudian lead time proses setiap substation juga mengalami perubahan seperti yang terlihat pada Gambar 5.2, sehingga lead time produksi akan mengalami penurunan dari 2,18 hari menjadi 1,75 hari. 5.2.2. First Time Through Dari serangkaian proses produksi diatas, didapatkan data defect (rework) yang selama 1 bulan masa penelitian sbb : Data berikut merupakan beberapa tipe defect yang ditemukan pada line produksi 104 mulai dari proses cutting sampai pada proses finishing. Dari total output yang dihasilkan ada sebanyak 21.470 pcs sepatu ditemukan ada 1602 pcs sepatu atau 7,46% yang reject.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
63
Tabel 5.3 Data Defect September 2014 Type of Defect
Number of pcs
Stain Upper
365
Pouncing Tersumbat
0
Stain Outsole
78
Stain Shoe lace
6
Over Cement
345
Poor trimming
361
Crooked
0
Diff Toe/ Heel
4
Line up
0
Bond gap O/s to U/p
192
Bond gap O/s to M/s
0
Wrinkle
4
Collar Shape
0
Broken stitching
89
Over buffing
139
Open Throat
19
Other
0
Total Defect
1602
Output
21470
% 1.70 0.00
(Sumber
:
Departemen
Quality PT. Asia Dwimitra
0.36 0.03
Industri, 2014)
1.61
Berdasarkan
tabel
1.68 0.00
diatas dapat terlihat bahwa
0.02
tipe defect yang ditemukan
0.00
pada saat proses produksi
0.89 0.00
antara lain stain upper,
0.02
stain on outsole, bond gap,
0.00
over cementing, dll dan
0.41
defect yang paling sering
0.65 0.09
terjadi ialah stain upper
0.00
dimana
terdapat
kotoran
7,46
pada upper sepatu yang sudah sampai pada proses
finishing. Seperti yang dijelaskan pada bab teori dimana FTT merupakan nilai dari salah satu pengukuran NOS Metrik yang didapatkan dari perbandingan output produksi dan data defect maka dari berbagai tipe defect (rework) diatas akan diambil tipe defect
http://digilib.mercubuana.ac.id/
64
yang paling sering ditemukan dan dicari penyelesaian masalahnya dengan menggunakan metode Fish Bone.
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.3 Fishbone Diagram Defect Stain Upper Dari analisis permasalahan dengan menggunakan diagram fishbone diatas dapat dilihat bahwa pada umumnya operator masih kurang kepedulian akan kebersihan diarea kerja baik itu kebersihan mesin maupun lingkungan kerja disekitarnya. Karena pada saat dilakukan observasi kita masih menemukan makanan yang diletakkan dekat komponen, mesin yang berdebu, dan alat bantu kerja pada area proses cleaning tidak diganti sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh SOP. Untuk itulah penerapan 5S harus lebih ditingkatkan lagi dimana tidak hanya pada saat akan dilaksanakan audit 5S saja baru membersihkan tetapi harus dibuatkan jadwal piket setiap 2x sehari, dan operator juga harus konsisten menjalankan dan mengisi form autonomous maintenance untuk setiap mesin yang ada.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
65
5.2.3. Built To Schedule dan Productivity Untuk BTS sendiri juga telah dijelaskan bahwa nilai BTS didapatkan dari perbandingan dari total output dan schedule yang telah dibuat oleh tim PPIC. Demikian pula dengan productivity yang merupakan perbandingan dari output produksi dan jumlah manpower pada line tersebut, dan berikut grafik dari planning yang dibuat oleh tim PPIC dibandingan dengan aktual yang dihasilkan oleh produksi selama melakukan penelitian. 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
week 1
week 2
week 3
week 4
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.4 Grafik Production Output vs Actual Line 104 Jika dilihat dari data grafik diatas sangat jelas memberikan informasibahwa selama 1 bulan melakukan penelitian ini didapatkan data output produksi yang tidak pernah mencapai target. Diagram Fishbone berikut merupakan hasil temuan pada saat melakukan gemba penyebab terjadinya masalah ini.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
66
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.5 Fishbone Diagram Output Produksi vs Output Planning Diagram Fishbone diatas memberikan informasi bahwa permasalahan output yang tidak mencapai target selama dilakukan penelitian pada umumnya ialah absensi karyawan yang tinggi, skill manpower rendah dan waktu yang diperlukan untuk menunggu spare part dari mesin yang rusak sehingga operator harus menggunakan mesin yang sama bersama dengan line yang lain dan ini tentunya juga akan mempengaruhi produktivitas dari line produksi yang lain. Usulan untuk perbaikan ini terutama untuk skill manpower ialah memberikan training kepada operator yang hanya memiliki 1 skill saja sehingga mereka menjadi multi skill sehingga jika ada karyawan yang absen pada line ini maka operator tersebut dapat menggantikan pekerjaannya, dan tentunya metrics skill harus tetap di update dan harus bekerjasama dengan tim HRD untuk memberikan kompensasi untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
67
karyawan yang memiliki skill yang berbeda sehingga ini juga bisa menjadi motivasi bagi karyawan. Untuk permasalahan spare part, diusulkan untuk recycle spare part yang masih bisa digunakan dengan mengganti beberapa komponen dari spare part tersebut sementara menunggu yang baru datang, mungkin ini hanya untuk mesin – mesin tertentu saja tetapi minimal ini bisa menjadi solusi dalam meningkatkan produktivitas line. 5.2.4 New Grapich of FTT, BTS and Productivity Sesuai dengan perhitungan NOS Metrik yang dijelaskan pada Bab Kajian Literatur, maka didapatkan grafik terbaru dari komponen NOS Metrics sbb : 91% 90% 89% 88% 87% 86% 85% 84% 83% 82%
Actual
Target
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.6 Grafik First Time Through September 2014 Gambar 5.7. merupakan grafik dari FTT line 104 selama dilakukan penelitian yaitu selama bulan September 2014. Dapat dilihat masih belum tercapainya target namun dengan adanya usulan yang diberikan berdasarkan penelitian yang dilakukan, diharapkan akan memberikan perubahan yang baik dan dapat meningkatkan nilai FTT sehingga target yang ditetapkan dapat tercapai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
68
91% 90% 89% 88% 87% 86% 85% 84%
Actual
Target
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.7. Grafik Built to Schedule September 2014 Grafik di atas merupakan grafik dari nilai BTS selama bulan September, disini dapat dilihat belum tercapainya target karena jumlah output yang dihasilkan oleh line 104 belum sesuai dengan target yang direncanakan oleh tim PPIC, dan dari penelitian yang dilakukan diusulkan untuk melakukan beberapa improvement sesuai dengan analisa yang sudah dilakukan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
69
2.5 2 1.5 1 0.5 0
(Sumber : Data diolah Penulis, 2014) Gambar 5.8 Grafik Lead Time September 2014 Grafik di atas merupakan nilai dari NOS Metrik selama melakukan penelitian, dan dapat dilihat bahwa nilai FTT adalah 85% dari target 90%, demikian juga halnya dengan BTS yang mencapai angka 86% dari target 90% serta Lead Time yang dapat dikurangi dari pembuatan Future Value Stream Mapping. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dan diterapkannya beberapa usulan yang diberikan akan dapat meningkatkan angka NOS Metrics. 5.3 Perbandingan dengan Kajian Studi Sebelumnya Penelitian ini dibuat berdasarkan literatur - literatur yang ada, salah satunya adalah penelitian terdahulu yang mengimplementasikan konsep Lean Manufacturing untuk mengidentifikasi pemborosan dengan metode Value Stream Mapping untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
70
menungkatkan produktivitas pada proses produksi. Kesamaan penelitian Kurniawan (2012) dengan penelitian ini adalah: - Penggunaan Value Steam Analysis Tools untuk mengidentifikasi pemborosan untuk meningkatkan produktivitas pada produksi sepatu, sehingga proses -
produksi lebih efektif dan efisien. Pemetaan Value Stream Mapping sangat membantu dalam perencanaan perbaikan aktivitas produksi dan dapat mengurangi pemborosan. Selain Kurniawan (2012), ada juga beberapa penelitian sebelumnya yang
menggunakan konsep Lean Manufacturing dalam beberapa proses produksi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi seperti Prayogo (2013) yang melakukan identifikasi pemborosan dengan menggunakan Value Stream Mapping dan hasil dari identifikasi ini dapat menurunkan tingkat pemborosan jenis Transportation sebanyak 39.98%, dan jenis pemborosan Waiting dapat diturunkan sebanyak 70,34%. Andini (2012) juga menggunakan pendekatan konsep Lean Manufacturing dalam peningkatan efisiensi pada system produksi pembuatan kaca. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jenis pemborosan yang terjadi di lantai produksi ialah defect sebanyak 1,65%, over production sebanyak 3,65% dan excess process dengan nilai 3.15%. Dari beberapa penelitain terdahulu tersebut diatas, jika dikaitkan dengan hasil penelitian yang dilakukan selama sebulan ini pada umumnya memberikan hasil yang baik, dimana dengan ditemukannya pemborosan pada setiap line produksi dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
71
dilakukan upaya untuk menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah, akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi. 5.4. Implikasi Temuan dan Manfaat Bagi Perusahaan Dalam upaya perbaikan aktivitas dengan mengindentfikasi pemborosan yang berdasar pada aktivitas yang tidak bernilai tambah untuk meningkatkan angka atau nilai dari NOS Metric yang merupakan indikator dari keberhasilan sebuah line produksi pada PT. Asia Dwimitra Industri, maka berikut beberapa pemaparan implikasi temuan bagi perusahaan antara lain : 1. Perlu diadakan sosialisasi kepada bagian produksi untuk menerapkan perbaikan aktivitas sehingga proses produksi lebih efisien dan efektif. 2. Perbaikan aktivitas ini dilakukan dengan cara eliminate, combine dan reduce tiap aktivitas. Untuk hal ini perlu dilakukan analisis bersama dengan tim produksi untuk menggabungkan beberapa proses dengan dukungan dari skill team member. 3. Melanjutkan improvement aktivitas dengan melakukan training untuk team member dan menerapkan proses yang otomation mengganti proses manual.
5.5 Keterbatasan Penelitian dan Dampak Terhadap Generalisasi Temuan Keterbatasan penelitian menimbulkan dampak bagi hasil penelitian yang dilakukan. Penulis menyadari masih adanya keterbatasan dalam penelitian yaitu sbb :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
72
1. Penelitian hanya dilakukan pada 1 Line produksi saja dengan model yang diproduksi pada saat melakukan observasi ialah Nike Court Shuttle, sehingga tidak menutup kemungkinan hasil penelitian ini tidak dapat diterapkan pada produksi sepatu model yang lain karena urutan proses setiap model sepatu berbeda. 2. Penelitian difokuskan pada line produksi saja sehingga pemborosan yang ditimbulkan diluar proses produksi seperti system MRP ataupun sistem pengiriman yang ada dalam Value Stream Mapping tidak diidentifikasi. 3. Penelitian difokuskan kepada potensi perbaikan sederhana sehingga tidak
melibatkan investasi pengadaan mesin sehingga potensi perbaikan yang lebih besar tidak diidentifikasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/