BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Satistik deskriptif masing–masing variabel penelitian ini ditampilkan untuk mempermudah dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap variabel– variabel yang diteliti dalam penelitian ini seperti Kepatuhan Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat hasil ringkasan analisis statistik deskriptif variabel–variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian N
Descriptive Statistics Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Kepatuhan Wajib Pajak
100
16
35
28.46
3.050
Kesadaran Perpajakan
100
11
25
20.08
2.784
Pelayanan Fiskus
100
11
25
20.08
2.784
Sanksi Perpajakan
100
10
25
19.62
2.981
Valid N (listwise)
100
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel Kepatuhan Wajib Pajak memiliki rata–rata sebesar 28,46. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Kepatuhan Wajib Pajak. Nilai minimum variabel Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 16 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kepatuhan Wajib Pajak. Sementara itu nilai maksimum variabel Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 35 yang
49
50
menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kepatuhan Wajib Pajak. Variabel Kesadaran Perpajakan memiliki rata–rata sebesar 20,08. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Kesadaran Perpajakan. Nilai minimum variabel Kesadaran Perpajakan adalah sebesar 11 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kesadaran Perpajakan. Sementara itu nilai maksimum variabel Kesadaran Perpajakan adalah sebesar 25 yang menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Kesadaran Perpajakan. Variabel Pelayanan Fiskus Pajak memiliki rata–rata sebesar 20,08. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Pelayanan Fiskus. Nilai minimum variabel Pelayanan Fiskus adalah sebesar 11 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Pelayanan Fiskus. Sementara itu nilai maksimum variabel Pelayanan Fiskus adalah sebesar 25 yang menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Pelayanan Fiskus. Variabel Sanksi Perpajakan memiliki rata–rata sebesar 19,62. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung mejawab tidak pasti untuk pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah Sanksi Perpajakan. Nilai minimum variabel Sanksi
51
Perpajakan adalah sebesar 10 yang artinya adalah terdapat responden yang menjawab sangat tidak setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Sanksi Perpajakan. Sementara itu nilai maksimum variabel Sanksi Perpajakan adalah sebesar 25 yang menunjukkan bahwa terdapat responden yang cenderung menjawab setuju untuk pernyataan yang diajukan berkaitan dengan Sanksi Perpajakan. B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji validitas angket dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesahihan kuesioner. Kuesioner dikatakan valid akan mempunyai arti bahwa angket mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari hasil uji validitas yang dilakukan dengan rumus korelasi Product Moment dan program statistic SPSS didapat hasil korelasi untuk masing–masing item dengan skor total didapat corrected item total correlation untuk variabel–variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini. Untuk melihat Validitas dari masing-masing item kuesioner, digunakan Corrected Item-Total Colleration. Jika rhitung>rtable, maka data dikatakan valid, dimana rtable untuk N = 100, adalah 0,165. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai Corrected Item-Total Colleration Total Correlation terkecil 0,500. Instrumen kesadaran perpajakan nilai terkecil 0,608, instrumen pelayanan fiskus nilai terkecil 0,500, instrumen sanksi perpajakan nilai kecil 0,553, instrumen kepatuhan Wajib Pajak nilai kecil 0,698. Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Kesadaran Perpajakan (X1) dapat dilihat pada table dibawah ini
52
Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Variabel X1 Daftar Pertanyaan Rhitung 1 0,709 2 0,665 3 0,849 4 0,608 5 0,775 Sumber : Hasil Penelitian
rtabel 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 5 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,608 dan paling besar 0,849. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 5 pertanyaan. Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel X1
Pearson Correlation Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
TotalSkor
Correlations Item1 Item2 Item3 ** ** 1 .378 .507
Item4 ** .305
Item5 ** .338
TotalSkor ** .709
.000
.000
.002
.001
.000
100 1
100 ** .476 .000 100 1
100 .129 .202 100 ** .345 .000 100 1
100 ** .421 .000 100 ** .664 .000 100 ** .455 .000 100 1
100 ** .665 .000 100 ** .849 .000 100 ** .608 .000 100 ** .775 .000 100 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
100 ** .378 .000 100 ** .507 .000 100 ** .305 .002 100 ** .338 .001 100 ** .709
100 ** .476 .000 100 .129 .202 100 ** .421 .000 100 ** .665
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
100 ** .345 .000 100 ** .664 .000 100 ** .849 .000
100 ** .455 .000 100 ** .608 .000
100 ** .775 .000
100 100 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian
100
53
Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Pelayanan Fiskus (X2) dapat dilihat pada table dibawah ini : Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Variabel X2 Daftar Pertanyaan rhitung 1 0,726 2 0,669 3 0,711 4 0,500 5 0,634 6 0,700 7 0,526 Sumber : Hasil Penelitian
rtabel 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 7 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,526 dan paling besar 0,726. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 7 pertanyaan. Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel X2
Pearson Correlation Item1
Item2
Item3
Item4
Item5 Item6
Item1 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
100 ** .545 .000 100 ** .580 .000 100 * .243 .015 100 ** .275 .006 100 ** .408 .000
Correlations Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 TotalSkor ** ** * ** ** * ** .545 .580 .243 .275 .408 .209 .726 .000
.000
.015
.006
.000
.037
.000
100 1
100 * .222 .026 100 1
100 * .250 .012 100 ** .394 .000 100 1
100 ** .309 .002 100 ** .257 .010 100 * .252 .011 100 1
100 ** .350 .000 100 ** .484 .000 100 .127 .207 100 ** .404 .000 100 1
100 ** .395 .000 100 * .247 .013 100 .140 .164 100 .196 .051 100 * .230 .021
100 ** .669 .000 100 ** .711 .000 100 ** .500 .000 100 ** .634 .000 100 ** .700 .000
100 * .222 .026 100 * .250 .012 100 ** .309 .002 100 ** .350 .000
100 ** .394 .000 100 ** .257 .010 100 ** .484 .000
100 * .252 .011 100 .127 .207
100 ** .404 .000
54
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
100 * .209 .037 100 ** .726
100 ** .395 .000 100 ** .669
100 * .247 .013 100 ** .711
100 .140 .164 100 ** .500
100 .196 .051 100 ** .634
100 * .230 .021 100 ** .700
100 ** .526
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
100
100
100
100
Item7
TotalSkor
Sig. (2-tailed)
100 1
100 ** .526 .000 100 1 100
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Sanksi Perpajakan (X3) dapat dilihat pada tabel dibawah ini Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Variabel X3 Daftar Pertanyaan rhitung 1 0,783 2 0,703 3 0,853 4 0,553 5 0,771 Sumber : Hasil Penelitian
rtabel 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 5 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,553 dan paling besar 0,853. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 5 pertanyaan. Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel X3
Pearson Correlation Item1
Sig. (2-tailed)
Item2
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Item3
Correlations Item1 Item2 Item3 Item4 Item5 TotalSkor ** ** ** ** 1 .542 .580 .197 .414 .783 100 ** .542 .000 100 ** .580
.000
.000
.050
.000
.000
100 1
100 ** .491 .000 100 1
100 .128 .204 100 ** .348
100 ** .423 .000 100 ** .670
100 ** .703 .000 100 ** .853
100 ** .491
55
.000 100 .197 .050 100 ** .414 .000 100 ** .783
.000 100 .128 .204 100 ** .423 .000 100 ** .703
100 ** .348 .000 100 ** .670 .000 100 ** .853
100 ** .455 .000 100 ** .553
.000
.000
.000
.000
.000
N 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
100
100
Item4
Item5
TotalSkor
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.000 100 1
.000 100 ** .455 .000 100 1 100 ** .771
.000 100 ** .553 .000 100 ** .771 .000 100 1 100
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan perhitungan uji validitas untuk variabel Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak (Y) dapat dilihat pada table dibawah ini Tabel 5.8 Hasil Uji Validitas Variabel Y Daftar Pertanyaan Rhitung 1 0,698 2 0,750 3 0,819 4 0,842 5 0,802 6 0,832 7 0,701 Sumber : Hasil Penelitian
rtabel 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165 0,165
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat terlihat bahwa dari 7 pertanyaan yang disebarkan kepada responden memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari 0,165, yaitu paling kecil 0,698 dan paling besar 0,832. Sehingga jumlah pertanyaan yang memenuhi kriteria validitas berjumlah 7 pertanyaan.
56
Tabel 5.9 Hasil Uji Validitas SPSS 20 Variabel Y
Pearson Correlation Item1
Item1 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
TotalSkor
Sig. (2-tailed)
Correlations Item2 Item3 Item4 Item5 Item6 Item7 TotalSkor ** ** ** ** ** ** ** .837 .633 .417 .435 .382 .286 .698 .000
.000
.000
.000
.000
.004
.000
100 1
100 ** .743 .000 100 1
100 ** .475 .000 100 ** .669 .000 100 1
100 ** .364 .000 100 ** .432 .000 100 ** .797 .000 100 1
100 ** .519 .000 100 ** .627 .000 100 ** .675 .000 100 ** .647 .000 100 1
100 ** .302 .002 100 ** .414 .000 100 ** .479 .000 100 ** .612 .000 100 ** .612 .000 100 1
100 ** .750 .000 100 ** .819 .000 100 ** .842 .000 100 ** .802 .000 100 ** .832 .000 100 ** .701 .000 100 1
100 ** .837 .000 100 ** .633 .000 100 ** .417 .000 100 ** .435 .000 100 ** .382 .000 100 ** .286 .004 100 ** .698
100 ** .743 .000 100 ** .475 .000 100 ** .364 .000 100 ** .519 .000 100 ** .302 .002 100 ** .750
.000
.000
100 ** .669 .000 100 ** .432 .000 100 ** .627 .000 100 ** .414 .000 100 ** .819
100 ** .797 .000 100 ** .675 .000 100 ** .479 .000 100 ** .842
100 ** .647 .000 100 ** .612 .000 100 ** .802
100 ** .612 .000 100 ** .832
100 ** .701
.000
.000
.000
.000
.000
N 100 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
100
100
100
100
100
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur bahwa instrumen yang digunakan benar dan bebas dari kesalahan, sehingga diharapkan menghasilkan hasil yang konstan. Nilai batas yang digunakan untuk derajat reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha (Sekaran, 2006). Patokan yang umumnya telah diterima secara luas adalah bentuk indikator yang mendapat koefisien lebih besar dari 0,70 dinyatakan reliable, walaupun angka tersebut bukanlah angka mati. Untuk memudahkan proses perhitungan maka digunakan aplikasi software SPSS versi 20.
57
Keandalan konsistensi antar item atau koefisien keandalan Cronbach’s Alpha yang terdapat pada tabel diatas yaitu untuk instrumen variabel untuk instrument Kepatuhan Wajib Pajak 0,890, untuk instrumen Kesadaran Perpajakan 0,765, untuk instrumen Pelayanan Fiskus 0,749, untuk instrumen Sanksi Perpajakan 0,778. Data ini menunjukan nilai yang berada pada kisaran diatas 0,70. Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian Kuesioner Kesadaran Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Perpajakan Kepatuhan Wajib Pajak Sumber : Hasil Penelitian
Koefisien Reliabilitas 0,765 0,758 0,779 0,890
Nilai Kritis
Keterangan
0,70 0,70 0,70 0,70
Reliabel Reliabel Reliabel Realibel
C. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Residual (R2) Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, dengan tarag signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan>0,05 maka distribusi datanya dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan yang dihasilkan<0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Dari tabel hasil uji normalitas menyatakan nilai One Sample KolmogorovSmirnov sebesar 1,537 dengan nilai signifikansi (asymp.sig 2-tailed) sebesar 0,108. Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan data yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk diteliti lebih lanjut, karena nilai signifikansi dari uji normalitas>0,05.
58
Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Residual (R2) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. Deviation 2.34885713 Absolute .154 Most Extreme Differences Positive .154 Negative -.083 Kolmogorov-Smirnov Z 1.537 Asymp. Sig. (2-tailed) .108 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian 2. Uji Multikolinearitas Untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat melalui Variance Inflantion Factor (VIF) dan tolerance value untuk masing-masing variabel independen. Apabila tolerance value di atas 0,10 dan VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam menunjukkan variabel bebas dalam model regresi tidak saling berkolerasi. Diperoleh nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas kurang dari 10 dan tolerance value berada diatas 0,10. Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi antara sesama variabel bebas dalam model regresi dan disimpulkan tidak terdapat masalah multikolinearitas diantara sesama variabel bebas dalam model regresi yang dibentuk.
59
Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas a
Coefficients Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model (Constant)
Kesadaran Perpajakan .104 9.576 Pelayanan Fiskus .837 1.194 Sanksi Perpajakan .111 9.035 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak 1
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian 3. Uji Heterokedatisitas Untuk mendeteksi adanya heterosdastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser. Pengujian ini membandingkan signifikan dari uji ini apabila hasilnya sig>0,05 atau 5%. Jika signifikan di atas 5% maka disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. Berdasarkan Tabel dapat dilihat tidak ada variabel yang signifikan dalam regresi dengan variabel Absut. Tingkat signifikansi>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi
yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari
heteroskedastisitas. Tabel 5.13 Hasil Uji Heterokedatisitas a
Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
(Constant) Kesadaran Perpajakan Pelayanan Fiskus Sanksi Perpajakan a. Dependent Variable: absut 1
20.572
2.946
.008 .151 .166
.136 .088 .119
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian
Standardized Coefficients Beta .009 .173 .223
t
Sig.
6.982
.000
.058 1.719 1.390
.954 .089 .168
60
D. Hasil Penelitian 1. Koefisien Regresi Berganda Tehnik analisis regresi berganda di gunakan untuk mengetahui besarnya perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada variabel bebas. Kegiatan perhitungan statistic menggunakan SPSS 20. Tabel 5.14 Koefisien Regresi Berganda a
Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
(Constant)
10.018
2.456
Kesadaran Perpajakan -.593 Pelayanan Fiskus .480 Sanksi Perpajakan .851 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
.266 .086 .242
1
Standardized Coefficients Beta -.542 .481 .832
t
Sig.
4.078
.000
-2.226 5.598 3.521
.028 .000 .001
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian Dari hasil pengolahan data SPSS, dapat dianalisis model estimasi sebagai berikut : Y =10,018–0,593X1+0,480X2+0,851X3 Keterangan :
Y : Kepatuhan Wajib Pajak X1 : Kesadaran Perpajakan X2 : Pelayanan Fiskus X3 : Sanksi Perpajakan
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa : a. Nilai Konstanta Nilai Konstanta sebesar 10,018 mengindikasikan bahwa jika variabel independen yaitu Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan adalah nol maka nilai Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar konstanta 10,018.
61
b. Koefisien regresi (b) X1 Koefisien Kesadaran Perpajakan (X1) sebesar -0,593. Hal ini menandakan bahwa setiap penurunan satu satuan Kesadaran Perpajakan akan meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,593. Dengan asumsi Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan adalah nol. c. Koefisien regresi (b) X2 Koefisien Pelayanan Fiskus (X2) sebesar 0,480 dimana setiap peningkatan Pelayanan Fiskus satu satuan akan mengakibatkan peningkatan pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,480. Dengan asumsi Kesadaran Perpajakan dan Sanksi Perpajakan adalah nol. d. Koefisien regresi (b) X3 Koefisien Sanksi Perpajakan (X3) sebesar 0,851 dimana setiap peningkatan Sanksi Perpajakan satu satuan akan mengakibatkan peningkatan pada Kepatuhan Wajib Pajak sebesar 0,851. Dengan asumsi Kesadaran Perpajakan dan Pelayanan Fiskus adalah nol. 2. Uji Kelayakan Model 2.1 Uji F (F Test) Hasil perhitungan statistik menghasilkan F hitung 21,949 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena probabilitas signifikansi<0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas atau dapat dikatakan bahwa Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan secara bersama-sama
62
berpengaruh terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas. Tabel 5.15 Model Regression 1
a
ANOVA Sum of Squares Df 374.644 3
Residual
546.196
96
Total
920.840
99
Mean Square 124.881
F 21.949
Sig. b .000
5.690
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak b. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Kesadaran Perpajakan
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian Dari hasil Uji Nilai F (Tabel ANOVA), dapat diketahui secara bersama-sama atau simultan nilai Fhitung antara Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Fiskus, dan Sanksi Perpajakan adalah 21,949 dengan df1 = 4–1=3, df2 = 96(100–3–1), lebih besar dari Ftabel 2,699 dan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kesadaran Perpajakan (X1), Pelayanan Fiskus (X2), dan Sanksi Perpajakan (X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y). 2.2 Uji Hipotesis (Uji t) Uji t statistik (t-test) bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel. Nilai ttabel dengan α = 0,05 dan df = n–k, df = 96 (100–4) maka ttabel = 1,98.
63
Tabel 5.16 Koefisien Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B (Constant)
Std. Error
10.018
Kesadaran Perpajakan -.593 1 Pelayanan Fiskus .480 Sanksi Perpajakan .851 a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Standardized Coefficients Beta
2.456 .266 .086 .242
-.542 .481 .832
t
Sig.
4.078
.000
-2.226 5.598 3.521
.028 .000 .001
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil analisis, maka dapat diketahui pengaruh antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen pada uraian berikut : 1) Pengujian Hipotesis 1 Pengujian hipotesis 1 dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel dan nilai sig<α 0,05. Nilai ttabel pada α = 0,05 adalah 1,98. Untuk variabel Kesadaran Perpajakan (X1) nilai thitung adalah –2,226 dan nilai sig adalah 0,028. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa –2,226<1,98 dan nilai signifikansi 0,028<α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Kesadaran Perpajakan (X1) berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. 2) Pengujian hipotesis 2 Pengujian hipotesis 2 dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika t hitung>t tabel dan nilai sig<α 0,05. Nilai ttabel pada α = 0,05 adalah 1,98. Untuk variabel Pelayanan Fiskus (X2) nilai thitung adalah 5,598 dan nilai sig adalah 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 5,598>1.98 dan nilai signifikansi 0,000<α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Pelayanan Fiskus (X2) berpengaruh
64
signifikan dan positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga hipotesis kedua dalam penelitian ini diterima. 3) Pengujian hipotesis 3 Pengujian hipotesis 3 dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Hipotesis diterima jika thitung>ttabel dan nilai sig<α 0,05. Nilai ttabel pada α = 0,05 adalah 1,98. Untuk variabel Sanksi Perpajakan (X3) nilai thitung adalah 3,521 dan nilai sig adalah 0,000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 3,521>1,98 dan nilai signifikansi 0,000<α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Sanksi Perpajakan (X3) berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. 2.3 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi diperlukan untuk mengukur seberapa besar kontribusi dari variabel bebas (X) yang diteliti terhadap variabel terikat (Y) Tabel 5.17 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) b
Model Summary Model 1
R .638
R Square a
Adjusted R Square
.407
.388
Std. Error of the Estimate 2.385
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus, Kesadaran Perpajakan b. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak
Sumber : Output SPSS berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 20 dapat diketahui nilai R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,407 atau 40,7%. Sedangkan nilai Adjusted R Square yang diperoleh adalah sebesar 0,388 atau 38,8%, dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas maka koefisien determinasi yang digunakan adalah
65
angka dari R Square sebesar 40,7%. Angka tersebut memberikan arti bahwa perubahan Kepatuhan Wajib Pajak atas Sanksi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan sebesar 40,7%, sedangkan sisanya 59,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar pembahasan ini E. Pembahasan 1. Pengaruh Kesadaran Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan analisis statistik dalam penelitian ini ditemukan bahwa hipotesis pertama (H1) yaitu Kesadaran perpajakan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Dapat juga diartikan apabila Kesadaran Perpajakan meningkat maka Kepatuhan Wajib Pajak justru akan menurun. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Muliari dan Setiawan (2010) bahwa semakin tinggi tingkat kesadaran Wajib Pajak maka pemahaman dan pelaksanaan kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan. Kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana Wajib Pajak mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan perpajakan dengan benar dan sukarela. Jika dilihat dari data jumlah penerimaan SPT Tahunan yang semakin menurun padahal jumlah Wajib Pajak yang semakin tinggi, hal ini dikarenakan kasus-kasus yang terjadi dalam dunia perpajakan Indonesia belakangan ini hingga membuat Wajib Pajak khawatir untuk membayar pajak. Kondisi tersebut mempengaruhi Kepatuhan Wajib pajak, karena Wajib Pajak tidak ingin pajak yang telah dibayarkan disalah gunakan
66
oleh aparat pajak itu sendiri atau pemerintah. Oleh karena itu, masyarakat dan Wajib Pajak berusaha menghindari pajak. Penelitian ini menjelaskan bagaimana Kesadaran Perpajakan yang tinggi dapat menurunkan tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. Wajib Pajak secara sadar menghindari kewajiban perpajakannya. 2. Pengaruh Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara pelayanan fiskus dengan kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Agus (2006) tentang Pengaruh pelaksanaan sanksi denda Pelayanan Fiskus, Peran dan Kesadaran Perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian, pengetahuan dan pengalaman dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi dan perundang-undangan perpajakan. Kegiatan yang dilakukan otoritas pajak dengan menyapa masyarakat agar menyampaikan SPT tepat waktu, termasuk penyuluhan secara kontinyu melalui berbagai media, serta pawai peduli NPWP dijalan, patut dipuji. Dengan penyuluhan secara terus-menerus kepada masyarakat agar mengetahui, mengakui, menghargai, dan menaati ketentuan pajak, diharapkan tujuan penerimaan pajak bias berhasil. Pada penelitian ini pelayanan fiskus memberikan pengaruh yang positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak, berarti terdapat beberapa indikator pelayanan fiskus yang sudah sepenuhnya terpenuhi atau terlaksana dengan baik. Pelayanan fiskus
67
merupakan salah satu diantara berbagai faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Pelayanan fiskus meliputi lima dimensi pelayanan yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa sasaran pelayanan tersebut adalah : 1) Realility (Keandalan) 2) Responsiveness (Daya Tangkap) 3) Assurance (Kepastian/Jaminan) 4) Emphaty (Empati) 5) Tangiables (Berwujud/Bukti Langsung) Pelayanan fiskus dikatakan efektif apabila kelima elemen tersebut berjalan dengan baik. Jika pelayanan telah efektif maka pelaksanaan perpajakannya berjalan dengan baik. 3. Pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif
antara sanksi perpajakan dengan kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini berarti
semakin tinggi sanksi perpajakan, maka kepatuhan Wajib Pajak akan tercapai. Hasil ini sama dengan pelelitian yang dilakukan Hadi (2010) tentang Pengaruh sanksi perpajakan dan penerimaan PBB terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Penerapan sanksi diterapkan sebagai akibat tidak terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang
68
perpajakan. Pengenaan sanksi pajak kepada Wajib Pajak dapat menyebabkan terpenuhinya kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak sehingga dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak itu sendiri. Wajib Pajak akan patuh (karena tekanan) karena mereka berfikir adanya sanksi berat akibat tindakan illegal dalam usahanya menyelundupkan pajak. Menurut Mardiasmo, 2006 dalam Muliari dan Setiawan, 2010, sanksi perpajakan merupakan jaminan bahwa ketentuan Perundang-undangan Perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Wajib Pajak akan memenuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Jatmiko, 2006). Semakin tinggi atau beratnya sanksi, maka akan semakin merugikan Wajib Pajak.