102
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Uji Kualitas Data
5.1.1
Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan menggunakan alat ukur mean untuk mengetahui bobot rata-rata jawaban dari responden terhadap masing-masing pertanyaan pada tiap total variabel tersebut (Agusta, et al, 2013). Untuk mengkategorikannya, digunakan interval kelas yaitu sebagai berikut : Tabel 5.1 Interval Kelas Mean Variabel
Rentang Nilai Rata-rata Jawaban Responden
Interpretasi
1,00 – 2,70
Rendah
2,71 – 3,40
Sedang
3,41 – 5,00
Tinggi
1,00 – 2,70
Rendah
2,71 – 3,40
Sedang
3,41 – 5,00
Tinggi
1,00 – 2,70
Rendah
2,71 – 3,40
Sedang
3,41 – 5,00
Tinggi
Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan (X1) Motivasi Belanja Utilitarian (X2) & Motivasi Belanja Hedonis (X3) Kepuasan Konsumen (Y)
Sumber : Augusta, et al (2013)
Adapun hasil uji deskriptif nya terlihat pada tabel di bawah ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.2 Hasil Uji Analisa Deskiptif pada Indikator c N
Mean
X1
3.68
@1
200
3.59
@2
200
3.61
@3
200
3.58
@4
200
3.68
@5
200
3.68
@6
200
3.72
@7
200
3.93
@8
200
3.64
X2
3.60
@9
200
3.13
@10
200
3.72
@11
200
3.85
@12
200
3.70
X3
3.40
@13
200
3.56
@14
200
3.42
@15
200
3.76
@16
200
3.15
@17
200
3.12
Y
3.74
@18
200
4.02
@19
200
3.41
@20
200
3.72
@21
200
3.53
@22
200
3.69
@23
200
4.04
Valid N (listwise)
200
Sumber : Data primer diolah (2017)
Dari tabel 5.2, maka dapat diketahui mean jawaban atas responden dari ketiga variabel rata-rata cukup tinggi. Untuk variabel X1 mean = 3,68 (rata-
103 http://digilib.mercubuana.ac.id/
rata). Untuk variabel X2 mean = 3,60 (rata-rata). Untuk variabel X3 mean = 3,40 (rata-rata) dan untuk variabel Y mean = 3,74 (rata-rata). Gambaran secara keseluruhan dapat dilihat dari hasil pada tabel 5.3 sebagai berikut : Tabel 5.3 Hasil Uji Analisa Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Kualitas Atribut
200
16
40
29.29
4.163
Motivasi Utilitarian
200
7
20
14.44
2.420
Motivasi Hedonis
200
9
25
17.01
3.902
Kepuasan Konsumen
200
12
30
22.41
3.905
Valid N (listwise)
200
Sumber : Data primer diolah (2017)
Dari tabel 5.3 di atas menunjukan bahwa jumlah data yang dianalisis adalah sebanyak 200 responden. 1)
Kualitas Atribut Mal (X1) Nilai minimum dan maksimum dari total skor variabel kualitas atribut Mal terhadap 200 responden yang dianalisa adalah 16 dan 40, sedangkan mean dan standar deviasi secara berturut-turut 29,29 dan 4,163. Nilai mean cenderung mendekati nilai paling tinggi yaitu 29, sehingga dapat disimpulkan bawah pengunjung yang berbelanja dengan mempertimbangkan kualitas atribut mal relativ tinggi dan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean menunjukan data tersebut baik.
2)
Motivasi Belanja Utilitarian (X2)
104 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Nilai minimum dan maksimum dari total skor variabel motivasi belanja terhadap 200 responden yang dianalisa adalah 7 dan 20, sedangkan ratarata dan standar deviasi secara berturut-turut 14,44 dan 2,420. Nilai mean merupakan nilai paling rendah yaitu 14, sehingga dapat disimpulkan bawah pengunjung yang berbelanja di pusat perbelanjaan ini dengan motivasi belanja utilitarian merupakan motivasi yang terendah. Nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai mean menunjukan data tersebut baik. 3)
Motivasi Belanja Hedonis (X3) Nilai minimum dan maksimum dari total skor variabel motivasi belanja terhadap 200 responden yang dianalisa adalah 9 dan 25, sedangkan ratarata dan standar deviasi secara berturut-turut 17,01 dan 3,902. Nilai mean merupakan nilai kedua terendah yaitu 17, sehingga dapat disimpulkan bawah pengunjung yang berbelanja di pusat perbelanjaan ini dengan motivasi belanja hedonis lebih tinggi daripada motivasi belanja utilitarian. Nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada nilai mean menunjukan data tersebut baik.
4)
Kepuasan Konsumen (Y) Nilai minimum dan maksimum dari total skor variabel kepuasan konsumen terhadap 200 responden yang dianalisa adalah 12 dan 30, sedangkan rata-rata dan standar deviasi secara berturut-turut 22,41 dan 3,905. Nilai mean berada di urutan kedua tertinggi yaitu 22, sehingga dapat disimpulkan bawah pengunjung yang berbelanja dan memperoleh 105 http://digilib.mercubuana.ac.id/
kepuasan dalam aktifitas belanjanya cukup baik dan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean menjukan data tersebut baik. 5.1.2
Analisis Frekuensi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 200 responden, yaitu pengunjung pusat perbelanjaan Pejaten Village – Jakarta Selatan yang telah berbelanja minimal 3 (tiga) kali, maka diketahui gambaran umum mengenai jenis kelamin, domisili, usia, domisili, profesi, pendidikan dan pendapatan per bulan. Untuk lebih jelasnya dibawah ini dikemukakan secara satu persatu gambaran umum responden penelitian. 1).
Jenis Kelamin Berdasarkan jawaban dari responden, dapat diketahui karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin sesuai dengan tabel 5.4 berikut ini : Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Responden
Persentase
Laki-laki
99
49,50%
Perempuan
101
50,50%
Total Jumlah
200
100,00%
Sumber : Data primer diolah (2017)
Dari tabel 5.4. tersebut dapat diketahui bahwa jumlah responden untuk jenis kelamin perempuan (50,50%) sedikit lebih besar dibanding laki-laki (49,50%). Disini dapat terlihat bahwa pengunjung yang datang dan berbelanja di pusat perbelanjaan Pejaten Village didominasi oleh kaum wanita.
106 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2).
Domisili
Berikut ini adalah karakteristik responden berdasarkan domisili : Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Domisili Domisili
Responden
Persentase
Jakarta Selatan
150
75,00%
Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur atau Jakarta Utara
13
6,50%
Luar Jakarta
37
18,50%
Total Jumlah
200
100,00%
Sumber : Data primer diolah (2017)
Dari tabel domisili di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berdomisili di Jakarta Selatan merupakan konsumen yang paling banyak berkunjung dan berbelanja di pusat perbelanjaan Pejaten Village diikuti oleh pengunjung yang berasal dari area luar Jakarta dan terakhir dari luar Jakarta Selatan. Yang menarik adalah persentasi pengunjung yang bebelanja dari luar Jakarta ternyata cukup tinggi (18,50%). Hal ini bisa dimaklumi karena Pejaten Village cukup mudah diakses oleh pengunjung yang berdomisi di Depok, Tangerang dan Bekasi dengan adanya jaringan jalan utama yang besar juga ditunjang dengan adanya moda transportasi umum yang mudah dan murah. 3).
Kelompok Usia Karakteristik
responden
berdasarkan
kelompok
usia
yang
digolongkan dalam 5 kelompok usia, dimana dari tabel kelompok usia di atas, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang paling banyak 107 http://digilib.mercubuana.ac.id/
berkunjung dan berbelanja di pusat perbelanjaan Pejaten Village adalah usia 26-35 tahun, disusul oleh usia 15-25 tahun dan kemudian usia 36-45 tahun. Hal ini dapat dimaklumi bahwa rentang usia 26-35 tahun adalah golongan konsumen yang produktif yang mayoritas sudah cukup mapan dalam hal keuangan dan membutuhkan efesiensi waktu serta kenyamanan saat berkunjung dan berbelanja di pusat perbelanjaan ini. Tabel 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia Kelompok Usia
Responden
Persentase
15 - 25 tahun
67
33,50
26 - 35 tahun
105
52,50%
36 - 45 tahun
17
8,50%
46 – 55 tahun
10
5,00%
> 55 tahun
1
0,50%
Total Jumlah
200
100,00%
Sumber : Data primer diolah (2017)
4).
Profesi Kelompok profesi bisa dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Profesi Profesi
Responden
Persentase
Pelajar/Mahasiswa
54
27,00%
PNS/TNI Polri
31
15.50%
Wirausahawan
20
10,00%
Karyawan Swasta
86
43,00%
Lain-lain
9
4,50%
Total Jumlah
200
100,00%
Sumber : Data primer diolah (2017)
108 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berbelanja di Pejaten Village adalah karyawan swasta yang kemudian diikuti oleh wirausahawan, pelajar/mahasiswa, PNS/TNI Polri dan seterusnya. 5).
Tingkatan Pendidikan Dari tabel dibawah ini, dapat diketahui bahwa karakteristik tingkat
pendidikan di atas responden yang tertinggi berbelanja di Pejaten Village adalah dari tingkat pendidikan Diploma & Sarjana S1, yang kemudian diikuti oleh pebelanja di tingkat pendidikan sederajat SMA, Sarjana S2 dan S3 serta terakhir adalah tangkat SMP. Perlu dicermati bahwa ternyata pebelaja dari tingkat pendidikan SMA cukup tinggi yang melakukan aktifitas belanja di Mal ini karena. Hal ini menjadi indikator bahwa aktifitas belanja sudah menjadi gaya hidup di kalangan pelajar dan terdapat factor yang cukup menarik perhatian mereka selain tenant yang menjual barang/jasa di Mal ini. Tabel 5.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Profesi
Responden
Persentase
SMP
0
0,00%
Sederajat SMA
53
26,50%
Diploma & Sarjana S1
129
64,50%
Sarjana S2 & S3
18
9,00
Total Jumlah
200
100,00%
Sumber : Data primer diolah (2017)
109 http://digilib.mercubuana.ac.id/
6).
Pendapatan Perbulan Karakter responden yang berbelanja di pusat perbelanjaan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dapat diketahui bahwa jumlah responden yang berbelanja di Pejaten Village adalah dari pebelanja dengan pendapatan > Rp. 2.500.001 hingga < Rp. 10.000.000 per bulan mendominasi pebelanja di Mal ini (76,00%) Hal ini menarik dicermati sebagai indikator akan tingkat pendapatan pebelanja di Mal ini yang cukup tinggi dan mengikuti tingkat pendidikannya. Tabel 5.9. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan Profesi
Responden
Persentase
< Rp. 1.000.000
5
2,50%
Rp. 1.000.001 – Rp. 2.500.000
9
4,50%
Rp. 2.500.001 – Rp. 5.000.000
56
28,00%
Rp. 5.000.001 – Rp. 7.500.000
46
23,00%
Rp. 7.500,001 – Rp. 10.000.000
50
25,00%
> Rp. 10.000.001
34
17,00%
Total Jumlah
200
100,00%
Sumber : Data primer diolah (2017)
5.2. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang berisikan
pertanyaan
tertutup
(close-ended
question). Sedangkan
untuk
menganalisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Special Package for Statistic Science) versi 23. Adapun beberapa uji yang
110 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dilakukan dalam penelitian ini meliputi Uji Validitas. Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik (yang terdiri atas Uji Multikolonieritas, Uji Autokorelasi, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas, Uji Linearitas), Uji Hipotesis serta Model regresi berganda. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data, selanjutnya akan dibahas satu persatu dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan yang berdasarkan pada hasil analisi tersebut. 5.3.
Uji Instrumen Penelitian
5.3.1. Uji Validitas Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau validnya suatu quisoner (Ghozali, 2016). Instrumen dikatakan valid apabila pertanyaan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambar tentang validitas yang dimaksud. Tingkat kevalidan instrumen penelitian ini diketahui melalui uji validitas dengan menggunakan program SPSS (Special Package for Statistic Science) yang dalam penelitian ini digunakan release 23 yang dilakukan terhadap kuisoner dengan 21 butir pertanyaan melalui sampel uji coba validitas instrumen sebanyak 200 orang. Nilai Rtabel untuk N=200 dengan DF=N-2 taraf kepercayaan 5% yaitu sebesar 0,139. Valid
tidaknya
instrumen
ditentukan
dengan
cara
mengkonsultasikan hasil perhitungan korelasi dengan R pada taraf kepercayaan 5%. Apabila Rhitung lebih besar dari Rtabel, maka instrumen 111 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dinyatakan valid dan layak digunakan (Ghozali, 2016). Berdasarkan hasil kuesioner kepada 200 responden diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5.10. Variabel Kualitas Atribut Mal No.
Rhitung
Rtabel
Kriteria
1 2 3 4 5 6 7 8
0,709 0,513 0,768 0,766 0,824 0,674 0,589 0,536
0,139 0,139 0,139 0,139 0,139 0,139 0,139 0,139
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data yang diolah (2017)
Tabel 5.11. Variabel Motivasi Belanja No.
Rhitung
Rtabel
Kriteria
9 10 11 12
0,732 0,778 0,648 0.737
0,139 0,139 0,139 0,139
Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data yang diolah (2017)
Tabel 5.12. Variabel Motivasi Belanja No.
Rhitung
Rtabel
Kriteria
13 14 15 16 17
0,868 0,865 0,702 0,883 0,838
0,139 0,139 0,139 0,139 0,139
Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data yang diolah (2017)
112 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.13. Variabel Kepuasan Pelanggan No.
Rhitung
Rtabel
Kriteria
18 19 20 21 22 23
0,654 0,798 0,820 0,763 0,768 0,606
0,139 0,139 0,139 0,139 0,139 0,139
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data yang diolah (2017)
Berdasarkan data yang ada pada tabel-tabel di atas, terlihat bahwa koefisien korelasi antar masing-masing indicator terhadap skor konstruk dari setiap variabel menunjukkan hasil yang signifikan dan menunjukkan nilai di atas 0,139 (Rtabel). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan dinyatakan valid. 5.3.2. Uji Realibilitas Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam mengukur suatu gejala / kejadian. Suatu konstruk dikatakan reliabilitasnya tinggi jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,600. Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 5.13. Pada tabel tersebut berdasarkan uji reliabilitas, diketahui bahwa semua variabel mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,600. Maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
113 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.14. Hasil Uji Reliabilitas
No.
Variabel
Nilai Cronbach’s Alpha
Minimal Cronbach’s Alpha
Kesimpulan
1
Kualitas Atribut Mall
0,785
0,600
Reliabel
2
Motivasi Utilitarian
0,795
0,600
Reliabel
3
Motivasi Hedonis
0,813
0,600
Reliabel
4
Kepuasan Pelanggan
0,785
0,600
Reliabel
Sumber : Data yang diolah (2017)
5.4.
Uji Asumsi Klasik
5.4.1. Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini digunakan untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, variabael dependen atau keduanya mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal dan Asymp. Sig. (2-tailed) pada data yang diolah melebihi nilai 0,05 (Ghozali, 2016). Dengan menggunakan bantuan program SPSS (Special Package for Statistic Science) versi 23, maka ditemukan hasil pengujian normalitas sesuai tabel 5.14. Dari data yang terlihat dalam tabel 5.14 tersebut, terlihat bahwa data yang diuji terdistribusi dengan normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada data yang diolah > 0,05, yaitu sebesar 0,08.
114 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.14 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal
200 Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 3.10087992
Absolute
.060
Positive
.060
Negative
-.035
Test Statistic
.060 .080c
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber : Data yang diolah (2017)
5.4.2. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2016). Variabel yang menyebutkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10 dan nilai tolerance > 0,10. Dengan menggunakan program SPSS (Special Package for Statistic Science) versi 23, maka ditemukan hasil pengujian normalitas sesuai tabel 5.15 sebagai berikut :
115 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.15 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Kualitas Atribut Motivasi Utilitarian Motivasi Hedonis
B
Std. Error
6.423
1.737
.178
.059
.329 .353
Standardized Coefficients
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
Tolerance
VIF
3.697
.000
.190
3.000
.003
.800
1.251
.142
.204
2.325
.021
.418
2.392
.081
.353
4.339
.000
.487
2.052
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Data yang diolah (2017)
Dari tabel tabel 5.15 di atas dapat diketahui nilai Variance Inflation Factor (VIF) ketigas varibel yaitu variabel kualitas atribut pusat perbelanjaan (1.251), variabel motivasi belanja utilitarian (2,392) dan variabel motivasi belanja hedonis (2,052) adalah < 10, dengan nilai toleransi ketiganya > 0,10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan multikolinearitas. 5.4.3. Uji Autokolerasi Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2016). Hasil analisis Durbin Watson (DW) dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya autokolerasi. Ketentuan pengambilan keputusan yaitu : Jika DW < dL, maka Ho ditolak
116 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Jika DW > dU, maka Ho diterima Jika dL < DW > dU, maka tidak ada kesimpulan Dengan menggunakan program SPSS (Special Package for Statistic Science) versi 23, maka ditemukan hasil pengujian normalitas sesuai tabel 5.16 sebagai berikut : Tabel 5.16. Hasil Uji Autokorelasi dengan Uji Dubin Watson Model Summaryb
Model
S
1
R
R Square
.509a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.259
.251
Durbin-Watson
3.054
1.889
a. Predictors: (Constant), Motivasi Hedonis, Kualitas Atribut, Motivasi Utilitarian b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Data yang diolah (2017)
Dari tabel 5.16 diatas diketahui bahwa nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,889. Dengan menggunakan tabel Durbin Watson dengan alpha α = 0,05 dapat dilihat bahwa responden n = 200 dan variabel independen k = 3 diperoleh nilai dL = 1,7382, dU = 1,7990. Oleh karena DW (1,889) > dU (1,7990) maka dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi tidak terdapat autokorelasi. 5.4.4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2016). Jika variance dari residual satu 117 http://digilib.mercubuana.ac.id/
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika berbeda disebut Heterokedastisitas. Penelitian ini menggunakan Uji Glejser untuk menentukan heterosdekastisitas (Ghozali, 2016), yaitu meregresikan nilai Absolute Residual (AbsRes) terhadap masing-masing variabel independen (X1, X2 dan X3). Hipotesis nya adalah : H0
: Tidak Terjadi heterokedastisitas
H1
: Terjadi heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusan : Jika probabilitasnya (nilai sig) > 0,05 (alpha) maka H0 tidak ditolak Jika probalititasnya (nilai sig) < 0,05 (alpha) maka H0 ditolak. Dengan menggunakan program SPSS (Special Package for Statistic Science) versi 23, maka didapat hasil sebagai berikut : Tabel 5.17 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
4.389
1.076
Kualitas Atribut
-.071
.037
Motivasi Utilitarian
.115
Motivasi Hedonis
-.093
Beta
t
Sig.
4.080
.000
-.151
-1.919
.056
.088
.143
1.313
.191
.050
-.185
-1.842
.067
a. Dependent Variable: RES2
Sumber : Data yang diolah (2017)
118 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Berdasarkan tabel 5.17, karena nilai sig. variabel kualitas atribut pusat perbelanjaan (X1) adalah 0,056, variable motivasi belanja utilitarian (X2) adalah 0,191 dan variable motivasi belanja hedonis (X3) adalah 0,067, dimana nilai sig ketiganya > dari 0,05, maka dapat dipastikan model tidak mengandung unsur heteroskedastisitas. 5.4.5. Uji Linearitas Uji Linearitas bertujuan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak (Ghozali, 2016). Dengan uji Linearitas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat atau kubik. Dasar pengambilan keputusannya adalah : - Jika nilai Sig. Deviation from linearity > 0,05, maka terdapat hubungan yang linear antara variable bebas dengan variabel terikat. - Jika nilai Sig. Deviation from linearity < 0,05, maka terdapat hubungan yang linear antara variable bebas dengan variable terikat. Tabel 5.18 Hasil Uji Linearitas X1 terhadap Y ANOVA Table
Kepuasan Konsumen * Kualitas Atribut
Between Groups
(Combined) Linearity Deviation from Linearity
Sum of Squares 887.521 395.545
df 22 1
Mean Square F 40.342 3.326 395.545 32.614
491.976
21
23.427
Within Groups
2146.674
177
12.128
Total
3034.195
199
Sumber : Data yang diolah (2017)
119 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.932
Sig. .000 .000 .110
Tabel 5.19 Hasil Uji Linearitas X2 terhadap Y
Kepuasan Konsumen * Motivasi Utilitarian
ANOVA Table Sum of Squares (Combined) 943.809
Between Groups
Linearity
Mean Square
df 12
78.651
Sig.
7.036
.000
876.036 78.368
.000
876.036
1
67.773
11
6.161
Within Groups
2090.386
187
11.179
Total
3034.195
199
Deviation from Linearity
F
.551
.866
Mean Square F 22.640 2.039 185.046 16.670
Sig. .002 .000
Sumber : Data yang diolah (2017)
Tabel 5.20 Hasil Uji Linearitas X3 terhadap Y
Kepuasan Konsumen * Motivasi Hedonis
Between Groups
ANOVA Table Sum of Squares (Combined) 362.229 Linearity 185.046 Deviation from 177.183 Linearity
df 14 1 13
11.812 9.515
Within Groups
1831.663
141
Total
3034.195
199
1.064
Sumber : Data yang diolah (2017)
Dari tabel 5.18, tabel 5.19 dan tabel 5.20 diatas, diketahui bahwa nilai Linearity Sig < 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa data linear. Sedangkan untuk nilai Sig pada Deviation from Linearity adalah sebesar 0,000 (X1 terhadap Y), 0,000 (X2 terhadap Y) dan 0.000 (X3 terhadap Y), dimana ketiganya menghasilkan nilai > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data linear. 5.5
Uji Hipotesis
5.5.1
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
120 http://digilib.mercubuana.ac.id/
.211
Uji t (Uji Signifikansi Parsial) dalam analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara masing-masing variabel-variabel bebas (kualitas atribut pusat perbelanjaan (X1), motivasi belanja utilitarian (X2) dan motivasi belanja hedonis (X3)) terhadap variabel terikat (kepuasan konsumen (Y)). Tabel 5.21 Nilai t hitung Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 6.423
1.737
Kualitas Atribut
.178
.059
Motivasi Utilitarian
.329
Motivasi Hedonis
.353
Coefficients Beta
t
Sig.
3.697
.000
.190
3.000
.003
.142
.204
2.325
.021
.081
.353
4.339
.000
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Data yang diolah 2017
Berdasarkan tabel 5.21 nilai t di atas, dapat diketahui informasi sebagai berikut : 1) Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima atau tidak ada pengaruhnya signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak atau ada pengaruhnya signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 2) Tabel dapat dilihat dengan persamaan Degree of Freedom (df) : df = N – k dimana N = jumlah responden dan k = jumlah variabel, df = 200 – 3 = 197 121 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3) t-tabel df = 197 taraf kepercayaan 95% (signifikansi 0,05) adalah 1,653 4) t-hitung X1 = 3,000 dengan sig. 0.000. Oleh karena t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, atau kualitas atribut Mal berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan pengaruh signifikan (sig 0.003 < 0.05). 5) t-hitung X2 = 2,325 dengan sig. 0.021. Oleh karena t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, atau motivasi belanja berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan pengaruh yang signifikan (sig 0.021 < 0.05). 5) t-hitung X3 = 4,339 dengan sig. 0.000. Oleh karena t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, atau motivasi belanja berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan pengaruh yang signifikan (sig 0.000 < 0.05). 5.5.2
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F (Uji signifikansi simultan) digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel-variabel bebas terhadap varibel terikat. Tabel 5.22 Nilai F hitung ANOVAa
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1120.719
3
373.573
Residual
1913.476
196
9.763
Total
3034.195
199
F 38.266
Sig. .000b
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen b. Predictors: (Constant), Motivasi Hedonis, Kualitas Atribut, Motivasi Utilitarian
Sumber : Data yang diolah (2017)
Berdasarkan tabel 5.22 Nilai F di atas, dapat diketahui informasi sebagai berikut :
122 http://digilib.mercubuana.ac.id/
1)
Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima atau tidak ada pengaruhnya signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak atau ada pengaruhnya signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
2)
Tabel dapat dilihat dengan persamaan Degree of Freedom (df) : df1 = k – 1 df2 = n – k
3)
df1 = 3 – 1 = 2 df2 = 200 – 3 = 197
F-tabel df1 = 2, df2 = 197 taraf kepercayaan 95% (signifikansi 0,05) adalah 3,04
4)
F-hitung = 38,266 dengan sig. 0.000. Oleh karena F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak, atau variabel X1 (kualitas atribut pusat perbelanjaan), X2 (motivasi belanja utilitarian) dan X3 (motivasi belanja hedonis) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan pengaruh yang signifikan (sig 0.000 < 0.05).
5.5.3
Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2) Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independent kualitas atribut mall dan motivasi belanja terhadap variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan, dilakukan uji koefesien determinasi. Koefisien determinasi mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen secara keseluruhan terhadap naik turunnya variasi nilai variabel dependen. Nilai koifisien determinasi adalah antara nol dan satu. Bila R=0 berarti diantara variabel bebas dengan variabel terikat tidak ada hubungan dan sebaliknya jika R=1. Adapun rumus untuk menilai koefisien determinasi adalah 123 http://digilib.mercubuana.ac.id/
sebagai berikut: KD = rxy2 x 100% Keterangan : KD
= Koefesien Determinasi
rxy2
= Kuadrat koefesien korelasi
Dengan menggunakan program SPSS versi 23, didapat hasil koefisien determinasi sesuai tabel 5.23 sebagai berikut : Tabel 5.23 Nilai Koefisien Regresi Model Summary Model Summaryb
Model 1
R .608a
R Square
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.369
.360
Durbin-Watson
3.125
1.641
a. Predictors: (Constant), Motivasi Hedonis, Kualitas Atribut, Motivasi Utilitarian b. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Data yang diolah (2017)
Hasil analisis regresi pada tabel diatas dihasilkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,369 (pengkuadratan dari koefesien korelasi adalah 0,608). Hal ini berarti bahwa 36,9% kepuasan pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Sedangkan sisanya (100% 36,9% = 63,1%) dipengaruhi oleh faktor lain. 5.6
Persamaan Regresi Persamaan regresi untuk penelitian ini dapat dibuat berdasarkan tabel
koefisien regresi, dimana rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
124 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +e
Dimana : Y A b1
= Kepuasan Konsumen Pusat Perbelanjaan = Konstanta = Koefisien regresi variabel Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan = Koefisien regresi variabel Motivasi Belanja Utilitarian = Koefisien regresi variabel Motivasi Belanja Hedonis = Variabel Kualitas Atribut Pusat Perbelanjaan = Variabel Motivasi Belanja Utilitarian = Variabel Motivasi Belanja Hedonis = Error
b2 b3 X1 X2 X3 e
Adapun tabel koefesiensi regresi yang didapat adalah sebagai berikut : Tabel 5.24 Koefisien Regresi Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Coefficients
Std. Error 6.423
1.737
Kualitas Atribut
.178
.059
Motivasi Utilitarian
.329
Motivasi Hedonis
.353
Beta
t
Sig.
3.697
.000
.190
3.000
.003
.142
.204
2.325
.021
.081
.353
4.339
.000
a. Dependent Variable: Kepuasan Konsumen
Sumber : Data yang diolah 2017
Bersamaan tabel 5.26 di atas, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y
= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e = 6,423 + 0,178 X1 + 0,329 X2 + 0,353 X3 + e
Keterangan : a)
Konstanta sebesar 6,423 menyatakan nilai konstanta yang tidak dipengaruhi oleh variabel X1, X2 dan X3. Artinya jika kualitas atribut pusat perbelanjaan 125 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan motivasi belanja utilitarian dan hedonis = 0, maka kepuasan konsumen adalah 6,243. Hal ini menunjukkan adanya factor lain yang mempengaruhi kepuasan konsumen. b)
Nilai koefesien regresi kualitas atribut pusat perbelanjaan (X1) = 0,178 menunjukkan adanya pengaruh positif variabel ini terhadap kepuasan konsumen. Artinya jika kualitas atribut ditingkatkan, maka kepuasan konsumen pun meningkat. Sedangkan jika tidak ada peningkatan (tetap) maka kepuasan konsumen mencapai 0,178.
c)
Nilai koefesien regresi motivasi belanja utilitarian (X2) = 0,329 menunjukkan adanya pengaruh positif variabel ini terhadap kepuasan konsumen. Artinya jika pengelola memanfaatkan dan meningkatkan motivasi belanja utilitarian, maka kepuasan konsumen pun meningkat. Sedangkan jika tidak ada peningkatan (tetap) maka kepuasan konsumen mencapai 0,329.
d)
Nilai koefesien regresi motivasi belanja hedonis (X3) = 0,353 menunjukkan adanya pengaruh positif variabel ini terhadap kepuasan konsumen. Artinya jika pengelola memanfaatkan dan meningkatkan motivasi belanja hedonis, maka kepuasan konsumen pun meningkat. Sedangkan jika tidak ada peningkatan (tetap) maka kepuasan konsumen mencapai 0,329.
126 http://digilib.mercubuana.ac.id/