BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pengamatan dan penelitian yang di lakukan di Pilot Line di Plant 2, menunjukkan data sebagaimana terlampir di bawah ini. Data tahun 2014 belum tersedia. Oleh karena itu, data di ambil dari Jan 2015 - Sep 2015. Tabel 5.1 Data OEE
Sumber: PT Panarub (2015) 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari tabel di atas terlihat secara average, rata-rata pencapaian untuk Non Stop Production di PT Panarub adalah 82%. Masih di bawah target yang sudah di tentukan yaitu 87%. Nilai Non Stop Production (CEOE), didapat dari Availability x Performance x Quality. 5.1.1
Availability Nilai availability berdasarkan data uptime (available working time)
dikurangi dengan production down time. Data down time bisa di lihat di gambar 5.1, yaitu nilai down time average nya adalah 8,88%. Sehingga nilai availability nya adalah 91,12%. Data Availability terdiri dari beberapa titik pengukuran. Terutama untuk material feeding, outsole feeding, subcont feeding, rubber sole feeding, machine down time, electricity, quality issue, development readiness, trial production, tooling, change over, internal/speed losses.
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.1 – Pareto Availability Data YTD 2015
Sumber: PT Panarub (2015) Berdasarkan data pareto yang telah disusun, terdapat 6 points yang perlu di investigasi lebih lanjut, yaitu : 1. Quality Issue Î Merupakan issue issue yang muncul karena masalah kualitas 2. Subcont Feeding Î merupakan supply dari subcontractor kepada lini produksi 3. Empty Schedule Î schedule kosong, karena tidak ada aktifitas di line
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. Quality Issue Material Î issue kualitas yang datang dari material 5. Quality Issue Subcont Î issue kualitas yang datang dari supplier subcontractor 6. Machine Down time Î mesin rusak atau berhenti
Gambar 5.2 – Fishbone Diagram untuk Quality Issue
Sumber: PT Panarub (2015)
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.2 Fishbone Quality Issues Faktor
Analisis Penyebab
Method
o SOP tidak diikuti o Handling sepatu
Machine/Tools o Setting suhu mesin yang tidak sama Man
o Skill operator yang belum sesuai dengan standar, dikarenakan karyawan baru
Material
o Material defect di tengah proses o Color tidak matching di tengah proses
Sumber: PT Panarub (2015) 5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.3 Improvement Material : Material Defect & Color matching 5W – 2H
Tindakan Di temukan material defect dan color tidak sama di tengah
Why proses. Sudah menjadi upper, wringkle ketika di lasting Where
Tengah proses di sewing, dan di area lasting
When Technical team, QIP incoming, Pimpinan produksi (Spv & Who Kabag) -
Koordinasikan dengan QIP Incoming, untuk memastikan kedatangan material sudah 100% checked
-
Supervisor memastikan menerima material yang ok ketika di
How line. -
Budayakan don’t received, don’t make and don’t pass the defect
How much
Sumber: PT Panarub (2015)
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.4 Improvement Method : SOP tidak diikuti 5W – 2H
Tindakan SOP terpasang di tiap proses, namun operator tidak mengikuti proses SOP yang di tentukan. Karena : -
Ada SOP yang terhalang mesin
-
Bahasa SOP yang tidak di mengerti oleh operator
-
Standar yang di cantumkan di langgar oleh
Why
pimpinan produksi Where
Tiap proses produksi
When
Technical team, QC Roving, Commerz SOP team, Continuous
Who Improvement team -
Standarisasi penempatan frame SOP agar visible oleh semua operator dan pimpinan produksi
-
Standarisasi bahasa yang digunakan, bahasa indonesia, dan juga bahasa sehari hari yang operator gunakan
How -
Reminder ke tiap pimpinan produksi untuk konsisten dan follow up SOP
How much
Regular audit SOP
Sumber: PT Panarub (2015)
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.5 Improvement Man: Skill operator 5W – 2H
Tindakan Skill operator yang tidak standard, dikarenakan ada beberapa
Why orang yang merupakan karyawan baru Where
Line produksi
When
Technical team, QC Roving, HR, Pimpinan Produksi dan
Who Operator -
HR Membuat skill matrix untuk all level operator
-
Membuat insentif training untuk operator
How How much
Sumber: PT Panarub (2015)
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5.1.2
Performance Data Performance di ambil dari data produksi, dari periode January 2015
sampai dengan Septermber 2015. Dan di ambil berdasarkan akan actual output dari produksi. Gambar 5.2 – Data Performance YTD 2015
Sumber: PT Panarub (2015)
Data performance, di ambil berdasarkan data End of Line Rate (Output harian). Terlihat bahwa secara persentase pencapain untuk availability ada di sekitar 99.34% dari target 100%.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5.1.3
Quality Merupakan data yang di ambil dari team Quality, berdasarkan pada data
RFT (Right First Time)
Data Quality di ambil oleh bagian QIP (Quality), dan performance secara rata-rata adalah 92,37% dari target 95%.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.3 – Summary Down time
Sumber: PT Panarub (2015) 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Ahmed, M. H. (2013), bahwa banyak organisasi yang gagal dalam men-sustain operational excellence yang mereka sudah develop. Oleh karena itu diperlukan budaya dan juga system Lean Manufacturing yang kuat, agar bisa konsisten untuk bisa operational excellence. Kumar, S. V., Mani, V. G. S., & Devraj, N. (2014) menyebutkan standar world class manufacturing dengan menggunakan OEE adalah 85%. Dan target 87% yang di tetapkan oleh PT Panarub merupakan reasonable target. Mengacu kepada 4.5 dimana data Jan 2014 s/d Feb 2015 sebagai data BEFORE, maka pencapaiannya ada 76%, sedangkan data dari bulan Mar 2015 s/d Sept 2015 pencapaiannya adalah 82%. Pencapaian 6% di dapat dari improvement yang di lakukan oleh team OEE PT Panarub yang di review secara rutin tiap bulannya. Secara overall, pencapaiannya adalah sebagai berikut : 1. Availability adalah 91%, jan 15 – Sep 15 2. Performance adalah 99% 3. Quality adalah 92% Sehingga secara rata rata CEOE nya adalah 82%
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/