BAB V HASIL
5.1. Hasil 5.1.1 Ekstraksi Bawang putih (Allium sativum) Penelitian ini, menggunakan menggunakan 573gram Bawang putih basah (Allium sativum) yang kemudian dikeringkan, diperoleh 208 gram serbuk bawang putih selanjutnya diekstraksi dengan ethanol 80% menghasilkan ekstrak kering sebanyak 45,60 gram (21,92%). 5.1.2. Kadar Glukosa Darah Pasca Induksi Kadar glukosa darah puasa tikus sebelum diinduksi streptozotocin dari cuplikan diperoleh 66,4 mg/dL dan 53,3 mg/dL.Setelah sepuluh hari induksi Streptozotocin dua ekor tikus diambil lagi secara acak untuk diperiksa gula darahnya diperoleh hasil 342,7mg/dL dan 336,8mg/dL yang menunjukkan tikus sudah dalam keadaan hiperglikemia. 5.1.3. Ekspresi Insulin Pankreas Box plot Rerata Allred Score ekspresi insulin Nilai median 4
36
37
Grafik 6. Boxplot Alredscore
Grafik 6. Boxplot Rerata Allred Score menunjukkan rerata tertinggi pada kelompok III (yang diberi ekstrak Allium sativum dosis 0,5 g/kgBB), sedangkan rerata terendah pada kelompok IV yang tidak diberikan ekstrak Allium sativum. Hasil analisis data ekspresi insulin didapatkan distribusi data tidak normal pada semua kelompok sehingga perlu dilakukan transformasi data. Uji normalitas data hasil transformasi tetap menunjukkan distribusi tidak normal (p=0,001), sehingga selanjutnya digunakan uji hipotesis non parametrik Kruskal Wallis. Uji hipotesis allred score ekpresi insulin dengan Kruskal Wallis menunjukkan adanya perbedaan bermakna diantara kelompok penelitian
38
dengan p=0,001. Selanjutnya dilakukan uji Mann Whitney untuk mengetahui secara pasti kelompok-kelompok yang memiliki beda bermakna. Hasil uji beda ekspresi insulin (Allred score) *Shapiro wilk p=0.00( signifikan) ^Mann Whitney I vs II p = 0.001(signifikan) I vs III p = 0.001(signifikan) I vs IV p = 0.001(signifikan) IIvs III p = 0.001(signifikan) IIvs IV p = 0.001(signifikan) IIIvs IV p = 0.001(signifikan)
Hasil uji beda ekspresi insulin (Allred score) menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok penelitian (p<0,005).
Hal ini menunjukkan
bahwa pada pemberian ekstrak Allium sativum dosis 0,1; 0,25; dan 0,5 gr/kgbb selama 14 hari mampu memperbaiki kerusakan sel
pankreas
akibat induksi streptozotocin. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap perbaikan sel
pankreas pada
tiap kelompok dengan dosis bertingkat. 5.1.4. Derajat Insulitis Pankreas Dua ratus empat puluh sampel pulau Langerhans yang dinilai dari 4 kelompok penelitian, sebagian besar sampel yaitu 99 (41,3%) mengalami insulitis derajat 2 (insulitis sedang),55 sampel( 22,9%) insulitis derajat 3(insulitis berat),47 sampel(19,6%) insulitis derajat 1(insulitis ringan), 38 sampel (15,8%) normal dan 1 sampel(0,4%) insulitis derajat 4( end stage islet).
39
50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 I
Normal
II
Ringan
III
Sedang
Berat
IV
End stage
Grafik 1. Hasil pemeriksaan derajat insulitis berdasarkan kelompok
Grafik 1. Menunjukkan derajat insulitis 0 (normal) dan derajat insulitis 1 (insulitis ringan) terbanyak ditemukan pada kelompok III, yang diberi ekstrak Allium sativum dosis 0,5 gr/kgBB. Derajat insulitis 2 (insulitis sedang) terbanyak pada kelompok II, yang diberi ekstrak Allium sativum dosis 0,25 gr/kgBB. Derajat insulitis 3 (insulitis berat) terbanyak pada kelompok IV, yang tidak diberi ekstrak Allium sativum. Sedangkan keadaan end stage islet (insulitis derajat 4) hanya ditemukan satu sampel yaitu pada kelompok IV.
40
Analisis data derajat insulitis menunjukkan distribusi data tidak normal pada semua kelompok sehingga perlu dilakukan transformasi data. Uji normalitas data hasil transformasi tetap menunjukkan distribusi tidak normal (p=0,000), sehingga selanjutnya digunakan uji hipotesis non parametrik Kruskal Wallis, menunjukkan adanya perbedaan bermakna diantara kelompok penelitian dengan p=0,000. Selanjutnya dilakukan uji post hoc dengan Mann Whitney untuk mengetahui secara pasti kelompokkelompok yang memiliki beda bermakna. Hasil Uji beda derajat insulitis: *Shapiro wilk p= 0.00( signifikan) ^Mann Whitney= 0.00(signifikan) I vs II p = 0.001(signifikan) I vs III p = 0.001(signifikan) I vs IV p = 0.001(signifikan) IIvs III p = 0.001(signifikan) IIvs IV p = 0.001(signifikan) IIIvs IV p = 0.001(signifikan) Hasil uji beda derajat insulitis pada di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok penelitian (p<0,005). Hal ini membuktikan bahwa pemberian ekstrak Allium sativum selama 14 hari pada semua dosis yang dipakai dalam penelitian ini mampu menurunkan derajat insulitis pulau Langerhans pankreas akibat induksi streptozotocin.
41
5.1.5 Gambaran Mikroskopis Hasil Penelitian Berikut ini merupakan foto mikroskopis Allred score dari sampel penelitian:
A
C
terpulas coklat, alred score 8
coklat, alred score 4(2+2)
E
B
alred score 3 (1+2).
D
Sitoplasma sel coklat, alred score 8(5+3)
Sitoplasma sel terpulas warna coklat. Allred score 3(1+2).
Gambar 8. Gambaran histopatologi Allred score dengan pengecatan Insulin, pembesaran 400x A. INS positif pada kontrol sehat. B. INS positif pada kelompok I Allred score 3 (1+2). C. INS positif pada kelompok II Allred score 4 (2+2) D. INS positif pada kelompok III Allred score 8 (5+3). E. INS positif pada kelompok IV Allred score 3 (1+2).
42
Berikut ini foto mikroskopis derajat insulitis dari sampel penelitian:
Pulau langerhans limfosit Asinus
A
B
limfosit
limfosit
C
D nekrosis
limfosit
E Gambar 9. Gambaran histopatologi derajat insulitis dengan pengecatan HE, pembesaran 400x A. Pulau Langerhans normal pada kontrol sehat. B. Insulitis berat, sebukan sel radang mononuklear( limfosit) menginfiltrasi sebagian besar pulau langerhans (>50%) C. Insulitis sedang, sebukan sel-sel radang mononuklear(limfosit) menginfiltrasi sebagian kecil (<50%) pulau langerhans D. Insulitis ringan, terdapat sebukan sel-sel radang mononuklear (limfosit) disekitar pulau langerhans (periinsulitis) E. End stage , bila seluruh bagian pulau langerhans mengalami nekrosis (complete cell loss).