BAB V ANALISA DATA
Tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis berdasarkan data yang telah diperoleh dan diolah pada BAB IV. Analisis yang diharapkan menggunakan metode yang dapat mengidentifikasikan permasalahan dan terciptanya suatu bentuk usulan terhadap permasalahan penumpukan persediaan ini. 5.1 Analisis Komponen Klasifikasi ABC Dalam pengklasifikasian ini, sedikitnya terdapat 695 item komponen jenis area Soy yang dijadikan sebagai bahan penelitian, dengan nilai total keseluruhan barang mencapai Rp3.021.564.876 penulis memfokuskan diri pada penanganan komponen dengan jenis area Soy, hal ini dikarenakan komponen jenis area Soy merupakan komponen dengan tingkat Inventory amount yang paling tinggi diantara
jenis-jenis
komponen
yang
lain
yaitu
mencapai
53%
atau
Rp3.665.655.950 dari total keseluruhan inventory amount komponen persediaan mengalahkan RTD yang berada di peringkat kedua dengan total inventory amount sebesar 47 % atau Rp3.198.218.607 dari total keseluruhan inventory amount. Klasifikasi komponen kelas A merupakan komponen persediaan dengan nilai pemakaian yang tinggi, berjumlah 20% dari total komponen persediaan yang
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
52
ada, memiliki nilai pemakaian sekitar 80% dari total inventory amount dalam suatu periode waktu. Kelas B merupakan material persediaan komponen dengan nilai pemakaian yang sedang, berjumlah 30% dari total komponen persediaan yang ada, memiliki nilai pemakaian sekitar 10% dari inventory amount dalam jangka waktu tertentu. Kelas C merupakan komponen persediaan dengan nilai pemakaian yang rendah, berjumlah 50% dari total material persediaan yang ada memiliki nilai pemakaian sekitar 10% dari inventory amount dalam jangka waktu tertentu. Kelas A memiliki jumlah komponen sebanyak 695 item, kelas B memiliki 1041 item komponen, sedangkan kelas C memiliki 1736 item komponen. Dengan dilakukannya klasifikasi ABC ini, maka dalam hal menentukan kebijakan pengendalian persediaan, bisa difokuskan pada material persediaan yang disesuaikan pada kelas nya. Untuk kelas A, bisa menjadi prioritas utama, mengingat, tingkat harga dan jumlah kuantitas setiap periode waktu yang tinggi, yang mempengaruhi keseluruhan dari inventory amount-nya. 5.2 Analisis Perbandingan Total Cost pada masing-masing Rancangan Inventory dengan kondisi saat ini Dalam analisis ini, membandingkan total cost dari masing-masing rancangan inventory terhadap total cost saat ini, beserta variable-variabel yang mempengaruhi. Perbandingan dari keduanya dapat dilihat pada tahapan dibawah ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53
a.
HARD METAL RING; POS.258.A PN.3145-6469.060/120 Komponen ini akan dibandingkan dari hasil perhitungan dengan kondisi saat
ini yang diterapkan, Perbadingannya dapat dilihat pada table dibawah ini: Tabel 5.1 Perbandingan HARD METAL RING; POS.258.A PN.3145-6469.060/120
HARD METAL RING; POS.258.A PN.3145-6469.060/120 Saat ini
Perancangan
Jumlah Pemesanan
4
2
Reorder Point
6
7
Safety Stock
1
1
Rp34.841.636
Rp33.665.520
Total Cost
Dari table diatas diketahui bahwa jumlah pemesanan hasil perancangan adalah 2, sedangkan untuk kondisi saat ini adalah 4, terpaut cukup jauh dari hasil perhitungan dengan kondisi saat ini. Kemudian untuk titik reorder point pada hasil mengalami kenaikan dibanding dengan kondisi yang ada saat ini. Dari sisi safety stock pada kondisi perancangan dengan kondisi saat ini memiliki hasil yang sama. Kemudian dari segi total cost Pada kondisi perancangan mengalami penurunan dengan selisih biaya persediaannya adalah Rp1.176.116 b.
ROTOR-B; SOLID 90°CINDENT NO.872271MAT :14571. POS.1999.2NE50A
Komponen ini akan dibandingkan dari hasil perhitungan dengan kondisi saat ini yang diterapkan oleh perusahaan, Perbandingannya dapat dilihat pada table dibawah ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
54
Tabel 5.2 PerbandinganROTOR-B; SOLID 90°CINDENT NO.872271MAT :14571. POS.1999.2NE50A ROTOR-B; SOLID 90°CINDENT NO.872271MAT : 14571. POS.1999.2NE50A Saat ini
Perancangan
Jumlah Pemesanan
5
4
Reorder Point
13
13
Safety Stock
3
2
Rp29.256.358
Rp29.066.691
Total Cost
Dari table diatas diketahui bahwa jumlah pemesanan hasil perancangan adalah 4, sedangkan untuk kondisi saat ini adalah 5 dan terjadi penurunan. Kemudian untuk titik reorder point pada hasil memiliki hasil yang sama antara kondisi perancangan dengan kondisi saat ini. Dari sisi safety stock pada kondisi perancangan mengalami penurunan jika di bandingkan dengan kondisi saat ini. Kemudian dari segi total cost Pada kondisi perancangan mengalami penurunan dengan selisih biaya persediaannya adalah Rp189.667 c.
ROTOR; B SOLID 80°C MAT: 1.4571
ID.NR.956596 POS.1999 NM 063
SY02S12B
Komponen ini akan dibandingkan dari hasil perhitungan dengan kondisi saat ini yang diterapkan oleh perusahaan, Perbandingannya dapat dilihat pada table dibawah ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
55
Tabel 5.3 Perbandingan ROTOR; B SOLID 80°C MAT: 1.4571 ID.NR.956596 POS.1999 NM 063 SY02S12B ROTOR; B SOLID 80°C MAT: 1.4571 ID.NR.956596 POS.1999 NM 063 SY02S12B Saat ini
Perancangan
Jumlah Pemesanan
5
4
Reorder Point
15
15
Safety Stock
3
2
Rp29.624.229
Rp29.584.874
Total Cost
Dari table diatas diketahui bahwa jumlah pemesanan hasil perancangan adalah 4, sedangkan untuk kondisi saat ini adalah 5 sehingga dari hasil tersebut terjadi penurunan. Kemudian untuk titik reorder point pada hasil memiliki hasil yang sama antara kondisi perancangan dengan kondisi saat ini. Dari sisi safety stock pada kondisi perancangan mengalami penurunan jika di bandingkan dengan kondisi saat ini. Kemudian dari segi total cost Pada kondisi perancangan mengalami penurunan dengan selisih biaya persediaannya adalah Rp 39.355 d.
RETAINING RING; 267 SB.60.36.076 3185 - 6508 - 000 (3185-6508-020) Komponen ini akan dibandingkan dari hasil perhitungan dengan kondisi
saat ini yang diterapkan oleh perusahaan, Perbandingannya dapat dilihat pada table dibawah ini :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
56
Tabel 5.4 RETAINING RING; 267 SB.60.36.076 3185 - 6508 000 (3185-6508-020) RETAINING RING; 267 SB.60.36.076 3185 - 6508 - 000 (3185-6508-020) Saat ini
Perancangan
Jumlah Pemesanan
5
2
Reorder Point
3
3
Safety Stock
1
0
Rp14.855.661
Rp9.889.190
Total Cost
Dari table diatas diketahui bahwa jumlah pemesanan hasil perancangan adalah 2, sedangkan untuk kondisi saat ini adalah 5 terpaut cukup jauh dari hasil perhitungan dengan kondisi saat ini. Kemudian untuk titik reorder point memiliki hasil yang sama antara kondisi perancangan dengan kondisi saat ini. Dari sisi safety stock pada kondisi perancangan mengalami penurunan jika di bandingkan dengan kondisi saat ini. Kemudian dari segi total cost Pada kondisi perancangan mengalami penurunan dengan selisih biaya persediaannya adalah Rp 4.966.471 e.
ROTOR; B 90 GRADE SOLID IDENT NR.875582. POS. 1999. MAT. 14571, MOHNO PUMP NE 60B
Komponen ini akan dibandingkan dari hasil perhitungan dengan kondisi saat ini yang diterapkan oleh perusahaan, Perbandingannya dapat dilihat pada table dibawah ini:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
57
Tabel 5.5 Perbandingan ROTOR; B 90 GRADE SOLID IDENT NR.875582.POS. 1999. MAT. 14571, MOHNO PUMP NE 60B ROTOR; B 90 GRADE SOLID IDENT NR.875582. POS. 1999. MAT. 14571, MOHNO PUMP NE 60B Saat ini
Perancangan
Jumlah Pemesanan
6
3
Reorder Point
9
7
Safety Stock
2
0
Rp15.156.644
Rp11.841.284
Total Cost
Dari table diatas diketahui bahwa jumlah pemesanan hasil perancangan adalah 3, sedangkan untuk kondisi saat ini adalah 6 terpaut cukup jauh dari hasil perhitungan dengan kondisi saat ini. Kemudian untuk titik reorder point kondisi perancangan mengalami penurunan jika di bandingkan dengan kondisi saat ini. Dari sisi safety stock pada kondisi perancangan mengalami penurunan jika di bandingkan dengan kondisi saat ini. Kemudian dari segi total cost Pada kondisi perancangan mengalami penurunan dengan selisih biaya persediaannya adalah Rp3.315.360
http://digilib.mercubuana.ac.id/